Ami menangis saat dihadapan simpatisannya, pasca dinyatakan gagal sebagai salah satu pasangan Cabup |
”Kami menginginkan Kerinci ini tenang, namun KPU juga harus jujur. Kami bisa menjamin massa tidak anarkis, namun mereka meminta hasil pleno KPU,” ujar Ami Taher, di hadapan anggota KPU Kerinci. Sementara di luar ruangan, simpatisan Ami Taher terus berteriak.
Ketua KPU Kerinci Mulfi, meminta kesempatan untuk melakukan pleno. ”Ini bukan pleno terbuka seperti pleno penetapan nomor urut, namun pleno tertutup. Bagaimana kami bisa pleno, kalau diganggu seperti ini,” kata Mulfi.
Waka Polres Kompol M Sanusi, yang mendampingi pertemuan itu, menyarankan agar simpatisan Ami Taher-Suhaimi pulang dulu. ”Tidak bisa terjamin keamanan jika massa masih berkumpul. Sebaiknya massa dibubarkan dulu, takutnya dimanfaatkan oleh kelompok lain,” kata Waka Polres.
Setelah tercapai kata sepakat, Ami Taher dan Suhaimi Surah meninggalkan ruangan, untuk menenangkan simpatisan mereka. Namun warga tetap menolak membubarkan diri, meski Ami sudah memberikan penjelasan sudah ada kesepakatan.
Tidak ingin membuang waktu, Waka Polres Kerinci kembali turun tangan menenangkan warga, yang kemudian bersedia menunggu sidang pleno KPU. Dengan demikian, anggota KPU yang sempat terkepung selama dua jam, berhasil dievakuasi. (her)
0 Comments:
Posting Komentar