U23 Indonesia vs Guinea: Kepala Witan Sulaeman Bocor, Pelatih STY Kena Kartu Merah, Wasit Disorot

Foto | Kepala Witan Sulaeman yang bocor sebelum dan sesudah diperban

MERDEKAPOST.COM - Kepala Witan Sulaeman, yang dipercaya menjadi Kapten Timnas U23 Indonesia, ternyata bocor dan berdarah.

Cedera itu didapatkannya saat beradu kepala dengan pemain Guinea U-23, Issiaga Camara, Kamis (9/5/2024) malam WIB.

Foto kondisi kepala Witan diunggah oleh istrinya, Rismahani, di akun Instagram pribadi.

"Diberi tanggung jawab jadi captain, makanya dia bermain lebih dari biasanya," tulis Risma.

"Kepala sudah pecah, main sampai menit akhir, bahkan perbannya sampai terlepas sendiri. Ayah berjuang terlalu keras. Ternyata ayah lebih kuat dari lawan," tulis Risma.

Pada foto yang diunggah perempuan berhijab itu, bagian kepala yang bocor berada di sisi kanan.

Rambut di bagian kepala yang bocor itu harus dicukur untuk bisa dilakukan penjahitan. Witan terlihat pakai perban lagi.

Pada pertandingan memperebutkan tiket ke Olimpiade Paris itu, Witan bermain 90 menit, dengan kondisi kepala bocor.

Dia berusaha menampilkan yang terbaik. Namun hasilnya ternyata belum sesuai harapan para pecinta Timnas Indonesia.

Pada laga ini, Garuda Muda kalah 0-1 lewat titik penalti. Wasit memberi hadiah tendangan 12 pas kepada Guinea setelah menganggap Witan Sulaeman melakukan pelanggaran di kotak penalti.

Garuda Muda saat melawan Timnas Guinea. (mpc)

Momen STY diusir wasit setelah melakukan protes keras. (Doc: FIFA)
Pelatih STY Emosi, Diusir Wasit

Pertandingan di Paris ini berlangsung berimbang. Sisi penguasaan bola, Indonesia lebih unggul atas tim dari Afrika itu.

Namun sayangnya, wasit yang memimpin laga ini dinilai beberapa kali membuat keputusan yang tidak tepat.

Hingga akhirnya Pelatih Timnas U23 Indonesia, Shin Tae-yong, memuncak emosinya.

Dia melakukan protes keras pada wasit yang memimpin pertandingan Indonesia 23 vs Guinea U2, Kamis (9/5/2024)..

Wasit yang melihat reaksi keras dari pelatih asal Korea Selatan itu mendatanginya dan memberi kartu kuning.

Emosinya bukannya mereda, Shin semakin keras memprotes yang terbwa emosi, membuat wasit kemudian mengeluarkan kartu kuning lagi, disusul kartu merah.

Puncak emosi Shin Tae-yong adalah saat pemain Indonesia dianggap lakukan pelanggaran di kotak penalty, yang berujung pemberian hadiah penalty untuk Guinea U23.

Pada tayangan lambat terlibat, kaki pemain Indonesia, Dewangga, justru mengenai bola, bukan kaki pemain tim dari Afrika itu.

Kondisi saat itu Indonesia sedang tertinggal 0-1. Shin merasa telah Kembali menjadi korban ketidakadilan wasit.

Beruntung, Ernando Ari mampu melakukan penyelamatan gemilang. Ia memblok tendangan penalty pemain Guinea U23.

Gol ke gawang Indonesia tercipta pada babak pertama, melalui titik putih.

Sosok Pembobol Gawang Indonesia

Para pemain kunci Guinea mayoritas bermain di Eropa. Ada jebolan akademi Barcelona yang juga turut dipanggil yakni Ilaix Moriba.

Pemain yang sudah berkiprah di timnas senior itu, saat ini main untuk Klub Getafe, yang berlaga di Spanyol.

Pria bernama lengkap Moriba Kourouma itu saat ini berusia 21 tahun dan menjadi pemain bintang di negaranya.

Data Transfermarkt, Moriba memiliki 22 caps bersama tim senior Guinea. Posisi utamanya adalah sebagai gelandang tengah.

Moriba pernah bermain di Barcelona B, RB Leipzig, Valencia, dan kini Getafe dengan status pinjaman dari Leipzig.

Dia menjadi satu-satunya pemain yang membobol gawang Ernando pada laga yang berakhir barusan.

Jalannya Pertandingan

Timnas 23 Guinea langsung memberikan ancaman ke lini pertahanan timnas Indonesia melalui tendangan Aguibou Camara pada menit ke-3.

Bola hasil sepakan Aguibou Camara masih melambung tipis dari gawang yang dijaga Ernando Ari.

Pada menit ke-18, timnas U23 Indonesia melakukan serangan cepat.

Pratama Arhan menerima bola di sisi kiri permainan Guinea.

Dia melepaskan tembakan memakai kanan. Namun, kiper Guinea, Soumaila Sylla, mampu menangkap bola dengan tepat.

Witan Sulaeman lalu mendapatkan perawatan dari tim medis setelah berbenturan kepala dengan pemain Guinea, Issiaga Camara.

Guinea mendapatkan penalti setelah Witan melanggar Algassime Bah pada menit ke-28.

Ilaix Moriba maju sebagai algojo penalti. Dia menjalankan tugas dengan sepakannya ke arah tengah yang tak terbaca Ernando.

Tidak ada gol lagi tercipta. Kondisi itu membuat Guinea menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0 atas timnas Indonesia.

Pada babak kedua, Nathan Tjoe-A-On lakukan penyelamatan krusial mengagalkan peluang Guinea pada menit ke-52

Saat itu, Alseny Soumah melepaskan tendangan keras ketika gawang timnas U23 Indonesia tanpa kawalan Ernando.

Nathan dengan cepat menyapu bola hasil tembakan Alseny Soumah.

Timnas U23 Indonesia lalu mendapatkan peluang melalui sundulan Alfeandra Dewangga pada menit ke-60.

Namun tandukan Dewangga masih melebar dari gawang Guinea.

Guinea kembali mendapatkan penalti setelah Dewangga dinilai melanggar Algassime Bah di kotak terlarang.

Shin Tae-yong lalu melakukan protes keras. Akan tetapi, pelatih asal Korea itu diberikan kartu merah oleh wasit Francois Letexier pada menit ke-75.

Algassime Bah kemudian maju menjadi eksekutor. Pemain berumur 21 tahun itu gagal menjalankan tugas karena diblok Ernando Ari.

Timnas U23 Indonesia tak bisa mengejar ketertinggalan. Indonesia harus menerima kenyataan kalah 0-1 dari Guinea.

Duel Timnas Indonesia U-23 vs Guinea U-23 di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine, Kamis (09/05/2024) malam WIB. (Doc: PSSI)

Dengan demikian, tiket Olimpiade Paris 2024 diraih oleh Guinea U-23. Mimpi Timnas Indonesia U-23 melaju ke Olimpiade pun untuk saat ini tertunda.

Susunan Pemain

Timnas Indonesia U-23 : Ernando Ari; Muhammad Ferarri, Komang Teguh, Nathan Tjoe-A-On, Bagas Kaffa, Pratama Arhan, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, Rafael Struick, Jeam Kelly Sroyer

Pelatih: Shin Tae-yong

Guinea U-23 : Soumaila Sylla; Ibrahima Diakite, Saidou Sow, Mohamed soumah, Maadiou Keita, Issiaga Camara, Aguibou Camara, Moribba Kourouma, Ousmane Camara, Algassime Bah, Facinet Conte.

Pelatih: Kaba Diawara




Jelang Lawan Timnas U-23, Pelatih Guinea Akui Timnya Belum Matang

Pelatih kepala Guinea Kaba Diawara. (AFP)

Merdekapost.com - Pelatih Guinea, Kaba Diawara, dibuat pusing sebab anak asuhnya masih memiliki beberapa kelemahan serta kendala jelang duel melawan Timnas U-23 Indonesia dalam babak playoff Olimpiade Paris 2024.

Diawara mengatakan anak asuhnya memiliki masalah dalam urusan mencetak gol. Ia menilai tim muda Syli National kerap membuang peluang emas di depan mata. Tercatat, Guinea hanya menggoreskan satu kemenangan dengan torehan 5 gol dalam Piala Afrika U-23 lalu.

"Kami (Guinea) bisa mendominasi, tapi tidak bisa mencetak gol, seperti apa yang terjadi pada Piala Afrika. Kami harus lebih efisien dan manfaatkan setiap peluang yang ada," ujar Diawara dikutip Guineafoot.

Diawara tegaskan hal ini tak boleh terulang kala menghadapi armada Shin Tae-yong nanti. Ia pun menuntut anak asuhnya tampilkan performa maksimal dan meminta untuk tidak melakukan pelanggaran yang berpotensi mengancam pertahanan Guinea.

"Tak ada tempat untuk buat kesalahan, kami harus berkonsentrasi dan harus menghindari pelanggaran dari serangan balik ataupun di kotak penalti," tegasnya.

Selebrasi pemain Timnas Irak U-23 usai mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia U-23  pada pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa. (AFP) 

Perebutan satu tiket tersisa Olimpiade Paris 2024 antara Timnas U-23 kontra Guinea akan digelar INF Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5) pukul 20:00 WIB. Laga ini akan kesempatan terakhir bagi Guinea maupun 'Garuda Muda' untuk amankan jatah slot tersisa jika ingin tampil di Olimpiade.

Timnas U-23 harus menjalani babak playoff usai dikalahkan oleh Irak dengan skor 1-2 dalam perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 di Abdullah Bin Khalifa Stadium, Qatar, Kamis (2/5) lalu. 

Hal serupa juga terjadi di pasukan Guinea, mereka juga kalah dari Mali dalam perebutan tempat ketiga Piala Afrika beberapa waktu lalu.(*)

Peta Kekuatan Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia U23, Lengkap dengan Statistik

Pelatih Uzbekistan U23, Timur Kapadze dan pelatih timnas Indonesia U23, Shin Tae-yong akan beradu taktik di semifinal Piala Asia U23 pada Senin, 29 April 2024. 

Berikut peta kekuatan Uzbekistan U23 dan hal-hal yang patut diwaspadai timnas Indonesia U23 di Piala Asia U23 2024

MERDEKAPOST.COM - Timnas Indonesia U23 akan menghadapi Uzbekistan U23 di Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024 malam.

Calon lawan anak asuh Shin Tae-yong sejauh ini menjadi tim paling bersih dengan catatan gol yang cukup meyakinkan.

Di bawah asuhan Timur Kapadze, tim muda Serigala Putih itu mencatatkan 12 gol dengan tanpa kebobolan sekalipun.

Rekor itu tentu menjadi perhatian Rizky Ridho dan kawan-kawan, apa lagi mengingat calon lawan mereka adalah juara Piala Asia U23 2018 lalu.

Dalam menghadapi Uzbekistan, apa saja yang menjadi perhatian timnas U23 Indonesia?

Berikut tribunjambi.com merangkum peta kekuatan dan hal-hal yang patut diwaspadai timnas Indonesia U23 ketika menghadapi Uzbekistan U23 di semifinal.

Serangan Direct Mematikan

Selebrasi Pemain Uzbekistan U23 usai mengalahkan Arab Saudi U23

Selebrasi Pemain Uzbekistan U23 usai mengalahkan Arab Saudi U23 (CAPTURE AFC Asian Cup)

Pelatih Timnas Arab Saudi U-23, Saad Al-Shehri, sempat membeberkan ketangguhan Timnas Uzbekistan U-23 usai kalah di babak perempatfinal Piala Asia U-23 2024 kemarin.

Dari paparannya pada konferensi pers, pelatih Saudi Arabia itu menilai bola langsung atau umpan direct mereka menjadi ancaman yang sangat berbahaya.

Terlepas dari melanjutkan laga dengan 10 pemain, pelatih Arab Saudi menilai itulah yang menjadi faktor utama kekalahan timnya.

"Alasan kekalahan tim (Arab Saudi U23) adalah taktik para pemain timnas Uzbekistan. Mereka bermain dengan bola langsung, dan metode ini mengharuskan pemain bertahan untuk mundur," kata Al-Shehri usai kekalahan 2-0 itu.

