Sejak lama, cuci darah karena mengalami gagal ginjal bisa memicu berbagai masalah seksual khususnya pada laki-laki. Keluhan paling umum adalah susah ereksi sehingga terpaksa tidak bisa bercinta, meski kadang-kadang gairah seksualnya masih menggebu-gebu.
Namun pada perempuan, problem seksual seusai menjalani cuci darah selama ini kurang diperhatikan. Lain halnya dengan disfungsi ereksi pada laki-laki, sebab jika laki-laki tidak bisa ereksi maka hubungan seks praktis tidak mungkin terjadi sementara kalau perempuan yang kurang gairah masih memungkinkan meski itu berarti ada unsur pemaksaan.
Untuk mengamati problem seksual yang dihadapi perempuan seusai menjalani cuci darah, Giovanni Strippoli, PhD dari Collaborative Depression and Sexual Dysfunction meneliti 659 perempuan di Eropa dan Amerika Selatan. Penelitian ini diklaim sebagai yang terbesar yang pernah dilakukan sejauh ini.
Hasil pengamatan menunjukkan, sekitar 4 dari 5 perempuan atau tepatnya 84 persen yang menjalani cuci darah mengalami penurunan gairah seks. Sementara jika dilihat status pernikahannya, hanya 55 persen dari perempuan bersuami yang melaporkan masalah serupa.
Artinya keluhan gairah seks menurun lebih banyak dilaporkan oleh perempuan lajang daripada yang sudah bersuami. Penurunan gairah seks usai cuci darah juga lebih banyak dikeluhkan oleh perempuan yang usianya lebih tua, kurang berpendidikan serta punya riwayat depresi dan diabetes.
"Fakta ini butuh perhatian para dokter, kalau perlu juga harus diteliti lebih lanjut mengingat intervensi yang spesifik belum tersedia untuk mengatasi hal ini," kata Dr Strippoli yang mempublikasikan penelitian ini di Clinical Journal of the American Society Nephrology (CJASN) seperti dikutip dari Indiavision.
0 Comments:
Posting Komentar