Terkait Maraknya Peredaran Narkoba, Ini Kata Tokoh Muda Kerinci dan HMI

Ilustrasi

KERINCI  - Peredaran narkoba belakangan ini mendadak ramai diperbincangkan. Pasalnya sejumlah kasus narkoba berhasil diungkap oleh pihak Polres Kerinci. Bahkan dalam satu hari Polres Kerinci pernah berhasil mengamankan pelaku serta barang bukti di tiga titik berbeda.

Terkait hal itu, tokoh muda Sungaipenuh, Defitra Eka Jaya (DEJ), menyebut bahwa persoalan ini menjadi tanggung semua lapisan masyarakat Sungaipenuh dan Kerinci.

DEJ menegaskan dengan sungguh-sungguh maka peredaran narkoba di Kota Sakti ini akan dapat diminimalisir secepatnya.

Hanya saja kata dia, karena narkoba ini adalah wabah dunia dan berbentuk jaringan yang melibatkan banyak orang mulai dari mafia sampai oknum aparat sehingga sulit diberantas.

“Kalau sungguh-sungguh dan semua elemen bekerja dengan niat untuk memberantas peradaran narkoba, tentu bisa,” tukasnya kepada Metrosakti.com.

Di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, kata DEJ, mulai marak perederan narkoba pada tahun 1998.

Sampai saat ini kata DEJ, peredaran narkoba itu tidak pernah sama sekali hilang, sehingga terkesan adanya pembiaran baik oleh aparat, ulama bahkan tokoh adat itu sendiri.

“yang pasti peran aparat kepolisian paling menentukan berkembang atau tidaknya peredaran narkoba,” tegasnya.

“Kalau aparat kepolisiannya komit terhadap program pemberantasan narkotika yang sudah dicanangkan oleh pemerintah melalui BNN maka peredaran narkoba di Kerinci dan Kota Sungaipenuh bisa ditekan dan dihilangkan.” Imbuhnya.

Sementara itu Ketua HMI Cabang Kerinci, Satria Gunawan, juga menyampaikan hal yang sama.

Dikatakan Satria Gunawan, pihaknya mendukung dan mengapresiasi pihak kepolisian yang berhasil mengungkap kasus demi kasus peredaran narkoba di Kerinci dan Kota Sungaipenuh.

Ke depan kata pria yang kerab disapa Agung ini, pihak kepolisian diminta untuk kian serius dalam hal ini, tanpa adanya pandang bulu terhadap pengedar barang haram tersebut.

“Harus serius, jangan tanggung-tanggung, kita mendukung sepenuhnya,” pungkasnya.

(ald/metrosakti)