Akhirnya, Ini Jawaban untuk Masalah Sampah Kota Sungai Penuh, TPST di Renah Kayu Embun Dioperasikan

Akhirnya, Ini Jawaban untuk Masalah Sampah Kota Sungai Penuh, TPS Terpadu Renah Kayu Embun Dioperasikan
TPST Renah Kayu Embun (RKE) Mulai dioperasikan, Tampak Walikota AJB saat meninjau lokasi (ald)
SUNGAIPENUH -Pemerintah Kota Sungaipenuh, menjadikan lokasi di Renah Kayu Embun (RKE) sebagai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), untuk antisipasi menumpuknya sampah yang ada di Kota Sungai Penuh.

Walikota Sungaipenuh, Asafri Jaya Bakri, saat meninjau lokasi TPST di RKE, Minggu (22/5) lalu mengatakan, sejak adanya penolakan masyarakat terkait pembuangan sampah di KM 14 pihaknya langsung mencari solusi. Sehingga diputuskan lah membuang sampah di RKE. 

"Kita tidak mau masalah sampah ini diperdebatkan berkepanjangan, harus segera cari solusi, karena sampah selalu bertambah per detiknya," ujarnya.

TPST di RKE tersebut dipastikan tidak akan berdampak pada lingkungan warga Kumun Debai dan Tanjung Pauh.

"Ini disebut TPST atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu. Bukan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Disini, pengolahan sampah dilakukan dengan sistim timbun, nantinya jika sudah menjadi kompos akan dibongkar kembali," Kata Walikota Sungaipenuh, Asafri Jaya Bakri (AJB).

Dia menyebutkan, bahwa TPST tersebut sudah dibahas dengan mempertibangkan dampak lingkungan, seperti yang dikhawatirkan warga desa Kumun Debai sebelumnya.

"Jadi, kita buang sampah tidak sembarangan, tidak berserakan disana sini, tetapi disini kita lakukan sistem timbun, dan ini sudah dibahas dengan baik sehingga tidak ada dampak. Bahkan setelah ditimbun nantinya akan menjadi kompos, dan akan menyuburkan kembali tanah disini, ini positifnya," ujar AJB.

"Selain itu tidak ada dampak negatifnya, seperti bau busuk dan penecemaran lainnya karena disemprot dan ditimbun," sambungnya.

Lebih lanjut, Ia mengimbau kepada warga untuk memahami persoalan RKE yang dijadikan TPST yang sebelumnya menjadi polemik bagi warga.

"Kami menghimbau masyarakat, pemuda dan orang adat kumun debai untuk memahami persoalan ini. Bahwa ini tidak ada dampak negatifnya. Bahkan dengan ini, nanti ini akan membutuhkan tenaga kerja dan tentunya kita prioritaskan warga kumun debai," tandasnya.

Sementara itu, terkait sampah yang sebelumnya menumpuk di beberapa titik di Kota Sungaipenuh, Kepala Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Sungai Penuh Munasri, mengatakan, pihaknya sudah mengangkut sampah-sampah tersebut. Saat ini tidak ada lagi sampah yang menumpuk.

"Ini tiap hari kita lakukan. Sampah-sampah sudah kita angkut dan kita bawa RKE ini, untuk ditimbun," katanya.

Memang diakuinya, produksi sampah di Kota Sungaipenuh cukup banyak, perhari produksi sampah mencapai 36 ton. "Kita bekerja keras untuk mengantisipasi penumpukan sampah, sampah dititik-titik kritis semua sudah kita angkut," tambahnya.

Selama ini, kata dia, untuk mengantisipasi penumpukan sampah, Pemkot Sungaipenuh sudah mengadakan bank sampah. Dengan adanya bank sampah itu, sekitar 15 ton sampah bisa diolah, sehingga hanya lebih kurang 15 sampai 20 ton sampah yang masuk ke TPST.

Ia menjelaskan, lahan TPST seluas 1 hektar ini disewa oleh Pemkot selama 1 tahun dari warga yang mengelola lahan tersebut. Untuk sewa lahan, pihaknya menganggarkan di APBDP 2016 atas kesepakatan dengan masyarakat. "Kesepakatan dengan masyarakat kita lunasi pada APBDP," jelasnya. (Iam)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar


Berita Terpopuler


Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs