Nurul, Sosok Wanita yang Ikut ke Permukiman SAD, Saat Penjemputan Bilqis

Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Merangin, Nurul Anggriani Pratiwi (31), perempuan yang berperan dalam penjemputan Bilqis Ramadhany (4), seorang anak Makassar yang diculik Sri Yuliana dan ditemukan di permukiman Suku Anak Dalam Merangin Jambi.(Adz/Tangkapan layar) 

Nurul: Kami Ikuti Jalur Temenggung SAD Jambi, Kisah Penjemputan Bilqis yang Tak Terungkap

MERANGIN, MERDEKAPOST.COM - Di balik penjemputan Bilqis Ramadhany (4), Balita asal Makassar yang diculik Sri Yuliana dan ditemukan di permukiman Suku Anak Dalam Merangin Jambi, ada peran Pekerja Sosial Dinas Sosial Kabupaten Merangin, Nurul Andri Pradiwi (31).

Nurul satu-satunya perempuan yang ikut dalam tim penjemputan anak Bilqis di Taman Nasional Bukit Duabelas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Perempuan berhijab ini menuturkan perjalanan penjemputan Bilqis di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dan angkat bicara terkait berbagai narasi liar yang berkembang di media sosial.

"Kami tidak akan menanggapi hal-hal seperti itu. Fokus kami hanya pada keselamatan anak," ujarnya kepada Tribun Jambi.

Pasca Bilqis Ditemukan, Kasus Hilangnya Kenzi Bocah Asal Bungo Sejak 3 Tahun lalu, Kini Kembali Heboh di Medsos

Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Menurut Nurul, perjalanan menuju Bukit Suban dilakukan bersama tiga temenggung, yaitu Temenggung Jhon, Temenggung Roni, dan Temenggung Sikar. 

Mereka menempuh perjalanan sekitar dua jam dengan kondisi jalan gelap dan sempit. 

Bilqis pertama kali ditemukan sekitar pukul 19.00 WIB, sebelum kemudian proses penjemputan dilanjutkan.

"Kami hanya mengikuti jalur temenggung. Gelap sekali, jalannya kecil, dan kami juga kejar waktu karena bensin hampir habis," jelasnya.

Saat dijemput, Bilqis sempat merasa takut karena tidak mengenal petugas dan situasi sekitar yang gelap.

"Dia sempat berpikir saya (Nurul) orang jahat. Wajar, karena kondisi memang gelap dan dia belum kenal kami," kata Nurul.

Di dalam mobil, Nurul kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan bahwa tujuan mereka adalah memulangkan Bilqis Ramadhany kepada orang tua kandung. 

Setelah mendapat penjelasan bahwa para temenggung yang hadir adalah orang baik, anak tersebut mulai tenang dan akhirnya beristirahat.

Tak Bersedia Komentar Soal Adopsi

Terkait isu adanya uang adopsi Rp 85 juta, Nurul menegaskan hal itu bukan ranah Dinas Sosial.

"Itu kewenangan kepolisian. Kami fokus pada trauma dan keselamatan anak. Soal penyidikan, kami percaya kepada polisi," tegasnya.

Dia mengaku terkejut melihat banyak narasi liar yang berkembang.

"Kami sebenarnya ingin kasus ini tidak terekspose. Kami bekerja ya bekerja saja. Tapi sudah terlanjur tersebar," ujarnya.

Nurul memastikan proses penjemputan dilakukan tanpa paksaan terhadap keluarga angkat tempat Bilqis tinggal bersama Begendang dan Ngerikai. 

Menurutnya, keluarga tersebut bahkan bersikap kooperatif.

"Mereka tidak menahan. Mereka menyerahkan. Hanya saja anaknya yang tidak mau lepas. Jadi kami pelan-pelan, tetap minta izin," jelasnya.

Pencarian dilakukan sejak Jumat sore hingga Sabtu malam, 7-8 November, melibatkan kepolisian, Dinas Sosial, dan perwakilan temenggung. Proses berlanjut hingga Bilqis akhirnya dibawa ke kepolisian.

"Semua bekerja keras," tambahnya.

Berita Lainnya:

BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

5 Polisi Makassar Dapat Penghargaan Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Tangkap Penculik

Nurul juga menegaskan pekerja sosial memiliki batasan dalam memberikan keterangan terkait Suku Anak Dalam kepada media massa maupun media sosial. 

Nurul mengatakan tidak bisa membeberkan banyak hal karena kode etik.

"Kami tegak lurus. Tidak membela siapa pun. Kami hanya memediasi konflik. Ada hal yang tidak bisa kami sampaikan ke publik," tegasnya.

Luruskan Isu, Temenggung Jhon dari SAD Jambi Bantah Mobil Pajero Dibarter dengan Bilqis

Dia mengatakan baru bertugas di Dinas Sosial sejak Juni 2025, namun telah terbiasa dengan dinamika Suku Anak Dalam karena orang tuanya dulu aktif dalam kegiatan sosial terkait komunitas tersebut.

"Jadi tidak asing lagi. Sekarang jalannya membawa saya bertugas di bidang ini," tuturnya. (*)

Kesimpulan dan Isi Berita:

  • Nurul merupakan pekerja sosial Dinsos Merangin yang berperan penjemputan Bilqis Ramadhany (4), anak Makassar yang diculik Sri Yuliana dan ditemukan di permukiman Suku Anak Dalam Merangin Jambi.
  • Dia bersama tiga temenggung Suku Anak Dalam, menembus kegelapan beberapa jam saat malam.
  • Dia menerobos Taman Nasional Bukit Duabelas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

(Editor: Aldie Prasetya ||  Sumber: Tribun Jambi)

MK Putuskan: Polisi Aktif Tidak Boleh Isi Jabatan Sipil!

MK Putuskan: Polisi Aktif Tidak Boleh Isi Jabatan Sipil!.(Istimewa)

MERDEKAPOST.COM - Mahkamah Konstitusi (MK) resmi 'mengetok palu' terkait polemik rangkap jabatan aparat Kepolisian. Dalam putusan terbarunya, MK menegaskan polisi aktif dilarang menduduki jabatan sipil.

Putusan ini mengabulkan permohonan para pemohon yang menggugat penjelasan Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.

Dalam amar putusannya yang dibacakan pada hari Kamis (13/11/2025), MK menyatakan frasa "atau tidak berdasarkan penugasan dari Kapolri" dalam penjelasan pasal tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Artinya, penafsiran yang selama ini membuka ruang bagi polisi aktif untuk menduduki jabatan di luar kepolisian (jabatan sipil) tanpa batasan yang jelas, kini resmi ditutup oleh MK.

Menanggapi putusan 'mengejutkan' ini, pihak Mabes Polri langsung angkat bicara. Polri menegaskan akan patuh dan menghormati apapun yang telah diputuskan oleh pengadilan.

"Polisi selalu akan menghormati putusan yang sudah ditetapkan oleh pengadilan," ujar Kadiv Humas Mabes Polri.

Meski begitu, pihak Polri mengaku belum menerima salinan resmi putusan tersebut. Pihaknya masih menunggu hasil resmi untuk dipelajari dan dilaporkan kepada Kapolri.

"Saat ini Polri masih menunggu hasil resminya seperti apa," lanjutnya.

Polri juga menjelaskan bahwa selama ini penugasan anggota di luar lembaga sudah memiliki aturan internal dan kriteria yang jelas, termasuk harus atas izin dari Kapolri.

"Tentunya kalau memang itu sudah diputuskan dan kita sudah mempelajari apa yang sudah diputuskan tersebut, Polri akan selalu menghormati putusan pengadilan," pungkasnya.

Putusan ini ternyata tidak bulat. Dari delapan hakim konstitusi yang mengadili, terdapat dua hakim yang memiliki pendapat berbeda (dissenting opinion), yaitu hakim konstitusi Daniel Yusmic P. Foekh dan hakim konstitusi M. Guntur Hamzah.

Keduanya berpendapat bahwa persoalan ini bukanlah masalah konstitusionalitas norma, melainkan masalah implementasi norma di lapangan. Karena itu, menurut keduanya, permohonan para pemohon seharusnya ditolak.(*)

5 Polisi Makassar Dapat Penghargaan Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Tangkap Penculik

5 Polisi dari Polres Makassar mendapat Penghargaan istimewa dari Pemerintah Kota Makassar Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Berhasil Tangkap Penculik.(adz/Istimewa)

MERDEKAPOST.COM | MAKASSAR - Kisah sukses penyelamatan dramatis balita Bilqis Ramdhani (4) yang diculik dan ditemukan hingga ke Merangin Jambi, kini berbuah manis. 

Pemerintah Kota Makassar memberikan penghargaan istimewa kepada lima personel Polrestabes Makassar yang menjadi tim kunci di balik pengungkapan kasus cepat yang menyita perhatian publik ini.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-418 Kota Makassar, di Lapangan Karebosi, Minggu (9/11/2025) malam. 

Apresiasi ini menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi, kecepatan, dan profesionalisme tim yang bekerja tanpa kenal lelah melintasi pulau demi memulangkan Bilqis dalam keadaan selamat.

"Kami sangat berterima kasih. Kecepatan dan ketanggapan tim kepolisian ini bukan hanya membanggakan institusi, tapi juga menjadi bukti hadirnya negara dan pemerintah dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat," tegas Munafri di hadapan publik.

Pencarian Intensif Sejak Laporan Hilang

Tim gabungan yang dipimpin Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devin Sujana, langsung bergerak intensif setelah orangtua Bilqis melapor ke Polsek Panakukkang pada Senin (3/11/2025). 

Bilqis dilaporkan hilang diculik dari Taman Pakui Sayang, Jl Andi Pangerang Petta Rani, sehari sebelumnya, Minggu (2/11/2025).

Baca juga: 

Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Kerja cepat tim berujung pada penangkapan pelaku pertama, Sri Yuliana (30), di Makassar. 

Dari pengakuan SY, terungkap adanya jaringan perdagangan anak. 

Bilqis ternyata telah dijual dari satu tangan ke tangan lain. Awalnya, korban dijual seharga Rp 3,5 juta.

Namun kemudian dijual lagi dengan harga yang sangat tinggi, mencapai Rp 80 juta, kepada kelompok di luar pulau.

Menyisir Jambi, Menangkap 3 Pelaku

Perjalanan tim kepolisian tidak berhenti di Makassar. Dengan petunjuk yang ada, tim harus menempuh perjalanan jauh hingga ke Kabupaten Merangin, Jambi, untuk melacak keberadaan Bilqis. 

Upaya heroik ini berhasil membuahkan hasil: Bilqis ditemukan selamat di kawasan Suku Anak Dalam (SAD), tepatnya di Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan.

Di Jambi, polisi menangkap dua tersangka lanjutan, yakni Mery Ana (42) dan Ade Friyanto Syaputera (36), menjadikan total tiga orang yang diciduk dalam kasus ini. 

Berkat kecepatan dan kerja keras tim, Bilqis kini telah kembali berkumpul dengan orangtuanya.

Lima Pahlawan yang Menerima Penghargaan:

 - AKP Hamka, Kanit Jatanras Polrestabes Makassar

 - Iptu Nasrullah, Kanit Reskrim Polsek Panakkukang

 - Ipda Supriadi Gaffar, Kasubnit 2 Jatanras Polrestabes Makassar

 - Bripka Megawan Parante, Anggota Jatanras

 - Briptu Muh Arif, Anggota Jatanras

Penghargaan ini disaksikan langsung oleh Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menjadi pengingat akan dedikasi aparat dalam menjaga keamanan masyarakat.

Terekam CCTV

Misteri dua sosok anak yang terekam dalam kamera pengawas (CCTV) mendampingi pelaku utama penculikan Bilqis Ramdhani (4) akhirnya terkuak.

Pengakuan mengejutkan dari pelaku berinisial SY (30) mengungkapkan bahwa kedua anak tersebut adalah anak kandungnya sendiri.

Dia sengaja dibawa untuk meredam kecurigaan Bilqis saat hendak dibawa kabur.

SY, terduga pelaku pertama yang ditangkap dalam kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ini, membenarkan rekaman CCTV viral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Video CCTV yang memperlihatkan dirinya menggandeng Bilqis bersama dua anak berbaju biru.

"Itu dua orang anak saya yang (tertangkap kamera) CCTV," ujar SY kepada polisi usai penangkapan.

Ia menjelaskan, kehadiran kedua anaknya adalah bagian dari taktiknya.

Dengan adanya anak-anak lain, Bilqis diharapkan merasa nyaman dan tidak curiga bahwa dirinya akan menjadi korban penculikan.

"Saya tidak intai, awalnya itu anak (Bilqis) bermain, jadi saya tanya mana mama mu, dia jawab tidak ada, terus saya tanya lagi mana bapak mu, dia cuma geleng-geleng. Tidak ada saya tawarkan, hanya saya bilang, sini mau kau ikut dengan saya," ungkap SY, menceritakan detik-detik saat ia mendekati Bilqis.

Motif Ekonomi dan Janji Adopsi Palsu

SY, yang ditangkap di indekosnya di Jalan Abu Bakar Lambogo, Kecamatan Makassar, pada Kamis (6/11/2025), mengaku nekat menculik dan menjual Bilqis karena himpitan ekonomi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Pengungkapan kasus ini bermula dari perkenalan SY dengan seorang wanita tak dikenal melalui media sosial Facebook.

Wanita tersebut kemudian menawarkan uang sebesar Rp 3 juta jika SY berhasil mendapatkan seorang anak.

"Awalnya dia mau ambil itu anak (Bilqis) untuk dirawat dengan baik. Dia menawarkan uang Rp 3 juta, dia sudah transfer Rp 500.000 ke rekening saya," jelas SY.

SY mengaku mendapatkan informasi bahwa Bilqis hanya akan dibawa ke Jakarta untuk diadopsi oleh keluarga yang tidak memiliki keturunan.

Namun, ia kemudian terkejut saat mengetahui fakta pahit yang sebenarnya.

"Saya tidak tahu bagaimana sampai ke Jambi, itu yang beli orang Jakarta. Dia naik pesawat ke sini, lalu (Bilqis) dibawa sama perempuan orang Jakarta," katanya.

"Dia bawa ke sana saya juga tidak tahu, kalau dia jual kembali sampai ke Jambi saya juga kaget."

Ditemukan Usai Dijual Hingga Rp 80 Juta

Pencarian Bilqis yang sempat dinyatakan hilang selama sepekan akhirnya berakhir bahagia.

Bilqis ditemukan dalam kondisi sehat di kawasan Suku Anak Dalam (SAD), tepatnya di SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Penemuan ini merupakan hasil kerja keras polisi yang mendalami pengakuan para pelaku, yang menyebut Bilqis telah dijual kembali dengan harga fantastis, disinyalir mencapai sekitar Rp 80 juta.

Kasus ini semakin memperkuat dugaan adanya jaringan TPPO yang lebih luas di balik penculikan Bilqis.

Polisi kini terus mendalami kasus ini untuk membongkar seluruh jaringan yang terlibat dalam tindak pidana penjualan anak ini.(ADZ)

Profil 10 Pahlawan Nasional Indonesia 2025: Kyai Hingga Bapak Pembangunan

Presiden Prabowo Subianto hari ini menganugerahi 10 tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional di Istana Kepresidenan, Kota Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).(Doc.Sekretariat Presiden)

Jakarta, Merdekapost.com - Presiden Prabowo Subianto hari ini menganugerahi 10 tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional di Istana Kepresidenan, Kota Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

Di antara sejumlah nama besar dan popular dianugerahi gelar adalah mantan Presiden Soeharo, Gus Dur hingga tokoh buruh Marsinah.

Berikut profil singkat 10 tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan:

1. Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid 

KH. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, merupakan Presiden ke-4 Republik Indonesia dan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah bangsa ini. Lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 4 Agustus 1940, Gus Dur berasal dari keluarga besar ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Ia adalah putra KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama pertama Indonesia sekaligus cucu pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari. Ibunya, Hj. Sholehah, merupakan putri KH. Bisri Syansuri, pendiri Pesantren Denanyar Jombang.

Sejak kecil, Gus Dur tumbuh di lingkungan yang sarat dengan tradisi pesantren dan nilai-nilai Islam moderat.

Pergaulannya yang luas dengan para tokoh politik dan ulama sejak ayahnya menjabat sebagai menteri membuatnya terbiasa dengan diskusi sosial dan keagamaan sejak usia muda.

Perjalanan hidup Gus Dur tidak selalu mudah. Kecelakaan tragis yang menewaskan ayahnya pada 1953 menjadi titik awal kedewasaannya dalam memaknai tanggung jawab dan kehidupan publik.

Pendidikan Gus Dur mencerminkan perpaduan antara dunia pesantren dan modernitas. Setelah menempuh pendidikan dasar, ia melanjutkan ke SMEP Yogyakarta, sekolah Katolik yang justru membuka wawasannya terhadap pluralisme dan toleransi.

Di sela sekolah, Gus Dur aktif mengaji di Pesantren Krapyak dan berdiskusi dengan para tokoh Muhammadiyah. Dari situ pula kecintaannya pada ilmu, filsafat, dan humor tumbuh. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Pesantren Tegalrejo dan Tambak Beras, tempat ia mulai dikenal sebagai santri yang cerdas, kritis, dan nyentrik.

Pada usia 22 tahun, Gus Dur menunaikan ibadah haji dan kemudian menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo. Namun sistem pendidikan yang tak sesuai ekspektasi membuatnya melanjutkan perjalanan akademik ke Baghdad dan sempat singgah di Belanda serta Kanada.

Di sana, Gus Dur menyerap beragam pemikiran dunia, mulai dari teologi hingga sosialisme. Ia bekerja serabutan untuk bertahan hidup, namun tetap aktif berdiskusi dan membaca karya-karya pemikir dunia seperti Karl Marx, Plato, hingga Imam Al-Ghazali.

Sekembalinya ke Indonesia pada 1971, Gus Dur memilih jalur kebudayaan dan pendidikan sebagai wadah perjuangan.

Ia aktif menulis, mengajar, dan membangun gagasan Islam yang inklusif. Lewat tulisannya seperti Bunga Rampai Pesantren, Gus Dur mendorong modernisasi lembaga pesantren agar tidak hanya menjadi pusat keagamaan, tetapi juga agen pemberdayaan sosial dan politik. Ia menolak pandangan sempit yang mengkotakkan Islam dari kehidupan sosial, dan justru melihat pesantren sebagai kekuatan moral bangsa.

Tahun 1984 menjadi tonggak penting ketika Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Di bawah kepemimpinannya, NU kembali ke Khittah 1926, menegaskan diri sebagai organisasi sosial-keagamaan yang independen dari politik praktis. Di sisi lain, Gus Dur dikenal lantang membela minoritas dan memperjuangkan kebebasan berpendapat. Pemikirannya tentang Islam Nusantara dan pluralisme menjadi fondasi penting bagi wajah Islam moderat Indonesia.

Pasca tumbangnya rezim Soeharto pada 1998, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dukungan kuat dari poros tengah mengantarkannya terpilih sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia pada 20 Oktober 1999.

H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Sebagai presiden, Gus Dur membawa semangat rekonsiliasi nasional, membebaskan tahanan politik, menghapus diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, dan memulihkan kebebasan pers. Meski masa kepemimpinannya singkat karena pemakzulan politik pada 2001, ia dikenang sebagai simbol demokrasi dan kemanusiaan.

Sebagai sosok yang humoris dan sering disalahpahami, Gus Dur menyimpan ketajaman berpikir yang luar biasa.

Ia memandang agama sebagai sumber etika sosial, bukan alat politik. Dalam banyak gagasannya, ia menekankan pentingnya dialog antaragama, kesetaraan warga negara, dan penghargaan terhadap kemanusiaan. "Gitu aja kok repot," ujarnya suatu kali, bukan sekadar candaan, tetapi filosofi hidup yang mencerminkan kesederhanaan dalam memandang kompleksitas dunia.

Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 di Jakarta, dan dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang. Hingga kini, warisannya tetap hidup, dalam sejarah politik, juga dalam cara bangsa ini memahami makna kebebasan, toleransi, dan kemanusiaan. Bagi banyak orang, Gus Dur adalah Bapak Pluralisme Indonesia yang mengajarkan bahwa kemuliaan manusia jauh melampaui sekat-sekat agama dan ideologi.

2. Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto 

Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Lahir di Desa Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921, Soeharto tumbuh dalam keluarga petani sederhana dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah. Meski berasal dari latar belakang yang jauh dari kemewahan, perjalanan hidupnya bertransformasi luar biasa, dari anak petani menjadi presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Republik Indonesia.

Sejak kecil, Soeharto telah akrab dengan kerja keras.

Pendidikan formalnya dimulai di Sekolah Dasar Puluhan, Godean, kemudian berpindah ke Pedes dan Wuryantoro, mengikuti perubahan tempat tinggal keluarganya.

Karena keterbatasan biaya, Soeharto hanya mampu menamatkan SMP Muhammadiyah Yogyakarta sebelum memilih menempuh jalur militer.

Tahun 1940 menjadi titik balik ketika Soeharto diterima di Akademi Militer Magelang (Koning Willem III). Ia dikenal disiplin dan berbakat, hingga terpilih sebagai prajurit teladan di Sekolah Bintara Gombong setahun kemudian. Setelah proklamasi kemerdekaan, Soeharto bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan turut berjuang dalam berbagai operasi militer, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 yang mengukuhkan namanya di dunia militer.

Kariernya terus menanjak. Ia memimpin Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada 1961 dan menjabat Panglima Kostrad pada 1962. Momentum politik datang setelah peristiwa G30S 1965.

H.M Soeharto yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan Indonesia. (Doc.Istimewa)

Melalui Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno, Soeharto diberi mandat memulihkan keamanan nasional. Dari situ, langkahnya menuju kursi tertinggi negara terbuka lebar hingga akhirnya dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada 27 Maret 1968.

Selama lebih dari tiga dekade memimpin, Soeharto membawa Indonesia ke era yang dikenal sebagai Orde Baru. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mencapai stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. 

Dia meluncurkan berbagai program besar seperti Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), swasembada beras 1984, serta program Keluarga Berencana (KB) yang diakui dunia. Visi pembangunannya berfokus pada pertanian, industri, dan infrastruktur.

Soeharto juga meninggalkan sejumlah proyek monumental yang masih dikenal hingga kini. Di antaranya pembangunan Jalan Tol Jagorawi sebagai tol pertama di Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai simbol keberagaman budaya, serta Satelit Palapa yang memperkuat jaringan komunikasi nasional. Ia juga memperluas jaringan irigasi dan mendirikan SD Inpres untuk pemerataan pendidikan dasar di seluruh pelosok negeri.

Kepemimpinannya melahirkan banyak capaian, tetapi juga menuai kritik. Pemerintahan Orde Baru dikenal otoriter, dengan pembatasan kebebasan pers dan politik.

Ketika krisis moneter melanda Asia pada 1998, gelombang protes rakyat akhirnya memaksa Soeharto mengundurkan diri, menandai berakhirnya kekuasaan yang telah berjalan lebih dari tiga dekade.

Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, pada usia 87 tahun. Ia dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah.

Meski kepemimpinannya meninggalkan jejak kontroversial, warisannya tetap diingat. dari pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi, hingga lahirnya berbagai lembaga dan proyek nasional yang membentuk wajah Indonesia modern. Tak heran, hingga kini ia tetap dikenal dengan sebutan "Bapak Pembangunan".

3. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja 

Dikenal sebagai Bapak Hukum Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja adalah salah satu sosok paling berpengaruh dalam sejarah hukum dan diplomasi Indonesia. Merupakan seorang juga konseptor besar di balik pengakuan dunia terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan, sebuah tonggak sejarah yang lahir dari pemikiran jernih dan kerja diplomasi panjang di kancah internasional.

Lahir di Batavia (Jakarta) pada 17 Februari 1929, Mochtar berasal dari keluarga terpelajar. Ayahnya, M. Taslim Kusumaatmadja, adalah apoteker ternama asal Sukapura, Jawa Barat, sementara ibunya, Sulmini Soerawisastra, merupakan seorang guru asal Cirebon. Lingkungan keluarga ini menanamkan nilai pendidikan dan intelektualitas yang kelak membentuk karakter Mochtar sebagai cendekiawan hukum berwawasan global.

Mochtar Kusumaatmadja menjadi menteri luar negeri di periode 1978-1988. (@KSPgoid)

Setelah menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1955, Mochtar melanjutkan studi ke Yale Law School, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Laws pada 1958.

Dia kemudian menempuh program doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad) pada 1962, serta memperdalam ilmunya lagi di University of Chicago pada 1966. Jalur pendidikan internasional inilah yang mempertemukannya dengan berbagai gagasan modern dalam hukum internasional, termasuk tentang kedaulatan dan yurisdiksi laut.

Karier akademiknya dimulai sejak muda. Pada 1959, Mochtar menjadi dosen di Fakultas Hukum Unpad dan dengan cepat dikenal sebagai pengajar brilian.

Ia diangkat sebagai Guru Besar pada 1970 dan sempat menjabat sebagai Rektor Unpad (1973-1974). Meski masa jabatannya singkat, warisan intelektualnya bagi kampus itu panjang, ia menanamkan tradisi penelitian hukum berbasis analisis empiris dan menekankan pentingnya hukum sebagai instrumen pembangunan nasional.

Kariernya kemudian menanjak ke tingkat pemerintahan. Pada 1974, Presiden Soeharto menunjuk Mochtar sebagai Menteri Kehakiman dalam Kabinet Pembangunan II. Empat tahun kemudian, ia dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri,jabatan yang diembannya selama satu dekade (1978-1988).

Di sinilah reputasi internasionalnya menguat. Mochtar memadukan kepiawaian diplomasi dengan kemampuan konseptual di bidang hukum laut, dan mengartikulasikannya dalam bentuk konsep Wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara, yang berakar pada Deklarasi Djuanda (1957), menegaskan bahwa seluruh perairan di antara pulau-pulau Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari kedaulatan nasional.

Konsep ini awalnya ditentang banyak negara, namun melalui perjuangan panjang selama hampir 25 tahun di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Mochtar berhasil meyakinkan dunia.

Puncaknya terjadi pada 1982, ketika Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) secara resmi mengakui konsep negara kepulauan (archipelagic state), sebuah kemenangan diplomasi besar yang memperkokoh posisi Indonesia di panggung global.

Selain memperjuangkan hukum laut, Mochtar juga berperan dalam pengembangan hukum nasional. Ia memimpin Sub-Konsorsium Ilmu Hukum (1969-1974) dan ikut menyusun arah Politik Hukum Nasional dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

Pemikirannya menekankan bahwa hukum harus menjadi sarana pembangunan, bukan sekadar sistem aturan. Ia ingin hukum Indonesia tumbuh dari nilai-nilai sosial masyarakatnya, bukan hanya meniru sistem Barat.

Berkat pemikiran progresif ini, Mochtar banyak disebut sebagai perintis pendekatan hukum yang kontekstual dan responsif terhadap dinamika sosial. Sejumlah penelitian penting seperti Survey of Indonesian Economic Law (1970-an) dan Diagnostic Assessment of Legal Development in Indonesia (1996) menunjukkan konsistensinya membangun fondasi hukum nasional yang ilmiah, rasional, dan adaptif.

Pandangan dan karya Mochtar tidak berhenti di dunia akademik. Ia dikenal sebagai diplomat yang humanis, cendekiawan yang tenang, dan pemimpin yang rendah hati. Banyak koleganya di dunia internasional termasuk Prof. Tommy Koh dari National University of Singapore mengakui perannya sebagai sosok yang mengubah wajah hukum modern di Asia Tenggara.

Prof. Mochtar Kusumaatmadja wafat pada 6 Juni 2021 dalam usia 92 tahun. Namun warisan pemikirannya tetap hidup dalam setiap peta batas laut, setiap teks hukum pembangunan, dan setiap kampus hukum di Indonesia.

4. Marsinah

Nama Marsinah selalu muncul setiap kali membahas perjuangan buruh di Indonesia. Ia bukan sekadar pekerja pabrik biasa, melainkan sosok yang berani mengadvokasi hak-hak buruh pada masa Orde Baru-sebuah era ketika suara kritis sering dibungkam.

Marsinah bekerja sebagai buruh di PT Catur Putera Surya (CPS), pabrik pembuat jam di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Pada 1993, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menandatangani aturan kenaikan upah minimum menjadi Rp2.250, atau naik 20% dari gaji pokok. Pemerintah bahkan menerbitkan surat edaran agar pengusaha mengikuti keputusan tersebut.

Marsinah yang dikenal sebagai Pahlawan Buruh. (google)

Namun, PT CPS menolak menaikkan gaji pokok. Perusahaan bersikeras bahwa kenaikan hanya berlaku pada tunjangan, bukan gaji dasar. Artinya, buruh tidak akan merasakan manfaat penuh, terutama saat tidak bisa masuk kerja karena alasan tertentu.

Marsinah kemudian menggalang aksi mogok massal. Aksi pun pecah. Namun, situasi berubah ketika sejumlah buruh dipanggil ke markas Komando Distrik Militer (Kodim). Pada masa Orde Baru, militer sering turun tangan dalam urusan perburuhan.

Bukannya difasilitasi, para buruh yang dipanggil justru dipaksa menandatangani surat pengunduran diri. Mendengar hal itu, Marsinah berang dan memutuskan mendatangi Kodim untuk mencari kejelasan.

Namun, setelah keputusannya itu, Marsinah justru menghilang.

Ratusan buruh dan petani menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI pada Selasa (24/9/2024). Unjuk rasa ini dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pada 9 Mei 1993, jenazah Marsinah ditemukan di sebuah gubuk di Wilangan, Nganjuk. Hasil autopsi menunjukkan luka parah di tubuhnya: tulang patah, organ dalam rusak, dan tanda-tanda kekerasan seksual. Fakta ini memperkuat dugaan bahwa ia menjadi korban penyiksaan.

Ilustrasi : perjuangan membela hak hak buruh.(Doc.Istimewa) 

Kasus ini kemudian menyeret sembilan orang ke pengadilan. Namun, pada 1999 Mahkamah Agung membatalkan seluruh vonis karena dianggap tidak cukup bukti. Pelaku sebenarnya tidak pernah terungkap hingga kini.

Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara: Marsini, Marsinah, dan Wijiati. Setelah ibunya meninggal saat ia berusia tiga tahun, Marsinah dibesarkan oleh sang nenek. Sejak kecil ia terbiasa bekerja keras membantu keluarga.

Peristiwa tragis menimpanya saat ia baru berusia 24 tahun. Pembunuhan Marsinah menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM berat yang paling menyedot perhatian publik, bahkan hingga ke dunia internasional. Namanya kini menjadi ikon perjuangan buruh, terutama buruh perempuan, melawan ketidakadilan.

5. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah 

Syekhah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah adalah seorang reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh pemikir dan penggerak dari Minangkabau.

Hajjah Rahmah El Yunusiyyah lahir pada 26 Oktober 1900 di Nagari Bukit Surungan, Padang Panjang. Ia adalah anak bungsu dari pasangan Muhammad Yunus dan Rafia. Keluarganya merupakan penganut Islam yang taat. Ayahnya, Muhammad Yunus al-Khalidiyah bin Imanuddin adalah seorang ulama yang pernah menuntut ilmu di Mekkah. Sementara ibunya, Rafia merupakan keturunan ulama pemimpin Perang Padri.

Rahmah sempat menempuh pendidikan di sekolah agama Islam Diniyah School yang didirikan oleh kakaknya, Zainuddin Labay El Yunusy. Sekolah ini mengadopsi kurikulum dan sistem pendidikan modern, seperti menggunakan alat peraga dan perpustakaan.

Hajjah Rahmah El Yunusiyyah. (Dok. masjidraya.sumbarprov.go.id)

Namun, sekolah ini juga mencampur murid laki-laki dan murid perempuan di kelas yang sama, suatu hal baru bagi sekolah agama saat itu. Rahmah merasa tidak puas dengan sistem tersebut, karena ia mengamati banyak perempuan merasa tidak nyaman dalam menggunakan hak belajarnya, khususnya dalam perspektif fiqih. Hal ini membuat Rahmah berinisiatif menemui beberapa ulama Minangkabau untuk mendalami fiqih.

Cita-cita dan kepeduliannya untuk mengangkat hak dan martabat perempuan, mendorong Rahmah untuk menggagas Madrasah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.

Pada 1 November 1923, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah mendirikan Madrasah Diniyah Li al-Banat sebagai bagian dari Diniyah School yang dikhususkan untuk murid perempuan. Sistem pendidikan yang digagas oleh Rahmah tersebut kemudian menginspirasi Universitas Al-Azhar untuk mendirikan fakultas khusus untuk perempuan, yaitu Kulliyatul Banat.

Di samping kontribusinya di bidang pendidikan, Rahmah juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, Rahmah terlibat dalam Anggota Daerah Ibu (ADI) yang bergerak di bidang sosial, salah satunya dengan mengumpulkan bantuan makanan dan memperjuangkan penutupan rumah bordil di Sumatera Barat. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah juga bergabung dengan Majelis Islam Tinggi Minangkabau.

6. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo 

Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo adalah seorang tokoh militer Indonesia. Ia juga merupakan ayah dari Kristiani Herrawati, istri dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sarwo Edhie Wibowo lahir pada 25 Juli 1927 di Pangenjuru, Purworejo. Ia lahir dari pasangan Raden Kartowilogo dan Raden Ayu Sutini yang merupakan keluarga PNS yang bekerja untuk Pemerintah Kolonial Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942, Sarwo Edhie pergi ke Surabaya untuk mendaftarkan diri sebagai prajurit Pembela Tanah Air (PETA).

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Sarwo Edhie bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), suatu organisasi militer yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sarwo Edhie Wibowo. (Dok. Sekretariat Presiden)

Sarwo Edhie sempat diangkat menjadi Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945-1951) dan Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951-1953). Kemudian ia juga ditunjuk menjadi Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (1959-1961), dan Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD) (1962-1964), dan Komandan RPKAD (1964-1967).

Sarwo Edhie kemudian diangkat menjadi menjadi Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1964. Saat menduduki jabatan tersebut, Sarwo Edhie memiliki peran besar dalam penumpasan pemberontakan Gerakan 30 September (G30S).

Setelah Soeharto diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat pada 16 Oktober 1965, Sarwo Edhie diberi tugas untuk memulihkan keadaan pasca pemberontakan G30S. Sarwo Edhie berperan dalam penumpasan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di berbagai daerah, terutama Jawa Tengah yang menjadi basis komunis saat itu.

7. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin 

Sultan Muhammad Salahuddin adalah seorang Sultan Bima XIV yang bertakhta dari 1915 hingga 1951.

Sultan Muhammad Salahuddin lahir di Bima pada 14 Juli 1889. Ia mulai menduduki takhta ketika menggantikan ayahnya pada tahun 1915. Sultan Muhammad Salahuddin merupakan seorang perintis dan aktif di berbagai organisasi yang bergerak di bidang agama, sosial, hingga politik.

Sultan Muhammad Salahuddin. (Dok. Istimewa)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Sultan Muhammad Salahuddin menyatakan kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bersedia berdiri di belakang pemerintahan Negara Republik Indonesia.

8. Syaikhona Muhammad Kholil 

Syaikhona Muhammad Kholil merupakan salah satu ulama besar asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur.  

Syaikhona Kholil lahir pada Rabu malam Kamis, 9 Safar 1252 H (25 Mei 1835 M) di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Pulau Madura, dari pasangan KH. Abdul Latif dan Nyai Siti Khadijah.

Sosok nya berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara dan dikenal sebagai guru bagi para ulama dan cendekiawa. Atas rekomendasinya, jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU) didirikan sebagai wadah untuk mengorganisir dakwah dan pengaruh para kiai di Indonesia.

Syaikhona Muhammad Kholil.(Dok. Istimewa)

Sejak kecil, ia tumbuh dalam keluarga religius yang dikenal luas di kalangan masyarakat Bangkalan.

Sang ayah, KH. Abdul Latif, merupakan seorang ulama besar yang berharap putranya dapat melanjutkan perjuangan leluhurnya, Kanjeng Sunan Gunung Jati, dalam menegakkan syiar Islam di Tanah Jawa.

Bakat istimewa sudah tampak sejak usia muda. Syaikhona Kholil mampu menghafal seribu bait nadzam kitab Alfiyah Ibnu Malik dan cepat menguasai ilmu fikih serta nahwu. Setelah mendapatkan pendidikan dasar dari sang ayah, ia melanjutkan pencarian ilmu ke berbagai pondok pesantren di Madura dan Jawa. Masa ini dikenal sebagai periode pertama dalam perjalanan akademiknya.

Tahap berikutnya disebut periode Makkah, ketika ia memperdalam berbagai cabang ilmu agama di Tanah Suci dan berguru kepada sejumlah ulama besar, di antaranya Syaikh Ali Rahbini.

Pada 1863 M, atas perintah gurunya, Syaikhona Kholil kembali ke tanah air dan mendirikan Pondok Pesantren di Desa Jengkebuan, Bangkalan. Pesantren tersebut berkembang pesat dan menarik santri dari berbagai daerah di Nusantara.

Setelah beberapa tahun, kepemimpinan pesantren diserahkan kepada menantunya, KH. Muntaha (KH. Thoha bin KH. Kaffal), sementara Syaikhona Kholil pindah ke Desa Kademangan (Demangan) untuk melanjutkan kegiatan mengajar dan berdakwah.

Sebagai ulama yang menguasai berbagai disiplin ilmu, terutama nahwu-sharaf, hadis, dan fikih, Syaikhona Kholil dikenal dengan julukan "Syaikh al-Jawiyyin" atau mahaguru para ulama Jawa.

