Demokrasi DEMA UNISBA Dipertanyakan, Pencalonan dibatal karena Masalah Sepele?

 

Merdekapost.com - Kekecewaan menyelimuti banyak mahasiswa Universitas Islam Batang Hari (UNISBA) tahun ini, menyusul lagi aktivitas Demokrasi yang mati dalam pemilihan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA). Pemilihan yang seharusnya menjadi momentum demokrasi mahasiswa justru terhenti akibat persoalan yang dinilai sepele oleh sejumlah pihak.

Pantauan di lingkungan kampus UNISBA menunjukkan ketiadaan aktivitas Demokrasi, seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal, hadirnya dua atau lebih kandidat biasanya menyulut semangat politik kampus yang sehat memberi ruang adu gagasan, bukan adu kuasa.

“Sangat disayangkan, mahasiswa UNISBA akhirnya tidak bisa memilih. Padahal, dari dua kandidat atau lebih, kita bisa menilai visi dan program kerja secara terbuka,” ungkap salah satu mahasiswa Fakultas Syariah yang enggan disebutkan namanya.

Beberapa pihak menyebut, keputusan pembatalan ini dipicu oleh persoalan administratif yang tak substansial. Namun, muncul pula suara-suara kritis yang menyoroti kemungkinan adanya ketakutan dari kelompok tertentu akan kekalahan kandidatnya. Hal ini memicu pertanyaan: apakah demokrasi kampus hanya dijalankan ketika hasilnya bisa dikendalikan?

Aktivis kampus dan pemerhati organisasi mahasiswa pun menyayangkan matinya proses demokrasi ini. “Mahasiswa seharusnya dilatih untuk bersaing secara sehat, bukan menghindari proses pemilihan hanya karena takut kalah,” ujar Inisal D., aktivitas mahasiswa yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak panitia Pemilma UNISBA mengenai kelanjutan proses pencalonan dan pemilihan DEMA. Mahasiswa kini menanti kejelasan, sembari berharap demokrasi tidak hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar dijalankan. (*)

Related Postss

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs