Ilustrasi |
"Akhir Juli kemarin sudah kami tanam (bibit jagung,red). Sempat tumbuh subur. Namun karena kemarau panjang, daun jagung yang semula tumbuh subur berubah menjadi kuning dan kemudian mati," keluh Temenggung Tupang Besak, pimpinan kelompok SAD Muara Kilis.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Oktaviandi Mukhlis, pendamping warga SAD Muara Kilis. Dijelaskannya, selain karena kemarau panjang, penyebab kematian tanaman jagung milik warga SAD dikarenakan tidak adanya sumber air di lokasi kebun jagung mereka.
Kemarau panjang, sumber air tidak ada. Jadi mereka (SAD,red) tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka pasrah saja pada cuaca," tutur Andi.
Yang disayangkan, kata Andi, para warga SAD tengah semangat-semangatnya bercocok tanam.
"Kerugian diperkirakan sekitar 15 juta. Memang tidak banyak, tapi yang dikawatirkan kegagalan ini berdampak pada fisiologi warga SAD. Karena mereka tengah-tengah semangatnya bercocok tanam, namun harus dihadapi dengan kegagalan," jelasnya. (pri)
0 Comments:
Posting Komentar