Tercatat sekitar 500.000 santri pernah menimba ilmu darinya, dengan 3.000 di antaranya menjadi pemimpin umat di berbagai wilayah Indonesia.

Selain sebagai pendidik, Syaikhona Kholil dikenal gemar menulis. Ia menyalin kitab Alfiyah Ibnu Malik dan menghasilkan berbagai karya berupa syair serta kisah hikmah bernilai moral tinggi.     

9. Tuan Rondahaim Saragih 

Tuan Rondahaim Saragih Garingging adalah salah satu dari tujuh raja Simalungun yang dikenal gigih menentang penjajahan Belanda pada abad ke-19.

Sebagai pemimpin Kerajaan Raya di wilayah Simalungun, Sumatera Utara, Rondahaim memimpin perlawanan bersenjata selama puluhan tahun dan menjadikan kerajaannya sebagai satu-satunya kerajaan di daerah itu yang tidak pernah ditaklukkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Rondahaim lahir pada tahun 1828 di Juma Simandei, Sinondang, Pamatang Raya, dari pasangan Tuan Jinmahadiam Saragih Garingging bergelar Tuan Huta Dolog dan Puang Ramonta boru Purba Dasuha.

Tuan Rondahaim Saragih. (Dok. Istimewa)

Sejak kecil, ia telah diperkenalkan dengan sistem pemerintahan dan strategi oleh para pamannya yang menjabat sebagai pemangku kerajaan. Ia juga mempelajari bahasa Melayu serta ilmu tata pemerintahan di Kerajaan Padang, tempatnya menimba ilmu pada usia muda.

Ketika berusia 12 tahun, Rondahaim kehilangan ayahnya dan kepemimpinan kerajaan sempat dipegang oleh pamannya, Tuan Murmahata Saragih Garingging, sebelum akhirnya ia naik tahta sebagai Raja Partuanan Raya. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan berkembang menjadi kekuatan politik dan militer besar di Sumatera Timur.

Pada masa kolonial, Rondahaim menjadi simbol perlawanan terhadap ekspansi dan aneksasi Pemerintah Kolonial Belanda. Ia dikenal memimpin ribuan pasukan yang disiplin serta menggunakan strategi perang lokal yang efektif.

Sejumlah pertempuran besar terjadi pada 1887 di Dolok Merawan dan 1889 di Bandar Padang, di mana pasukannya berhasil menghadang invasi militer Belanda. Keteguhannya membuat Kerajaan Raya menjadi satu-satunya kerajaan di Simalungun yang tidak pernah ditaklukkan.

Rondahaim dijuluki masyarakat dan sejarawan sebagai "Napoleon Batak" karena keberanian, kecerdikan, dan kemampuan militernya yang membuat Belanda segan.

Rondahaim bahkan berani menerapkan taktik bumi hangus terhadap perkebunan kolonial yang memperluas penguasaan tanah rakyat. Selama masa pemerintahannya, Rondahaim aktif memperluas wilayah kekuasaan sembari mempertahankan kedaulatan ekonomi masyarakat Simalungun dari intervensi asing.

Memasuki akhir hayat, pasukan Belanda sempat melancarkan serangan besar ke wilayah Bajalinggei pada tahun 1887, namun konflik mereda setelah 1888. Kondisi kesehatannya kemudian menurun akibat luka perang dan tekanan politik berkepanjangan.

Tuan Rondahaim Saragih Garingging wafat pada Juli 1891 di Rumah Bolon Raya, dan dimakamkan di Pematang Raya, Simalungun, di kompleks pemakaman Makam Raja Raya Tuan Rondahaim Saragih Garingging.

10. Almarhum Zainal Abidin Syah dari Provinsi Maluku Utara

Sultan Zainal Abidin Syah adalah tokoh besar dari Maluku Utara yang dikenal sebagai Sultan Tidore terakhir yang juga menjabat sebagai Gubernur Irian Barat pertama setelah Indonesia merdeka.

Zainal Abidin lahir di Soasio, Tidore, pada 5 Agustus 1912, dari pasangan Dano Husain dan Dano Salma. Sejak muda, ia menempuh pendidikan modern di masa kolonial Belanda.

Pendidikan dasarnya ditempuh di Bumiputera HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Ternate pada tahun 1924, lalu melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Batavia dan kemudian ke OSVIA (Opleidingsscholen voor Inlandsche Ambtenaren) di Makassar, sekolah calon pegawai negeri pribumi kolonial Belanda.

Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1934, Zainal Abidin diangkat menjadi Ambtenaar (pejabat asli) dan bertugas sebagai Bestuur dan Hulp-Bestuur (Bupati) di beberapa daerah, seperti Ternate (Maluku Utara), Manokwari, dan Sorong (Papua Barat).

Saat pendudukan Jepang (1942-1945), ia menjabat sebagai Ketua Kehakiman Ternate. Namun, karena dianggap ancaman oleh Jepang sebagai pewaris Kesultanan Tidore, ia ditangkap dan diasingkan ke Jailolo hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Zainal Abidin Syah (Foto:  Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tidore)

Zainal Abidin diangkat menjadi Sultan Tidore pada tahun 1946 di Denpasar, Bali, dan penobatannya dilakukan di Soasio pada Januari 1947. Dalam masa kekuasaannya, ia menjadi tokoh penting yang menentang rencana pembentukan Negara Indonesia Timur yang berpotensi memisahkan wilayah Irian Barat dari Republik Indonesia.

Dalam Konferensi Denpasar 1946, Sultan Zainal Abidin secara tegas menolak pemisahan Irian Barat dan menyatakan bahwa wilayah itu sejak dahulu merupakan bagian dari Kesultanan Tidore.

Sikap tegasnya berlanjut pada Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, ketika ia menolak pasal-pasal yang berpotensi memisahkan Irian Barat dari Indonesia Serikat. Ia menegaskan bahwa Irian Barat adalah bagian sah dari Kesultanan Tidore dan tidak boleh dipisahkan dari wilayah Indonesia.

Pandangan ini menjadikannya salah satu tokoh kunci dalam diplomasi mempertahankan Papua.

Sebagai wujud perjuangannya, pada 17 Agustus 1956, pemerintah membentuk Provinsi Irian Barat, dengan Sultan Zainal Abidin Syah dilantik sebagai gubernur pertama. Pelantikannya berlangsung di Soasio, Tidore, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 412/RI/1956.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur pada 1961, Zainal Abidin kemudian diperbantukan di Kementerian Dalam Negeri untuk Operasi Mandala di Makassar, yang bertujuan mempercepat integrasi Irian Barat ke Indonesia. Ia pensiun pada 1963 dan menghabiskan masa tuanya di Tidore, aktif mengurus transmigrasi dan pembangunan desa.

Sultan Zainal Abidin Syah pun wafat pada 4 Juli 1967 di Ambon. Jenazahnya dimakamkan di Taman Bahagia Kapaha, Ambon, sebelum kemudian dipindahkan ke Soasio, Tidore, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya.(adz/berbagai sumber)

Kronologi Penculikan Bilqis dari Makassar: Ditemukan di Setelah Dioper ke Suku Pedalaman Jambi

MERDEKAPOST.COM | MAKASSAR - Suasana haru dan tangis bahagia menyelimuti halaman Markas Polrestabes Makassar, di Jl Jenderal Ahmad Yani, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (9/11/2025) siang.

Bilqis (4), balita yang sempat hilang dan diduga menjadi korban sindikat penculikan anak, akhirnya tiba di Makassar dan diserahkan kembali kepada keluarganya.

Bilqis tiba di Mapolrestabes Makassar, pukul 14.58 Wita, setelah diterbangkan dari Jambi, lokasi penemuannya.

Baca Juga: Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Polisi dari Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Makassar menjemput Bilqis di Jambi.

Penyerahan Bilqis dari polisi kepada orangtuanya dilakukan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana.

Momen kedatangan Bilqis disambut isak tangis bahagia puluhan warga dan keluarga yang telah menunggu sejak pagi.

Cium Tangan Kapolrestabes

Ayah Bilqis, Dwi Nurmas, langsung memeluk erat putrinya dan tak kuasa menahan air mata setelah berhari-hari menanti.

"Alhamdulillah, saya cuma bisa bersyukur anakku akhirnya kembali. Terima kasih Bapak Kapolrestabes Makassar," ujar Dwi dengan suara bergetar.

Dalam suasana penuh haru, Dwi bahkan mencium tangan Kombes Pol Arya Perdana sebagai bentuk terima kasih atas penyelamatan putrinya.

Bilqis nampak sehat saat keluar dari mobil Jatanras.

Ayah Bilqis saat memeluk erat Kapolrestabes Makassar saat putrinya sampai di Mapolresta Makassar dari Jambi.(adz/trbunmakassar)

Setelah penyerahan resmi dan pemeriksaan, Bilqis dibawa pulang ke rumahnya di Jalan Pelita 2, Kecamatan Rappocini.

Bilqis dikabarkan hilang saat bermain di sekitar Taman Pakui Sayang, Makassar, Ahad atau Minggu (2/11/2025).

Kabar hilangnya menyebar cepat.

Penyelidikan intensif selama enam hari tim gabungan Polrestabes Makassar dan Polres Merangin membuahkan hasil.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Balita tersebut akhirnya ditemukan pada Sabtu (8/11/2025) malam di Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi.

Bilqis ditemukan sekitar 2.611 km dari Makassar, melintasi tiga pulau besar Nusantara (Sulawesi, Kalimantan, Jawa, dan Sumatera).

Pihak kepolisian menduga Bilqis menjadi korban dari kelompok perdagangan anak dengan jaringan lintas pulau.

Tante (bibi) Bilqis, Ida, membenarkan bahwa keluarga sempat mendapat informasi mengenai isu sindikat perdagangan anak dan rencana adopsi Bilqis ke luar negeri, meskipun detailnya belum bisa disimpulkan.

Kronologi Penculikan

Kasus penculikan ini mulai viral setelah video CCTV memperlihatkan Bilqis dibawa oleh seorang perempuan misterius.

Ayah korban menjelaskan bahwa Bilqis hilang saat bermain di pinggir lapangan tenis dekat rumah.

"Saya sedang melatih di lapangan tennis, anak saya main di pinggir lapangan. Setelah izin mau main di sebelah, saya panggil lagi sudah tidak ada," kata Dwi, yang langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Panakkukang sehari setelah kejadian.

Dwi menegaskan, tidak ada masalah keluarga di balik hilangnya putrinya. 

Berikut rincian kronologinya:

Ahad atau Minggu, 2 November 2025 (Siang): Hilang di Makassar

Bilqis (4), dilaporkan hilang saat sedang bermain di sekitar Taman Pakui Sayang, Jalan AP Petta Rani, Makassar.

Ayah korban, Dwi Nurmas, yang sedang melatih di lapangan tenis tak jauh dari lokasi, menyadari putrinya sudah tidak ada setelah ia panggil.

Senin, 3 November 2025: Melapor kepada polisi

Orang tua Bilqis secara resmi melaporkan kehilangan anaknya kepada Polsek Panakkukang.

Kasus ini menjadi viral setelah rekaman CCTV memperlihatkan Bilqis dibawa seorang perempuan misterius.

Senin, 3 November – Jumat, 7 November 2025: Pencarian

Polisi mencari selama enam hari, yang mengerucut pada dugaan korban dibawa oleh sindikat penculikan anak lintas pulau.

Sabtu, 8 November 2025 (malam): Pelaku ditangkap, korban ditemukan di Jambi

Polisi mengumumkan menangkap salah satu penculik bernama Sri Yuliana (30).

Polisi menginterogasi pelaku di Mapolrestabes Makassar.

Tim gabungan Polrestabes Makassar dan Polres Merangin, Jambi, berhasil menemukan Bilqis di Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi.

Lokasi penemuan ini berjarak sekitar 2.611 km dari Makassar, melintasi beberapa pulau besar.

Sekitar pukul 21.00 Wita, pihak kepolisian mengonfirmasi kabar penemuan Bilqis kepada keluarga di Makassar.

Keluarga Bilqis sempat melakukan panggilan video (video call) dengan anggota polisi di lokasi, memastikan Bilqis dalam kondisi sehat.

Ahad atau Minggu, 9 November 2025 (Dini Hari - Pagi): Perjalanan pulang

Bilqis saat berhasil ditemukan dan diamankan Polres Merangin: Didepan adalah 3 terduga pelaku penculikan dan perdagangan anak.(ist/facebook) 

Bilqis diterbangkan menggunakan pesawat dari Jambi, transit di Surabaya, dan melanjutkan penerbangan menuju Makassar, didampingi pihak kepolisian.

Keluarga dan puluhan warga mulai berkumpul di Polrestabes Makassar sejak pagi, menunggu kedatangan Bilqis.

Ahad atau Minggu, 9 November 2025 (Pukul 14.58 Wita): Tiba dan diserahkan di Makassar

Bilqis tiba di Markas Polrestabes Makassar, Jalan Jenderal Ahmad Yani, disambut tangis haru keluarga dan warga.

Kerjasama antar wilayah, akhirnya Polres Kerinci back up Polrestabes Makassar dan Polres Merangin Jambi berhasil menangkap pelaku yang mencoba melarikan diri ke Sungai Penuh Kerinci.(adz)

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menyerahkan Bilqis secara langsung kepada orang tuanya.

Ayah Bilqis, Dwi Nurmas, memeluk erat putrinya dengan linangan air mata dan menyampaikan terima kasih kepada Kapolrestabes.

Setelah penyerahan resmi dan dipastikan dalam kondisi sehat, Bilqis dibawa pulang oleh keluarga ke rumah mereka di Jalan Pelita 2, Kecamatan Rappocini.(*)

BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

KAPOLRESTABES DAN AYAH BILQIS - Ayah Bilqis, Dwi Nurmas memeluk dan mencium Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana di Mapolrestabes Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (9/11/2025) siang. Bilqis kembali ke pelukan orangtuanya setelah sepekan diculik dibawa dan di jual di Jambi.(adz/ist)

MERDEKAPOST.COM | MAKASSAR – Bilqis, bocah tiga tahun yang dilaporkan hilang dan diduga menjadi korban penculikan, akhirnya tiba di Kota Makassar, Minggu (9/11/2025) siang.

Dilansir dari Tribun-Timur.com, pukul 14.15 Wita rombongan pengamanan tiba di Mapolrestabes Makassar.

Bilqis dibawa menggunakan mobil Mitsubishi Xpander kepolisian setelah penerbangan dari Jambi dan transit di Surabaya.

Tangis pecah saat balita itu diturunkan dari kendaraan operasional. Orang tua Bilqis langsung menyambut kedatangan putrinya.

Bilqis Ramadani, bocah empat tahun korban penculikan, digendong aparat kepolisian saat tiba di Mapolrestabes Makassar, Minggu (9/11/2025) siang. Tangis haru pecah ketika orang tuanya menyambut kedatangan putrinya yang baru dipulangkan dari Jambi. Polisi memperketat pengamanan dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menyerahkan Bilqis ke keluarga.(istimewa)

Sejumlah personel kepolisian memperketat pengamanan di sekitar pintu masuk Mapolrestabes.

Warga yang mengetahui kedatangan Bilqis turut memadati akses depan kantor polisi.

Ayah Bilqis, Dwi Nurmas (34), menyampaikan terima kasih kepada Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana.

“Terima kasih banyak bapak kapolrestabes,” katanya.

Keluarga sebelumnya menerima kabar penemuan Bilqis pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Informasi itu langsung menyebar dan mengundang perhatian warga sekitar rumahnya di Jl Pelita 2, Lorong 3, Rappocini.

Tante Bilqis, Ida, mengatakan keluarga sempat melakukan video call dengan polisi yang mengamankan Bilqis.

“Alhamdulillah sehat. Jam satu malam itu kami sempat video call sama pihak polisi, diperlihatkan Bilqis,” ujarnya.


BILQIS KEMBALI - Ayah Bilqis (kanan) saat menyambut kedatangan putrinya di Mapolrestabes Makassar, Minggu (9/11/2025). Bilqis, bocah tiga tahun korban penculikan, tiba setelah penerbangan dari Jambi dan transit Surabaya. Polisi memperketat pengamanan dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menyerahkan Bilqis ke keluarga.

Bilqis ditemukan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Saat ini Polisi masih mendalami dugaan keterlibatan pelaku dalam jaringan penculikan dan perdagangan anak. 

Proses pemeriksaan akan dilakukan lebih lanjut di Makassar. Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan pengecekan kondisi kesehatan Bilqis sebelum diserahkan kepada keluarga.

“Sementara cek kesehatan dulu ya. Setelah itu kita serahkan,” singkatnya. (*)

Editor: Aldie Prasetya 

Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Macan Kincai Polres Kerinci back up Polrestabes Makassar Berhasil menangkap terduga jaringan Pelaku Penculikan Anak di Sungai Penuh.(mpc/hms polres Kerinci) 

Medekapost.com | Sungai Penuh - Unit Opsnal Satreskrim Polres Kerinci bersama Tim Resmob Polda Jambi memberikan back up kepada Satreskrim Polrestabes Makassar dalam pengungkapan kasus penculikan anak lintas provinsi yang terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dua orang pelaku akhirnya berhasil ditangkap di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. (07/11/2025)

Penangkapan ini dilakukan berdasarkan laporan polisi LP/2107/IX/2025/SPKT/POLRESTABESMAKASSAR/POLDA SULSEL tertanggal 2 November 2025 dan surat perintah SPRIN/511/XI/RES.1.24/2025.

Pelaku yang diamankan masing-masing bernama Adefrianto Syahputra S. (36), warga Kampung Baru 2 Pasar Bangko, Kabupaten Merangin, dan Mery Ana (42), warga Jalan Tembesu, Kabupaten Merangin.

Sementara korban bernama Bilqis Ramdhani binti Dwi Nur Mas, berusia 4 tahun, warga Makassar, Sulawesi Selatan.

Peristiwa bermula pada Minggu, 2 November 2025, sekitar pukul 08.00 WITA. Saat itu korban B bermain di taman Pakui, Kota Makassar, bersama orang tuanya. Sekitar pukul 10.00 WITA, korban diketahui sudah tidak berada di lokasi, hingga akhirnya orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Makassar.

Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa anak korban telah dijual oleh pelaku awal ke pihak lain di Yogyakarta, kemudian berpindah tangan kepada pasangan Adefrianto Syahputra S dan Mery Ana di Provinsi Jambi.

Tim Polrestabes Makassar kemudian berkoordinasi dengan jajaran Polda Jambi, Polres Merangin, dan Polres Kerinci untuk melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku.

Pada Jumat, 7 November 2025, tim gabungan mendapat informasi bahwa kedua pelaku tengah berada di Kota Sungai Penuh, tepatnya di sekitar Masjid Raya Kelurahan Pasar Sungai Penuh. Sekitar pukul 13.30 WIB, kedua pelaku berhasil ditangkap tanpa perlawanan.

Dari hasil pemeriksaan, kedua pelaku mengaku telah menjual anak korban kepada kelompok Suku Anak Dalam di Desa Mentawak, Kabupaten Merangin dengan harga Rp. 80 juta.

Tim gabungan dari Satreskrim Polrestabes Makassar dan Resmob Polda Jambi kemudian bergerak menuju lokasi dan berhasil menemukan korban Bilqis Ramdhani dalam keadaan selamat. Korban langsung dievakuasi ke Polres Merangin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Keberhasilan pengungkapan kasus ini merupakan hasil koordinasi cepat antara empat institusi kepolisian, yakni Polrestabes Makassar, Polda Jambi, Polres Merangin, dan Polres Kerinci.

Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian karena melibatkan perdagangan anak lintas provinsi dengan jaringan terorganisir.

Humas Polres Kerinci mengapresiasi kerja sama lintas wilayah tersebut dan menegaskan komitmen kepolisian dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan terhadap anak.

Berkat kerja cepat dan koordinasi lintas wilayah, korban berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Kasus ini akan terus dikembangkan untuk mengungkap jaringan di balik perdagangan anak lintas provinsi,” ujar perwakilan Humas Polres Kerinci.

Korban kini telah berada dalam pengawasan pihak berwenang dan akan segera dipulangkan kepada keluarganya di Makassar. (Kai)

Sahroni, Eko, Nafa Urbach Terbukti Melanggar Kode Etik, Uya Kuya dan Adies Kadir Bebas, Begini Responnya!

MKD: Sahroni, Eko, Nafa Urbach Terbukti Melanggar Kode Etik, Uya Kuya dan Adies Kadir Bebas dan kembali aktif sebagai anggota DPR RI. (adz/mpc)

JAKARTA – Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR akhirnya mengetuk palu atas kasus pelanggaran etik yang menyeret lima anggota DPR. Dalam sidang putusan di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 5 November 2025, tiga nama di pastikan bersalah: Ahmad Sahroni, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, dan Nafa Urbach.

Dua lainnya, Adies Kadir dan Surya Utama alias Uya Kuya, di nyatakan tidak bersalah.

“MKD memutuskan, teradu satu Adies Kadir tidak terbukti melanggar kode etik. Kami meminta agar yang bersangkutan lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi ke depan,” kata Wakil Ketua MKD, Adang Daradjatun, saat membacakan putusan.

Adang menjelaskan, Nafa Urbach di jatuhi sanksi nonaktif selama tiga bulan, Eko Patrio empat bulan, dan Sahroni enam bulan. Ketiganya tetap di nyatakan bersalah atas tindakan yang di anggap merendahkan marwah lembaga DPR.

“Putusan ini berlaku sejak di bacakan dan bersifat final,” ujar Adang.

Kasus ini bermula dari insiden pada Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD pada 15 Agustus 2025. Saat itu, gestur dan komentar beberapa anggota dewan dinilai publik tidak pantas. Uya Kuya dan Eko Patrio, misalnya, tertangkap kamera berjoget di tengah sidang resmi. Sementara Sahroni di laporkan karena menggunakan diksi yang di anggap tidak pantas di hadapan publik.

Nafa Urbach menuai kecaman setelah menyebut kenaikan gaji dan tunjangan DPR “wajar dan pantas”, pernyataan yang kemudian di cap publik sebagai hedon dan tamak. Adies Kadir pun terseret lantaran komentarnya tentang tunjangan DPR yang di nilai menyesatkan publik.

Lima nama ini kemudian di adukan ke MKD pada September lalu. Ketua MKD, Nazaruddin Dek Gam, menyebut seluruh laporan telah di telaah berdasarkan bukti dan keterangan saksi ahli. “Kami menilai perbuatan para teradu telah mencoreng kehormatan lembaga legislatif,” kata Nazaruddin.

Usai pembacaan putusan, Adies Kadir dan Uya Kuya langsung kembali aktif sebagai anggota DPR. Sementara tiga lainnya harus menepi dari parlemen untuk sementara waktu sesuai masa sanksi yang di tetapkan.

Reaksi Para Teradu

Usai sidang, suasana di lobi Nusantara II tampak tegang. Eko Patrio, yang dikenal sebagai selebritas dan politisi Partai Amanat Nasional (PAN), memilih diam dan tidak menanggapi pertanyaan awak media.

Anggota DPR RI non aktif saat mendengarkan keputusan MKD.(istimewa) 

Berbeda dengan Eko, Uya Kuya yang dinyatakan bebas, tampak lebih tenang. Ia mengaku menghormati keputusan MKD dan menyebut proses sidang berjalan profesional. “Kita menghargai MKD. Menurut saya mereka sangat objektif, keputusan ini berdasarkan bukti dan saksi ahli yang sudah diperiksa,” katanya.

Menurutnya, putusan tersebut menjadi pelajaran berharga. “Semua manusia pasti pernah berbuat salah. Ini pembelajaran untuk saya pribadi dan teman-teman yang lain,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah akan kembali aktif setelah masa sanksi berakhir, Sahroni hanya menjawab singkat, “Tunggu saja, semua diserahkan kepada mahkamah partai.”

Sementara Ahmad Sahroni, mengatakan dirinya menghormati proses yang dilakukan MKD. “Saya bersyukur karena semua fakta sudah terungkap. Kita terima dengan lapang dada,” ujarnya.(Tim)

Prabowo Siap Tanggung Utang Whoosh, Bagaimana Menkeu Purbaya?

Prabowo Siap Tanggung Utang Whoosh, Bagaimana dengan Menkeu Purbaya?

JAKARTA - Pegiat media sosial, Preciosa Kanti, ikut merespons langkah Presiden Prabowo Subianto yang disebut pasang badan dalam polemik pembiayaan Kereta Cepat Whoosh.

Dikatakan Kanti, keputusan yang diambil Presiden justru berseberangan dengan pernyataan tegas Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa.

Kanti bahkan mengaku sejak awal memilih tidak banyak berkomentar soal Purbaya.

“Ini alasan mengapa selama ini saya hanya satu kali berkomentar perihal fenomenal Purbaya," ujar Kanti di X @PreciosaKanti (6/11/2025).

"Pada saat Purbaya berkata kurang lebih bahwa Rocky Gerung mesti meminta maaf jika Purbaya sudah menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 8 persen,” tambahnya.

Lanjut Kanti, tidak banyak yang perlu dibahas karena sekeras apa pun gaya seorang menteri, keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden.

"Mengapa saya memilih untuk tidak berkomentar banyak? Karena Purbaya, sekoboi apa pun, dia hanyalah seorang menteri. Di mana keputusan akhir akan tetap di tangan Presiden,” tukasnya.

Kanti mengatakan, kebijakan yang diambil pemerintah belakangan ini kerap membingungkan dan tak jarang berujung pada kekecewaan publik.

Warga antri menunggu kereta cepat wsoosh.(adz)

"Bukan hal baru, betapa membingungkannya kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden saat ini,” katanya.

Ia mencontohkan, pernyataan Purbaya yang menegaskan tidak akan memakai APBN untuk membayar utang proyek Whoosh sempat membuat rakyat optimistis.

Hanya saja, hal itu seolah dimentahkan oleh ucapan Presiden sendiri.

"Seperti masalah Whoosh ini. Tegas Purbaya mengatakan tidak akan memakai APBN untuk membayar hutang Whoosh! Rakyat gembira ibarat menemukan penjaga tangguh. Namun Presiden berkata sebaliknya,” imbuhnya.

Kanti kemudian menyinggung janji pemerintah yang akan melunasi utang tersebut menggunakan uang hasil pengembalian korupsi.

“Dibayar lewat hutang koruptor yang dikembalikan, ijinkan saya tertawa! Angin surga lainnya!," tandasnya.

Ia juga mempertanyakan realisasi komitmen Presiden dalam memberantas korupsi secara tegas dan cepat.

"Sejak beliau teriak akan mengejar koruptor sampai Antartika, siapa, berapa jumlah uang, seberapa cepat, sat-set-nya penegak hukum dalam men-support kebijakan ini?," timpalnya.

Kanti bilang, kebijakan semacam ini hanya menambah daftar panjang drama politik di tengah penderitaan masyarakat.

"Kita rakyat yang waras sudah lelah dengan akrobat dan janji serta drama politik yang diperankan oleh para elit dan pejabat,” Kanti menuturkan.

"Capek. Sementara carut-marut kesulitan rakyat, tak kunjung serius diurus dan ditangani. Entah sampai kapan,” kuncinya.(*)

Presiden ke Korea, PGIN Diterima Wamensesneg, Guru Madrasah Swasta Desak Realisasi P3K dan Sertifikasi 'Tak Mau Janji Palsu!'

Perwakilan PGIN dan MDC ketika diterima Wamensesneg.(Doc Istimewa) 

JAKARTA, MERDEKAPOST - Ribuan guru madrasah swasta dari berbagai daerah di Indonesia yang memadati kawasan Istana Negara, Jakarta, pada 30 Oktober 2025, menegaskan satu pesan penting: mereka tak mau lagi hanya dijanjikan.

Meski Presiden berhalangan hadir karena terbang ke Korea untuk menghadiri KTT internasional, para guru tetap pulang membawa secercah harapan dan tekad yang lebih kuat untuk mengawal janji pemerintah hingga terealisasi.

“Kami tidak akan berhenti sampai janji-janji ini benar-benar diwujudkan. P3K, sertifikasi, dan inpassing bukan lagi permintaan baru, tapi hak kami sebagai pendidik yang mengabdi bertahun-tahun,” tegas  Sekertaris PB PGIN Deni Subhani, Jumat (31/01/2025)

Dalam aksi damai yang dihadiri belasan ribu guru swasta, perwakilan peserta diterima langsung oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) yang diwakili  Wakil Mensesneg, sejumlah Dirjen Kementerian Agama, serta Staf Khusus Presiden.

Pertemuan tersebut menghasilkan tiga poin penting yang menjadi dasar tindak lanjut perjuangan guru swasta di tahun 2025 mendatang:

1. Skenario P3K Guru Swasta akan dibahas lintas kementerian pada 2025.Pemerintah berkomitmen menyiapkan skenario bersama antar-kementerian untuk membahas mekanisme rekrutmen dan penetapan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) khusus bagi guru swasta.

2. Percepatan SK Sertifikasi dan Inpassing.Dirjen Kemenag memastikan proses penerbitan SK sertifikasi dan inpassing akan dipercepat sebagai bentuk percepatan peningkatan kesejahteraan guru.

3. Audiensi lanjutan dengan Presiden.Setelah Presiden kembali dari KTT Korea, akan dijadwalkan pertemuan khusus antara organisasi profesi guru swasta dan Presiden RI untuk membahas langkah konkret kebijakan guru swasta.

Suasana aksi damai Ribuan guru madrasah swasta dari berbagai daerah di Indonesia yang memadati kawasan Istana Negara, Jakarta, pada 30 Oktober 2025.(SC/Ist)

Meski hasil audiensi belum sepenuhnya memuaskan, para guru mengaku tetap menghargai komitmen pemerintah.

“Kami sedikit kecewa karena Presiden tidak bisa hadir, tapi kami apresiasi keseriusan Mensesneg dan Dirjen Kemenag yang mau duduk bersama. Kami akan kawal ini terus,” ujar Junaedi Desky seorang peserta aksi  asal Banten.

Banyak guru menilai bahwa tahun 2025 bisa menjadi momentum penting jika komitmen lintas kementerian benar-benar dijalankan. Sebab, perjuangan mereka bukan hanya soal status kepegawaian, melainkan pengakuan atas pengabdian puluhan tahun di dunia pendidikan.

Berawal dari keresahan karena minimnya perhatian pemerintah, kini mereka telah membentuk kekuatan kolektif yang solid di bawah berbagai organisasi profesi, seperti PGIN dan MDC, untuk memperjuangkan hak mereka secara nasional.

“Ini bukan akhir, tapi awal dari perjuangan panjang menuju keadilan,” tegas Roma Haryanto salah satu koordinator lapangan asal Kabupaten Lebak ini. (*)

Gubernur Banten Non Aktifkan Kepala Sekolah Karena Menampar Siswa yang Merokok, Begini Kronologisnya

Gubernur Banten Andra Soni Menonaktifkan Dini Fitria Kepala SMAN 1 Cimarga Karena Menampar Siswa yang Merokok.(adz/ist)

Merdekapost.com - Gubernur Banten, Andra Soni, menonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria.

Keputusan ini diambil setelah Dini diduga menampar salah satu siswa yang kedapatan merokok.

Gubernur berwenang menonaktifkan kepala sekolah negeri di wilayahnya, terutama jika kepala sekolah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan berada di bawah naungan pemerintah provinsi.

Dasar hukum penonaktifan sementara ASN termasuk kepala sekolah, diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, 

PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS, dan Permendikdasmen No. 7 Tahun 2025 yang mengatur penugasan dan pemberhentian kepala sekolah.

Gubernur adalah Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di tingkat provinsi. Dalam struktur pemerintahan, kepala sekolah SMA/SMK negeri berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi, bukan kabupaten/kota. 

Karena itu, gubernur memiliki otoritas administratif terhadap kepala sekolah di jenjang tersebut.

Penonaktifan kepala sekolah dapat dilakukan secara administratif sebagai bentuk pengamanan internal, terutama dalam kasus yang berpotensi menimbulkan konflik atau gangguan terhadap proses belajar mengajar.

Langkah ini bersifat sementara sambil menunggu hasil pemeriksaan atau investigasi.

Namun, penonaktifan bukan pemberhentian permanen. Ini adalah langkah administratif untuk menjaga kondusivitas. Salah satu upaya itu dilakukan terhadap Kepala SMAN 1 Cimarga.

"Akan segera dinonaktifkan," ujar Gubernur Banten Andra Soni kepada wartawan di Pendopo Gubernur Banten, Serang, Selasa (14/10/2025).

Ia juga menyarankan wartawan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai keputusan tersebut dari Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Deden Apriandhi, atau Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Banten, Lukman.

"Coba ke Pak Sekda itu lebih lengkapnya," tambah Andra sebelum meninggalkan wartawan.

Di lokasi yang sama, Sekda Banten, Deden Apriandhi mengaku telah melihat rekaman video yang menunjukkan insiden antara guru dan murid tersebut.

Untuk menindaklanjuti kejadian ini, Deden berencana memanggil pihak-pihak yang mengetahui peristiwa tersebut.

"Kemarin telah memerintahkan Pak Lukman selaku Plt Kadisdikbud untuk memanggil guru-guru untuk dimintai keterangan hari ini, dan mudah-mudahan nanti bisa kita tindaklanjuti," jelas Deden.

Deden menegaskan, jika dari hasil pemeriksaan terbukti terjadi tindak kekerasan, Pemprov Banten akan mengambil tindakan hukum kedisiplinan terhadap oknum guru tersebut.

"Kalau memang sampai ada tindakan kekerasan, mungkin pemberhentian," ujarnya.

Selama proses pemeriksaan berlangsung, Deden menambahkan, Pemprov Banten telah menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga untuk menjaga kondusivitas di sekolah dan mencegah aksi mogok siswa.

"Sambil melakukan pendalaman, kita akan menonaktifkan sementara dulu guru yang bersangkutan supaya clear," kata Deden.

Ia menyebutkan, ketidaknyamanan di kalangan siswa SMAN 1 Cimarga menyebabkan mereka tidak masuk sekolah, sehingga langkah ini diambil untuk menstabilkan kondisi.

"Untuk menstabilkan kondisi sementara kita nonaktifkan," tutup Deden.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria buka suara, terkait dugaan kekerasan terhadap siswa, yang menyeret nama dirinya.

Dini dituding telah melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu anak muridnya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Korban berinisial ILP (17), saat ini masih duduk di bangku kelas XII. 

Peristiwa kekerasan itu terjadi pada Jumat (10/10/2025) pagi, lantaran ILP kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Orang tua siswa yang ditampar bersama ratusan siswa lainnya menggelar demo agar Kepsek Dini dilengserkan.(adz/ist)

Dalam sebuah video Dini menjelaskan, peristiwa terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan pelaksana program Jumat bersih. 

Namun, pada saat dirinya berkeliling melihat seorang siswa tengah merokok di dekat warung kecil yang berada di luar pagar sekolah.

"Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," kelasnya.

"Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," sambungnya. 

Saat dimintai keterangan, kata Dini, siswa tersebut tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.

Dini juga mengakui, telah menampar siswanya tersebut, akan tetapi tidak begitu keras. 

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," katanya.

Tak hanya itu, Kepsek itu membantah bahwa dirinya menendang siswanya tersebut.

"Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," ucapnya. 

Menurut Dini, warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah, lantaran diduga kerap menjual rokok kepada siswa.

"Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung, agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara," ujarnya.

Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya. 

Kronologi kejadian

ILP dalam kesempatannya mengakui merokok, tapi tidak di sekolah.

Ia menghisap rokok di warung dekat sekolah, pada Jumat (10/10/2025) pagi.

"Saya kaget waktu ketemu kepsek. Rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama kepala sekolah,” katanya, Senin (13/10/2025).

Singkat cerita, Dini Fitria kemudian menyuruh ILP mencari rokok yang telah dihisapnya.

Kala itu ibu kepsek dalam kondisi marah sera memaki-maki ILP.

Tidak berhenti di situ, Dini Fitria juga melayangkan pukulan ke arah tubuh ILP.

"Beliau marah, nendang saya di bagian punggung, terus nampol saya di pipi kanan."

"Kepsek bilang g****k, a****g, terus nyuruh saya nyari rokok lagi, padahal udah enggak ada," tegas ILP.

Orang Tua Minta Ibu Kepsek Diberhentikan

Orang tua ILP, Tri Indah Alesti membenarkan telah terjadi penganiayaan kepada anaknya.

Ia mengaku tidak terima saat mengetahui kejadian yang menimpa ILP.

"Saya sebagai orang tua jelas sakit hati dan tidak terima anak saya ditempeleng dan ditendang di sekolah,” katanya.

Indah melanjutkan, pihaknya siap menempuh jalur hukum dengan melaporkan kepsek SMA Negeri 1 Cimarga ke Polres Lebak.

Ia juga mendesak Dinas Pendidikan turun tangan memberikan sanksi kepada Dini Fitria.

“Harapan saya, kepala sekolah itu diberhentikan. Kalau masih menjabat, anak saya bisa trauma dan takut masuk sekolah,” tandas dia.

Sementara itu, Dini Fitria mengaku khilaf saat mendapati siswanya itu merokok di dekat sekolah.

Ia dibuat kesal karena ILP tidak berkata jujur padahal sudah ketahuan merokok.

"Saya emosi, saya khilaf," katanya, dikutip dari kanal YouTube KABAR WILAYAH. Dini Fitria menyesalkan kejadian ini berlarut-larut.

Menurutnya permasalahan tidak akan terjadi jika ILP jujur sedari awal.

"Cuma ngaku, ngaku mah beres (masalahnya)," tegasnya.

(adz/sumber: tribuinnews.com)

Copyright © Merdekapost.com. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs