Banjir di Aceh Utara Meluas, 3.507 Orang Mengungsi

MERDEKAPOST.COM - Hingga Rabu (26/11/2025), banjir telah merendam 18 dari total 27 kecamatan di Aceh Utara.

Banjir meningkat signifikan dibandingkan awal kejadian yang hanya berdampak pada lima kecamatan. Pemerintah daerah resmi menetapkan status darurat banjir.

Bupati Aceh Utara, Ismail A Jali, menyampaikan bahwa ribuan warga harus mengungsi akibat banjir yang belum menunjukkan tanda mereda.

“Kami mencatat 3.507 pengungsi hingga hari kelima ini.

Ribuan lainnya terdampak banjir namun belum mengungsi. Kami siaga penuh 24 jam,” ungkapnya saat ditemui.

Selain memaksa warga meninggalkan tempat tinggal, banjir juga menimbulkan kerusakan material.

Data Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menunjukkan tiga rumah warga rusak berat, 17 rumah rusak sedang, dan enam lainnya mengalami rusak ringan.

Area pertanian dan perikanan turut terdampak, dengan 620 hektar sawah dan 571 hektar tambak terendam air sejak meningkatnya curah hujan pekan ini.

Kerusakan infrastruktur turut memperberat kondisi warga, terutama di wilayah Kecamatan Sawang, di mana satu jembatan putus akibat arus deras Sungai Sawang.

Selain itu, delapan titik tanggul sungai dilaporkan jebol sehingga mempercepat meluapnya air ke permukiman.

Dalam proses evakuasi, seorang karyawan tim penyelamat dilaporkan mengalami kesulitan menjangkau warga terdampak karena tingginya arus air dan minimnya akses.

Bupati Ismail meminta seluruh tim penanganan untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Saya minta seluruh petugas evakuasi jaga diri baik-baik. Upayakan terobos banjir demi evakuasi korban.

Jaga keselamatan diri dan korban, kita terus beri maksimal sekuat tenaga untuk korban banjir,” tegas Ismail.

Kebutuhan Alat Berat dan Logistik Mendesak

Pemerintah daerah telah mengerahkan seluruh alat berat yang tersedia untuk memperlancar aliran air dan membuka akses jalur yang tertutup lumpur.

Namun, kebutuhan logistik makanan dan tambahan alat berat disebut sangat mendesak untuk mempercepat penanganan darurat.

Instruksi resmi telah dikeluarkan Bupati kepada jajaran teknis dan layanan publik.

Tenaga kesehatan diminta ditempatkan di lokasi pengungsian untuk mengantisipasi gangguan kesehatan pada kelompok rentan.

“Fokus penanganan korban banjir untuk ibu hamil, balita, anak, lansia, dan disabilitas,” tambah Ismail.

Selain itu, Dinas PUPR diminta segera mengoperasikan peralatan untuk normalisasi aliran air di area yang mengalami penyumbatan.

Untuk penyaluran bantuan, Dinas Sosial diminta segera mengirim logistik ke titik-titik evakuasi.

Ismail juga menginstruksikan para camat untuk tetap berada di wilayah masing-masing guna mempercepat penyampaian data lapangan.

Ia mengimbau warga yang tinggal di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tetap bersiap menghadapi kemungkinan peningkatan debit air menyusul curah hujan tinggi dan kedangkalan aliran sungai.(RED)

Related Postss

Copyright © Merdekapost.com. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs