Sekilas tentang H. Nuzran Joher, S.Ag, M.Si oleh: Budhi Vrihaspathi Jauhari Gelar Rio Temenggung Tuo
Insya Allah masyarakat Kota Sungaipenuh untuk yang keduakalinya sejak menjadi Daerah Otonom akan melaksanakan Pesta Demokrasi Pemilihan Wali Kota Sungaipenuh yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember mendatang. Gong pertanda dimulainya babak baru tidak lama akan dibunyikan, sejumlah Baliho Balon Kandidat telah bertaburan di seantero Kota Sungai Penuh
Informasi yang berkembang di tengah tengah masyarakat menyebutkan bahwa H. Herman Muchtar, SE, MM dipastikan akan berpasangan dengan H. Nuzran Joher, S.Ag, M.Si
Kepastian Nuzran Joher terungkap dalam wawancara khusus dengan H. Herman Muchtar siang tadi saat wartawan media ini melakukan wawancara dengan H. Herman di kediaman rumah keluarga H. Muchtaruddin di Dusun Baru.
Benar, Insya Allah jika perahu sudah jelas saya akan berpasangan dengan saudara Nuzran Joher. Beliau sosok anak muda yang memiliki dedikasi yang kuat untuk membangun Kota Sungai Penuh, dan Nuzran sosok anak muda yang energik serta memiliki wawasan dan jaringan yang cukup bagus,dan yang jelas kedepan peran Wakil Wali Kota akan mendapat porsi yang lebih besar, dan saya tidak ingin seorang Wakil Wali Kota hanya di jadikan sebagai Ban serap.
Pengalaman Nuzran Joher sebagai politisi dan anggota Parlemen (DPD) RI, dan aktifis pergerakan mahasiswa saya harapkan dapat di sinergikan kata Herman Muchtar.
Untuk mengenal lebih dekat sosok Nuzran Joher, Wartawan media ini Budhi Vrihaspathi Jauhari gelar Rio Temenggung Tuo menulis laporan khusus tentang sosok H Nuzran Joher.
Nuzran Joher merupakan putra keempat dari enam orang bersaudara putra dari pasangan Joher Khatib dan Yusnida Burhan, Lahir di Desa Maliki Air Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh tanggal 28 Oktober 1973.
Dari pernikahannya dengan Dr. Nurhasanah, S.Ag, M.Ag seorang dosen di sekretaris magister Ilmu Hukum dan bisnis Fakultas syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta ini pasangan ini di karuniai 3 orang putra masing Arvard Hamal Siraj, Irhas Satria Haya dan Arini Fairuza.
Nuzran Joher menyelesaikan pendidikan Sekolah dasar Negeri di SD Nomor 16/III Koto Beringin Rawang Kecamatan Hamparan rawang tahun 1986,Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri di selesaikan di MTSn Sungai Penuh tahun 1989, Pendidikan PGAN di selesaikan di Sungai Penuh tahun 1992
Nuzran Joher Muda melanjutkan pendidikan Strata I di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol pada tahun 1992 dan pendidikan Strata I IAIN dapat diselesaikan pada tahun 1998 dan disela sela kesibukan sebagai Senator di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia pada tahun 2000 Nuzran Joher melanjutkan pendidikan ke Strata dua Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta
Dikalangan Mahasiswa Nuzran Joher dikenal sebagai sosok aktifis campus yang disegani, Nuzran Joher memilih organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai wadah tempat menyalurkan aspirasi dan penempaan diri
Berbagai pendidikan dan pelatihan telah diikuti oleh Nuzran Joher, diantara pendidikan non formal dan pelatihan yang diikuti oleh Nuzran Joher antara lain
: Pelatihan Kepemimpinan Tk. Dasar, SMF IAIN Imam Bonjol, Padang,(1993),Pelatihan Kepemimpinan Tk. Menengah, Rektorat IAIN Imam Bonjol, Padang (1994),Pelatihan Kepemimpinan Tk. Nasional, Departemen Agama RI, Jakarta (1997),Short Course Hukum, Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang, Padang (1997),Mapaba, PMII Cabang Padang, Padang (1992),Latihan Kader I HMI, HMI Komisariat Syariah, Padang (1993),Latihan Kader II HMI, HMI Cabang Purwakarta, Purwakarta (1996)
Sejak remaja sifat kepemimpinan Nuzran Joher telah mulai terlihat, dilingungan desanya Nuzran Joher dipercaya oleh kawan kawannya untuk menjadi : Sekretaris Umum, Karang Taruna Panca Kelana Maliki Air (1990-1991), di sekolah Nuzran Joher didaulat menjadi wakil ketua OSIS MTs.n Sungai Penuh (1988-1989) Ketua Umum OSIS PGAN Sungai Penuh (1990-1991).
Bakat organsisatoris Nuzran Joher semakin nampak dengan jelas saat menempuh pendidikan di IAIN Padang, pada tahun 1994-1995 Nuzran Joher dipercaya menjad sekretaris umum Senat Mahasiswa Jurusan IAIN Padang ,tahun 1995-1996 dipercaya menjadi sekretaris uum Senat Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang dan Pada tahun 1997-1998 Nuzran Joher terpilih menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa IAIN Padang (SMPT)
Usai menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang , Nuzran Joher pulang kampung, dan pada tahun 1998 dan bersama sejumlah aktifis mahasiswa ia mendirikan sekaligus menjabat ketua umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sungai Penuh(1989-2000).
Perjalanan karir organisasinya terus melejit, pada tahun 2000-2002 Nuzran Joher menjadi anggota Departemen PAO,PB HMI, tahun 2002-2004 dipercaya menjadi ketua komunikasi umat PB HMI dan puncak karir organisasi HMI Nuzran Joher pada tahun 2002-2004 dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal PB Himpunan Mahasiswa Islam.
Pada tahun Nuzran Joher dipercaya menjadi Staf Ahli, Masyarakat Perhutanan Indonesia Reformasi (MPI-R) Jakarta Tahun 2003 ia menjadi Tim Teknis, Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) Diknas RI Jakarta .tahun 2003 menjabat wakil Sekretaris, Badan Investasi Sumber Daya Manusia (Bina SDM) Jambi (2003-sekarang) dan pada tahun 2001-2003 dipercaya menjadi sekretaris, Yayasan Pendidikan Al-Quran Al-azizi (YPAZI),Jakarta.
Senator Muda dari Jambi
Nuzran Joher,S.Ag,merupakan salah seorang dari sedikit pemuda alam Kerinci yang mampu mencapai karir di kancah politik nasional
Pada saat itu Nuzran Joher,S.Ag baru menginjak usia 32 tahun,diusia yang relatif amat muda ia berhasil mencapai sukses dengan meraih suara terbanyak pada pemilihan legeslatif dan menjadi anggota DPD(Dewan Perwakilan Daerah) dari Propinsi Jambi.
Nuzran Joher merupakan sosok anak muda yang ulet dan pantang menyerah,prestasi dan karir yang diperoleh penuh dengan lika liku perjuangan, Kesuksesan yang diraih penuh dengan pengorbanan, salah satu kunci dari sukses yang diperoleh menurut Nuzran Joher adalah sikap sabar,jujur,sederhana dan ulet, sikap ini ditimbanya sejak masa kanak dari ayahanda beliau
Nuzran Joher adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berusia muda dari propinsi Jambi dan Mantan Sekjen PB HMI 2002-2004
Dahulu, ketika kecil, sepulang dari sekolah dasar di Koto Beringin Rawang, Nuzran Joher selalu mampir ke rumah kakek seorang kiyai bernama Buya Burhanuddin Khatib (almarhum). Sang kakek sehari-hari hidup berdakwah sebagai da’i. Sederetan dengan rumah sang kakek terdapat pula rumah paman, Buya Zulfran Rahman, MA (alm) dimasa hidupnya beliau bekerja sebagai dosen sekaligus politisi anggota DPRD Kerinci.
Kakek sering mengajak Nuzran Joher kecil pergi berdakwah ke mana saja, atau oleh sang paman diajak mengikuti kegiatan politik. Walau hanya merupakan tokoh masyarakat lokal kedua figur kakek-paman telah menjadi idola bagi Nuzran Joher kecil, ditambah seorang kakek dari garis keturunan ibu tepatnya paman sang Ibunda, bernama Drs H. Sa’aduddin Alwi seorang politisi dan pejabat pemerintahan terakhir kali menjabat Sekda Kotamadya Solok, Sumatera Barat.
Akrab dengan Politik
Pria yang memperoleh pengajaran tentang kesabaran, kejujuran, dan kesederhanaan hidup dari ayahnya Joher Khatib, yang sehari-hari aktif turun ke sawah demi menafkahi keluarga, itu menghabiskan masa kecil hingga dewasa di tanah kelahirannya Desa Maliki Air, Kecamatan Hampang Rawang, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Ibunya Yushida Burhan selain sebagai ibu rumahtangga biasa, sehari-hari berprofesi pula sebagai guru agama SD. Memiliki ayah dan ibu yang baik, sedari kecil Nuzran Joher sudah terbiasa lebih sering berada di rumah kakek dan pamannya yang jarak rumahnya hanya 500 meter jauhnya.
Masa kecil Nuzran Joher sudah sangat akrab dengan lingkungan politik, pendidikan, dan keagamaan yang memang sudah menjadi ciri khas lingkungan tanah kelahirannya. Sikap dan pandangan politik Nuzran Joher sejak kecil sudah terbentuk.
Sebab anak keempat dari enam bersaudara ini memilih lebih suka berada berdekatan dengan kakek-paman, hingga tidur di rumah di lingkungan yang sarat kehidupan sosial politik tersebut.
Nuzran jarang tidur serumah dengan ayah, ibu, dan lima saudara kandung yang terdiri tiga kakak perempuan dan dua adik laki-laki. Kemana kakek berdakwah Nuzran selalu dibawa serta. Demikian pula sang paman selalu mengajak Nuzran di setiap aktivitas politik. “Jadi, waktu kecil saya sudah tahu apa itu dewan,” kenang Nuzran.
Nuzran Joher merasa bangga sebab bersamaan dengan era kepemimpinannya di lingkungan kampus reformasi secara nasional tengah bergulir. Di era itu ia berhasil mengasah kemampuan politik dewasa secara terbuka dengan mengelola gerakan mahasiswa.
Sebagai misal, pada tahun 1997 ia mendirikan posko Pergerakan Mahasiswa Sumatera Barat Reformasi, terletak di lingkungan kampusnya IAIN Imam Bonjol Padang. Pendirian Posko disepakati setelah Nuzran berhasil mengumpulkan lebih 78 perguruan tinggi terdiri universitas, sekolah tinggi, institut, dan akademi yang ada di seluruh Sumatera Barat.
“Waktu itulah saya mengenal banyak teman-teman. Saya sudah mulai berkomunikasi dengan teman-teman di luar Sumatera, sudah sering berkomunikasi tentang isu-isu pergerakan, waktu itu tahun 1997-1998,” kenang Nuzran, yang karena gerakan politik kampusnya itu berkesempatan berinteraksi dengan para aktivis dari kampus lain dari seluruh Indonesia, termasuk kesempatan mengunjungi Ibukota Negara Jakarta untuk pertamakali tahun 1996 yang sudah diidam-idamkan sejak kelas empat SD.
Ketika lulus kuliah tahun 1998, ia menghabiskan waktu enam tahun untuk meraih gelar sarjana agama (S.Ag) sebagai resiko aktivis mahasiswa, Nuzran justru kembali ke Kerinci untuk membangun Jambi. Salah satu misi politiknya adalah mendirikan HMI Cabang Sungai Penuh Kerinci. Ia terpilih memimpinnya untuk pertamakali, periode 1999-2000.
Di tangan Nuzran, cabang baru HMI ini berhasil ‘naik pangkat’ diakui sebagai cabang penuh oleh PB HMI, setelah berhasil melakukan sejumlah kaderisasi dan penggalangan massa. Bahkan, ketika PB HMI menetapkan Jambi sebagai kota pelaksanaan kongres tahun 1999 Nuzran berkesempatan terlibat penuh di kepanitiaan lokal. Di situ Nuzran secara politis memberikan dukungan kepada Fakhrudin yang akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI 1999-2002.
Pilihan Nuzran berbuah manis. Begitu kongres memilih Fakhrudin ia segera ditelepon diajak untuk ikut membantu sebagai fungsionaris PB HMI periode 2000-2002, duduk sebagai Anggota Departemen Pembinaan Aparat Organisasi (PAO) berdomisili di Jakarta. Akhir tahun 1999 mulailah Nuzran menetap di Jakarta, menempati sebuah rumah kost di kawasan Ciputat, tak jauh dari rumah kediamana seorang saudara.
Dari Dusun ke Ibu Kota Negara
Nuzran Joher si anak desa (dusun) di usia yang relatif muda ia mampu memasuki gedung parlemen di Senayan sebagai wakil rakyat di daerah sebagai “Senator” atau akrab disebut anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia.
Nuzran Joher mampu melenggang ke Senayan mewakilan Propinsi Jambi setelah ia mampu mengalahkan 15 orang kandidat lannya yang rata rata datag dari kalangan birokrat, dengan kesantunanya dan sikapnya yang low proflile ia mampu meraih simpatik dan menuai empati dari masyarakat di Propinsi Jambi, anak muda dari Hamparan Besar Tanah Rawang Kota Sungai Penuh ini mampu meraih 137.018 suara.
Di daerahnya sendiri yakni di Kota Sungai Penuh dan di di Kabupaten Kerinci yang saat itu belum dimekarkan ia mampu meraup sekitar 45 % suara, pada hal dari Kabupaten Kerinci saja pada waktu itu ada tiga orang balon kandidat Senator, dua diantaranya adalah birokrat dan lainnya adalah seorang Kepala Sekolah.
Sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, kehadiran Nuzran Joher dalam peta politik nasional merupakan sebuah “Fenomena baru” di Indonesia, ia mampu meraup suara dengan cara yang dapat dikatakan tidak lazim, Nuzran Joher berkampanye tanpa menggelar Spanduk,Baliho dan tanpa menggunakan panggung hiburan dangdut yang selama ini akrab dilakukan setiap kandidat yang tampil pada setiap kampanye Pilkada atau kampanye pileg .
Modal Nuzran Joher dalam berkampanye adalah menggunakan pamflet,leafler dan kartu nama yang dibuat dengan sangat sederhana dan ala kadar yang dicetak hanya dengan menggunakan printer yang digandakan dengan cara di fotocopy, untuk iklan ia hanya memasang iklan di dua masa lokal.
Kiprah Mendah Kincai di Senayan
Nuzran Joher merupakan sosok aktifis reformasi dan politisi yang konsisten dan gigih dalam memperjuangkan nasib rakyat, Ketika masih duduk sebaigai anggota Senator ia sempat dipercaya oleh koleganya di DPD RI untuk menjadi Ketua Ketua PAH III di DPD RI.
Pada saat masih duduk di Senayan, Nuzran Joher,S.Ag bersama bersama tiga anggota DPD lain asal propinsi Jambi bertekad bulat berjuang keras menuntut pemerintah pusat dan badan dunia terkait memberikan kompensasi ekonomis terhadap penduduk lokal atas terbatasnya hutan sebagai sumber mata pencaharian. Bahkan, Nuzran sudah bertemu muka dengan Menteri Kehutanan sekaligus mengajaknya melihat langsung kondisi TNKS, di Kerinci 29 Desember 2004.
Sosok mantan aktifis kampus ini pada saat pelantikan Kabinet ia bersama M.Nasir yang juga anggota DPD RI telah menemui lansung Menteri Kehutanan untuk melihat secara jelas bagaimana kondisi hutan TNKS dan masyarakat di sekelilingnya dan meminta segera penanganan kawasan hutan TNKS secara serius
Menyangkut keberadaan hutan TNKS dalam pandangan Nuzran Joher masyarakat harus diberdayakan secara ekonomis untuk melepaskan ketergantungan hidup dari hutan. Harus ada usaha alternatif lain jika penduduk dilarang menggarap hutan. Misalnya pemerintah menghadirkan investor industri kayu manis, atau indutsri lain sehingga banyak tertampung tenaga kerja atau, memberikan pelatihan-pelatihan penanaman bibit tanaman obat sehingga hutan dapat ditanami dengan tanaman obat.
Satu bukti konkrit terbatasnya akses ekonomi warga sekitar TNKS, kata Nuzran, TKI Ilegal asal Jambi yang kembali dipulangkan dari Malaysia lebih banyak warga Kerinci.
Demikian pula infrastruktur jalan harus dibangun untuk ‘memecah’ Kerinci yang terisolir. Perjuangan di bidang pendidikan juga tak kalah terhormat untuk disuarakan Nuzran sebab 20 persen penduduk Kerinci masih tergolong masyarakat miskin yang pendidikannya belum kompetitif ke depan. “Kita menuntut juga bagaimana para stake holder yang terkait dalam hal ini untuk juga melihat Jambi supaya bisa bersaing di tingkat lain,” tegas Nuzran.
Tuntutan di bidang pendidikan perlu disuarakan Nuzran, kendati ia mengakui satu dari setiap lima rumah di kampungnya pasti ditemukan anggota keluarga berpendidikan sarjana. Itu, berhasil dicapai dengan perjuangan ekstra keras setiap warga Kerinci dengan berdagang keliling Indonesia. Warga yang keliling itu berkesempatan pulang kampung hanya sekali dalam dua tiga tahun, sebab yang penting tiap bulan bisa mengirim uang penghasilan untuk biaya kuliah anak atau anggota keluarga jutaan rupiah perbulannya.
Sejalan dengan mempercepat akses ekonomi masyarakat Jambi, Nuzran juga gencar memperjuangkan kelanjutan pembangunan dermaga pelabuhan laut yang telah dimulai oleh Pemerintahan Megawati
Peduli dengan Warga Kubu
Sebagai seorang aktifis Mahasiswa Islam, buya panggilan akrab Nuzran Joher memiliki kepedulian terhadap nasib sesama, beberapa kali Nuzran keluar masuk hutan untuk melihat kondisi objektif suku pedalaman atau orang kubu yang ada di Propinsi Jambi, bersama sejumlah relawan dan aktifis HMI, ia pernah menghadiri lansung sunatan masal dan proses pengislaman warga suku anak dalam di daerah Pematang Kancil Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin.
Bagi warga Suku Anak Dalam Mu’alaf di daerah TNB 12 Sarolangun di SAD Mu’alaf di Belanatara Merangin, sosok Nuzran Joher cukup dikenal oleh warga pedalaman yang menjadi mu’alaf, iapun kerap memfasilitasi berbagai program pemberdayaan suku anak dalam khususnya di TNB 12 Sarolangun dan Merangin.
Karena kepedulian dan kecintaannya terhadap warga minoritas buya Nuzran di minta untuk menjadi Majelis Konsultasi sebuah NGO yang memberdayakan di Propinsi Jambi.
Di Kota Sungai Penuh dan Kerinci, sosok yang mewakili /representasi anak muda ini dipercaya menjadi anggota Presedium Lembaga Swadaya Masyarakat Bina Potensia Aditya Mahatva Yodga, sebuah NGO yang bergerak dalam bidang Kebudayaan dan Pariwisata di alam Kerinci.
Pilwako Jembatan menuju Perubahan
Pesta Demokrasi-Pemilihan Kepala Daerah(Pilwako) Kota Sungai Penuh yang insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 9 desember 2015 merupakan sebuah tonggak sejarah bagi masyarakat di Kota Sungai Penuh.
Masyarakat Kota Sungai Penuh yang berpenduduk lebih 100 ribu jiwa berhak untuk menentukan nasib dan masa depan daerahnya.Pada tanggal 9 Desember 2015 untuk yang kedua kalinya rakyat di Kota Sungai Penuh secara lansung memilih pemimpin yang akan memimpin Kota Sungai Penuh untuk 5 tahun yang akan datang.
Melalui pesta demokrasi Pemilihan Wali Kota Sungai Penuh periode 2011-2016 diharapkan masyarakat di Kota Sungai Penuh untuk lebih jelis dalam memilih pemimpin yang kelak jika terpilih ia akan memimpin rakyatnya
Menyikapi Pilwako Sungai Penuh, buya Nuzran Joher,S.Ag,M,Si berharap agar masyarakat di Kota Sungai Penuh untuk berpikir secara cerdas dan lebih dewasa, sebab Pilwako(pilkada) yang akan kita laksanakan pada tanggal 9 Desember 2015 sangat menentukan arah dan kebijakkan pembangunan Kota Sungai Penuh.
Suatu hari salah seorang sahabat sesama aktifis HMI Cabang Kerinci kepada penulis mengemukakan, Nuzran Joher merupakan sosok putra kelahiran Hamparan Besar Tanah Rawang Kota Sungai Penuh yang kreatif dan progresif, di usia nya yang memasuki 32 tahun ia telah berhasil menjad anggota senator(DPD) Republik Indonesia, Nuzran Joher memiliki wawasan lokal dan nasional serta sangat memahami kondisi objek di tanah kelahirannya Kota Sungai Penuh.
Sosok Nuzran Joher merupakan sosok anak muda yang memiliki pemikiran pemikiran cerdas untuk membangun dan membenahi negerinya, ia seorang pekerja nyata,reformis dan konsisten terhadap apa yang ia pernah ucapkan,disamping itu sosok Nuzran Joher, bebas dari KKN dan dikalangan anak anak muda ia dikenal humanis,enak diajak bicara dan berwibawa.
Sejumlah tokoh tokoh nasional mengagumi sosok Nuzran Joher anak muda yang datang dari dusun mengabdikan diri untuk masyarakatnya di Senayan
Prof. Dr. Maidir Harun mantan Rektor IAIN Imam Bonjol Padang dalam tulisannya mengemukakan bahwa Nuzran Joher, sejak di bangku kuliah telah tampil sebagai pemimpin yang idealis dan mampu mensosialisasikan ide dan pemikirannya secara baik kepada orang lain,baik ketika menjad ketua umum SEMA IAIN Imam Bonjol Padang,maupun ketika memimpin gerakan reformasi 1998. Oleh sebab itu saya melihat Nuzran Joher memiliki peluang sangat besar untuk tampil sebagai tokoh dan pemimpin bangsa dimasa depan.
Sedangkan Dr. Marwah Daud Ibrahim mengemukakan bahwa setiap generasi punya logika zamannya sendiri,Setiap Zaman memiliki pemimpinnya sendiri, Nuzran Joher adalah representasi sekaligus di taqdirkan di garda depan memimpin generasi di zamannya,Terbukti di era otonomi,ia membangun basis dari bawah,ia merakyat,setia kawan dan fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia
Sedangkan H. Irman Gusman S, MBA menyebutkan bahwa Nuzran Joher adalah mantan aktifis gerakan reformasi 1998 yang berada di garda terdepan melawan sentralisme kekuasan Orde Baru yang otoriter.Komitmen dan integritasnya dalam memperjuangkan nilai nilai idealisme dan tawadhu dalam perjuangan yang telah mengantarkan Nuzran ke Senayan, dan saya melihat Nuzran Joher sebagai salah satu bintang pemimpin nasional di masa depan.
Dalam acara forum dialog di Baheun Buleoh Kincai, minggu malam 16/6, budayawan nasional/penerima PIN Emas dan Anugerah Kebudayaan Tingkat Nasional BJ.Rio Temenggug menyebutkan, saat ini pembangunan infrastruktur jalan ,jembatan dan irigasi di Kota Sungai Penuh relatif agak lebih baik, pembangunan jalan,sarana lampu jalan dan jembatan kerinduan misalnya tidak terlepas dari ide,gagasan,mimpi dan perjuangan para mantan kepala daerah sebelumnya.
Memang banyak program yang telah di gagas dan dilakukan pemimpin saat ini, akan tetapi masih banyak pula program yang belum dengan sepenuhnya dapat di entaskan, masalah peningkatan dan percepatan pembangunan ekonomi kerakyatan masih jauh panggang dari api,usaha ekonomi kreatif dan membangun semangat entrepreneour masih ibarat antara mimpi dengan kenyataan.
Sikap sebagian besar orang tua tua yang lebih berorientasi untuk memperjuangkan putra putri mereka menjadi abdi negara atau Pegawai Negeri Sipil sejak 5 tahun terakhir harus di kubur dalam dalam, konon besarnya tarif untuk menjadi seorang PNS terkadang memaksa orang tua untuk menjual dan menggadai sawah dan ladang, inilah sebuah ironis.
Dilain pihak upaya untuk menciptakan sosok entrepreneour entrepreneour muda hingga saat ini masih bersifat setengah setengah hati.
Dari hasil diskusi bersama sejumlah aktifis dan seniman/budayawan muda di baheoun buleoh menyimpulkan, kedepan dibutuhkan sosok figur pemimpin yang lebih merakyat dan memahami penderitaan dan bahasa rakyat, bukan sekedar pemimpin yang mampu membeli suara rakyat dan selalu mengatas namakan kepentingan rakyat untuk memperkuat posisi dan jabatan kelompok masing masing.
Untuk saat ini kita melihat sejumlah tokoh tokoh dan birokrat di Sungai Penuh sudah banyak yang dibencongkan dan dibancikan hanya karena mereka di curigai tidak sehaluan dengan penguasa.
Sebuah ironis agaknya,pada saat peletakkan tiang tuo/peletakan batu pertama pembangunan musium adat di Hamparan Besar Tanah Rawang peran dan fungsi para pemangku adat khususnya Menti berempat dan Para Depati IV-8 Helai Kain dan Para Pemangku Adat se Alam Kerinci Nyaris tak dilibatkan.
Penyerahan kunci balai adat/penyerahan surat tanah Hamparan Besar Tanah Rawan konon belum pernah disepakati bersama Meneti Berempat untuk diserahkan kepada Wali Kota Sungai Penuh, Menurut sejumlah Depati Delapan Helain Kain dan sejumlah Menti Berempat mereka tidak pernah dilibatkan secara lansung apalagi diajak bermusyawarah
Berbagai protes dari para pemangku adat se olah olah seperti iklan mobil fanther ”Nyaris tak terdengar”, ibarat kata pepatah anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.
Kedepan banyak masyarakat dan tokoh masyarakat berharap agar pada Pilkada 9 Desember yang akan datang masyarakat diharapkan lebih mengedepankan politik akal sehat dan memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani, bukan sesuai dengan jumlah bayaran yang diterima atau “money politik”
Menyinggung tentang figur figur yang akan ikut tampil pada pesta demokrasi pemilihan kepala daerah yang akan datang,pada prinsipnya masyarakat sudah dapat melihat dengan mata telanjang hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh pemimpin saat ini, dan munculnya balon balon kandidat yang telah memasang Baliho itu merupakan hal yang positif, semuanya memiliki semangat yang sama yakni sama sama ingin memajukan Kota Sungai Penuh ke arah masa depan yang lebih baik.
Tentang Sosok Herman Muchtar yang oleh banyak kalangan di prediksi kuat akan berpasangan dengan Nuzran Joher merupakan sebuah sinyal yang cukup bagus, Herman adalah sosok pengusaha dan entrepreneour dengan segudang pengalaman dalam memimpin organisasi, sedangan Nuzran Joher merupakan tokoh dan politisi muda yang memiliki pengalaman politik yang luas dan pernah menjadi anggota senator (DPD) Republik Indonesia. (BVJ)
BACA JUGA
Salah Pilih Wakil, HBA Diambang Kekalahan?
Ini Dia yang Ditunggu-tunggu,,, DPP PDIP Putuskan Duet HBA-Edi
HBA Batal Mendaftar, Golkar Hanya Usulkan Zumi Zola ke DPP
Ini Komposisi Tim Inti Pemenangan Zumi Zola yang Bakal Dilantik Minggu Malam
Salah Pilih Wakil, HBA Diambang Kekalahan?
Fachrori Gandeng Herman Mukhtar
SB Bantah Dituding Sebagai Dalang 276 Jatah Proyek untuk DPRD Kerinci
Siapa Nuzran Joher, Mengapa Dia yang Dipilih HM untuk Sungai Penuh??
Kisah Martunis, Selamat Dari Tsunami Aceh, Jadi Anak Angkat C.Ronaldo Hingga Gabung Akademi Sporting
Akhirnya Mimpi Bocah Aceh Bermain di Portugal Terwujud, Sporting Lisbon Rekrut Martunis
0 Comments:
Posting Komentar