Kota-kota Ini Diramalkan Hancur Akibat Ledakan Gunung Berapi

Merdekapost - Sebelum tahun 79 Masehi, Pompeii masih menjadi tempat berlibur favorit para elit Kekaisaran Romawi. Namun, tiba-tiba Gunung Vesuvius "marah". Hujan batu turun, berkombinasi dengan abu dan gas beracun. Dalam sekejap, dua ribu nyawa menjadi korban.

Akibat warisan Pompeii begitu ikonik, sejarahnya sampai diangkat ke layar lebar. Film itu menggambarkan, betapa sulit jika letusan sedahsyat itu terjadi lagi pada zaman modern.

Kini, gunung berapi menjadi pemandangan spektakuler. Namun, kegagahannya masih menjadi "momok" bagi sebagian kalangan, termasuk para ahli.

Mengutip laman Huffington Post, Presiden European Volcanological Society (SVE) dan penasehat proyek gunung berapi PBB, meramalkan beberapa kota yang berpotensi menjadi Pompeii selanjutnya.
Berikut, kota-kota yang dimaksud:

Napoli, Italia
Ini kota urbanisasi yang aksesnya agak sulit. Dipenuhi jalan berbatu, butuh 72 jam untuk mengevakuasi warga. Sementara itu, aliran piroklastik dapat tiba dalam waktu enam jam. Namun, sebuah daerah bernama Naples dikatakan sebagai perlindungan terbaik di kota itu, karena jauh dari angin.

Legazpi, Filipina
Kota ini berkembang sebagai tujuan wisata. Taman alam dan pantai pasir hitam adalah daya tariknya. Di sana terdapat Gunung Manyon, gunung berapi aktif. Bentuknya unik, menyerupai kerucut yang hampir sempurna. Pada 2013 lalu, letusan skala kecilnya pernah menewaskan lima orang pejalan kaki.

Arequipa, Peru
Arequipa adalah kota perdagangan baju hangat. Letaknya hanya dua kilometer dari Gunung Berapi El Misti yang masih aktif. Ancaman yang diramalkan termasuk hujan abu, aliran piroklastik, longsor, dan gempa bumi. Tapi untuk saat ini, El Misti baru memperlihatkan aktivitas kecil pada 1985.

Puerto de la Cruz, Pulau Canary, Spanyol
Dipenuhi dengan desa nelayan yang indah, Pulau Canary merupakan salah satu destinasi favorit turis. Letaknya berhadapan langsung dengan Gunung Teide, puncak tertinggi di Spanyol. Gunung itu diperkirakan sebagai salah satu gunung berapi yang paling merusak bumi.

Santorini, Yunani
Tidak diragukan lagi, keindahan Santorini luar biasa. Namun, sejarahnya menyebut, perisitiwa vulkanik 3.600 tahun yang lalu terbesar sepanjang masa. Meski begitu, itu tak menghalangi 500 ribu turis per tahun untuk mengunjunginya.
Para ilmuwan juga mengantisipasi Kolumbo, gunung berapi di bawah Laut Aegean yang berpotensi tsunami. Beruntung, Indonesia tidak termasuk di dalamnya. (cho)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar









Berita Terpopuler

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs