Ical dan beberapa petinggi Golkar |
"Pernyataan ARB (Ical) sebagai Ketum Golkar soal jadwal Munas-LB sebelum bulan puasa tahun ini, bukan sebuah signal namun perintah," kata Bambang dikutip dari Antara, Minggu (24/1).
Karena itu tidak perlu lagi ada pernyataan mundur karena sesuai mekanisme di Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Golkar, Ical dipilih dan ditetapkan sebagai ketum dalam sebuah munas.
Menurut dia, apabila Ical ingin mengakhiri jabatannya sebagai ketum maka harus melalui munas/munaslub karena itu diatur dalam konstitusi partainya.
"Demikian juga jika beliau ingin mengakhirinya harus melalui munas/munaslub," ujarnya.
Bambang mengaku terkejut dengan keputusan Ical yang disampaikan dalam sambutan Rapat Pimpinan Nasional pada Sabtu (23/1) malam. Hal itu, menurut dia, karena sangat meyakini bahwa pihaknya adalah yang benar dan menang secara hukum.
"Namun apa boleh buat, pahit memang. Dan kita semua memendam luka yang sangat dalam tapi itu realitas politik," katanya.
Menurut dia, baru kali ini, dalam sejarah panjang Golkar harus tunduk dan bertekuk lutut pada kekejaman kekuasaan yang tidak menghendaki Ical sebagai ketua umum dengan memakai senjata SK pengesahan yang terus digantung.
Namun dia menilai, Ical berjiwa besar dan negarawan karena tidak menyalahkan gelapnya malam tapi menyalakan lilin agar menerangi malam dengan perintah pelaksanaan munas sebelum ramadhan atau sebelum memasuki tahapan pendaftaran pilkada serentak 2017 yang jatuh Juli 2016.
"Hal itu agar Golkar bisa menyiapkan diri dengan baik dalam derap langkah yang satu tanpa dualisme kepengurusan seperti pilkada serentak sebelumnya," katanya. (merdeka.com)
0 Comments:
Posting Komentar