![]() |
Drum Band Siswa lagi Tampil Tiba-tiba di pentas Panitia memutar lagu Selamat ulang tahun, akhirnya drum band batal tampil dan para siswa sangat kecewa.(ist) |
Merdekapost.com - Penampilan drum band MTsN 7 Muaro Jambi di upacara HUT ke-80 RI, Lapangan Unit 4 Sungai Bahar, mendadak batal usai panitia memutar lagu ulang tahun Camat. Kasus ini langsung viral di media sosial.
Insiden ini terjadi di Lapangan Unit 4, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, pada Minggu 17 Agustus 2025. Setelah upacara peringatan HUT ke-80 RI, kelompok drum band siswa MTsN 7 Muaro Jambi dijadwalkan tampil mengisi acara.
Para siswa sudah berbaris rapi dan mulai memainkan formasi drum band mereka. Namun di tengah penampilan, situasi mendadak kacau. Penampilan mereka terhenti. Penampilan drum band yang semula berjalan lancar, berubah menjadi tangis kekecewaan. Itu semua akibat ulah panitia acara.
Baca Juga: Penurunan Bendera Merah Putih HUT RI Ke-80 Kabupaten Batang Hari
Penyebab insiden itu terungkap adalah keputusan panitia yang memutar lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk Camat Sungai Bahar di tengah pertunjukan. Tanpa koordinasi, panitia tiba-tiba menyalakan musik keras lagu ulang tahun ke-51 untuk Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi, melalui pengeras suara.
Suara lagu ulang tahun yang bergema kencang itu langsung mengganggu konsentrasi para pemain drum band. Mereka pun menghentikan formasi dan atraksi. Tindakan panitia itu dinilai lebih mementingkan perayaan ulang tahun pribadi Camat dibanding menghargai penampilan drum band para pelajar yang telah diundang resmi untuk memeriahkan upacara.
Akibat insiden mendadak itu, drum band MTsN 7 Muaro Jambi gagal menuntaskan penampilannya sesuai rencana. Sontak para siswa yang sudah berlatih dan tampil serius merasa kecewa berat. Beberapa peserta drum band bahkan tak kuasa menahan tangis.
Baca Juga: Desa Kato Tuo Ujung Pasir Sukses Gelar Pawai Hari Kemerdekan RI ke-80
Sejumlah orang tua dan guru pendamping yang hadir pun turut marah. Beberapa sedih melihat anak-anak didik mereka diperlakukan demikian. Video suasana siswa sesunggukan itu langsung menyebar dan viral. Usai insiden, rombongan drum band itu akhirnya meninggalkan lokasi upacara dengan perasaan kecewa.
Insiden drum band batal tampil gara-gara “ultah Camat” ini segera memicu gelombang reaksi keras dari masyarakat, baik di lokasi kejadian maupun di media sosial. Orang tua siswa yang hadir mengaku kecewa dengan sikap panitia yang dianggap tak profesional dan abai terhadap jerih payah anak-anak mereka.
Unggahan video insiden itu pertama kali dibagikan oleh akun TikTok Threeff dan langsung viral. Dalam keterangan videonya, pemilik akun meluapkan kekecewaan.“MTsN 7 Muaro Jambi diundang kecamatan, tapi kami tidak dihargai oleh Kecamatan Sungai Bahar”. Cuplikan video memperlihatkan para siswa drum band kebingungan lalu meninggalkan lapangan upacara saat lagu ulang tahun Camat berkumandang.
Lihat video lengkapnya di sini :
https://vt.tiktok.com/ZSA8GRemL/
https://www.youtube.com/shorts/slkl6IsEPVc
Di media sosial, ribuan warganet mengecam panitia upacara dan Camat setempat. Tagar bernada sindiran seperti #MiskinAdab turut bermunculan. Mereka menyuarakan bahwa tindakan mendahulukan ulang tahun pejabat di atas penampilan pelajar dianggap tidak etis.
Banyak yang menilai insiden itu memalukan dan menyayangkan kurangnya empati terhadap usaha para siswa.
“Lebih mementingkan ultah Camat daripada penampilan anak-anak. Miris!” tulis salah satu komentar yang disukai ratusan pengguna. Gelombang kritik ini membuat nama Kecamatan Sungai Bahar trending di lingkup netizen Jambi, dengan sejumlah pengguna menyebut istilah “Rip Kecamatan Sungai Bahar” sebagai ungkapan kekecewaan kolektif.
Setelah kejadian ini mencuat, berbagai pihak menyerukan agar dilakukan evaluasi terhadap kinerja panitia penyelenggara upacara di Sungai Bahar. Tokoh masyarakat setempat, Ustadz Amir, bahkan mendesak panitia HUT RI di Kecamatan Sungai Bahar segera meminta maaf secara terbuka.
Baca Juga: Tampil Memukau, Drumband Sinfonia Mega SD SNP PLUS 021/XI Lawang Agung Diapresiasi Walikota
“Terlepas siapa yang salah dan siapa yang benar, Saya mengharapkan pada segenap instansi terkait, terutama panitia, untuk segera menyelesaikan. Jangan sampai buntut dari kejadian tadi mengakibatkan hal lebih parah,” ujarnya, seraya mendorong panitia menyatakan permintaan maaf di media sosial.
Ustadz Amir mengingatkan bahwa masyarakat sekarang sangat sensitif terhadap perilaku pejabat. Jika panitia tidak muncul memberikan klarifikasi dan permohonan maaf publik, ia khawatir warga bisa kehilangan kepercayaan dan enggan menghadiri acara-acara kecamatan ke depannya.
Sementara itu, Camat Agus Riyadi telah menyampaikan permintaan maaf pribadi dan berjanji akan lebih memperhatikan tata tertib acara. Masyarakat menanti tindak lanjut nyata, termasuk kemungkinan permintaan maaf resmi panitia melalui kanal media sosial kecamatan ataupun forum terbuka lainnya, untuk memulihkan kepercayaan publik yang terlanjur tercoreng akibat insiden ini.(*)