Aklamasi, Gus Fatkhullah Pimpin PW Pagar Nusa Jambi Periode 2023-2028

KH.Fatkhullah SH MH terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Provinsi Jambi. (doc/ist)

JAMBI | MERDEKAPOST.COM - KH.Fatkhullah SH MH terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Provinsi Jambi. Ia terpilih secara aklamasi yang didukung 7 PC dalam Konferensi Wilayah ke-1 di Aston Jambi Hotel, pada Jumat (17/02/2023) kemarin.

Gus Fat sapaan akrabnya KH Fatkhullah menjadi satu-satunya calon tunggal yang diusung sebagai ketua Pimpinan Wilayah Pagar Nusa Provinsi Jambi oleh 7 Pimpinan Cabang yang hadir.

“Sesuai dengan tatib, kita tetapkan Gus Fatkhullah sebagai ketua PW Pagar Nusa Jambi 2023-2028.” Kata pimpinan sidang pleno kongres dari PP Pagar Nusa Indrawan Husairi yang didampingi Muktaruddin. Tepuk tangan peserta kongres pun gemuruh.

Pria yang juga pengasuh Ponpes Muhajirin Tembesi Batanghari itu lalu disilahkan memberi sambutan. Ia mengungkapkan, akan membenahi kepengurusan dan kader pagar nusa hingga bawah.

” Kwalitas SDM para pendekar Pagar Nusa akan kita benahi mulai dari kepelatihan hingga keorganisaan, sehingga tidak dalam puncaknya saja tapi juga organisasi dan SDMnya,” ungkapnya.

Ia berpesan, agar anggota Pagar Nusa tetap solid dan konsisten dalam menjaga kerohanian, kedamaian dan menjunjung tinggi NKRI. Sebab, organisasi ini dibentuk oleh Nahdlatul Ulama yang melahirkan santri-santri pilihan.

“Mari kita junjung tinggi kedamaian organisasi dan junjung tinggi NKRI,” tutupnya.

Gus Fatkhullah terpilih menjadi Ketua PW Pagar Nusa menggantikan H.Herman,S.Ag, M.PdI yang telah memimpin PW Pagar Nusa periode 2017-2022.(*)

Pesona NU di Pilpres Luar Biasa, Gus Kautsar: Mendadak Ada Nahdliyin Naturalisasi

Gus Kautsar saat memberikan sambutan dalam acara Deklarasi Dukungan Gus Muhaimin Presiden 2024 oleh Gerakan Nahdliyin Bersatu di Pondok Pesantren Bustanul Umum Krai, Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur, Senin (21/2/2022). (ist)

Pesona NU di Pilpres Luar Biasa, Gus Kautsar: Mendadak Ada Nahdliyin Naturalisasi

LUMAJANG – Pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih dua tahun lagi. Namun, geliat politik nasional sudah mulai memanas. Semua partai politik (parpol) sudah menghidupkan mesin politiknya. 

Satu fenomena yang selalu menarik di tengah hiruk pikuk menjelang kontestasi kepemimpinan nasional yakni daya tarik Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan Islam dengan jumlah jamaah terbesar di Indonesia bahkan dunia. NU meskipun bukan sebagai parpol, namun selalu memikat dan menjadi rebutan para aktor politik.

Tokoh muda NU yang juga Koordinator Nasional Nahdliyin Bersatu KH Abdurrahman Al-Kautsar mengatakan, siapapun tokoh yang ingin menjadi calon presiden (capres) pasti akan mendekati NU.

”Siapapun capres, dari golongan manapun, tidak ada yang tidak butuh NU. Kabeh nek wes wayahe pilihan (semua kalau sudah waktunya pilpres) semua mengaku bagian dari nahdliyin wan nahdliyat rahimahuallahutaala”. ujar kiai yang akrab disapa Gus Kautsar itu saat memberikan sambutan dalam acara Deklarasi Dukungan Gus Muhaimin Presiden 2024 oleh Gerakan Nahdliyin Bersatu di Pondok Pesantren Bustanul Umum Krai, Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur, Senin (21/2/2022).

Baca Juga: Jokowi Bolak-balik Tanya Pencapresan, Gus Muhaimin: Saya Jawab ”Good”

Karena itu, kata Gus Kautsar, banyak tokoh yang tiba-tiba bergabung dengan NU. ”Langsung melakukan naturalisasi, Kartanu (Kartu Anggota NU) dan sebagainya metu kabeh (keluar semua). Moro-moro dadi (tiba-tiba menjadi anggota) Banser dan sebagainya,” ungkapnya. 

Putra dari Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri KH Nurul Huda Djazuli menyayangkan karena ada sejumlah kiai yang terkadang kaget dengan kebaikan sejumlah tokoh yang tiba-tiba mendekat ke NU. ”Kadang-kadang kiai-kiai di antara kita tahu-tahu senengane kaget dengan ihsane orang itu yang ihsane musim-musiman. (Tiba-tiba) mengaku ‘kulo niku riyen mbah buyut kulo niku NU yai’. Mbah buyut NU lah kowe itu nang endi? Kok arep pilpres saja NU,” urainya. 

GUS MUHAIMIN: Deklarasi Dukungan Gus Muhaimin Presiden 2024 oleh Gerakan Nahdliyin Bersatu di Pondok Pesantren Bustanul Umum Krai, Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur, Senin (21/2/2022)

Gus Kautsar menyayangkan NU yang merupakan organisasi dengan jumlah jamaah mencapai lebih dari 100 juta, namun ketika ada santri yang hendak maju menjadi pemimpin, baik sebagai calon bupati, wali kota, gubernur bahkan presiden kesulitan karena tidak mendapatkan dukungan, termasuk dari para tokoh NU sendiri. ”Warna Nahdliyin hari ini laksana buih-buih banjir. Coba kita bersatu, (NU bagaikan) tsunami. Siapa yang tidak takut dengan kekompakan kita? Pasti ada pihak-pihak yang tidak menginginkan kita kompak. Jangan panjenengan anggap bahwa ketidakkompakan kita ini natural. Tidak mungkin,” katanya. 

Karena itu, Gus Kautsar mengajak para ulama dan kiai bersatu, merapatkan barisan untuk menjadikan kader asli NU sebagai pemimpin. ”Mari sama-sama kita merenungkan, muhasabah mengapa kita yang sebesar dan sekuat ini, sekokoh ini ini kok tiba-tiba menjadi selemah ini. Kita harus berbenah. Kita yang dari pagi sampai pagi mengajar santri, kenapa tidak pernah bisa mencetak santri untuk kemudian memimpin bangsa ini,” urainya. 

Berita Lainnya: Kiai Kampung se Jember Dukung Gus Muhaimin Presiden 2024

Karena itu, Gus Kautsar mengajak para kiai dan ulama untuk mendukung kader tulen NU yang juga ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai presiden 2024. 

GUS KAUTSAR: ”Ini ada Gus Muhaimin, santri njenengan, murid njenengan, bagian dari njenengan (maju sebagai capres). Mohon dipangestoni semoga maslahat direstui Allah SWT,” tuturnya.

”Ini ada Gus Muhaimin, santri njenengan, murid njenengan, bagian dari njenengan (maju sebagai capres). Mohon dipangestoni semoga maslahat direstui Allah SWT,” tuturnya. 

Sementara itu, Gus Muhaimin mengatakan bahwa langkahnya maju sebagai capres pada 2024 bukan karena ingin mengejar ambisi jabatan, namun lebih pada amanah dirinya sebagai kader NU yang memiliki kendaraan parpol untuk maju sebagai capres. 

”Ini perintah dari para kiai, para gus agar NU bisa memimpin negeri ini. Ini amanah yang harus saya jalankan,” katanya. 

Karena itu, Gus Muhaimin menyampaikan terima kasih atas dukungan dari para kiai dan kader NU dari berbagai penjuru negeri yang luar biasa memberikan dukungan dan semangat untuk maju dalam Pilpres 2024. 

”Melihat dukungan yang luar biasa, kita sangat optimis NU bisa memimpin negeri ini,” ungkap cucu pendiri NU, KH Bisri Syansuri ini. (*)

Kemenangan Gus Yahya atas Said Aqil sebagai Ketum PBNU Diiringi dengan Shalawat

 

Suasana pemilihan caketum PBNU di Lampung. Foto: YouTube

Merdekapost.com - Pemilihan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang digelar di Bandar Lampung selesai dilaksanakan, Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Ia mengalahkan pesaingnya, K.H Aqil Siroj dalam Muktamar ke-34 PBNU.

Pemilihan berlangsung di Gedung Serba Guna Universitas Lampung, Lampung, Jumat (24/12/2021). 

Voting yang berlangsung sejak dini hari tadi berlangsung sangat ketat antara Gus Yahya dan Said Aqil.

Gus Yahya unggul perolehan suara 337 suara sementara Said Aqil 210 suara.

Setelah perolehan suara selesai, para anggota Muktamar pun bertakbir. Selepasnya langsung berselawat bersama. 

"Salatullah salamullah 'ala taha rasulillah. Salatullah salamullah 'ala yasiin habibillah," demikian mereka bersenandung.

Pendukung berkumpul di area depan untuk memfoto hasil voting, maupun memfoto Said Aqil dan Gus Yahya yang duduk di depan.

Proses pemilihan dimulai dari pengusulan PWNU dan PCNU se-Indonesia, kemudian dilakukan penyaringan tahap pertama. Hasil putaran pertama, Gus Yahya mendapatkan suara 327 suara, Said Aqil Siradj 203 suara, As’ad Said Ali mendapatkan 17 suara, Marzuki Mustamar 2 suara, Ramadhan Buayo 1 suara, abstain 1 suara dan batal 1 suara. Total suara 558.

Hanya dua nama yang memenuhi syarat yaitu Said Aqil dan Gus Yahya. Sesuai mekanisme di Tatib Muktamar, hasil penyaringan caketum itu dikonsultasikan kepada Rais Aam untuk musyawarah.

Namun, karena tak menemui titik temu, maka digelar pemilihan langsung secara votin yang berlangsung pagi ini.

Sumber: Kumparan.com

Para Kiai Sepuh Sepakat Pilih KH Miftachul Akhyar Sebagai Rais Aam NU Periode 2021-2026

KH Miftachul Akhyar 

MERDEKAPOST.COM - Peserta Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) memilih KH Miftachul Akhyar sebagai rais aam NU periode 2021-2026.

Terpilihya lagi KH Miftachul Akhyar sebagai rais aam NU melalui proses pemilihan di Muktamar NU di Lampung, Kamis (23/12/2021) malam.

KH Miftachul Akhyar dipilih hasil musyawarah dan mufakat tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 kiai sepuh NU.

Baca Juga: Muktamar NU, Gus Yahya Cholil Staquf Terpilih Jadi Ketum PBNU 2021-2026

Terpilihnya KH Miftachul Akhyar dikatakan anggota tim AHWA, Zainal Abidin, dikutip dari tayangan akun YouTube TVNU, Kamis.

"Alhamdulillah AHWA sepakat dengan musyawarah yang penuh dengan kesantunan itu, sepakat bahwa yang menjadi rais aam untuk PBNU 2021-2026 al mukaram Kiai Haji Mifathul Akhyar," katanya.

KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf

Menurutnya, tidak ada perbedaan pendapat di antara anggota AHWA dalam menyepakati KH Miftachul Akhyar sebagai rais aam PBNU periode 2021-2026.

"Semua sepakat, para sesepuh kiai sepakat dan tidak ada perbedaaan pendapat, kami bulat sepakat," ujar Zainal.

KH Miftachul Akhyar juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia

Tim AHWA yang memilih KH Miftachul Akhyar sebagai rais aam PBNU 2021-2026 terdiri dari KH Dimyati Rois, KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Ma'ruf Amin, KH Anwar Manshur, TGH LM Turmuudzi Badaruddin, KH Miftahul Akhyar, KH Nurul Huda Djazuli, KH Ali Akbar Marbun, dan Prof H Zainal Abidin.(*)

Usai Terpilih, KH Yahya Cholil Staquf Bisikkan Ini ke Said Aqil Siradj

KH Yahya Cholil Staquf (kanan), Ketua PBNU Terpilih bersama KH Said Aqil Siradj

MERDEKAPOST.COM - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 2021 menghasilkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 yang baru yakni KH. Yahya Cholil Staquf atau biasa di panggil Gus Yahya.

Gus Yahya terpilih jadi Ketua PBNU dalam Muktamar NU Tahun 2021 di Lampung mengalahkan petahana Said Aqil Siradj dalam proses pemilihan Ketua Umum PBNU yang dilaksanakan Jumat pagi 24 Desember 2021.

Hasil Muktamar NU Lampung 2021 satu selain Gus Yahya terpilih jadi Ketua PBNU juga terpilih Rois Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

Baca Juga: Bersarung Hijau, Presiden Jokowi Terbang ke Lampung Buka Muktamar NU

Dikutip dari RRI.co.id, seusai pemilihan Gus Yahya mengucapkan terima kasih kepada Said Aqil Siradj yang telah membimbingnya.

"Yang paling awal saya haturkan terima kasih saya kepada guru saya, yang mendidik saya, menggembleng dan menguji saya tetapi juga membuka jalan utk saya dan membesarkan saya yaitu prof Dr KH Said Aqil Siradj," kata KH Yahya Cholil Staquf, sering disapa Gus Yahya itu di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung, Jumat 24 Desember 2021.

Baca Juga: Muktamar NU, Gus Yahya Cholil Staquf Terpilih Jadi Ketum PBNU 2021-2026

Gus Yahya pun kembali memberi apresiasi kepada Said Aqil Siradj yang menyebutkan bahwa memang Said Aqil patut untuk dipuji.

"Kalau ada yang patut dipuji, beliau yang harus dipuji. Terima kasih kepada teman-teman yang udah bekerja keras bersama-sama untuk mensukseskan muktamar ke 34 ini. Jajaran panitia, semua Ansor, Fatayat, IPNU, PBNI dan para pemimpin persidangan pak Nuh, pak Niam, pak Ilyas, saya ucapkan terima kasih," tambah Gus Yahya.

Gus Yahya juga meminta doa kepada warga NU agar dirinya selalu dipanjangkan umurnya agar dapat membangun NU bersama-sama.

KH Yahya Staquf dan KH Said Aqil Siradj

"Terima kasih kepada para muktamirin pengurus wilayah dan cabang di seluruh Indonesia yang telah menerima lamaran kerja saya. Namun lebih dari itu, terima kasih atas persetujuan dan kesepakatan bahwa kita akan bekerja bersama-sama sesudah ini," jelasnya.

Diketahui Gus Yahya telah memperoleh 337 suara. Sementara, KH Said Aqil Siradj telah memperoleh 210 suara dan satu suara tidak sah.

Sehingga, total suara yang masuk sebanyak 548 dari total 558 muktamirin yang menggunakan hak suara pada pemilihan.***

Sumber: rri.co.id

Muktamar NU, Gus Yahya Cholil Staquf Terpilih Jadi Ketum PBNU 2021-2026

 

Foto: Dua calon Ketua Umum PBNU periode 2021-2016, KH Said Aqil Siroj (kiri) dan KH Yahya Cholil Staquf (kanan) dalam sidang pleno III dan IV Muktamar NU di Gedung Serba Guna Universitas Lampung (Unila), Bandar Lampung

Merdekapost.com - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 yang diselenggarakan di Bandar lampung, akhirnya membuahkan hasil dengan terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 dalam Sidang Pleno V Muktamar ke-34 NU di Gedung Serbaguna Universitas Lampung (Unila), Bandar Lampung, Jumat (24/12/2021) pagi.

Dalam Muktamar ke-34 NU, mekanisme pemilihan ketua umum PBNU menggunakan mekanisme voting atau pemungutan suara. Dalam proses penghitungan suara, kiai yang biasa dipanggil Gus Yahya ini berhasil memperoleh 337 suara. Sedangkan, calon ketum PBNU petahana KH Said Aqil Siroj hanya mendapatkan 210 suara. Adapun, satu suara dianggap batal.  

Proses pemungutan suara di Muktamar ke-34 NU dilakukan dua tahap. Pemilihan tahap pertama berlangsung sejak pukul 02.00 dini hari hingga pukul 06.00 pagi. Dalam proses ini, muncul beberapa nama sebagai bakal calon, seperti KH As'ad Said Ali dan KH Marzuki Mustamar. 

Namun, hanya Gus Yahya dan Kiai Said yang lolos untuk maju dalam tahap kedua sebagai calon ketum PBNU setelah mendapat lebih dari 99 suara. Dalam pemilihan tahap pertama ini, Gus Yahya memperoleh 327 suara dan Kiai Said mendapatkan 203 suara. 

Setelah itu, keduanya diminta untuk memberikan pernyataan kesediaannya untuk maju sebagai calon ketum PBNU dalam proses pemilihan tahap kedua. "Alhamdulillah wassyukurillah saya menyatakan bersedia menjadi calon ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," ujar Gus Yahya dalam sambutan singkatnya.

Begitu juga dengan Kiai Said. Calon petahana ini juga bersedia untuk maju lagi sebagai ketum PBNU untuk ketiga kalinya. "Dalam pilihan itu pasti ada yang menang ada yang kalah. Dua hal yang sangat wajar fastabiqul khoirot. Siapa pun yang akan menang legawa, ikhlas, dan ridha dalam hati kita masing-masing, yang penting lanjutkan dan saya bersedia untuk maju sebagai calon ketum," kata Kiai Said. 

Setelah Gus Yahya dan Kiai Said menyatakan kesediaannya, kemudian pimpinan sidang, Muhammad Nuh, bersama kedua calon bermusyawarah dengan Rais Aam PBNU terpilih, KH Miftachul Akhyar. 

"Sesuai dengan tatib, kami pimpinan sidang akan silaturahim dengan rais aam terpilih untuk memberikan rekomendasi atau persetujuan tentang dua calon yang tadi alhamdulillah beliau berdua sudah menyampaikan kesediaannya," kata Nuh. 

Setelah mendapatkan persetujuan dari rais aam, Gus Yahya dan Kiai Said kemudian bersaing lagi untuk memperebutkan suara muktamirin pada proses pemilihan tahap kedua. Proses pemilihan tahap kedua ini berlangsung sejak pukul 06.40 WIB sampai 09.30 WIB. Setelah dilakukan penghitungan suara, akhirnya Gus Yahya resmi terpilih sebagai ketua umum PBNU untuk periode 2021-2026. 

Sumber: Republika.co.id

NU dan Lingkungan Hidup (Sebutir Pikiran Muktamar NU ke-34)

 

Pahmi, Sy

Oleh: Pahmi.Sy

Muktamar NU ke 34 di propinsi Lampung dan memasuki 1 abad NU (1926-2026) merupakan momentum yang sangat strategis untuk menegaskan kembali ke khitthan 1926 dengan menguatkan posisi tidak hanya pada level Negara, tetapi yang lebih utama adalah menguatkan NU pada level civil society. Komitmen NU terhadap Keutuhan Indonesia dengan NKRI yang bersifat final dan harga mati tidak perlu diragukan lagi, dengan komitmen itu wajib warga NU menjaga, tanah, air dan udara serta sumber daya alam di wilayah NKRI. Begitu juga dengan komitmen ke-Islaman sebagai rahmatan lil’alamin, ini menunjukkan Gerakan NU tidak hanya penolong bagi manusia, tetapi penolong bagi alam semesta (ekosistem).

Ormas NU lahir dari grassroot (akar rumput) yang sangat terikat dengan lingkungan sosial maupun ekosistem/lingkunagan lingkungan alamnya. Hadratussyaikh. K.H Hasyim As’ari peletak batu pertama dan utama NU, tidak hanya membangun relasi sosial ukhuwah nadhiyah, Islamiyah, wathoniyah dan bahkan insyaniyah/ basariyah yang melintas batas dan skat-skat sosial kemanusiaan serta menghormati hak-hak lingkungan sebagai pondasi kehidupan, dan membumikan budaya kearifan lokal sebagai wujud NU itu ada. Akan tetapi K.H. Hasyim As’ari membangun relasi terhadap lingkungan alam. Santri-santri dikampung tidak hanya diajak untuk menebang pohon, tetapi diajak untuk menanam demi hidup sehat, bercocok tanam demi untuk menjawab atas kedaulatan pangan demi masa depan umat manusia. Tulisan ini akan menyoal komitmen dan kesungguhan Ormas NU dan warganya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, sebab NU adalah organisasi yang terbesar di Indonesia, separoh warga Negara Indonesia adalah warga NU baik secara kultural maupun struktural. Sebagian besar warga NU hidup dipedesaan, baik sebagai petani, buruh tani, pedagang, buruh perusahaan, buruh perkebunan, nelayan dan lain sebagainnya sebagainya. Tentunya relasi warga NU pedesaan dengan sumber daya alam, baik hutan, hasil bumi, maupun sungai dan lainnya sudah berjalan secara turun temurun, sehingga muncul pengetahun lokal yang menjaga keseimbangan alam. Namun seiring dengan itu arus modernisasi dan kepentingan kapitalisme telah mengeksploitasi alam dengan menggunakan teknologi yang terintegrasi sedemikian rapinya, sehingga menggeser nilai-nilai lokal yang menjaga alam.

Keterpurukan lingkungan saat ini seperti pemanasan global yang terdampak pada perubahan iklim, pengundulan/ deforestasi hutan secara masif, kebaran hutan baik di kawasan hutan gambut dan mineral, banjir bandang, longsor, abrasi sungai, kekeringan, krisis air bersih, kwalitas udara yang memburuk,  dan lainnya  yang membuat kualitas udara dan air semakin melemah serta ruang hidup yang sehat semakin menyempit, semua akan membuat manuisa tidak memiliki masa depan dan akan punah seperti punahnya mahluk hidup yang lain.

Populasi manusia yang semakin meningkat dengan kebutuhan hidup yang semakin banyak akan berhadapan dengan daya dukung  dan tampung lingkungan yang tersedia, seberapa banyak materi, energi dan informasi yang masih tersedia untuk populasi manusia, kalau ini tidak dipikirkan dan ditata kembali, maka daya dukung dan tampung lingkungan akan habis. Pertumbuhan  populasi manusia yang cepat, kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat permukiman dan lainnya, sedangkan  kebutuhan secara domestik juga bertambah dengan cepat (Sumarwoto; 2004). Ini semua akan mendorong tradisi eksploitasi dan menguras daya dukung lingkungan.

Pandangan antroposentrik melihat alam hanya berharga dalam konteks kegunaannya terhadap kesejahteraan manusia, sehingga dengan prinsip ini manusia dengan senjata ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka mengeksploitasi alam dengan “kebablasan” tanpa mengenal lelah dengan dalih kesejahteraan, tapi lupa meninggalkan daya dukung dan cadangan alam untuk keseimbangan dan generasi masa depan. Ketidakseimbangan alam atau disekuibirium terjadi disebabkan oleh manusia, dengan kemajuan yang dicapai oleh manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kepesatan teknologi dan hiper-industrialisasi (Dewi, 2015). Pandangan ini didasarkan pada filsafat Cartesian, dimana manusia memposisikan dirinya sebagai pusat dari alam semesta, sementara alam hanya sebagai obyek dan pemuas kepentingan manusia, sehingga muncul sikap eksploitatif tanpa kepedulian dan sensitifitas terhadap alam (Abdoellah, 2017). Pikiran dan tindakan yang eksploitatif berdsarkan filsafat ini harus dikembalikan kepada upaya untuk menyematkan lingkungan dengan pikiran-pikran yang ramah dan cinta akan kelestarian lingkungan hidup.

Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah “tanah sorga, tungkat kayu dan batu jadi tanaman” begitulah lirik lagu Koes Plus/Yok Koeswoyo yang mengambarkan kaya dan indahnya Indonesia. Para penjajah berlomba-lomba ingin mengusai Indonesia, baik sebelum kemerekaan maupun setelah kemerdekaan. Eksploitasi penjajah terhadap sumber daya alam Indonesia terus menerus bahkan dengan berbagai cara dilakukan setelah kemerdekaan. Begitu juga dengan eksploitasi Negara, swasta dan rakyat (misal yg dilakukan rakyat; illegal logging, Peti dll) dengan dalil untuk kesejahteraan warga Negara Indonesia, dalam kenyataannya telah melampaui batas, sehingga lingkungan alam Indonesia semakin terpuruk.

Usia Indonesia sudah 76 tahun dan usia NU 95 tahun tentulah sudah memiliki kematangan, ketajaman dan kedewasaan dalam berpikir dan bertindak untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam demi keberlangsungan hidup NKRI dan generasi masa akan datang. Tulisan Huda di NU online, menegaskan sejak tahun 1980-an NU sudah membuat konsep fikih lingkungan yang dimotori KH. Ali Yafie dan KH.Sahal Mahfudh, kemudian tahun 1990-an NU sangat giat membahas isu lingkungan dalam bahtsul masail, terkait isu-isu lingkungan hidup, peran Negara dan masyarakat, berikutnya pada Muktamar NU ke 32 tahun 2010 di Makasar, NU secara organisasi membentuk LPBINU yang merupakan lembaga NU untuk mengurusi bencana alam, perubahan iklim dan kelestarian lingkungan. Upaya yang dilakukan NU secara organisasi sudah dilakukan, namun belum dilakukan secara maksimal dan massive, sepertinya hanya sebatas wacana dan tindakan tambal sulam dan tidak menyeluruh.

