![]() |
Pemuda dan Pemudi Fesbuker mengenakan berbagai baju adat Nusantara |
selain memakai baju adat Kerinci, beberapa orang pemuda nampak memakai baju adat minang, Palembang, Jambi, Batak bahkan baju kebesaran masyarakat Tionghoa.
Menurut salah seorang konseptor dan inisiator Pemuda Fesbuker, Defitra Eka Jaya (DEJ), penampilan pemuda dan pemudi dengan menggunakan (memakai) kostum dan baju adat berbagai daerah itu bermaksud bahwa Fesbuker dalam artian luasnya akan mengakomodir kepentingan semua suku, ras dan agama.
Dikatakan Eka, "para pemuda Fesbuker yang menampilkan kostum baju adat berbagai daerah, seperti adat Kerinci, minang, Jambi, Palembang, batak bahkan baju adat Tionghoa juga ikut disertakan, hal ini mengandung makna bahwa Fesbuker adalah tempat bernaungnya semua suku, etnis dan agama, tidak ada pembeda-bedaan daerah, kebudayaan dan sosial masyarakat, semua kepentingan budaya akan diakomodir oleh kandidat fesbuker (Ferry Satria-Buzarman Bekerja)". Ungkapnya.
Hal ini semakin mempertegas bahwa, kota Sungai Penuh bukanlah milik sekelompok orang, Sungai Penuh bukanlah milik mayoritas orang, akan tetapi Sungai Penuh adalah milik kita semua, dan kita semua bisa ikut beraktifitas untuk ikut serta dalam pembangunan, tanpa ada pembeda-bedaan. Begitulah pernyataan Cawako Ferry Satria yang sering diungkapkannya saat sosialisasi dan kampanye-kampanye Fesbuker. (ald)