Berbagai Lini Berpotensi Cetak Gol

Timur Kapadze punya taktik yang tidak monoton dan patut diwaspadai timnas Indonesia U23.

Pasalnya, semua pemain dari berbagai lini berpotensi mencetak gol, jika dilihat dari catatan pertandingan mereka di empat laga yang telah dimainkan di kompetisi ini.

Sejauh ini, Uzbekistan U23 telah menyarangkan 12 gol dan nirbobol alias belum kebobolan sekalipun.

Namun, hal yang menarik adalah, 12 gol yang dicetak pemain muda Uzbekistan ini berasal dari 10 pemain berbeda.

Di sini, hanya dua pemain yang mencetak dua gol.

Lebih berbahaya lagi, dari 12 gol yang disarangkan tim besutan Kapadze, hanya dua gol yang berasal dari titik putih atau penalti.

Pertahanan Solid

Selain sektor depan, lini pertahanan Serigala Putih juga patut menjadi perhatian bagi Marselino Ferdinan dan kawan-kawan di lini depan timnas Indonesia U23.

Apa lagi, Indonesia akan tanpa Rafael Struick di babak semifinal nanti, karena penyerang ADO Den Haag itu kena akumulasi kartu.

Rekor pertahanan ini dibuktikan dengan belum adanya gol yang bersarang di gawang Uzbekistan dari empat pertandingan yang merereka mainkan.

Di sisi lain, Indonesia menjadi tim yang berjuang penuh di empat laga yang telah mereka mainkan.

Indonesia kalah 2-0 dari tuan rumah Qatar U23, sebelum memetik kemenangan tipis 1-0 atas Australia U23 dan menghajar Yordania U23 untuk lolos sebagai runner up di penyisihan grup.

Di babak knockout, mereka harus kebobolan dua kali saat bermain imbang 2-2 melawan Korea Selatan U23.

Dari catatan itu, gawang Ernando Ari telah kebobolan 5 kali di empat laga pembuka mereka.

Head to Head Lebih Unggul

Pemain Timnas U-23 Uzbekistan

Menilik pada rekor head to head (H2H) di Piala Asia U23, Uzbekistan menjadi tim yang lebih diunggulkan untuk meraih kemenangan di babak semifinal melawan tim debutan ini.

Dari rekor yang mereka catatkan, Timur Kapadze dan anak asuhnya berhasil meraih empat kemenangan beruntun, dengan surplus 12 gol dan tanpa kebobolan.

Menariknya lagi, mereka selalu menang dengan margin di atas dua gol.

Di sisi lain, Indonesia harus berjuang melalui empat pertandingan yang mereka mainkan, usai kalah melawan Qatar di laga pembuka.

Kemenangan di babak perempat final juga harus menguras tenanga, karena pemain harus berjibaku selama 120 menit sebelum penentuan penalti menutup skor dengan kedudukan 11-10 untuk Indonesia.

Kendati demikian, peluang kedua tim untuk memetik kemenangan di laga ini sama-sama terbuka.

Anggota Eksekutif Komite (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, meyakini pelatih Shin Tae-yong sudah mempelajari permainan Serigala Putih.

“Kita yakin STY sudah mempelajari juga bagaimana permainan Uzbekistan. Mereka ini kan ada bau-bau (permainan) Eropa atau Rusia, kan?” kata Arya dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Pelatih Shin Tae-yong menyampaikan keterangan pers usai laga timnas Indonesia U23 (PSSI)

Berikut adalah statistik dan rekor head to head Timnas Indonesia U23 vs Uzbekistan U23 di Piala Asia U-23:

Timnas Indonesia U23

Menang: 3

Kalah: 1

L-W-W-W

Gol: 7

Kebobolan: 5

Indonesia vs Qatar: 0-2

Indonesia vs Australia: 1-0

Indonesia vs Yordania: 4-1

Indonesia vs Korea Selatan: 2-2 (penalti 11-10)


 Timnas Uzbekistan U23

Menang: 4

Kalah: 0

W-W-W-W

Gol: 12

Kebobolan: 0

Uzbekistan vs Malaysia: 2-0

Uzbekistan vs Kuwait: 5-0

Uzbekistan vs Vietnam: 3-0

Uzbekistan vs Arab Saudi: 2-0

(*)

Melihat Kekuatan Timnas U-23 Uzbekistan, Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23

Selebrasi pemain Timnas U23 Uzbekistan usai membobol gawang Arab Saudi U23 

MERDEKAPOST.COM - Bagaimana kekuatan Timnas U-23 Uzbekistan yang akan menjadi lawan Indonesia di babak semifinal Piala Asia U-23?

Sejak tahun 2023, hanya satu kali mereka kalah dalam pertandingan resmi, yaitu melawan Korea Selatan pada Asian Games.

Selain itu, ketika menghadapi Timnas dari wilayah Asia Tenggara selalu mampu dikalahkan tanpa kebobolan.

Termasuk dalam pertemuan dengan Indonesia pada 28 September 2023 lalu.

Saat itu Garuda Muda kalah dengan skor 0-2, dengan kondisi 1 orang kartu merah, yakni Hugo Samir.

Pada Piala Asia U-23 ini, penampilan mereka sangat menakjubkan.

Uzbekistan U23 mampu menyapu 4 pertaningan dengan kemenangan, mencetak 12 gol, gawang tidak kebobolan.

Statistik ini menunjukkan betapa tajamnya lini depan negara pecahan Uni Soviet ini, dan sungguh kuatnya barisan pertahanan mereka.

Kemenangan terbesarnya adalah menghancurkan Kuwait dengan skor 5-0.

Dominasi mereka pada pertandingan itu memang cukup terlihat dari terciptanya 34 tembakan, 14 mengarah ke gawang.

Adapun saat menghadapi Malaysia yang berakhir dengan skor 2-0, Uzbekistan tercatat melakukan 19 tembakan, 6 yang mengarah ke gawang.

Sementara babak semifinal ketika menghadapi Arab Saudi, peluang yang diciptakan adalah melakukan 9 tembakan, 4 mengarah ke gawang, 2 berbuah gol.

Pemain mereka kebanyakan bergabung di klub yang ada di negaranya dan klub lain di Timur Tengah.

Ada empat orang yang bermain di Eropa dan Australia.

Mereka adalah Abdukodir Khusanov, pemain posisi bek tengah.

Dia merupakan pemain Lens, klub yang berkompetisi di kasta tertinggi Liga Prancis.

Kiper Uzbekista, Khamidullo Abdunabiev, bermain di FC Olympic, klub di Australia.

Kemudian Abbosbek Fayzullaev, pemain berposisi gelandang serang.

Abbosbek adalah milik CSKA Moscow, klub raksasa di Rusia.

Pemain terakhir adalah Umarali Rakhmonaliev, yang juga di Rusia, milik Rubin Kazan. (*)

Ini Klasemen Piala Asia U-23 Pasca Indonesia Hajar Australia

Komang Teguh mengantar Timnas Indonesia menang atas Australia. (Dok PSSI)

Jakarta, Merdekapost.com - Timnas Indonesia U-23 berhasil mengalahkan Australia dengan skor 1-0. Berikut klasemen grup A Piala Asia U-23 2024 usai laga tersebut.

Kemenangan atas Australia membuat Timnas Indonesia U-23 mengantongi tiga poin perdana di turnamen ini. Alhasil, Timnas Indonesia U-23 pun kini untuk sementara berdiri di posisi kedua klasemen sementara.

Peringkat pertama grup A ditempati oleh Qatar yang memiliki tiga poin dan unggul selisih gol atas Indonesia. Sedangkan Yordania ada di posisi ketiga dengan koleksi satu poin. Australia untuk sementara berada di posisi juru kunci.

BACA JUGA:

Piala Asia U-23: Indonesia Hajar Australia, Jaga Peluang Lolos Perempat Final

Klasemen grup A ini masih berpotensi berubah hari ini. Pasalnya duel Qatar vs Yordania bakal dilangsungkan pukul 22.30 WIB. Hasil laga nanti punya potensi mengubah urutan klasemen grup A.

Timnas Indonesia U-23 kini tinggal menyisakan satu laga lagi di grup A. Duel terakhir adalah Indonesia vs Yordania yang akan berlangsung pada Minggu (21/4) mendatang.

Dua tim teratas dari masing-masing grup bakal lolos ke babak perempat final. Target PSSI pada Timnas Indonesia U-23 adalah lolos ke babak perempat final sedangkan untuk bisa berlaga di Olimpiade, Timnas Indonesia U-23 harus finis di posisi tiga besar.

Klasemen Grup A Usai Indonesia Menang Lawan Australia

1. Qatar : 3 poin

2. Indonesia : 3 poin

3. Yordania : 1 poin

4. Australia : 1 poin

Piala Asia U-23: Indonesia Hajar Australia, Jaga Peluang Lolos Perempat Final

Selebrasi: Indonesia akhirnya berhasil unggul pada menit 45. Nathan melepaskan tembakan di depan gawang, lalu dibelokkan Komang Teguh dengan sundulan. Skor 1-0 untuk Indonesia menutup babak pertama.(Ist)

Merdekapost.com - Indonesia berhadapan melawan Australia di matchday kedua Grup A Piala Asia U-23 pada Kamis (18/4) di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar. Hasilnya, Indonesia menang tipis 1-0.

Kemenangan ini menjaga asa Indonesia untuk lolos dari Grup A dan maju ke semifinal. Indonesia kini memiliki tiga poin dari dua pertandingan. Selanjutnya, 'Garuda Muda' akan memainkan partai terakhir kontra Yordania pada 21 April mendatang.

Di laga ini, Shin Tae-yong menurunkan Ernando Ari, Muhammad Ferrari, Rizky Ridho, Komang Teguh, Pratama Arhan, Witan Sulaeman, Fajar Fathur Rahman, Nathan Tjoe-A-On, Marselino Ferdinan, Rafael Struick, dan Jeam Kelly Sroyer sebagai starter.

Di sisi lain, starting XI Australia diisi oleh Patrick Beach, Jacob Italiano, Alexandar Popovic, Jordan Courtney-Perkins, Lucas Mauragis, Ryan Teague, Jelacic Keegan, Jake Hollman, Adrian Segecic, Mohamed Toure, dan Nishan Velupillay.

Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Rafael William Struick (kanan) menggiring bola saat melawan Timnas U-23 Qatar pada Kualifikasi Grup A Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar, Senin (15/4/2024). Foto: PSSI 

Indonesia membutuhkan kemenangan di laga ini. Skuad 'Garuda Muda' langsung tancap gas dan berusaha tampil menyerang. 15 menit babak pertama berjalan, Rafael Struick melakukan cut inside dan melepaskan tembakan, namun masih melebar.

Pada menit 21, Indonesia dihukum penalti usai Komang Teguh melakukan pelanggaran. Ernando Ari berhasil melakukan aksi heroik dengan memblok tembakan Mohamed Toure.

Sepuluh menit berselang, Indonesia kembali mendapatkan peluang. Nathan Tjoe-A-On mengirim umpan free kick dari sisi kiri, lalu disambut Marselino Ferdinan. Namun, Marselino gagal memanfaatkan peluang tersebut.

Indonesia akhirnya berhasil unggul pada menit 45. Nathan melepaskan tembakan di depan gawang, lalu dibelokkan Komang Teguh dengan sundulan. Skor 1-0 untuk Indonesia menutup babak pertama.

Di babak kedua, Australia lebih gencar melakukan serangan untuk mencetak gol balasan. Namun, serangan-serangan mereka kerap dipatahkan barisan pertahanan Indonesia. Selain itu, penjaga gawang Ernando Ari juga beberapa kali melakukan penyelamatan ciamik.

Di menit 79, Australia mencoba melepaskan tembakan jarak jauh melalui upaya Jacob Italiano. Namun, bola masih sedikit melambung dari sasaran.

Tak ada lagi gol tercipta hingga wasit meniup peluit panjang. Indonesia menang tipis 1-0 atas Australia di matchday kedua Piala Asia U-23.(adz)

Timnas Indonesia, Kualifikasi Piala Dunia dan Capaian 1986

Timnas Indonesia saat menang telak di kandang Vietnam dalam kualifikasi Piala Dunia. (ist)

Merdekapost.com, Jakarta - Seiring peluang Timnas Indonesia lolos ke babak berikutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026, berikut kisah seputar sebuah pencapaian di masa lalu. Tepatnya pada Kualifikasi Piala Dunia 1986.

Saat ini Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong menempati posisi kedua Grup F babak kedua Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia dengan torehan 7 poin. Irak ada di posisi puncak dengan 12 angka dan sudah dipastikan lolos ke babak ketiga.

Itu artinya hanya tersedia satu slot tersisa untuk lolos ke babak berikutnya. Cuma juara grup dan runner-up saja yang berhak lolos. Indonesia butuh setidaknya satu kemenangan lagi untuk memastikan jadi runner-up.

Saat ini Vietnam ada di posisi ketiga dengan torehan tiga poin. Jumlah poin maksimal Golden Star Warrior adalah sembilan angka jika menyapu bersih dua laga sisa melawan Filipina (kandang) dan Irak (tandang).

Lalu Filipina, di posisi akhir, poin maksimalnya adalah tujuh angka karena saat ini baru mengoleksi satu angka. Filipina akan bertandang ke markas Vietnam dan Indonesia dalam dua laga terakhirnya.

Sedangkan Indonesia akan diuji oleh Irak dalam laga kandang pada 6 Juni. Setelah itu menjamu Filipina pada laga kandang lagi pada 11 Juni 2024. Tiga angka dari dua laga itu akan memastikan kelolosan Skuad Garuda.

Buat Indonesia, skenario terburuk melawan Irak adalah kalah. Jika itu yang terjadi, maka Indonesia harus menang melawan Filipina di laga terakhir. Jika berhasil meraih satu kemenangan saja dari dua laga sisa, Indonesia sudah dipastikan lolos ke babak ketiga. Torehan 10 poin Indonesia sudah tidak mungkin dikejar Vietnam.

Andaikan skenario itu terjadi, Indonesia bukan cuma lolos ke babak ketiga tapi juga mengamankan satu tiket ke Piala Asia 2027 buat tim juara grup dan runner-up. Jika itu terwujud, Timnas Indonesia juga punya asa lanjutan untuk lolos ke Piala Dunia -- sejak kali terakhir melakukannya pada 1938, walaupun masih dengan nama Hindia Belanda. Selain itu Indonesia juga berpeluang menyamai pencapaian gemilang pada Kualifikasi Piala Dunia 1986.

Kisah Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 1986

Sampai saat ini Kualifikasi Piala Dunia 1986 menjadi kiprah terbaik Timnas Indonesia di ajang itu. Saat itu formatnya sangat jauh berbeda, dengan 27 tim peserta dari Zona Asia dibagi ke dua zona (Barat dan Timur) untuk babak pertama.

Indonesia saat itu masuk Grup 3B Zona Timur bersama India, Thailand, dan Bangladesh. Indonesia keluar sebagai juara grup dengan sembilan poin hasil dari empat kali menang, sekali imbang, dan sekali kalah (saat itu menang masih diganjar 2 poin).

Di babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 1986, Indonesia ditakdirkan jumpa Korea Selatan dalam format dua leg. Indonesia kalah 0-2 di markas Korea, lalu kalah lebih besar lagi dengan skor 1-4 saat gantian menggelar laga kandang.

Korea pun melaju ke babak akhir dan menghadapi Jepang, kembali dengan format dua leg. Pada akhirnya Korea lolos ke Piala Dunia setelah menang agregat 3-1 atas Jepang.

"Kita pernah masuk sub Grup 3B waktu itu dan ketemu sub grup lain, kebetulan ketemu Korea yang akhirnya mewakili Asia di Piala Dunia ia 1986 Meksiko," kata anggota skuad Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 1986, Zulkarnain Lubis, saat berbincang dengan detikSport medio 2017.

"Akhirnya kita kalah (dari Korea). Tetapi itu sangat berkesan. Saya waktu itu satu tim sama Rully Nere," ujar Zulkarnain Lubis pada saat itu.

Kisah Indonesia "Jumpa" Israel di kualifikasi Piala Dunia

Sebenarnya edisi kualifikasi 1986 bukan kali pertama buat Indonesia lolos ke next round di Piala Dunia. Ada pula kisah lain, yang bernuasa politis, ketika Indonesia memutuskan mundur setelah lolos ke babak kedua kualifikasi 1958.

Keputusan mundur saat itu diambil Indonesia karena tidak mau bertanding melawan Israel. Di babak kedua saat itu Indonesia memang masuk grup CAF (Afrika)/AFC (Asia) bersama Israel, Sudan, dan Mesir.

Pada prosesnya, tidak ada satupun pertandingan yang terlaksana. Tidak cuma Indonesia, Sudan dan Mesir juga menolak bertanding melawan Israel.

Pada akhirnya Israel pun melaju ke babak ketiga tanpa bertanding. Israel lalu kembali berjumpa Sudan di babak ketiga, yang lagi-lagi menolak bertanding.

Terlepas dari itu, Indonesia kini berpeluang mengulang pencapaian pada kualifikasi Piala Dunia 1986. Cuma satu kemenangan saja yang dibutuhkan untuk lolos ke babak selanjutnya. Secara rasional, Timnas Indonesia punya peluang nyata untuk mewujudkannya.(*)

[Editor: Aldie Prasetya | Merdekapost.com | Sumber: detik.com]

Menpora Bakal Temui Ketum PSSI Erick Thohir, Ingin Aturan Baru Antisipasi Suporter Ricuh di Liga 1

Menpora Dito Ariotedjo dan Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia Yenny Wahid saat ditemui di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Agustus 2023.

Jakarta, Merdekapost - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyatakan bakal bertemu dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir imbas kericuhan suporter yang kembali terjadi dalam laga pekan kesembilan BRI Liga 1. Kericuhan pecah pada saat pertandingan antara PSIS Semarang vs Persib Bandung di Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu, 19 Agustus 2023.

Pertandingan berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan Maung Bandung. Persib unggul lebih dulu melalui gol penalti Marc Klok pada menit ke-24. Sebelum turun minum, PSIS harus bermain dengan 10 pemain karena Luthfi Kamal menerima kartu kuning kedua. 

Tim tuan rumah baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-57 lewat gol Gali Freitas. Namun, petaka kembali terjadi setelah Muhammad Adisatryo diganjar kartu merah pada menit ke-77. Persib Bandung akhirnya memastikan kemenangan, lagi-lagi melalui gol penalti Marc Klok di penghujung babak kedua.

Dito memastikan pertemuan dengan PSSI nantinya tidak akan melibatkan suporter. Ia dengan Erick Thohir bakal membahas berbagai hal soal evaluasi pelaksanaan Liga 1 termasuk kerusuhan yang kerap terjadi dalam beberapa laga terakhir. "Kami hanya mau bahas evaluasi (kompetisi) ya, maksudnya jangan sampai terjadi lagi (kerusuhan suporter)," ujar dia saat ditemui di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Agustus 2023.

Kerusuhan dalam laga PSIS vs Persib bukan yang pertama kali terjadi pada kompetisi sepak bola kasta tertinggi Tanah Air musim ini. Sebelumnya, tercatat sudah ada tiga bentrok antar suporter di Liga 1 sejak pekan pertama kompetisi dimulai.

Adapun tiga keributan suporter sebelumnya terjadi dalam pertandingan pekan perdana Persis Solo vs Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, 1 Juli, pekan kedua PSM Makassar vs Dewa United di Stadion BJ Habibie pada 8 Juli, hingga yang terakhir pada pekan ketiga dalam duel Persik Kediri vs Arema FC di Stadion Brawijaya, 15 Juli.

Dito ingin kericuhan suporter tidak terulang lagi. Ia pun bakal meminta PSSI untuk membuat aturan baru yang dapat mencegah kerusuhan suporter di pertandingan liga berikutnya. Pertemuannya sendiri dijadwalkan berlangsung pada pekan ini. "Kami minta terkait liga ini harus dijaga bersama dan kalau memungkinkan adanya aturan yang lebih tegas lagi," tutur politikus muda Partai Golkar tersebut. (*)


Sumber: TEMPO.CO | Editor : Aldie Prasetya | M. Fadhlan

Berita Terpopuler

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs