Dua Nama Penting dalam Pusaran Kasus Korupsi Batubara Sarolangun

Merdekapost.com - CE (Cek Endra) dan Matlawan Hasibuan (MH), terlibat pusaran kasus dugaan korupsi Izin Usaha Batubara (IUP) Batubara di Sarolangun, Rp 91,5 miliar. Perkembangan terbaru, kasus ini sudah dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Agung pada Rabu 24 Maret 2021 lalu.

Dilansir laman Ampar.id, dalam perkara itu, tim penyidik Kejagung telah menemukan bukti ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan PT Antam saat membeli tambang di daerah Jambi. 

Tim penyidik Kejagung juga telah menetapkan tersangka antara lain mantan Direktur Utama PT Antam berinisial AL, Direktur Utama PT Indonesia Coal Resources berinisial BM, Komisaris PT Citra Tobindo Sukses Perkara sekaligus Pemilik PT RGSR berinisial MT. 

Tersangka lainnya adalah Direktur Operasi dan Pengembangan PT Antam berinisial ATY, Senior Manager Corporate Strategic Development PT Antam berinisial HW dan Komisaris PT Tamarona Mas Internasional berinisial MH.

Penelusuran Ampar.id, MH adalah inisial dari Matlawan Hasibuan. Ia merupakan Komisaris PT Tamarona Mas Internasional. Dan Matlawan, juga diketahui adalah salah seorang penyandang dana Cek Endra pada Pilgub Jambi 2020 lalu.

Dikonfirmasi Ampar.id, Matlawan Hasibuan enggan berkomentar. Ditelpon, Matlawan tak menolak menjawab via ponsel. Sementara, dikirimi pesan singkat, juga enggan berkomentar.

Terpisah, Bupati Sarolangun Cek Endra, juga enggan menanggapi konfirmasi dari Ampar.id. Dihubungi di nomor ponselnya 0811-74****, Cek Endra tak menyahut kontak media ini. Begitupun ketika dikirimi pesan singkat via whatsapp, CE juga tak merespon.

Untuk diketahui, kasus dugaan korupsi izin tambang batubara ini, pada tahun 2008 lalu, negara ditaksir mengalami kerugian sebesar Rp 9,5 miliar.(*)

Baca dari sumber langsung, Ampar.id

Kasus yang Seret Direktur PT Tamarona Mas Indonesia Segera Dilimpahkan ke JPU

Jambi|Merdekapost.com - Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) sudah siap melakukan pelimpahan berkas perkara atau tahap satu terkait kasus tindak pidana korupsi PT Antam ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Febrie Adriansyah mengatakan penyidik Kejagung sudah menggandeng tim audit lain untuk menghitung nilai kerugian negara, sebagai salah satu syarat untuk melimpahkan berkas perkara korupsi PT Antam ke JPU. 

Menurutnya, penyidik sudah berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak tiga tahun lalu untuk menghitung nilai kerugian negara, tetapi sampai saat ini belum ada laporan terkait nilai itu.

"Kemarin itu kan sudah mau tahap satu ya, tetapi penuntut umum minta agar disertakan kerugian negaranya menggunakan auditor lain tidak apa-apa di luar BPK dan BPKP," tuturnya, Rabu (24/3/2021). 

Febrie memastikan perkara tindak pidana korupsi PT Antam tersebut bakal dituntaskan secepatnya, sehingga tidak ada lagi perkara yang mangkrak di Kejagung. 

"Kami akan usahakan selesaikan tunggakan kasus secepatnya," katanya. 

Adapun dalam perkara tersebut, tim penyidik Kejagung telah menemukan bukti ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan PT Antam saat membeli tambang di daerah Jambi. 

Tim penyidik Kejagung juga telah menetapkan tersangka antara lain mantan Direktur Utama PT Antam berinisial AL, Direktur Utama PT Indonesia Coal Resources berinisial BM, Komisaris PT Citra Tobindo Sukses Perkara sekaligus Pemilik PT RGSR berinisial MT. 

Tersangka lainnya adalah Direktur Operasi dan Pengembangan PT Antam berinisial ATY, Senior Manager Corporate Strategic Development PT Antam berinisial HW dan Komisaris PT Tamarona Mas Internasional berinisial MH. (*)

Sumber: Inilahjambi.com

Travel Ayu Alami Kecelakaan di Lintas Sarolangun-Merangin, Tidak Ada Korban Jiwa

Mobil Ayu Transport Alami Kecelakaan di Jalan Lintas Sarolangun - Merangin

Jambi, Merdekapost.com - Salah Satu mobil armada Ayu Transport jenis Toyota Hiace mengalami kecelakaan di jalan lintas Sarolangun-Bangko, Senin (18/1), sekira pukul 12:30 WIB dini hari.

Menurut Informasi yang berhasil dihimpun dari Sumber MSN, mobil yang jenis Hiace Silver Metalik bernomor plat BH 7053 RU ini bertabrakan dengan truk.

"Penumpang berjumlah tujuh orang, tidak ada korban jiwa" kata sumber yang enggan di sebutkan namanya, Senin (18/1) siang.

Sopir travel, lanjut sumber mengalami luka, "satu penumpang mengalami patah tulang dan terkena serpihan kaca, sementara enam penumpang lainnya mengalami  luka ringan," ungkap dia.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa naas tersebut. "Semua korban yang mengalami luka dilarikan di salah satu Rumah Sakit di Bangko," pungkas sumber.

Saat di konfirmasi awak media, Direktur PT Ayu Transpor HUSRIL melalui WhatsApp sampai berita ini di turun kan belum ada balasan. (ald) 

Belasan Rumah di Desa Pulau Pandan, Sarolangun Terancam Longsor ke Sungai

Satu bangunan yang berada di pinggir Sungai Batang Limun. Belasan rumah di Desa Pulau Pandan RT 04, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun terancam ambruk ke sungai Batang Limun. (adz) 

SAROLANGUN, MERDEKAPOST.COM - Belasan rumah di Desa Pulau Pandan RT 04, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun terancam ambruk ke sungai Batang Limun.

Sebab,  gerusan air dan tidak adanya penahan tebing. Kondisi tebing berangsur-angsur runtuh, sedikit demi sedikit.

Warga RT 04 Pulau Pandan yang berada di pinggir sungai Batang Limun cemas dan ketakutan.

Baca juga: BREAKING NEWS! 49 Penyelenggara Pilkada Bungo Terkonfirmasi Reaktif Covid-19

"Sayo selaku warga yang Terancam rumah Sayo longsor kesungai berharap pemerintah khusus dinas PUPR kabupaten Sarolangun ataupun PUPR propinsi Jambi untuk segera menangapi dan membangun beronjong penahan tebing," kata Zulkarnain, warga RT 04 Kecamatan Limun Desa Pulau Pandan, Jum'at (27/11/2020).

Rumah Zulkarnain di Desa Pulau Pandan hanya berjarak tiga meter saja, dari bibir sungai, dan beberapa warga juga senasib dengannya.( hza/sumber: tribunnews.com)*

Berikan Semangat, Mendes Abdul Halim Iskandar Telpon Langsung Nina Pendamping Desa Korban Begal

Mendes, Abdul Halim Iskandar saat menelepon Nina Pendamping Desa Korban Begal (doc/ist)
MERDEKAPOST.COM - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menelepon Nina Nurlina (28), seorang Pendamping Desa di Kecamatan Singkut, Sorolangun, Jambi, yang menjadi korban begal saat bertugas.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu 15 Juli 2020 kemarin sekitar pukul 13.25 WIB, saat itu Nina berada di Desa Argosari menuju Bukit Bumi Raya, dalam rangka bertugas mengawal menyaluran BLT Dana Desa tahap III.

"Saya Halim, bagaimana ceritanya," kata Abdul Halim atau yang biasa disapa Gus Menteri mengawali pembicaraan dengan Nina saat peristiwa begal, Kamis (16/07/2020).

Mendapat telepon dari Gus Menteri, Nina sedikit grogi menceritakan kronologi peristiwa begal yang menimpa dirinya.

Ia menuturkan, saat itu dirinya harus bertugas mengawal penyaluran BLT Dana Desa di desa Bukit Bumi Raya.

Karena jaraknya cukup jauh dan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam, akhirnya Nina terpaksa memilih lewat jalan alternatif. Di lokasi yang cenderung sepi itu, Ia melihat pengendara motor Vixion berboncengan menoleh kanan kiri dan kebelakang.

Karena gelagatnya mencurigakan, akhirnya Nina panik kemudian bergegas putar arah dan terjatuh ke parit. Dua pria misterius itu mendekat dan satu diantaranya turun tapi bukan untuk menolong melainkan menodong menggunakan sebilah pisau.

"Posisi mukanya sudah di muka saya, jadi saya bilang ampun bang, ampun, ambil lah HP saya dan jangan apakan saya, setelah dia ambil tas saya dan motor saya," kata Nina.

Lebih lanjut, Gus Menteri menyarankan untuj segera membuat laporan ke polisi menyertakan barang bukti yang ada, sekaligus meminta dibuatkan sketsa gambar wajah pelaku mumpung masih ingat sekalipun agak samar.

"Minta dibuatkan sketsa biar menjadi petunjuk awal untuk polisi ya," kata mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur itu.

Wanita berusia 28 tahun itu mengaku masih ingat dengan jelas muka dan bentuk tubuh dari kedua pelaku tersebut, karena kebetulan saat pelaku melancarkan aksinya tidak menggunakan masker maupun helm.

"Sabar ya, mudah-mudahan mendapat ganti yang lebih dari Allah SWT. Apalagi dalam perjalanan untuk berbakti kepada masyarakat desa yang di dampingi. Salam untuk keluarga semua, salam untuk pendamping desa yang lain," kata Gus Menteri.

Usai menelpon Nina, Gus Menteri berharap ada aksi solidaritas berupa penggalangan bantuan untuk Nina, mengingat dia tertimpa musibah saat menjalankan tugas negara.

"Nina perlu diperhatikan dan dapat bantuan. Sebaiknya ada aksi solidaritas untuk itu," kata Gus Menteri.

Sementara itu, reaksi Gus Menteri menelpon Nina itu mendapat respons positif dari warganet yang rata-rata memuji perhatiannya kepada para Pendamping Desa. (red)

Todongkan Sajam Di Mata Korban, Pendamping Desa Jadi Korban Begal


Nina (28) Pendamping Desa yang menjadi korban begal (doc/nek)
MERDEKAPOST.COM -  Pendamping Lokal Desa (PLD) Kec. Singkut Nina Nurlina (28) menjadi korban begal dua pelaku tak dikenal, Rabu (15/7) kemarin.

Nina mengatakan, kejadian diperkirakan pukul 13.25 WIB, saat ia berada di perbatasan antara Desa Argosari dan Bukit Bumi Raya hendak menuju desa dampingan.

"Iya. Saya sendirian. Mau ke desa dampingan Desa Bukit Bumi Raya. Karena sekitar jam 13.30 WIB ada pembagian BLT," katanya ketika dikonfirmasi.

Di lokasi kejadian yang cendrung sepi itu, menurut Nina, ia melihat pengendara vixion merah tanpa lampu, berboncengan sembari menoleh ke arah ke belakang.

Karena tampak gelagat mencurigakan, dirinya memutarkan beat yang dikendarainya, bermaksud kembali menuju Argosari.

"Tapi pas saya mutar arah, tampak pelaku ngebut, karena saya panik, malah saya masuk ke parit di pinggir jalan itu. Dan motor menghimpit saya," ujarnya.

Ketika itulah katanya, satu pelaku turun langsung menghampiri dan menodongkan pisau tepat di mata kanannya.

"Dia (pelaku,red) turun sambil nodong pakai pisau," katanya.

Lantaran tak kuasa lagi sambil minta ampun ke pelaku, dirinya terpaksa meloloskan tas berisi barang berharga yang direbut paksa pelaku.

Setelah mendapat tas pelaku langsung kabur membawa beat hitam BH 2967 QQ miliknya. Akibat kejadian itu dirinya menanggung kerugian satu unit roda dua, tas berikut dokumen penting.

"ATM beikut dokumen penting. Duit sekitar Rp 500 ribu dan android," keluhnya.

Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD) Kabupaten Sarolangun Qomaruddin, menyanyangkan kejadian pembegalan yang telah menimpa PLDnya. Apalagi ketika itu korban sedang di perjalanan, melaksanakan tugas menuju desa dampingannya.

"PLD kita sedang menjalan tugas. Karena ada penyaluran BLT di Desa Bukit Bumi Raya Singkut," ujarnya.

Meskipun pelaku tidak melukai, tapi katanya, kerugian yang ditimbulkan tidak sedikit. "Kita berharap pelaku ditangkap secepatnya. Ditindak sesuai hukum yang berlaku. Agar kedepan kejadian sama tidak terulang, termasuk ke pendamping kita lagi," pungkasnya. (nek)


Berita Terpopuler


Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs