Ketum Ormas IKEBSAK H. Faisal Anas saat menghadiri acara ngopi bareng di KBRI Malaysia (doc/ist) |
Dalam kesempatan ini Ketua Umum Ormas IKEBSAK H.Faisal Anas Malaysia menyampaikan pandangan dan pendapat Ormas IKEBSAK terkait permasalahan PMI di Malaysia, terkait problematika banyaknya Pekerja Migran kerinci Sungai Penuh Khususnya Bagi warga Negara Indonesia yang masuk secara Ilegal ke Malaysia yang pada akhirnya menjadi problem tersendiri bagi kedua Negara Serumpun ini.
"Harusnya ada terobosan bagi kedua Negara dalam menyelesaikan pemulangan PMI illegal ke Indonesia dengan mempermudah persyaratannya juga Pemerintah Indonesia mulai dari Pemerintah Pusat sampai Pemerintah Daerah bersama-sama memulangkan warga Indonesia yang sudah menjalani hukuman 3 bulan di camp-camp tahanan di Malaysia, jumlahnya tidak sedikit sehingga perlu penanganan ekstra dari kedua Negara agar permasalahan ini bisa terselesaikan, kami yakin Ormas IKEBSAK akan mendukung program ini demi kebaikan kedua Negara serumpun ini," kata Faisal Anas.
Tidak hanya itu, pemerintah pusat juga diminta untuk memberikan bantuan berupa makanan dan minuman seperti sembako ke pekerja migran untuk bekal bertahan hidup selama lockdown.
Menurut ketua Umum Ormas IKEBSAK akibat lockdown ini, pekerja migran Kerinci Indonesia di Malaysia tidak dapat bekerja. Sebab, di Malaysia pekerja migran Indonesia banyak yang bekerja di sektor praktis seperti pembangunan infrastruktur, buruh pabrik, perkilangan, restoran, hingga petugas kebersihan. Mereka mayoritas digaji per hari atau per minggu.
Sehingga mereka tidak dapat mendapatkan penghasilan dan lebih lanjut tak mampu memenuhi kebutuhan pokok.
“Pekerja migran Indonesia di Malaysia tidak takut dengan virus Covid-19 tetapi yang paling ditakutkan adalah virus kelaparan, sebab tidak bisa bekerja maka tidak bisa makan, Selain kebutuhan makanan IKEBSAK juga mendorong pemerintah mengirimkan bantuan berupa alat kesehatan dan perlindungan diri seperti masker," ungkapnya.
Ormas IKEBSAK Malaysia walaupun telah melakukan beberapa kali aksi social tapi tidak akan mampu menangani seluruh pekerja yang memerlukan sembako untuk dapat bertahan hidup di Kuala Lumpur, untuk itu kami mangajak semua pihak untuk dapat memberikan solusi terbaik setelah memasuki NEW NORMAL, untuk PMI kita di Kuala Lumpur. (red)