Indonesia sebagai sebuah Negara telah berupaya untuk menyelamatkan lingkungan dengan berbagai program pembangunan melalui departemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepertinya upaya pembangunan tersebut tidak mampu mengimbangi watak eksploitatif Negara yang dibonceng oleh perusahaan-perusahaan swasta, sehingga negarapun tidak memiliki kekuatan untuk menjaga dan mengendalikan keseimbangan lingkungan, oleh sebab itu kekuatan civil society yang mandiri dan kuat yang memiliki komitmen terhadap kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam adalah satu solusi yang paling mungkin. Gerakan civil society akan menolak dominasi dan hegemoni Negara yang eksploitatif terhadap lingkungan.    

Pertanyaannya siapa yang akan menjadi “lokomotif” gerakan civil society & civil ecology yang akan memimpin gerakan pelestarian dan penjaga keseimbangan lingkungan ?, Jawabnya adalah NU sebagai sebuah ormas terbesar. Kenapa NU, paling tidak ada beberapa alasan; 1) bahwa NU ikut andil mendirikan Negara Indonesia, maka wajib pula untuk menjaganya; 2) NU memiliki Komitmen ke-Indonesiaan dan komitmen ke-Islaman NU, yang secara ideologis selayaknya menjadi garda terdepan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan; 3) sebagian besar warga NU berada pada tingkatan akar rumput, yang paling banyak memanfaatkan ekosistem dan jasa lingkungan dan alam, baik sebagai petani, nelayan dan buruh, melalui jaringan ini akan mampu menjaga lingkungan; 4) NU memiliki jaringan pesantren, madrasah dan masjid terbanyak di Indonesia kalau institusi ini diberdayakan untuk mendorong kelestarian lingkungan, maka lingkungan akan terjaga dari generasi ke generasi berikutnya; 5) NU memiliki struktur kepengurusan dari PBNU sampai ke ranting NU, kalau ini digerakkan untuk lingkungan , maka akan mempengaruhi kebijakan internal organisasi NU maupun pihak-pihak eksternal NU. Dan NU juga mampu memasivekan doktrin “Rahmattan lil allamiin”

Berdasarkan itu isu lingkungan yang mengancam hidup manusia, harus menjadi bahasan penting bagi peserta Muktamar NU ke 34 di Lampung, membuka sedikit pikiran yang jernih dan sungguh-sungguh untuk menyelamatkan lingkungan dan generasi masa depan serta menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. Melalu muktamar NU ke 34, melalui kepengurusan PBNU baru yang yang diberikan mandate/amanah semoga dapat mengerakkan secara massive, terstrukur dan sistematis dalam menyelamatkan lingkungan hidup untuk menjamin keberlanjutan penghidupan, “dari NU-NYA selamatkan BumiNYA”

(Penulis adalah salah satu Pengurus NU Jambi/ Ketua LSOTF UIN STS Jambi)

Bersarung Hijau, Presiden Jokowi Terbang ke Lampung Buka Muktamar NU

 

residen Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo tiba di Bandara Internasional Radin Inten II, Kabupaten Lampung Selatan, Rabu, (22/12/2021). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden

Merdekapost.com - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke 34 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (22/12/2021) pagi.

Jokowi bersama rombongan lepas landas melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta sekitar pukul 07.00 WIB dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Berdasarkan foto dari Biro Pers Istana, tampak Jokowi mengenakan pakaian jas berwarna abu-abu yang dipadukan dengan sarung berwarna hijau.

Setibanya di Bandara Internasional Radin Inten II, Kabupaten Lampung Selatan, Jokowi  langsung menuju Lapangan Pondok Pesantren Darussaadah, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah. Di sana, Presiden akan meresmikan pembukaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU).

Setelahnya, Presiden akan langsung kembali ke Jakarta melalui Bandara Internasional Radin Inten II, Kabupaten Lampung Selatan, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Lampung adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono, Komandan Paspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo, serta Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Selain Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin juga sudah terlebih dahulu bertolak ke Lampung untuk mengikuti rangkaian acara Muktamar PBNU. Rencananya, Ma'ruf akan berada di Lampung  selama tiga hari, termasuk menutup secara resmi rangkaian kegiatan Muktamar ke-34 NU.

Sumber: Kumparan.com





Berita Terpopuler

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs