Nazarmi Wartawan Senior Alam Kerinci Kritisi Pembangunan Kota Sungai Penuh

Nazarmi Wartawan Senior Alam Kerinci  Kritisi Pembangunan Kota Sungai Penuh
Sungai Penuh - Tokoh dan  Wartawan Senior  alam Kerinci  Nazarmi Nadimin lama tak  bicara dan tak menulis  setelah pesiun dari dunia Wartawan  senin  kemaren angkat bicara,   Mantan Wartawan Harian Umum Haluan Padang pada  era tahun 1970- 1990 an  merasa gerah melihat  berbagai ketimpangan pembangunan  yang terjadi di Kota Sungai Penuh.

Semestinya  Kota Sungai Penuh  yang sebelumnya  merupakan ibukota Kabupaten Kerinci, dan pernah menjadi pusat pemerintahan Kolonial Belanda  pada masa Revolusi dan perjuangan fisik harus lebih  maju karena sudah punya  Pemerintahan sendiri dan   menjadi daerah otonum yang luas wilayahnya hanya  radius  5-7 Km ternyata   sarana infra struktur jalan, irigasi, pendidikan, termasuk pembangunan di bidang  kebudayaan jauh tertinggal dibandingkan dengan kabupaten tetangga yang  usianya jauh lebih muda

Dalam Wawancara khususya dengan wartawan  media ini  Anggota Senior PWI Propinsi Jambi dan Wartawan Senior Harian Haluan Padang     secara tegas dan blak blakkan  mengemukakan, secara kasat mata kita dapat  melihat baha  pembangunan di Kota Sungai Penuh sejak  menjadi daerah otonum  terpisah dengan kabupaten induk bukannya semakin  baik dan maju, malahan sebaliknya  semakin memburuk dan tidak memiliki arah yang jelas.

Sejak 5 tahun terakhir  tidak ada kemajuan yang berarti,  yang terlihat  hanya ada pembangunan jembatan kerinduan yang didanai dari dana APBN, dan itupun jauh jauhari direncanakan oleh para   Bupati Kerinci dan para Penjabat Wali Kota Sungai Penuh, dan kehadiran jembatan ini  juga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna jalan karena justru jalan yang dibangun dengan dana milyaran hanya  dapat di lalui kenderaan  roda dua, roda tiga dan roda empat sejenis avanza atau hanya dapat di lalui kenderaa  setingkat kenderaa dinas Pejabat Kota Sungai Penuh.

Jika kita dan pemimpin Kota Sungai Penuh mau bicara jujur, coba tunjukkan mana  saja program  pembangunan infrastruktur yang  dianggap  berhasil, kondisi jalan dan irigasi  termasuk infrastruktur ekonomi, pendidikan  nyaris tidak terlihat perubahan yang significant, prestasi peserta didik jauh  lebih buruk dari kondisi  kondisi  sebelumnya, jumlah alumini SMA Negeri I dan SLTA yang lain  yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri di  dalam Propinsi Jambi dan luar Propinsi Jambi bisa di hitung dengan jari, bahkan ratusan pejabat yang dianggap tidak sehaluan   jumlah yang di non job kan semakin membengkak.

Infrastrukrur ekonomi seperti pasar tradisional  Tanjung Bajure, Kincai Plaza dan pasar beringin jaya  semakin tidak terurus, pedagang Kaki  Lima  tidak mendapat perhatian yang serius bahkan  karena salah urus mereka  dengan sesuka hati  menggelar dagangan  yang akibatya  justru membuat  Kota Sungai Penuh semakin sembrawut.

Celakanya lagi lantai tiga  Kincai Plaza  dibiarkan di alih fungsikan menjadi   tempat hiburan malam yang dapat mengundang maksiat, penggunaan miras sejenis tuak  semakin merajalela dan dengan bebas di konsumsi oleh anak anak muda  yang nota bene adalah  calon pemimpin dan generasi penerus bangsa.

saudara kita di Tanjung Rawang  sampai saat ini   tidak dapat menggarap lahan sawah secara optimal karena  masalah banjir  dan normalisasi Sungai Batang Merao  tak pernah  terselesaikan, bahkan ratusan Hektak sawah di kawasan  Jembatan Kerinduan dan  di kawasan jalan baru Cangking  menuju Tanah Kampung hingga saat  selalu terendam  banjir  disetiap musium tanam.

Jika kondisi  dan kepemimpinan seperti ini terus dipelihara , dapat kita bayangkan apa jadinya Kota Sungai Penuh untuk jangka  waktu 5- 10 tahun kedepan, dan jika  para tokoh masyarakat, cendekiawan khususnya  tokoh masyarakat dan pemangku adat di wilayah adat Depati   Nan Bertujuh  tetap melakukan pembiaran dan menutup mata  dengan kondisi yang ada saat ini, maka yaqin dan percayalah  bahwa Kota Sungai Penuh  tidak lagi diperhitungkan oleh masyarakat di Propinsi Jambi.

Menjawab pertanyaan tentang solusi dan terapy yang tepat untuk  memperbaiki dan membenahi Kota Sungai Penuh,  Mantan Wartawan Senior itu  menyebutkan hanya ada satu Kunci yakni Lawan  ke zaliman  dan bersatu  dalam semangat dan tekat untuk merubah keadaan dari  kondisi  seperti saat ini menuju kondisi yang lebih baik, Masyarakat dan Pemangku Adat di Wilayah Adat Depati Nan Bertujuh  harus kompak dan mencampakkan ego masing masing, jika para Tokoh tokoh/pemangku  adat tidak segera  bersatu, maka  jangan salahkan jika  masyarakat  adat tidak lagi  menghormati dan menghargai peran mereka sebagai sosok yang di gugu, ditiru  oleh anak kemenakan”. Kata Nazarmi Nadimin. (tya)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar


Berita Terpopuler


Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs