Hangatnya Ayi Kawo dan Ikan Semah di Wisata Buluh Perindu Sambut Kehadiran Tim Kompolnas

Hangatnya Ayi Kawo dan Ikan Semah di Wisata Buluh Perindu Sambut Kehadiran Tim Kompolnas.(ist) 

KERINCI, MP – Semilir angin pegunungan menyapa lembut pagi di Desa Baru Semerah, Kecamatan Sitinjau Laut. Di sinilah, di Aula Bumi Bambu milik Bumdes Buluh Perindu, suasana kebersamaan terjalin erat dalam suguhan khas Kerinci, ayi kawo yang mengepul hangat dan gulai ikan semah yang harum menggoda.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI, Yusuf S.Ag., MH, didampingi oleh James Leonardo Djoni, Senior Associate Industry Lead of Government Sector MarkPlus Inc., dan Madonna Lamtio, Kasubbag Humas Persidangan Kompolnas, tampak menikmati sajian lokal ini dengan penuh takzim. 

Mereka disambut hangat oleh Irwasda Polda Jambi Kombes Pol. Jannus Parlindungan Siregar, Bupati Kerinci Monadi, serta Kapolres Kerinci AKBP Andi Prakoso.

Namun bukan sekadar hidangan yang membuat kunjungan ini istimewa. Lebih dari itu, rombongan Kompolnas tengah menapaki jejak ketekunan dan inovasi warga di bawah naungan Polres Kerinci melalui UMKM binaan Buluh Perindu.

Di tempat ini, bambu tidak sekadar tumbuhan liar; ia menjelma menjadi karya. Anyaman tampah, keranjang, caping, hingga ornamen hiasan tangan semuanya diproduksi oleh tangan-tangan ibu rumah tangga dan pemuda desa. Suasana Aula Bumi Bambu pun seperti galeri hidup dipenuhi aroma kayu segar dan warna alam.

“Ini bukan hanya kerajinan, ini warisan. Dan Polres Kerinci telah menghidupkan kembali denyut ekonomi melalui pendampingan UMKM yang luar biasa,” ujar salah satu pengunjung sembari menyentuh permukaan anyaman yang halus namun kokoh.

Baca Juga: Bupati Kerinci Dampingi Tim Kompolnas Visitasi Penilaian Polres Kerinci yang Masuk 5 Besar Nasional 

Tak hanya sektor kerajinan, Buluh Perindu juga menggeliat lewat pengembangan wisata lokal. Alam Desa Baru Semerah yang dilingkupi hamparan sawah dan kabut tipis menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung bisa menyusuri jalan desa sambil menikmati pemandangan yang tenang jauh dari riuh kota.

Kehadiran Kompolnas di desa ini merupakan bagian dari penilaian Kompolnas Award 2025, dan Desa Baru Semerah, berkat sinergi Polres Kerinci dan masyarakat masuk dalam lima besar nasional untuk kategori pembinaan masyarakat dan UMKM.

Sore itu, langit Desa Baru Semerah membiru sempurna. Di balik tawa ramah dan secangkir ayi kawo, terjalin cerita tentang bagaimana desa kecil di ujung barat Jambi, dengan tenun bambunya dan semangat gotong royongnya, mampu bicara di tingkat nasional.

Kepala Desa Baru Semerah, Edi Januar, pun angkat suara dengan mata berkaca-kaca menyaksikan momentum bersejarah bagi desanya. “Kami masyarakat Desa Baru Semerah tidak pernah membayangkan bisa sejauh ini. Dulu bambu hanya dianggap bahan bakar dapur, sekarang menjadi sumber kehidupan. Anak-anak muda mulai percaya diri kembali berkarya, para ibu punya penghasilan dari rumah,” ucapnya.

Semua ini sambung Kades, bukan hanya karena ide desa, tapi karena Polres Kerinci benar-benar hadir di tengah masyarakat membina, mendampingi, bukan hanya mengamankan. “Kami bersyukur, desa kami dikenal bukan karena masalah, tapi karena karya. Dan hari ini, dunia tahu bahwa desa kecil ini punya mimpi besar.” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Kerinci, Monadi, dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini, seraya menekankan bahwa pembangunan tidak harus selalu dimulai dari kota.

“Desa Baru Semerah adalah bukti nyata bahwa pembangunan yang inklusif dan berbasis masyarakat bisa menghasilkan prestasi yang luar biasa. Saya bangga melihat bagaimana Polres Kerinci membina bukan hanya keamanan, tetapi juga ekonomi kerakyatan melalui UMKM. Ini adalah wajah baru dari pendekatan kepolisian yang humanis dan transformatif. Pemerintah daerah tentu tidak akan tinggal diam, kami akan terus mendorong desa-desa lain untuk mencontoh sinergi luar biasa ini.” pungkas orang nomor satu di Bumi Sakti Alam Kerinci ini.

Dengan kolaborasi lintas sektor, Desa Baru Semerah hari ini bukan sekadar titik di peta Kerinci. Ia telah menjadi simbol harapan baru, tempat di mana bambu, budaya, dan keberanian untuk berubah bersatu dalam irama pembangunan.(adz/red)

Related Postss

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs