Takut Meledak, Tabung Gas Bantuan Disimpan di Kandang Ayam

TEBO – Pendistribusian Tabung Gas dan Kompor, program Konversi Minyak Tanah ke Gas di wilayah Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo, di beberapa desa telah sampai ke tangan masyarakat. Namun demikian banyak diantara masyarakat, masih enggan menggunakan kompor tersebut.

Alasannya, kebanyakan mereka enggan menggunakan Kompor dan Tabung Gas bantuan itu, karena takut meledak. Sebagian lagi mengaku tidak menggunakannya karena setelah dicoba memang tidak bisa digunakan.

Seperti diungkapkan oleh Mar (40) ibu rumah tangga, asal Desa Wanareja, Kecamatan Rimbo Ulu, bantuan tersebut telah diterimanya sejak dua minggu yang lalu. Namun hingga kemarin, katanya belum pernah digunakannya. tapi unik pula, Tabung Gas tersebut disimpannya diKandang Ayam yang berada di belakang rumah.

“Saya juga dapat bantuan kompor dan tabung gas, tapi saya pajang aja di Kandang Ayam, karena saya takut kalau tiba - tiba meledak karena bocor,” katanya.

Senada dikatakan oleh Wanto, warga Desa Sumber Sari, yang mengaku baru memiliki kompor gas dari program bantuan itu. Selama ini katanya untuk urusan masak dia lebih suka menggunakan kompor minyak dan kayu bakar.

Meskipun kurang tertarik menggunakan kompor gas, karena ada bantuan kompor gas maka diterimanya. Selanjutnya, soal digunakan atau tidak menurut dia yang penting barangnya disimpan dulu.

“Nanti kalau memang kita coba tidak ada masalah kita gunakan saja,kalau sekarang memang saya akui belum pernah saya coba,” bebernya sambil mengatakan kalau Tabung Gas bantuan Pemerintah itu disimpan diKebun Karet..

Alasan lain belum digunakannya kompor gas bantuan itu, menurut warga yang lain karena barang yang mereka terima, sebagian tidak bisa digunakan bahkan rusak. Kerusakan seperti tabung gas bocor, ada juga yang mengatakan kompornya tidak bisa digunakan atau sudah rusak.

Sementara, menurut Kepala Desa Sido Rukun, Paing JH, mengatakan aksi warga desa Sumber sari dan Wanareja yang enggan menggunakan kompor gas bantuan pemerintah itu, sama pula dengan warganya. Pihak desa tidak bisa memaksa warganya untuk memakai kompor gas atau alat yang lain

untuk memasak.

Menurut dia, kalaupun warganya menggunakan tabung gas ukuran tiga kilogram itu, hanya beberapa hari saja. Setelah gas di dalamnya habis,warga kesulitan untuk isi ulang. Karena yang ada di tempat penukaran tabung gas hanya ukuran 14 kilogram.

“Tidak mungkin tabung tiga kilo ditukar dengan empat belas kilo,” katanya.

Untuk mendukung program konversi minyak tanah ke gas ini, menurut Paing lagi, pemerintah harus segera menyediakan agen penukaran tabung gas ukuran 3 kilogram. Dengan adanya agen tersebut, menurutnya membuat masyarakat merasa aman untuk memakai tabung gas karena banyak pilihan.

“Kalau tabungnya bocor warga langsung dapat menukarnya dengan yang bagus,” kilahnya.(Apek)

Related Postss

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs