Ini Dia, Puluhan Potensi Wisata Alam di Kecamatan Danau Kerinci

Ini Dia, Puluhan Potensi Wisata Alam di Kecamatan Danau Kerinci
Sunset di Danau Kerinci
KERINCI, MERDEKAPOST.NET -  Tak  salah  kata seorang pujangga  alam Kerinci Gazali  Burhan Riodja   dalam sajaknya  mengatakan  bahwa Bumi Sakti Alam Kerinci  bagaikan sekepal tanah dari syurga  sebuah anugerah  dari Allah SWT untuk  masyarakat di Sakti Alam Kerinci.

Hal ini dikemukakan Firmansyah,SE, Camat Danau Kerinci  dalam bincang di Baheoun Buleouh  Danau Kerinci, Untuk wilayah  Kecamatan Danau Kerinci terdapat  puluhan objek  wisata alam dan wisata budaya yang tersebar hampir di setiap dusun dusun yang ada di Kecamatan Danau Kerinci.

Diantara  Potensi wisata alam yang ada di Kecamatan Danau Kerinci ialah destinasi wisata alam Danau Kerinci , Danau  Kerinci merupakan Danau terbesar yang terdapat di alam Kerinci, kawasan Danau ini secara geofrafis berada di wilayah “Kerinci Hilir” memiliki luas 4.200 Hektar. Dilokasi ini para pengunjung dapat menyaksikan pemandangan Danau yang mengharu biru dan bila senja menjelang malam panorama alam sangat menawan dengan pemandangan “Sunset”.

Pada Malam hari wajah danau dipenuhi kerlap kerlip lampu nelayan memasang alat perangkap menangkap ikan sejenis “Lukah” menjelang subuh puluhan perahu nelayan merapat ketepi danau membawa ikan hasil tangkapan. Sejak era Bupati Kerinci  dijabat H. Fauzi Siin (kurun waktu 15 tahun yang silam kawasan wisata Danau Kerinci ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai pusat event Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci FMPDK).

Disekitar pinggiran danau terutama di kawasan Sanggaran Agung, Tanjung Batu, Jujun hingga ke Pulau Tengah terdapat rumah makan dengan menu khas ikan danau. Salah satu ikan yang paling digemari masyarakat dan wisatawan adalah jenis ikan yang disebut “Ikan Semah”. Disamping menikmati masakan ikan danau, pengunjung juga dapat memesan masakan Sop rimis/Keciput/tengkuyung sejenis lokan khas danau Kerinci dan Sungai Batang Merangin.
Dikecamatan Danau Kerinci juga terdapat goa batu , Gua Batu berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, dan secara geografis termasuk dalam wilayah desa Talang Kemulun Kecamatan Danau Kerinci, gua ini terbentuk oleh proses alam.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa dimasa lalu gua ini termasuk pemukiman masyarakat ulu sungai atau nenek moyang masyarakat suku Kerinci, dan dilokasi ini dimasa lalu ditemui sejumlah  benda-benda keramik dan gerabah.

Pada masa penjajahan Belanda, gua ini pernah menjadi basis gerilya dan tempat persembunyian para pejuang alam Kerinci. Untuk mencapai gua ini kita akan menempuh bukit Siru-Seleman danmelewati ladang masyarakat dengan jarak tempuh ± 2 jam perjalanan dengan kondisi jalan agak terjal.”Kata  Firmansyah,SE”

Menjawab pertanyaan  Firmansyah,SE   mengungkapkan bahwa di desa Koto Petai  terdapat objek wisata Pantai Indah Koto Petai, Objek ini berada di Desa Koto Petai Kecamatan Danau Kerinci. Objek ini merupakan daerah tepian Danau Kerinci dengan hamparan pasir putih yang menawarkan keindahan. Pemandangan yang indah mengarah ke Danau Kerinci dengan aktivitas nelayan merupakan keunikan tersendiri.

Objek ini mudah dicapai dengan kendaraan roda dua dan roda empat karena jalan telah diaspal hetmik. Disekitar kawasan terdapat ladang masyarakat yang dikenal dengan Tanah Cugok (tanah yang tinggi) dan daerah ini cukup baik untuk dibangun hotel ataupun padang golf.”Kata Firmansyah,SE

Menariknya di kawasan  Kecamatan Danau Kerinci terdapat  objek wisata Tanjung Hatta  di wilayah Sanggaran Agung,Objek wisata Tanjung Hatta berada di Sanggaran Agung ibu Kota Kecamatan Danau Kerinci. Dari lokasi ini pengunjung dapat menyaksikan panorama alam Danau Kerinci dan dari lokasi ini pengunjung dapat melihat secara lansung lokasi pusat Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK).

Pada tahun 19523 Wakil Presiden Republik Indonesia pertama Bapak Drs. H. Mohd. Hatta melakukan kunjungan kerja ke Kerinci yang saat itu masih menyatu dengan Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci (PSK) Propinsi Sumaatera Barat dan tokoh Proklamator Bung Hatta pernah singgah di kawasan wisata ini, dari  sebuah ketinggian sebuah tanjung di Sanggaran Agung beliau menyaksikan panorama alam Danau Kerinci, dan Bung Hatta  sangat kagum dengan keindahan Danau Kerinci.

Pada saat itu beliau menanam sebatang pohon beringin dan untuk mengenang kehadiran Bung Hatta di alam Kerinci, maka masyarakat mengabadikan nama tokoh Proklamator  pada Tanjung yang berada  sekitar 20 meter dari permukaan air Danau Kerinci.

Sekitar 1,5 Km dari  Kawasan FMPDK di Sanggaran agung  juga terdapat  destinasi Wisata Pantai Indah Ratu Sigindo Kuning Seleman, Pantai Indah Ratu Sigindo Kuning berada di kawasan Seleman Kecamatan Danau Kerinci, pada pagi hari para nelayan menurunkan ikan hasil tangkapannya dari perahu-perahu untuk di pasarkan di Pasar Sore Seleman dan di Pasar Tradisional Tanjung Bajure Sungai Penuh.

Untuk mencapai  kawasan pinggir pantai, pegunjung melewati jalan usaha tani ditengah-tengah areal persawahan rakyat yang dapat dilalui kenderaan roda dua atau berjalan kaki dipematang-pematang sawah  sambil menyaksikan kawanan burung kuntul putih yang beterbangan dan hinggap dipematang sawah.Objek wisata Pantai Indah Ratu Sigindo Kuning memiliki pantai yang  terbaik dan pada waktu hari liburan  selalu ramai di kunjungi oleh kawula muda.

Di objek wisata ini para pengunjung dapat  berenang atau menikmati angin danau yang berhembus sepoi-sepoi tanpa terganggu oleh siapapun, dan jangan lupa membawa tas picnik untuk persiapan makan siang jika anda mengunjungi tempat ini.

Di Sore hari para pengunjung dapat menyaksikan panorama alam yang menawan, permukaan air danau terlihat berkilauan ditimpa sang mentari. Dikawasan pantai ini pengunjung dapat melakukan aktifitas memancing, dan bersampan ria di pinggiran danau kerinci  yang berombak kecil.
Pada malam hari suasana di pantai ini sangat indah, dikejauhan terlihat kerlap kerlip lampu nelayan dan dari pantai ini dari kejauhan pengunjung dapat menyaksikan dusun-dusun di kawasan keliling danau yang indah dengan cahaya lampu yang memancar dari rumah-rumah masyarakat disekitar danau Kerinci.

Selain itu  kata Camat Danau Kerinci   di Daerah ini  terdapat objek wisata air terjun Talang Kemulun yang berada dikawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, untuk menuju objek wisata ini  pengunjung dapat menggunakan rodempat dari Sanggaran Agung dengan waktu tempuh sekitar 6 - 7 km  menuju Desa Talang Kemulun.

Dari ujung desa Talang Kemulun pengunjung dapat menggunakan kenderaan roda dua hingga ke kaki bukit, dan dari kaki bukit pengunjung meneruskan perjalanan menempuh ladang-ladang casiavera dan kopi sambil menyaksikan rimbunan pepohonan  dan menyaksikan panorama alam di hutan Taman Nasional Kerinci Seblat yang kaya dengan flora dan fauna langka.

Untuk mencapai lokasi air terjun membutuhkan waktu perjalanan jalan kaki selama 3 - 4 jam. Perjalanan  anda yang melelahkan dapat terobati setelah  anda  mencapai lokasi air terjun yang berair jernih.  “Pungkas  Firmansyah,SE”. ( Budhi,VJ Rio Temenggung)

Sekilas Profil dan Perjuangan 'Legenda Hidup' H. Fauzi Si’in Pendiri Kota Sungai Penuh

Sekilas Perjuangan  H. Fauzi Si’in Pendiri Kota Sungai Penuh
Nek Fauzi (kanan) bersama H Hasani Hamid

Persembahan Terbaik itu adalah 'Kota Sungai Penuh'


Sungai Penuh, Merdekapost.net - Alhamdulillah akhirnya setelah  menjalani hukuman,  pada hari  senin 29/9 -2015, Bupati Kerinci pertama  era reformasi dan aktor utama yang membidani  kelahiran daerah otonum baru Kota Sungai Penuh akhirnya  menghirup udara bebas.

Acara syukuran atas bebasnya tokoh  pejuang pemekaran kota Sungai Penuh H.Fauzi Siin  seakan akan tak ubahnya  dengan pembebasan tokoh Afrika Selatan Nelson Mandela, dan ungkapa rasa syukur atas bebasnya Mantan Bupati dua periode yang arsitek pembentukkan Kota Sungai Penuh  dihadiri para kerabat, handai taulan,ratusan tokoh masyarakat/pemangku adat dan  mantan birokrat era kepemimpinan H.Fauzi Siin selaku Bupati Kerinci

Selain itu juga tampak hadir Wakil Walikota Sungaipenuh Ardinal Salim, mantan PJ Walikota Sungaipenuh Masril Muhammad dan Hasvia. Tampak juga hadir, mantan Wakil Bupati Kerinci Hasani Hamid, anggota DPRD Sungaipenuh Buzarman, Desrianto, Satmarlendan dan anggota DPRD Sungaipenuh lainnya.

H Fauzi Siin bersama Penulis
Sebelum melaksanakan syukuran sebelumnya dilaksanakan sujud syukur di Masjid Raya Sungai Penuh dan tausiah yang disampaikan oleh KH.Zainuddin Ismail, Ribuan masyarakat Kota Sungai Penuh  dan masyarakat Kerinci  menghadiri acara syukuran tersebut dan pada umumnya masyarakat Sakti Alam Kerinci  berharap agar Mantan Bupati Kerinci H,Fauzi Siin untuk hidup ditengah tengah  masyarakat alam Kerinci yang sebagian besar  masih mencintai dan  mengagumi sosok tokoh  Fenomenal yang sarat dengan prestasi  dan kaya dengan inovasi/ gagasan gagasan untuk memajukan  tanah kelahirannya Bumi Sakti Alam Kerinci yang tentram dan damai

Mengutip Berita Merdeka Post 28-9-2015 Kepala Rutan Sungaipenuh, Luhur Pambudi, mengatakan, Fauzi Siin telah menjalani seluruh masa hukumannya dan 28 September 2015 masa tahanannya berakhir,
Untuk diketahui, Mahkamah Agung (MA) memvonis mantan Bupati Kerinci Fauzi Siin empat tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider enam bulan penjara dalam kasus korupsi APBD Kerinci 2008. Selain itu, Fauzi Siin juga harus mengembalikan uang hasil korupsi uang makan minum, alat kendaraan bermotor dan pengadaan alat tulis kantor sebesar Rp 2,8 miliar.

Sementara itu, jika disimak kembali, kutipan dari komentar Jaksa Penuntut Umum pada saat persidangan Fauzi Siin beberapa tahun yang lalu, Indra, SH sebagaimana dilansir Post Kota News, dia mengatakan bahwa "Dengan dikeluarkannya klarifikasi rehab nama H Fauzi Siin oleh Mahkamah Agung RI beberapa waktu lalu, disampaikan oleh Indra, SH, dakwaan yang disangkakan kepada H Fauzi Siin adalah tindakan kebijakan yang bertentangan dengan aturan, bukanlah sesuatu yang untuk dinikmati atau dimilikinya".

"Terkait penyimpangan penggunaan anggaran kisaran 7,5 M yang dituduhkan kepadanya adalah sesuatu yang digunakan untuk keperluan porprov, Pilkada Kabupaten Kerinci dan Pemekaran Kota Sungai Penuh" Ungkap Indra. 


"Kasihan juga Pak Fauzi harus menanggung beban perjuangan untuk rakyatnya". Ungkap Indra pada waktu itu.

Sementara itu, Pihak Keluarga H Fauzi Siin, Syafriadi, SH, menyatakan bahwa Pernyataan Indra, SH itu ada benarnya, dan Mantan wakil ketua DPRD Sungaipenuh ini lebih lanjut mengatakan, banyak hasil kerja nyata H Fauzi Siin dalam membangun Kerinci, salah satu yang terbesar adalah mendirikan Kota Sungaipenuh dengan perjuangan dan usaha yang tidak mudah.
Bangsa yang besar  yang besar adalah bangsa yang pandai menghormati jasa jasa dan perjuangan yang dilakukan para Pahlawannya, Dalam konteks H.Fauzi Siin beliau  dengan segenap kemampuan yang dimilikinya telah berupaya untuk  mengangkat dan memperkenalkan negerinya  ke dunia luar.

Berbagai prestasi telah di torehnya, berbagai maha karya telah ia persembahkan untuk ranouh alam kincai yang sungguh sangat sangat ia cintai, Fauzi Siin terpaksa harus rela  mengeluarkan air mata  dan  secara kesatria   beliau telah mempertanggung jawabkan  semua yang disangkakan kepada beliau sebagai sebuah resiko dari perjuangan.

Tak ada badai yang tak pernah berhenti,tak ada jalan yang bertepi, Meski pengorbanan yang beliau lakukan tiada tara, namun masyarakatnya secara objektif  suka atau tidak suka ternyata H.Fauzi Siin telah mencurahkan segenap kemampuannya untuk  membangun  negeri yang sungguh sangat beliau cintai.
Memang, tak ada gading yang tak retak, tak ada  manusia yang tak punya khilaf, salah, lalai,alpa dan terlupa, ini sebuah keniscayaan yang sulit untuk di pungkiri.

Terlepas dari Pro dan Kontra, perjuangan yang telah beliau lakukan saat ini  dapat dirasakan dan dinikmati oleh masyarak se alam Kerinci, contoh kecil jasa dan pengabdian yang dapat di jadikan sebuah momument pengabdian Nek H.Fauzi Siin antara lain  Calender event Nasional FMPDK yang hingga saat ini masih dilaksanakan setiap tahun, Peningkatan Kualitas Bandara Depati Parbo, Piala Citra Adipura yang mampu diraih dan mampu dipertahankan hingga akhir pengabdian sebagai bupati, Pembangunan  Kincai Plaza yang belakangan ini  di lantai 3 tidak di fungsikan sebagaimana mestinya dan pembangunan berbagai sarana  infra struktur termasuk pengerukan  sungai Batang Merao dan yang tidak kalah pentingnya  pada zaman beliau  berbagai sarana olah raga  dan sarana pendidikan  mampu mengangkat maruah”gengsi “kota Sungai Penuh

Untuk  mengenal sosok H.Fauzi Siin  tokoh alam Kerinci, satu satunya Mantan Bupati  Kerinci 2 periode dan penggagas yang sekaligus membidani lahirnya Kota Sungai Penuh, Wartawan Media ini Budhi VJ Rio Temenggung  mencoba  melihat sisi lain tokoh alam Kerinci H.Fauzi Siin.

“Nek”, demikian panggilan akrab Letkol. Czi (Purn) H.Fauzi Siin, Mantan Bupati Kerinci penggagas dan tokoh utama yang membidani lahirnya  Daerah Otonomi Baru Kota Sungai Penuh hasil pemekaran dari Kabupaten induk Kerinci.

Letnan Kolonel.Czi (Purn)Haji Fauzi Siin, Lahir di Sungai Penuh-Kerinci tanggal 14 Mei 1942 putra keempat dari 6 bersaudara dari pasangan ayahanda beliau  H.Muhammad Siin dengan ibunda Hj.Saibah Siin, Beliau juga memiliki 6 orang adik lain ibu dan seayah.

Perjalanan hidup Fauzi Siin di masa kecil hingga remaja tidak terlepas dari lingkungan keluarga yang telah membesarkan beliau seperti lingkungan dusun Sungai Penuh yang kental dengan tradisi lokalnya yang kental, Dusun Sungai Penuh  dimasa lalu  dikenal sebagai salah satu dusun di alam Kerinci yang telah banyak melahirkan tokoh tokoh terkemuka  seperti Mayjen H.A.Thalib, Laksmana H.Syofyan Huri,SH, Prof.Dr.dr.H.Havid Ardy, Letnan Jenderal Chalid Karim Leo, Prof.Dr.H.Amir Hakim Usman,MA .H.Rusdi Sayuti ,BA,Ir.H.Syahruddin Semat dan beberapa tokoh lainnya,Penyair Ghazali Burhan Riodja, Pelukis A.Haris.dll.

Dusun Sungai Penuh sejak awal nya terdiri dari Larik Pantai (Rio Mendiho),Larik Iyun (Rio Jayo), Larik Baru (Rio Temenggung) Larik Tengah (Pemangku Rajo ) dan Larik Darat (Datuk Singarapi.
Dimasa lalu hingga dekade tahun 1970 an sebagian besar pemukiman orang dusun Sungai terdiri dari rumah berlarik (Umouh Laheik Jajou).dilarik Iyun inilah Fauzi Siin dilahirkan  dan dibesarkan dan menetap hingga menyelesaikan Pendidikan SMA di Sungai Penuh.

Ayahanda H.Fauzi Siin – H.Muhammad Siin  berasal dari luhah (larik) tengah Pemangku Rajo, sedangkan ibunda beliau Hj.Saibah dari luhah (larik) Iyun –Rio Jayo, setelah menikah H.Muhammad Siin membangun rumah untuk istri beliau di ujung larik Iyun Rio Jayo, dan di rumah ini Fauzi Siin dan saudara saudaranya dilahirkan dan dibesarkan dengan segenap cinta dan kasih kedua orang tua beliau.

Sebuah catatan menyebutkan bahwa dirumah inilah May Jen.H.A.Thalib  sejak usia 6 tahun setelah ibunda beliau Siti Rawi meninggal dunia saat Thalib baru berusia 4 tahun dan adik beliau Abdul Madjid berusia 2 tahun, selama 2 tahun Thalib kecil dan adiknya diasuh  dilingkungan keluarga ayahanda beliau Muhammad Siah Datuk Singarapi Putih dan setelah itu Thalib kecil diasuh dan didik oleh Muhammad Siin dan istrinya Saibah.

Muhammad Siin dimasa muda dikenal sebagai sosok pengusaha dan tokoh yang dikenal dermawan, beliau memiliki mesin penggilingan padi (huller/ricemilling) dan sejumlah usaha yang terus berkembang,beliau dikenal sebagai  sosok orang kaya (pedagang) yang dermawan, berwatak pemberani dan memiliki hoby berpetualang,meskipun beliau tidak pernah mengikuti pendidikan formal,akan tetapi Muhammad Siin sejak kecil telah merantau ke Bengkulu dan tahun tahun berikutnya beliau merantau ke Batavia yang saat itu sangat sulit dikunjungi. Pada tahun 1920 Muhammad Siin yang telah memiliki “Otopit” pulang ke Kerinci dan membuka usaha penggilingan kopi dan padi (Huller).

Sosok pribadi Muhammad Siin sangat mewarnai kehidupan dan kepribadi putra  beliau Fauzi Siin, sifat pemberani, terbuka dan dermawan mengalir dalam darah dan kehidupan keseharian Fauzi Siin.
Menurut informasi dan catatan yang penulis peroleh menyebutkan bahwa  Muhammad Siin tak hanya dikenal sebagai sosok pribadi yang dermawan yang suka memberikan pertolongan kepada orang orang yang lagi menderita kesusahan,lebih dari itu beliau termasuk salah satu dari sedikit tokoh pembaharu di alam Kerinci pada masanya.

Sebagai tokoh yang disegani dan  seorang yang otodidak yang peduli dengan persoalan di lingkungannya beliau merupakan salah seorang dari perintis berdirnya ”Krintji Institut”,sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang sekolah rakyat,yang kemudian mendirikan sebuah sekolah yang disebut HIS swasta.
Meskipun Fauzi Siin berasal dari keluarga berkecukupan yang terpandang,namun Fauzi Siin dan saudara saudaranya dididik dengan cara agamis  dan menerapkan pola hidup sederhana, dan ayahanda beliau selalu mengedepankan pendidikan kepada putra-putrinya termasuk kemenakan beliau Thalib yang kelak akan menjadi Jenderal TNI pertama dari alam Kerinci.

Setelah menyelesaikan pendidikan militer dan mengawali karir sebagai Prajurit TNI,Letnan .Czi.Fauzi Siin  melansungkan pernikahan dengan gadis pujaan hati nya Djasri Murni yang berasal dari larik yang sama. Djasri Murni  yang akrab di panggil” Uniang” adalah Putri kedua KH.Djanan Thaib Bakri dan Hj.Djamaliah, ayahanda mertua beliau adalah seorang tokoh dan ulama terkemuka di alam Kerinci asal Sungai Penuh, sedangkan ibunda mertua  seorang aktifis perempuan dan pengurus Aisyiah dan Pembina Panti Asuhan Aisyiah Kabupaten Kerinci.

Dari pernikahan beliau dengan Djasri Murni beliau di karuniai  5 orang putra putri masing Rifa Patria seorang perwira TNI Angkatan Darat, Fery Satria,ST anggota man  Ketua Komisi II DPRD Kota Sungai Penuh- kandidat calon Wali Kota Sungai Penuh ,dan Puti Nopitri,Yeyen dan Mohd Rezki, beliau juga telah mendapat anugerah beberapa orang cucu.

Dalam perbincangan singkat penulis di kediaman pribadinya tahun 2011, H.Fauzi Siin  dengan semangat menceritakan pengalaman masa lalunya ,beliau  menyelesaikan pendidikan Sekolah Rakyat 6 tahun, SMP Bagian B  3 tahun dan SMA Bagian B 3 tahun, pendidikan dasar hingga menengah atas  beliau selesaikan di Sungai penuh, Usai menyelesaikan pendidikan SMA,pada tahun 1963  Fauzi Siin muda hijrah ke Bandung dan melanjutkan pendidikan di perguruan Tinggi APTN di Bandung, di Lembaga Perguruan Tinggi APTN Bandung  hanya sampai di tingkat  III.

Pada saat usia muda, Fauzi Siin  lebih tertarik untuk melanjutkan pendidikan di bidang Kemiliteran,selama  satu tahun yakni tahun 1966 hingga 1967 beliau menimba ilmu kemiliteran di SECAPA ZENI.AD.Pada tahun 1972 Fauzi Siin melanjutkan pendidikan  SUSPEPA ZENI.AD dan tahun 1975  Fauzi Siin  mengikuti Susjal Jem.Lapter,ketiga pendidikan Militer beliau laksanakan di Kota Bogor, Pada tahun 1977 Fauzi Siin mengikuti SUS KOR BANTEM di Bandung dan pada tahun 1979  Fauzi Siin  melanjutkan pendidikan SUSLAPA di Bogor.

Catatan yang penulis himpun menyebutkan setelah menyelesaikan pendidikan  di Secapa tahun 1967 beliau berpangkat Calon Perwira, Tahun 1970 berpangkat Letnan dua, tahun 1972 berpangkat Letnan Satu, pada tahun 1976 naik pangkat menjadi Kapten,tahun 1982 berpangkat Mayor dan pada tahun 1987 H.Fauzi Siin menyandang pangkat Perwira  dengan pangkat Letnan Kolonel.

Sosok Perwira kelahiran Luhah Rio Djayo Dusun Sungai Penuh (sekarang Kelurahan Sungai Penuh) ini telah malang melintang mengabdikan sebagian dari umurnya untuk mengabdi pada bangsa dan negara.
Mengawali karir militernya perwira muda yang dikenal sebagai sosok pemberani itu pada tahun 1968-1969 dipercaya menjadi DAN TON III Kompi A Yonzipur 3 Kodam Siliwangi di Bandung.Pada tahun 1969-1970 Fauzi Siin dipercaya  untuk kemedan tempur dalam rangka Ops Penumpasan Gerombolan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat dan Fauzi Siin dipercaya  menjabat sebagai DAN TON III Kompi Zeni B/P Brigip 12/Guntur.

Karir berikutnya H.Fauzi Siin menjadi PAUR SI-41/LOG Yonzipur.(1971-1974) PGS Dan Kima Yon Zipur 3 Dam Siliwangi(1974-1975) PGS Kasi -4/LOG Yon Zipur 3 Kodam Siliwangi(1975-1977),Dan Kompi Bantuan Yon Zipur 3 Kodam Siliwangi(1977-1978) Kasi 4/Log Yon Zipur 3 Kodam Siliwangi(1978-1979) DAN DEN KONREM 063/SGJ Kodam III Siliwangi (1981-1983) Pembangunan Proyek Pangkalan TNI Angkatan Darat dan  pada tahun 1983-1984 Fauzi Siin menjabat DAN DEN KONREM 064 Maulana Yusuf Kodam III Siliwangi pada Pembangunan Proyek  Pangkalan Angkatan Darat di Serang

Sikap tegas dan disiplin yang ditanamkan oleh ayahanda beliau H.Muhammad Siin dan pendidikan  serta sejumlah tugas militer yang dipercayakan kepada H.Fauzi Siin membentuk karakter Sang Perwira menjadi salah satu tokoh yang disegani di Propinsi Jawa Barat,disamping jabatan dan tugas militer yang dipercayakan kepadanya,Pemerintah  Propinsi Jawa Barat khususnya Pemerintah Kabupaten Bogor  memberikan tugas dan jabatan kepada Fauzi Siin untuk memangku  berbagai jabatan .
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah tingkat II Bogor dan Surat Perintah  Pangdam Siliwangi Fauzi Siin yang saat itu berpangkat Mayor  dipercaya untuk menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bogor (1984-1992), dan Berdasarkan Surat Keputusan  Gubernur Jawa Barat pada tanggal 11 November 1992 Fauzi Siin di angkat menjadi Kepala Inspektur Wilayah Kabupaten Bogor.

Saat menjalankan tugas di Pemerintahan Kabupaten Bogor H.Fauzi Siin dipercaya  menjadi Ketua Tim Operasi Wibawa Praja Kabupaten Bogor untuk operasi penerbitan kawasan Bopunjur,selain itu H.Fauzi Siin juga mendapat kepercayaan menjadi ketua Gerakan Disiplin Nasional (GDN) Kabupaten Bogor, Gerakan Disiplin ini merupakan operasi peningkatan Disiplin bidang budaya bersih,budaya tertib dan budaya Kerja.

Ditengah tengah masyarakat, sosok H.Fauzi Siin terlibat lansung dalam berbagai organisasi  sosial kemasyarakatan dan organisasi olah raga,Pada tahun 1984-1989 H.Fauzi Siin dipercaya menjad Ketua PS PERSIKABO di Kabupaten Bogor,Pada tahun 1989-1993 dipercaya menjadi Ketua Pertina Kabupaten Bogor, Tahun 1993 dipercaya menjadi Wakil Ketua KORPRI Kabupaten Bogor,Ketua Pengurus Cabang Tae Kwondo Bogor, Pada tahun 2005 H.Fauzi Siin menjabat Wakil Ketua PERTINA Propinsi Jambi dan tahun 2002 dipercaya menjadi Ketua umum PS.Kerinci.

Sosok Figur H.Fauzi Siin tidak hanya  dikenal luas oleh masyarakat Kerinci dan Jambi saja, beliau cukup dikenal luas oleh masyarakat  Sumatera Bagian Selatan yang ada di Jakarta. Pada tahun 1988-1994 beliau didaulat dan mendapat kepercayaan oleh masyarakat perantauan untuk menjadi ketua  Himpunan keluarga Kerinci se Jabodetabek,pada tahun 1993 H.Fauzi Siin  dipercaya menjadi wakil ketua Badan Musyawarah Keluarga Sumatera Bagian Selatan di Jakarta, disamping itu beliau dipercaya menjabat BAPPILU Kabupaten Bogor Bidang Pemenangan dan Strategi dan pada tahun 1997 dipercaya  menjadi Bendahara tenaga pembangunan Sriwijaya Cabang DKI.

“Reformasi mengantarkan H Fauzi Siin menjadi Bupati Kerinci”

Catatan yang penulis himpun menyebutkan bahwa  dipenghujung masa jabatan Bupati Kolonel.(Purn)H.Bambang Sukowinarno,pada pertengahan tahun1998, dikabarkan bahwa  Fraksi ABRI mencalonkan Kolonel. Czi.Iman Santoso Kepala Zeni AD di Kodam II Sriwijaya-Palembang yang telah mendapatkan restu dari Panglima Angkatan Darat di Jakarta sebagai sosok pengganti H.Bambang Sukowinarno yang akan mengakhiri tugas dan pengabdian sebagai Bupati Kerinci.

Calon pengganti  bupati H.Bambang Sukowinarno juga telah mendapat restu dari Muspida Propinsi Jambi. Dilain pihak rakyat sakti alam Kerinci berkeinginan mencalonkan AD yang berasal dari putera daerah Kerinci, meski masyarakat telah mengusulkan namun pihak AD pada saat tetap pada calon semula.

Pada awal Mei 1998 terjadi gerakkan Reformasi,di Ibukota Negara terjadi aksi gelombang Demontrasi yang melibatkan segenap komponen mahasiswa di seluruh Indonesia yang dipelopori mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta,aksi Demontrasi yang dipelopori mahasiswa Universitas Trisakti ini menimbulkan korban jiwa.

Pada tanggal 20 Mei 1998 Prof.Dr.H.Amin Rais,MA mempelopori Demontrasi besar besaran yang melibatkan mahasiswa dan masyarakat,aksi demontrasi yang dipimpin Ketua Umum DPP Muhamadiyah itu digelar di halaman muka gedung MPR/DPR RI yang intinya menuntut agar Presiden Soeharto agar meletakkan jabatannya.Desakan arus masyarakat dan mahasiswa yang menuntut Pak Harto untuk Lengser ke prabon  membuahkan hasil, Pak Harto yang mendapat gelar Bapak Pembangunan itu pada tanggal 21 Mei 1998 secara resmi meletakkan Jabatan,dan diganti Prof.Dr.Ing.H.Baharuddin Yusuf Habibi, dan susunan Kabinet Reformasi BJ Habibi dilantik di Istana Negara pada tanggal 23 Mei 1998.

Dilain pihak  pada tanggal 31 Mei 1998 di Gedung Nasional Sungai Penuh dilakukan pertemuan Danrem Gapu Jambi dengan tokoh masyarakat beserta wakil Ormas dalam Kabupaten Kerinci,Pada pertemuan tersebut diperkenalkan Calon Bupati Kerinci Kolonel.Czi Iman Santoso.

Pada tanggal 25 Mei 1998,sekitar 100 orang lebih Mahasiswa Kerinci dari Jambi dan Padang mengadakan aksi Demontrasi di depan kantor DPRD Kabupaten Kerinci.aksi demontrasi mahasiswa ini mendapat dukungan oleh masa reformasi lainnya yang sudah ada di Kabupaten Kerinci,Pada intinya masa pendemo  mengajukan tuntutan agar Bupati Kerinci H.Bambang Sukowinarno lengser,dan DPRD Kerinci agar melakukan pemilihan Bupati Kerinci yang baru sesuai dengan aspirasi dan tuntutan masyarakat Kerinci, masa pendemo menyatakan menolak kandidat yang tidak dikekendaki oleh masyarakat Kerinci.

Setelah melakukan aksi demontrasi,beberapa hari kemudian terjadi pendudukan terhadap gedung DPRD Kerinci, beberapa saat berhasil menduduki Gedung DPRD Kerinci,maka sebagian anggota DPRD Kerinci menyatakan setuju memilih kembali calon Bupati Kerinci.

Pada tanggal 25 Juni 1998 Lembaga Kerapatan Adat Alam Kerinci  melaksanakan rapat yang dilaksanakan di Gedung Nasional Sungai Penuh guna membicarakan soal pimpinan daerah Kerinci untuk masa yang akan datang, pada pertemuan itu Lembaga Kerapatan Adat Alam Kerinci meminta agar calon Bupati Kerinci diambil dari putera daerah yang terbaik.

Pada tanggal 26 Juni 1998 dilaksanakan pembicaraan dengan Ketua DPRD Kerinci M.Junis dan dihadiri anggota Muspida Kabupaten Kerinci, dan pada saat itu juga secara resmi dibentuk Tim Kerja Gerakan Reformasi Sakti Alam Kerinci dengan Komposisi tim kerja gerakkan Reformasi Sakti  Alam Kerinci  terdiri dari  Penasehat Drs.H.Thaher Ahmad,H.Burhan Ilyas, Depati.H.Miftah Yunus.H.Zakaria Angku Mudo,H.Darwis Alqaimi,H.Dasiba,Depati. KH. Wali Ahmad.

Sedangkan  Ketua Tim Kerja Gerakkan Reformasi Sakti Alam Kerinci ditunjuk Depati.dr.H.Nasrul Qadir, Wakil ketua masing masing H.Sutan Kari,BA, Drs H.Daraqtuni Dahlan dan H.Nasrul Madin.Sekretaris Drs.Kisran Rachim,Wakil sekretaris Bustari,SH dan Depati Hedy Gustian, Bendahara Depati Amiruddin Gusti. Tim kerja  dibantu dan didukung Pembantu Umum dan beberapa bidang
Pada Tanggal 8 Agustus 1998 dilaksanakan Musyawarah Besar Mahasiswa Kerinci se Indonesia yang dilaksanakan di Gedung Nasional Sungai Penuh, Musyawarah tersebut pada pokoknya membicarakan soal pimpinan daerah Kerinci,Para mahasiwa Kerinci se Indonesia berpendapat bahwa calon Bupati Kerinci hendaklah  dari putera daerah Kerinci terbaik.

Aspirasi dan harapan  mahasiswa mendapat dukungan dan respon positif dari segenap lapisan masyarakat dan anggota DPRD Kerinci,dan pada tanggal 4 September 1998 adalah penetapan jadwal kegiatan,peraturan tata tertib dan pengumuman mulai dibukanya penyaringan bakal calon Bupati Kerinci masa bhakti 1999-2004.

Pada tanggal 19 September 1998 tim Reformasi Sakti Alam Kerinci telah melakukan dialog dengan anggota DPRD Kerinci, Pada tanggal 25 September 1998 dilakukan penutupan penjaringan bakal calon Bupati Kerinci,proses berikutnya pada tanggal 6 Oktober  dimulai dialog antara calon Bupati Kerinci dengan anggota DPRD Kerinci selama 3 hari dengan perincian: Pada hari Pertama tanggal 6 oktober 1998 dilaksanakan dialog dengan Bapak Drs Syarifuddin dan bapak Drs, Sa’adudin, Pada hari kedua tanggal 7 Oktober dilaksanakan dialog Bapak Letkol.Czi(Purn)H.Fauzi Siin dan Bapak Kolonel(pol) Syamsir Karim dan pada hari ketiga tanggal 8 Oktober 1998 dilaksanakan dialog Bapak Kolonel Czi Iman Santoso dan bapak Dr.Firwantan,SE,Mec,Dea.Ing

Pada tanggal 6 Oktober 1998 diperoleh informasi dari DPRD Kerinci yang menyatakan bahwa dari 6 orang kandidat balon bupati Kerinci,salah seorang diantaranya bapak Dr.Firwantan di coret,sehingga calon kandidat tinggal 5 orang yang bakal di usung oleh DPRD Kerinci  kepada Menteri Dalam Negeri RI.

Pihak Kementerian Dalam Negeri RI menetapkan 3 orang calon untuk di pilih oleh anggota DPRD Kerinci masing masing H.Fauzi Siin,Drs Sa’adudin dan Drs.Ec.Syarifuddin.

Proses Reformasi untuk mendapatkan sosok pemimpin/bupati pilihan rakyat alam Kerinci semakin jelas, dan pada pada tanggal 27 Januari 1999 didalam gedung DPRD Kerinci dilaksanakan sidang Paripurna dengan agenda utama Pemilihan Bupati Kerinci. Hasil Pemilihan yang demokratis itu akhirnya  Letkol. Czi (Purn) meraih 14 suara, Bapak Drs.H.Sa’adudin meraih 12 Suara dan Bapak Drs.Syarifuddin meraih 4 suara.

Hasil Pemilihan Bupati Kerinci pertama era  Reformasi ini disampaikan oleh pimpinan DPRD Kerinci kepada Menteri dalam negeri melalui Gubernur Jambi, dan pada tanggal 3 Maret 1999 Gubernur Jambi Bapak Drs.H.Abdurahman Sayoeti dalam sidang Paripurna Khusus DPRD Kerinci atas nama Menteri Dalam Negeri Melantik dan mengambil sumpah jabatan Letkol. Czi(Purn) H.Fauzi Siin menjadi Bupati Kepala daerah Kabupaten Kerinci. Upacara pelantikan Bupati Kerinci mendapat sambutan hangat dari segenap lapisan masyarakat di bumi sakti alam Kerinci.

(Penulis : Budhi Vj Rio Temenggung)





Geopark Merangin Menyapa Dunia

Salah satu geopark di Merangin
Bangko - Beberapa waktu yang lalu wartawan media ini  bersama  Kepala Bidang Kebudayaan  Dinasporabupar Kabupaten Merangin Zulefendi,MM,Staf Dinas Porabudpar Merangin Komiji,Mahasiswi STKS Bandung asal Merangin Nurul Anggraini Pratiwi  mengunjungi  dan  bermalam di kawasan Geopark Merangin di Desa Air Batu.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olah Raga  Kabupaten Merangin  Jangcik Mohza,S.Pd,M.Si  dan Kepala Bidang Kebudayaan Zulefendi,S.Pd.MM, kepada wartawan media ini  mengemuaka  bahwa  keberadaan Geopark Merangin  telah mulai diekspos keluar  sejak  era tahun 1980 an, pada saat itu peneliti dari Perancis dan  Bandung  melakukan kunjungan observasi dan penelitian di sepanjang  aliran Sungai Batang Merangin yang  menjadi pusat inti Geopark, setelah itu  kunjungan dan penelitian  semakin sering dilakukan, terlebih  setelah Bupati Merangin pada masa itu  menjadikan  kawasan ini sebagai  pusat kegiatan arung jeram tingkat nasional, kunjungan mulai ramai  dan berbagai pembenahan  mulai dilakukan

Pada Masa Bupati Sarko kala itu di jabat oleh H.Rotani Yutaka,SH dilakukan  penataan  destinasi wisata, namun sayangnya  kegiatan  arung jeram  yang  digagas  tidak berlansung secara rutine,belakangan  Bupati  Al.Haris,S.Sos  kembali gencar mempromosikan  Geopark Merangin, dan Gubernur Jambi.H.Hasan Basri Agus,MM  juga memberikan apresiasi dan perhatian yang besar terhadap keberadaan Geopark Merangin

Menurut masyakat setempat  saat ini tingkat kesadaran masyarakat  untuk memelihara dan merawat Geopark  semakin tinggi,masyarakat  secara bersama sama  menjaga  warisan alam yang  telah berusia Parem,pernah Suatu ketika, pernah masyarakat mencuri kayu di Desa Biuku Tanjung. Namun akhirnya diselesaikan dengan musyawarah, pernah pula salah satu perusahaan batu bara hendak masuk. Tetapi kehadiran perusahaan itu ditolak masyarakat, Syamsul Huda merupakan salah satu inisiator pertama yang membentuk kelompok relawan untuk berpatroli menjaga kawasan dan menyosialisasikan geopark. Bersama empat kawannya: Arfan, Frianzi, Badri, dan Andri pada 11 November 2011, Syamsul mendirikan Hampa.  Yang perlu dijaga dan dilestarikan tak cuma fosil, melainkan juga satwa-satwa seperti burung, monyet, dan berbagai jenis flora.

Mulanya, Syamsul tergerak mendirikan organisasi tersebut, sedih melihat pemuda pengangguran di kampungnya yang doyan mabuk-mabukan. Ayah dua anak itu berusaha mengalihkan dengan kegiatan positif. Para pemuda dididik untuk peduli geopark. Syamsul dan kawan-kawan rutin patroli menjaga fosil kawasan, dari Air Batu hingga Muara Karing. “Paling tidak dua kali seminggu dengan jumlah personil 17 orang,” ujarnya.
Hampa juga memperbaiki trek-trek menuju fosil, membersihkan desa, menggerakkan ekonomi kreatif, dan mengolah minyak kepayang. “Ini merupakan kegiatan untuk menghidupi organisasi,” kata Syamsul. Masyarakat juga bisa mendapatkan penghasilan dari memandu wisatawan minimal seminggu sekali. Tamu-tamu yang datang umumnya dari dari pelajar dan mahasiswa. “Mereka ingin mengenal dekat geopark,” ujarnya. Terkadang juga datang dari orang-orang perusahaan.

Sejak 2 tahun terakhir tingkat kunjungan  wisatawan dan penelitia  semakin  ramai, dan kunjungan ini  secara tidak lansung  berdampak pada  denyut nadi ekonomi masyarakat, dan tak kalah pentingnya  berbaga sarana infras struktur  dari dan menuju Geopark semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Propinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten Merangin

Jangcik Mohza,Spd.  Menyebutkan secara keseluruhan Geopark Merangin Jambi total  memiliki  area seluas 20.360 kilometer persegi.  Wilayah  Geopark terbagi atas empat bagian: Paleobotani Park Merangin, Highland Park Kerinci, Geo-Cultural Park Sarolangun, dan Godwana Park Pegunungan Bukit Tiga Puluh (Tanjungjabung Barat). Paleobotani Park Merangin terbagi dalam tiga zona pula. Yaitu, zona tangkapan (gerbang utama) di kawasan Kota Bangko, zona inti geoconservation, bioconservation, cultural conservation, dan ketiga zona penyangga, yaitu daerah sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
Luas Paleobotani Park Merangin 1.551 kilometer persegi yang terbagi dalam dua zona. Zona pertama disebut dengan geoconservation. Ada dua blok, yaitu kawasan Jambi Flora yang meliputi Desa Air Batu hingga Desa Biuku Tanjung serta kawasan Kars Sengayau di Sungai Manau serta Kars Jangkat. Kars Sengayau meliputi 13 gua yang pernah ditempuh oleh masyarakat setempat selama 12 hari. Zona kedua disebut bioconservation, yaitu kawasan hutan lindung dan hutan adat yang ada di Merangin. Salah satunya hutan adat Guguk di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap. Hutan Guguk luasnya sekitar 690 hektare.

Menjawab pertanyaan Jangcik Mohza,M.Si yang juga mantan aktifis HMI dan Ketua DPD Sarko   menyebutkan geoparkMerangin bisa menjadi ladang riset utama para geolog dunia dalam mempelajari evolusi bumi. Cukup banyak peninggalan fosil kayu dan tumbuhan serta kerang-kerangan di Merangin membatu akibat endapan lava dan abu vulkanik gunung purba.

Data dari Geologi  menyebutkan  bahwa   di sepanjang Sungai Batang Merangin dan Sungai Mengkarang  banyak tersebar  Fosil Fosil  yang  sudah membatu dan berusia  300 Juta tahun lebuh ,sebagian besar  masih banyak yang tertimbun di dalam tanah dan di dasar Sungai , Potensi  kekayaan  geologis geoparkMerangin lebih tinggi ketimbang geopark di China dan Amerika Serikat. Karena masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang relatif masih terjaga. 

Jangcik Mohza,Msi   menyebutka saat ini  Tim dari Unesco  tengah melakukan penelitian  dan pengumpulan data ,dan insya Allah   pada tahun 2016  mendatang Kawasan Geopark Merangin  akan di akui sebagai  warisan dunia  dan  menjadi anggota CGN UNESCO

 “Kini, tim kerja masih terus menyiapkan dokumen usulan, dan memberikan laporan keadaan Geopark Merangin Jambi. Ada banyak pekerjaan yang terus intensif dilakukan. Antara lain berpromosi dan berkoordinasi dengan GGN UNESCO.  Pada bulan November 2014 yang lalu  telah di gelar Kejuaraan Nasional Arung Jeram untuk keempat kalinya.

Ditempat terpisah   Zulefendi,MM Menjawab pertanyaan mengemukan bahwa Pemerintah Daerah  saat ini tengah  mempersiapkan  sarana prasarana Infrastruktur  berupa  pembangunan Jembatan Gantung,pembangunan Gazebo,jalan setapak,Gapura dan sarana parkir,  selain itu  juga dilaksanakan pelatigan guide, resque dan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.

Hampir setiap kunjugan wisatawan  selalu dilaksanakan Rafting, dan ini  salah satu yang menjadi daya tarik bagi wisman dan wisnu”Kata Zulfendi,S.Pd,MM) 

Oleh :Aditya Maha Putra,S.Pd. dan Budhi VJ Rio Temenggung

Penetapan Hamparan Besar Tanah Rawang sebagai Pusat Musyawarah Adat Alam Kerinci

SEPERTI yang telah dijelaskan  bahwa pada masa lampau di Kerinci terdapat 3 sistim Pemerintahan yang berdaulat dan memayungi masyarakat dan negeri. Ketiga  pemerintahan itu ialah pemerintahan KOYING” atau “Kerajaan Negeri Koying”, Pemerintahan berikutnya disebut dengan  pemerintahan SEGINDO atau Negara Segindo Alam Kerinci dan  Pemerintahan  selanjutnya  dikenal dengan nama  pemerintahan  Depati atau  Negara Depati Empat  Alam Kerinci.

Di alam Kerinci terdapat dua tempat musyawarah (Aryadi Juaini,S.Hi-Rawang :12:1:2013)  yakni di Sanggaran (Sandaran?) Agung yang disebut tanah Khalifah tempat membahas bidang politik, ekonomi dan tempat menyambut tamu dari Jambi dan Depati Empat  Helai Kain dan Hamparan Besar Tanah Rawang  merupakan tempat memusyawarahkan hal hal yang menyangkut hukum adat  dan hukum  Syara’ di alam Kerinci termasuk untuk membahas surat dari luar dan berfungsi sebagai tempat rapat  Depati  IV - 8 Helai kain.

Dengan adanya kesatuan Kelembagaan Depati IV- 8Helai kain, Pegawai Rajo, Pegawai Jenang, Suluh Bindang Alam Kerinci, maka  dapat disimpulkan  bahwa masyarakat suku Kerinci merupakan satu kesatuan  adat  dan  satu  kesatuan  masyarakat,  meski  adat  masyarakat suku Kerinci sama, akan tetapi ico pakaiberlainan, Masyarakat Suku Kerinci  sejak masuknya  pengaruh  Islam  telah mengenal ”  Adat Bersendi Syara’- Syara’ bersendi Kitabullah”.

Pada masa  itu kehidupan masyarakat suku Kerinci hidup dalam tatanan norma norma adat, suasana kehidupan bermasyarakat berlansung  dengan damai dan  tentram, dan pada  masa itu masyarakat  suku Kerinci telah menjalin hubungan dengan Kerajaan Melayu di  Jambi, Inderapura dan Pagaruyung, hubungan itu semakin di perkokoh dengan adanya perjanjian di Bukit Sitinjau Laut”(Bukit Paninjau Laut)
(Dari hasil penelitian E.J.De Sturler dalam tesisnya “Het Grend Gebiel van Nederlandsch oost Indie in Perband met Tracten Spanye, England en Portugal (1861) dan di sitir oleh DR.Utrech,SH di dalam bukunya  “Sejarah Hukum Internasional di Bali dan Lombok, dikemukakan daerah Kerinci merupakan Kerajaan yang berdiri sendiri seperti Aceh di Pulau Sumatera sebelum kedatangan Belanda dan suku Kerinci merupakan salah satu suku melayu tertua di nusantara.

Ketika Kolonial Belanda mulai mencengkramkan kuku imprealisnya di alam Kerinci (1903) Belanda memanfaatkan sistim Pemerintahan adat sebagai alat untuk menanamkan cinta masyarakat kepada Kolonial Belanda.

Pada tahun 1918 Kolonial Belanda membentuk undang undang ordonansi tahun 1918 (Staat Blaad-No.677) di lengkapi dengan Inlandche Ordonansi Buitenggewesten ( IGOB ) tanggal 3 September 1938 ( Staatblaad No:490)  Jo Stb 1938 No 681) yang berlaku untuk luar Jawa dan Madura, diberi  nama peraturan negari di luar Jawa, ditegaskan pula bahwa susunan dan hak negeri dan alat negeri sedapat dapatnya diatur menurut kemauan adat. Di dalam Pasal 8 ditentukan bahwa untuk menjalankan  pemerintahan negeri harus ada kesatuan negeri, dari satu kesatuan negeri  tersebut, maka Kerinci dari Pemerintahan Depati IV-8 Helai Kain ( Otonomi Asli) ini berubah menjadi Pemerintahan Kemendapoan.

Setelah Pemerintahan Depati Empat Delapan Helai Kain dirubah statusnya menjadi  Kemendapoan,  pada saat itu siapa yang menjadi Depati, maka beliaulah  yang ditunjuk  menjadi Mendapo

Mendapo  asal katanya adalah Pendopo secara luas dapat diartikan rumah atau tanah yang merupakan pusat pemerintahan beberapa negeri atau dusun.Yang menjadi Mendapo pada masa itu adalah mereka yang memegang  Gelar  Depati yang tertinggi di daerah itu,  misalnya  Semurup yang  memegang  Jabatan Mendapo  adalah  Depati  Kepala Sembah, jika di Rawang  yang memegang jabatan Mendapo adalah Depati Mudo dan Depati Singolago ( Dpt. H. Dailami. As, BA Koto Baru 29:12:2012)

Fajran, SP, M.Si - Pembagian Depati IV- 8 Helai kain merupakan pembagian pusat Kemendapoan, seperti 3 di hilir 4 dengan tanah  Rawang, dan Tiga di Mudik 4 dengan Tanah Rawang  ditambah dengan Kemendapoan Lima Dusun serta Tiga Luhah Tanah Sekudung.

Dengan diterapkannya politik Pecah Belanda (devide et ampere)  yang diterapkan oleh Kolonial Belanda, berdampak pada perpecahan kesatuan kelembagaan yang sejak turun temurun telah berlansung di alam Kerinci.

Dampak lainnnya Fungsi dan Peran Sanggaran Agung sebagai Tanah Khalifah dan Hamparan Besar Tanah Rawang dirasakan semakin kabur dan nyaris tenggelam, dengan adanya aturan baru yang diterapkan oleh Kolonial Belanda maka semua persoalan cukup diselesaikan di tingkat dusun atau paling tinggi hingga ketingkat Kemendapoan.

Pada masa Kemerdekaan dikeluarkannya Undang-Undang nomor 5 Tahun 1979,tentang Pemerintahan Desa,maka sistim Pemerintahan Kepala Mendapo yang juga Kepala adat di hapus, dan dampak dari semua perubahan  menimbulkan disitegrasi adat dan Istiadat dan masyarakat yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari hari  di dalam masyarakat.)

Drs. A. Latif Karimi dalam bukunya menulis bahwa Depati IV-8 Helai kain berdiri  tahun 1295, dengan pokok pikiran bahwa Depati Rencong Telang yang ada sekarang di Pulau Sangkar adalah Depati ke 24, diperkirakan satu generasi yang menjabat Depati selama 25 tahun, dengan demikian Depati Rencong Telang pertama sudah ada sejak 600 tahun yang lampau, Sementara Drs. Thahar Ramly menulis bahwa Pemerintahan Depati IV-8 Helai kain telah berdiri sejak tahun 1290 (Anatastasia Wiwik Swastiwi,Dkk-Balai Pelestarian nilai nilai Budaya Tanjung Pinang :2012;hal 118).

Setiap  Mendapo atau Federasi ke Depatiandi alam Kerinci mempunyai Tanah Mendapo. Tanah Mendapo berfungsi sebagai tempat membentuk “ Karang Setio”.Karang setio atau  Karang  buatan, ba,it  kesetiaan  kepada  aturan yang telah disepakati.Tanah Mendapo mempunyai  pengertian tempat atau balai pertemuan para Depati Ninik mamak dengan anak kemenakannya untuk membicarakan sesuatu masalah yang prinsipil  seperti upacara penobatan para pemangku adat, ninik mamak,perang.dll

Ir.Herman,MM ( Penawar,(18:1:2013) Disamping Tanah Bersudut  Empat, Tanah Mendapo, adalagi semacam status tanah  yang  disebut  tanah hamparan, tanah hamparan ada 3 tempat di Alam Kerinci yakni: Hamparan tua di Hiyang Tinggi, Hamparan besar tempatnya di Rawang, dan Hamparan Kadipan di Sanggaran Agung.

Hamparan di Hiang Tinggi sudah lama tidak berfungsi dan kedudukkannya diganti dengan Hamparan Besar Tanah  Rawang  setelah perubahan dari Balai Melintang  Koto Keras. Hamparan Tua timbul pada masa pemerintahan Sigindo sigindo dan Siak Langin (Siak Lengih) menguasai alam Kerinci. Hamparan Kadipan ialah batas perjalanan atau tepatan para raja raja dari Jambi yang naik ke  alam  Kerinci untuk mengadakan pertemuan dengan Depati depati dan kepala  kepala  suku se  alam Kerinci, disini raja masih didaulat dan diagungkan.

Akan tetapi  bila masuk ke Hamparan Besar Tanah Rawang, Raja duduk sama rendah tegak  sama tinggi dengan para Depati depati se alam Kerinci, kedudukan hamparan Besar Tanah Rawang pada saat ini dapat kita identikkan sebagai gedung MPR/DPR/DPD Republik Indonesia.

Menurut Waris yang ber jawat,Halifah yang dijunjung serta petatah petitih, junjung hidup boleh dipanjat, junjung mati boleh diteliti, bukan bersuluh dengan batang pisang tetapi bersuluh ke matahari. terang di Arasy lah terang pula di alam.

Depati Atur Bumi  mengemukakan, berdasarkan tutur dan sejarah yang  disampaikan para pendahulu,antara lain seperti disampaikan  ulama dan ahli adat di tanah Pariyangan Tengku Qori(Alm) Mantan Depati Atur Bumi) menerangkan bahwa “ Nenek Indar Jati ”, dianugerah 3 orang keturunan yakni Indar Nan Bersusu Tunggal, Indar Nan Berterawang Lidah, dan Indi Mariam.

Indar Nan Bersusu Tunggal  memiliki 3 orang  keturunan masing masing Dayang Indah, Dayang Rawani dan Dayang Ramayah, menurut catatan  sejarah Dayang Indah memiliki keturunan sebanyak 5 orang masing  masing  Dari Indah, Dari Setu,  Indi Cincin, Mipin dan Mas Jamain.
Perkembangan generasi generasi baru di alam Kerinci yang pesat maka oleh Nenek Nan Bersusu Tunggal Gelar Depati Yang Tunggal, Nenek Indar Bayo Gelar Depati  Atur  Bayo,Nenek Yang Berterawang Lidah Gelar Depati  Kartudo dan Nenek India Mariam Gelar Depati Yang Negoro, beliau  bersepakat  dan bermufakat  ” Karena bulat air dek pemuluh, Bulat Kato dek Mufakat”, maka mereka bermufakat dan bersepakat  untuk mengangkat “Sultan Mu’alim Hidayat”menjadi Depati Batu Hampar untuk dikemukakan  kedepan  menjadi orang  yang berkata dulu sepatah, berjalan dulu  selangkah untuk menjadi kepala kerajaan ditanah alam Kerinci, setelah mengucapkan  Sumpah Krastio, maka resmilah Depati Batu Ampar menjadi pemimpin Kerajaan di alam Kerinci.

Agar tercipta rasa kesatuan dan persaudaraan  serta  menciptakan satu kesatuan hukum adat di wilayah  kerajaan yang berdaulat,  maka Depati Batu  Hampar  membentuk  kembarnya Tiga di Hilir dengan maksud agar roda pemerintahan Bauleh panjang, Bakampauh Libea, masing masing kembarnya  adalah  Depati Biang Sari di Pengasi, Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar dan Depati Muaro Langkap di Temiai, dan inilah yang disebut dan dikenal dengan “Depati Empat di Tanah Kerinci Tinggi, dalam waktu yang bersamaan dibentuk lagi di Kerinci  rendah yang dikenal dengan Tiga di Baruh masing masing adalah Depati Setio Beti di Perentak (Pangkalan Jambu),Depati Setio Nyato di Limbur Merangin dan Depati Setio Rajo di Nalo Bangko.

Pertumbuhan masyarakat dan semakin bertambahnya  pemukiman, maka wilayah kekuasaannya kembali di mekarkan menjadi dua bagian, mulai dari Seleman kearah mudik  termasuk sebagian wilayah  Keliling Danau, Sitinjau Laut, Sungai Penuh,  Hamparan Rawang, Air Hangat Timur, Gunung Kerinci, Kayu Aro berada dalam kekuasaan Depati Batu Hampar,  sedangkan  dari  Seleman ke Hilir untuk wilayah kekuasan  Depati Batigo, yakni Depati Biangsari di Pengasi menguasai wilayah sebahagian Kecamatan Gunung Raya, Kecamatan Danau Kerinci, Sedangkan kekuasaan Depati Rencong Telang berada pada sebahagian Kecamatan  Gunung  Raya, Kecamatan - Danau Kerinci,Wilayah Muara Siau -Jangkat dan  Kecamatan Tabir, Sedangkan kekuasaan Depati Muara Langkap  berada pada  sebagian  Ke   Gunung  Raya dan Kecamatan Sungai Manau.

Karena perubahan zaman yang begitu pesat serta pertumbuhan penduduk yang terus mengalami peningkatan,maka untuk menjawab kebutuhan zaman maka wilayah yang semula dibagi dua, kembali dimekarkan menjadi ’Lateh  Yang  Enam ”,yakni Tiga disebelah kanan yaitu Sungai Tebat di huni oleh Puti Dayang  Ramayah, Talang Banio Kemantan Mudik di huni  oleh  Bungo  alam dan Lateh Tebing tinggi di huni oleh Mangku Agung, sementara di  sebelah kiri yaitu Lateh Koto Pandan di huni oleh Incik  Permato, Lateh Koto Limau sering di huni oleh Pajinak dan Lateh Koto Beringin Rawang di tunggu oleh Nenek Unggok/Nenek Telago Undang

Hamparan Tua Tanah Jerangkat Tinggi (Hiang Tinggi) selama berpuluh tahun merupakan tempat pertemuan para depati untuk menyelesaikan berbagai  persoalan yang dihadapi masyarakat suku Kerinci.
Mengingat bentang alam yang sulit dijangkau dan jarak tempuh yang relatif jauh,  maka  atas  mufakat  Depati – depati  yang ada di wilayah hilir dan mudik sepakat menetapkan “Hamparan Besar Tanah Rawang”  sebagai tempat musyawarah kerapatan adat alam Kerinci  terutama untuk menyelesaikan  silang sengketa diantara anak jantan dan anak betino baik yang ada dikawasan mudik maupun yang berada di kawasan  hilir

Mengutip Tambo Kerinci oleh DR.P.Voorhoeve tahun 1941, Hamparan Besar Tanah Rawang berfungsi sebagai balai musyawarah tertinggi Depati delapan helai kain (Tigo di Mudik Empat Tanah Rawang,Tigo di Hilir Empat Tanah Rawang) Hamparan pada masa lalu  juga berfungsi sebagai tempat membicarakan masalah adat dan Syara’pada masa lalu ketika persoalan yang menyangkut syarak’ yang dapat menimbulkan  kesalahan pahaman  dan perpecahan  dengan sesama umat  di selesaikan di Hamparan Besar Tanah Rawang, dengan  arti kata Hamparan Besar Tanah  Rawang merupakan perpaduan Syarak’ dengan Adat.

Dalam hal ini Adat di pegang  oleh Depati IV- 8 Helai Kain, maka Syara’ dipegang oleh  Kiyai  Nan Batujuh (Depati Nan Batujuh)***

Oleh: Budhi Vrihaspathi Jauhari


Berita Terpopuler

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs