PLTA Kerinci Telah Rampung, Bakal Diresmikan Presiden Prabowo Subianto

PLTA Kerinci Telah Rampung, Tinggal menunggu Diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. (ist/mpc)

KERINCI, MP - Selama Pertisun di Kerinci, Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H. sempat mampir ke salah satu proyek energi terbesar yang pernah dibangun di Tanah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci. 

Mega proyek ini dibangun PT Kerinci Merangin Hydro. Secara teknis, proyek milik mantan Wapres Jusuf Kalla itu telah rampung. Tinggal satu hal yang ditunggu: peresmian oleh Presiden Republik Indonesia.

“Secara teknis PLTA sudah siap. Kita berharap di bulan Mei ini, ada kabar baik. Bapak Presiden bisa datang langsung meresmikan,” ujar Al Haris, di sela peninjauannya, Selasa (6/5/2025) sore.

Baca Juga: “Bunga Desa” Bupati Nginap di Desa, Gandeng Gubernur Jambi Nginap di Renah Pemetik

PLTA Kerinci bukan sekadar proyek kelistrikan. Ia adalah lompatan peradaban energi dari hulu ke hilir. Dengan kapasitas besar dan potensi distribusi lintas provinsi, PLTA ini bukan hanya memasok listrik untuk rumah tangga di Jambi, tapi juga untuk provinsi-provinsi lain di Sumatera.

“Kita bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Jusuf Kalla dan tim. PLTA ini membuat Jambi bisa menjadi penyangga energi Sumatera,” tegas Al Haris, menyebut peran tokoh nasional yang terlibat sejak tahap perencanaan.

Dengan rampungnya infrastruktur ini, Jambi tidak lagi hanya dikenal sebagai daerah kaya hasil bumi, tapi juga penyumbang energi bersih berbasis air.

Baca Juga: Bupati Kerinci dan Gubernur Jambi Tebar 5000 Benih Ikan di Renah Pemetik

PLTA Kerinci menjadi ikon transisi energi hijau di Pulau Sumatera. Di tengah krisis iklim global dan sorotan terhadap energi fosil, kehadiran pembangkit listrik dari air menjadi pesan kuat: bahwa Jambi berinvestasi pada masa depan.

“PLTA ini kita harapkan bisa menyuplai energi rumah tangga di Jambi, juga ke Pelabuhan Ujung Jabung, yang nantinya akan membutuhkan energi besar untuk operasional,” ujar Gubernur.

Hingga kini, Pemerintah Provinsi Jambi masih menunggu kepastian jadwal dari Kementerian Sekretariat Negara untuk peresmian PLTA. Namun menurut Gubernur, semua kesiapan teknis sudah rampung. Tidak ada lagi pengerjaan berat di lapangan.

“Kalau bisa 15 Mei ini, lebih bagus. Yang jelas kita siap,” ujar Al Haris dengan nada optimistis.

Pilihan Redaksi:

Bupati dan Wabup Kerinci Hadiri Syukuran dan Panen Perdana Benih Kentang G0 di Kayu Aro

Ini 5 Pahlawan asal Jambi yang Pantang Menyerah, Ada Sultan Thaha Syaifuddin hingga Abundjani

Ketika air Batang Merangin mengalir deras, tak banyak yang tahu bahwa di balik arusnya kini mengalir juga arus listrik harapan. PLTA Kerinci tak hanya menyuplai energi, tapi membangun ketahanan, menyinari rumah-rumah, dan membawa Jambi masuk ke babak baru perannya di Sumatera.

Dan ketika Presiden meresmikan PLTA ini nanti, yang dihidupkan bukan hanya jaringan listrik, tapi juga status Jambi sebagai poros energi bersih regional.(*)

Menurut PLN, 4 Hal Ini yang Sebabkan Tagihan Listrik Melonjak


MERDEKAPOST.COM - Lonjakan tagihan listrik pada Mei dan Juni mendapat protes dari pelanggan PLN. Banyak yang menilai kenaikan tersebut tidak wajar karena ada yang lebih dari 200 persen.

Dalam Live Update Corona di kumparan pada Jumat (19/6), Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril merespons keluhan-keluhan tersebut. Bob menegaskan bahwa lonjakan tagihan di tengah pandemi COVID-19 ini bukan berasal dari kenaikan tarif. Tarif listrik PLN tak mengalami perubahan sejak 2017.

Lalu, apa penyebabnya? Berikut 4 hal yang menurut PLN membuat tagihan listrik membengkak:

1. Work From Home (WFH)

Bob Saril menjelaskan, konsumsi listrik rumah tangga meningkat karena masyarakat didorong untuk lebih banyak beraktivitas di rumah selama pandemi. Mulai dari kerja (Work From Home) hingga belajar.

"Rekening Mei itu kan ada puasa dan Lebaran, lebih banyak lagi pemakaiannya. Mulai aktivitas sahur, malam hari juga banyak kegiatan. Kalo tahun-tahun sebelum COVID-19 itu mushola ramai tapi sekarang sepi karena banyak di rumah," kata dia.

2. Alat Elektronik Usang

Bob menjelaskan, naiknya konsumsi listrik rumah tangga juga bisa dipicu dari penggunaan alat-alat elektronik yang sudah usang. Sebagai contoh, pengunaan AC di rumah yang terus menyala karena WFH, ternyata freonnya sudah habis.

Karena itu, AC tersebut tidak terasa dingin lagi. Pelanggan pun terus menurunkan suhu pada AC yang menyebabkan konsumsi listriknya naik. Menurut dia, sebagai pemilik rumah, pelanggan harus rajin mengecek alat elektroniknya.

"Setelah kita lihat, AC enggak dingin karena habis freon, mau diperbaiki tapi masih lockdown. Sebaiknya jangan dipakai dulu AC-nya. AC berdebu juga banyak mengkonsumsi energi, jadi lebih teliti juga," lanjutnya.

3. Kebocoran dari Instalasi Listrik

Selain harus rajin mengecek alat elektronik yang digunakan, pelanggan juga harus mengecek instalasi listrik di rumah. Kata Bob Saril, bisa saja instalasi listrik di rumah sudah usang, sehingga aliran listriknya tetap jalan meski tak ada alat elektronik yang menyala. Kerusakan instalasi listrik akan menimbulkan kebocoran sehingga pemakaian jadi boros.

"Sama kayak pelanggan di Malang itu alatnya rusak. Itu instalasi kan seperti kabel-kabel rusak. Itu listriknya menyala lari ke tanah, alat mereka rusak. Pas kita cek, ternyata alatnya rusak, jadi listriknya jalan terus," kata dia.

4. Akumulasi dari Pemakaian di Bulan Sebelumnya

Faktor lain yang menyebabkan tagihan melonjak, seperti yang sudah dijelaskan PLN sebelumnya, adalah karena ada tambahan tagihan yang dimasukkan dalam rekening Mei dan Rekening Juni dari pemakaian April dan Mei.

Alasannya, karena pada tagihan rekening April untuk pemakaian Maret, PLN tidak memasukkan tagihan yang sesungguhnya, melainkan menghitung sesuai rata-rata pemakaian tiga bulan sebelumnya yakni mulai Desember hingga Februari.

Alasan digunakannya penggunaan hitung rata-rata tiga bulan sebelumnya karena pencatat meter yang biasa mengecek ke rumah warga setiap bulan dilarang datang akibat kebijakan PSBB. Namun, mulai Mei, petugas pencatat meteran sudah turun ke lapangan lagi.

PLN menegaskan, tak ada manipulasi dari tagihan yang melonjak sebab pelanggan bisa mengecek sendiri di rumah masing-masing.

"Meteran kan ada di pelanggan. Pencatat meter datang sebulan sekali, tapi pelanggan bisa lihat kapan pun. Dikalikan saja. Itulah pemakaian. Jadi kita bisa itung sendiri," ujar Bob.

Sumber : Kumparan

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs