Malam Pertama Tarawih, Rumah Warga Semerah Kerinci Terbakar

Merdekapost.com - Kebakaran terjadi di Desa Semerah, Kecamatan Tanah Cogok, Kabupaten Kerinci, Senin (12/4/2021).

Kebakaran terjadi sekitar pukul 20.35 wib saat warga sedang melaksanakan shalat tarawih.

Informasi yang diperoleh dari Kepala Desa Semerah Muhammad ikhsan, saat dihubungi, membenarkan bahwa terjadi kebakaran di Desanya.

“Mohon armada Damkar turun untuk memadamkan api,” katanya.

Sementara itu, Kabid Damkar, Arnizar, saat dihubungi, sudah di kerahkan 4 armada terjun kelokasi.

“4 mobil armada Damkar Kabupaten Kerinci terjun kelokasi membantu memadamkan api,”bebernya.

Hingga sekarang belum tahu apa penyebab kebakaran dan berapa kerugian yang dialami warga Desa Semerah belum diketahui. (khy)

Ini Kronologis, Nesa yang Meninggal Tertimpa Kayu Saat Hendak ke Sekolah

Kayu besar yang tumbang saat terjadinya angin puting beliung. (ist)

MERDEKAPOST.COM | KERINCI - Seorang bocah yang menjadi korban tertimpa kayu tumbang akibat angin kencang di Kerinci diketahui bernama Nesa Dasyan (12), Murid kelas 6 SD Pulau Pandan, kecamatan Bukit Kerman. 

Diketahui korban bernama Nesa Dasyan (12 tahun) meninggal setelah tertimpa kayu besar di rumahnya saat itu, Nesa bersiap-siap akan berangkat ke sekolah tiba-tiba kayu menimpa dirinya dan juga rumahnya. 

Kayu besar yang tumbang saat terjadi angin kencang di Kerinci Kamis pagi,01/04. (ist)

Hal ini dibenarkan oleh, Armanto, Kabid Kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kerinci, mengatakan bahwa siswa SD Pulau Pandan menjadi korban dari kayu tumbang.  

 "Korban yang tertimpa kayu atas nama  Nesa,  umur 12 thn,  perempuan siswa SD Pulau Pandan,  kelas 6". 

"Korban angin kencang kejadian pukul 6.30 wib.  Hari kamis tgl 1 april 2021 di Desa pengasi lama," terangnya.

Dia menambahkan, bahwa adapun  kronologisnya, sebagaimana biasanya pagi hari korban sedang berada diluar rumah mau berangkat ke sekolah, tiba tiba kayu dengan ukuran besar tumbang akibat diterpa angin kencang menimpa rumah korban dan korban ikut tertimpa.(adz)

Mayat Terapung yang Ditemukan di Laut Pangandaran, Ternyata Warga Jambi, Ini Identitasnya

Ilustrasi Penemuan Mayat. (ant)

MERDEKAPOST.COM | PANGANDARAN - Pengunjung Pantai Timur Pangandaran dikejutkan dengan penemuan mayat terapung.

Mayat yang terapung di tengah laut Pantai Timur Pangandaran ternyata merupakan warga asal Provinsi Jambi.

Berdasarkan informasi yang diterima Tribunjabar.id, Identitas korban ditemukan didalam saku celananya.

Selain itu, ditemukan pula tasbih warna putih, masker, bungkus roko coklat disertai koreknya dan peci berwarna coklat.

Menurut Kasat Pol Air Polres Ciamis, AKP Sugianto menyampaikan, setelah melakukan pemeriksaan, korban atas nama Kasmidi dengan umur 48 tahun.

 • Satu dari Empat Pengedar Narkoba yang Ditangkap Polisi Ternyata PNS Kerinci

 • Viral, Video Penampakan Harimau di Tebat Gedang Kerinci

Dengan alamat, Jalan Bunga Tanjung RT 08 RW 04, Desa Rawa Medang, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

"Identitas korban ketemu, didalam saku celana korban," ujar Sugianto kepada Tribunjabar.id melalui WhatsAppnya, Selasa malam (9/2/2021).

Ia menyampaikan, dari keterangan dokter yang menangani korban, tidak ditemukan tanda bekas kekerasan.

Selanjutnya, menurut Sugianto, pihaknya sedang berusaha melakukan koordinasi dengan pihak keluarganya.

 • Ini Penjelasan Resmi KNKT Terkait Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

"Kita, masih kordinasi dengan pihak keluarga korban," ucapnya.

Sebelumnya sesosok mayat yang terungkap identitasnya, ditemukan seorang nelayan yang sedang terapung ditengah laut pantai timur Pangandaran.

Yang selanjutnya dievakuasi petugas SAR Barakuda Pantai Pangandaran, dibantu dari unsur Tagana, TNI-Polri dan Satpol-PP Kabupaten Pangandaran.(*)

Aldie Prasetya | Merdekapost.com | Sumber : Tribun.com

Ini Penjelasan Resmi KNKT Terkait Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Ilustrasi Pesawat Sriwijaya AIr (ANT) 

MERDEKAPOST.COM | JAKARTA - Kronologi jatuhnya pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air SJ 182 dijelaskan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dalam penjelasan awal terkait penyebab jatuhnya SJ 182 ini, KNKT menyebutkan pesawat ini telah terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kemudian berdasarkan rekaman flight data recorder (FDR) bahwa sistem autopilot pesawat tersebut aktif di ketinggian 1.980 kaki.

Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, pesawat SJ 182 setelah lepas landas dan melewati ketinggian 8.150 kaki tuas pengatur tenaga mesin atau Throttle sebelah kiri bergerak mundur sehingga tenaga berkurang.

"Sementara itu tuas pengatur tenaga mesin sebelah kanan tetap. Kemudian saat melewati ketinggian 10.600 kaki, pesawat berada di posisi 46 derajat lalu mulai berbelok ke arah kiri," ucap Nur Cahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Nurcahyo menjelaskan, sebelumnya pilot pesawat SJ 182 meminta kepada petugas Air Traffic Controller (ATC) untuk berbelok ke 75 derajat dan diizinkan.

ATC pun memprediksi perubahan arah ini akan membuat SJ 182 bertemu dengan pesawat lain dengan tujuan yang sama. Maka pesawat ini pun diminta untuk mempertahankan ketinggian di 11.000 kaki.

"Pada ketinggian 10.900 kaki, menurut data FDR sistem autopilot tidak aktif dan tuas Throttle sebelah kiri kembali turun dan tenaga semakin berkurang sedangkan tuas Throttle sebelah kanan tidak bergerak," ucap Nurcahyo.

Seorang pramugari menabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 dari geladak KRI Semarang-594 di Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Tabur bunga tersebut sebagai penghormatan terakhir bagi korban pesawat Sriwijaya Air PK-CLC nomor penerbangan SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021). (ANTARA) 

Kemudian pada ketinggian tersebut, pesawat kemudian mulai turun dan sistem autopilot tidak aktif atau disengage.

Sikap pesawat pun menurut data FDR pada posisi naik atau pitch up, dan pesawat miring ke kiri. Kemudian tuas mesin Throttle sebelah kiri kembali berkurang.

Melihat anomali tersebut, lanjut Nurcahyo, ATC pun meminta pesawat SJ 182 untuk menaikan ketinggian ke 13 ribu kaki dan dijawab oleh pilot.

"Ini komunikasi terakhir ATC dengan pesawat SJ 182, dan FDR sudah tidak merekam data penerbangan selama 20 detik," ujar Nurcahyo.

Dari hasil investigasi yang dilakukan KNKT, Nurcahyo mengungkapkan, ada dua kerusakan yang ditunda perbaikannya sejak 25 Desember 2020.

"Penundaan perbaikan ini, atau Deferred Maintenance Item (DMI) merupakan hal yang sesuai asal tetap mengikuti panduan Minimum Equipment List atau MEL," kata Nur Cahyo.

Puing-puing Pesawat yang berhasil ditemukan petugas. (ant)

Pada 25 Desember 2020, ditemukan penunjuk kecepatan di sisi sebelah kanan rusak dan belum berhasil diperbaiki dan dimasukan ke daftar penundaan perbaikan kategori C sesuai MEL.

Pada 4 Januari 2021, indikator pun diganti dan hasilnya terlihat bagus sehingga DMI pun ditutup. Kemudian pada 3 Januari pilot melaporkan autothrottle tidak berfungsi, dan dilakukan perbaikan dengan hasil baik.

Tetapi, pada 4 Januari 2021 autothrottle kembali mengalami kerusakan dan tidak berfungsi. Kemudian perbaikan pun belum berhasil dilakukan, sehingga dimasukan dalam daftar DMI. Pada 5 Januari 2021, autothrottle telah berhasil diperbaiki dan DMI pun ditutup.(*)

Aldie Prasetya | Merdekapost.com | Sumber : KNKT Merilis Kronologi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

UPDATE Gempa Sulbar, 42 Orang Tewas : 34 di Mamuju dan 8 di Majene

tugas mengevakuasi korban yang terjepit bangunan di rumah sakit Mitra Manakarra yang runtuh akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (15/1). (Foto : ANTARA)

Merdekapost.com | Sulbar - Sebanyak 42 orang tewas akibat insiden gempa yang terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar). Gempa itu berkekuatan 6,2 magnitudo dan berpusat di Kabupaten Majene, Sulbar.

Namun, guncangan gempa juga memporak-porandakan kabupaten sebelahnya, Mamuju. Jarak antara Majene ke Mamuju sekitar 100 kilometer. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan berdasarkan data per 15 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat menjadi 42 orang 34 orang. 

"Dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 8 orang di Kabupaten Majene," ujar Raditya Jati, Jumat (14/1).  

Pusdalops BNPB pemutakhiran data kerusakan di Kabupaten Mamuju antara lain Rumah Sakit Mitra Manakarra rusak berat, RSUD Kabupaten Mamuju rusak berat serta kerusakan di Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning yang berlokasi di Takandeang, Tapalang Mamuju.  

Sedangkan pada Kabupaten Majene 300 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan hingga rilis ini disiarkan.  

Selain itu, terdapat tiga rumah sakit yang saat ini aktif untuk pelayanan kedaruratan di Kabupaten Mamuju, antara lain RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat dan RSUD Kabupaten Mamuju.  

Sejumlah bangunan sekolah rusak akibat diguncang gempa berkekuatan 6,2 magnitudo.  (Foto: ANTARA)

Sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan. Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam. 

BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta berkoordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gempa susulan masih akan terjadi. Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan dan selalu mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada sekitar tempat tinggal. 

BERITA TERKAIT :

Gempa, Kantor Gubernur Sulbar Roboh Akibat Gempa Bermagnitudo 6,2

Pagi ini 15 Januari 2021, Kepala BNPB Doni Monardo bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan peninjauan ke lokasi terdampak gempabumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. 

Presiden turut memerintahkan Kepala BNPB, Menteri Sosial, Kepala Basarnas, Panglima TNI dan Kapolri beserta jajarannya untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban serta korban serta melakukan perawatan kepada korban yang mengalami luka-luka. 

BNPB telah mendistribusikan bantuan dalam penanganan bencana gempabumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, antara lain mengerahkan empat helikopter dalam mendukung penanganan darurat, 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA. (*)

Sumber: Kumparan.com | Editor: Aldie Prasetya|  Merdekapost.com

Pamit Mandi ke Sungai, Wanita Lansia di Tebo Hanyut di Sungai Batanghari

Pencarian seorang wanita lanjut usia yang tenggelam di Sungai Batanghari, Desa Teriti, Kecamatan Sumai Kabupaten Tebo, Jumat (5/6/2020) malam. 
Merdekapost.com, Muara Tebo - Seorang wanita lanjut usia tenggelam di Sungai Batanghari, Desa Teriti, Kecamatan Sumai Kabupaten Tebo, Jumat (5/6/2020) malam.

Kepala Ops Kantor Pencarian dan Pertolongan Jambi, Kornelis, melalui humas Luthfi, menyampaikan pihaknya masih melakukan pencarian korban yang diketahui berjenis kelamin perempuan.

BPBD Tebo mendapat informasi seorang perempuan lanjut usia berumur 75 tahun tenggelam di Sungai Batanghari, tepatnya di Desa Teriti, Kecamatan Sumai, Kabupaten Tebo, pada Jumat (5/6/2020) sekitar 19.30 WIB.

Awalnya, korban bernama Muna (75) pamit ke anaknya untuk buang air besar di sungai. "Korban pamit ke sungai hendak buang air besar. Lalu korban hilang dan hanya ditemukan jejak kaki mengarah ke sungai dan diduga korban terpeleset pada saat MCK," terangnya, Sabtu (6/6/2020).

Kemudian tim Pos SAR Bungo sekitar pukul 6.40 WIB menuju lokasi untuk melakukan pencarian korban.

Hingga berita ini diturunkan, Tim Pos SAR Bungo dan Tim SAR gabungan masih terus berupaya melaksanakan pencarian.)*

Sumber : tribunjambi.com | Penulis: pne | Editor: hza | Merdekapost.com

MUI Kecewa dengan Pemerintah, Kumpul di Masjid Dilarang, Tapi di Mall Tidak!

MASJID SEPI, MALL TETAP RAMAI : Di beberapa daerah para petugas dengan memakai pengeras suara mengingatkan masyarakat untuk tidak berkumpul di masjid untuk melaksanakan salat Jum'at  dan salat jamaah serta tarawih di masjid karena dianggap berbahaya. Tetapi, di wilayah dan daerah yang sama tidak ada petugas yang dengan pengeras suara mengimbau masyarakat di pasar,  di mal, di jalan, di bandara, di kantor dan di pabrik dan lainnya untuk mengingatkan mereka  supaya menjauhi berkumpul karena berbahaya. (ist/ald)

MERDEKAPOST – Majelis Ulama Indonesia atau MUI telah mengeluarkan fatwa agar umat Islam di daerah yang penyebaran virusnya tidak terkendali, melaksanakan ibadah di rumah saja. Mulai dari salat Jum'at, shalat berjamaah lima waktu serta salat tarawih, semua diimbau dilakukan di rumah saja.

Fatwa MUI ini oleh pihak pemerintah tampak sangat diperhatikan dan dipegang kuat sebagai dasar untuk mencegah orang untuk berkumpul ke masjid, baik untuk melaksanakan salat jumat dan salat berjamaah lainnya.

"Saya rasa hal ini sudah merupakan satu tindakan yang benar," kata Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abas di Jakarta, Minggu, 17 Mei 2020.

Namun, disatu sisi, MUI sangat menyangkan terhadap pemerintahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang tidak tegas melarang orang berkumpul di pusat perbelanjaan maupun yang terjadi di Bandara Soekarno Hatta beberapa waktu lalu.

"Tapi yang menjadi pertanyaan mengapa pemerintah hanya tegas melarang orang untuk berkumpul di masjid tapi  tidak tegas dan tidak keras dalam menghadapi orang-orang yang berkumpul di pasar, di mal-mal,  di bandara, di kantor-kantor dan di pabrik-pabrik serta di tempat lainnya," tegasnya.

Bahkan, kata dia, di beberapa daerah para petugas dengan memakai pengeras suara mengingatkan masyarakat untuk tidak berkumpul di masjid untuk melaksanakan salat Jum'at  dan salat jamaah serta tarawih di masjid karena dianggap berbahaya.

Tetapi, di wilayah dan daerah yang sama tidak ada petugas yang dengan pengeras suara mengimbau masyarakat di pasar,  di mal, di jalan, di bandara, di kantor dan di pabrik dan lainnya untuk mengingatkan mereka  supaya menjauhi berkumpul karena berbahaya.

Hal demikian, menurut Anwar Abbas tentu saja telah mengundang tanda tanya di kalangan umat  apalagi melihat pihak pemerintah dan petugas tahunya hanya melarang dan itu mereka dasarkan kepada fatwa MUI.

Padahal, dalam fatwa MUI yang ada dijelaskan bahwa di wilayah dan atau daerah yang penyebaran virusnya terkendali, umat Islam bisa menyelenggarakan salat Jumat dan salat berjamaah dengan memperhatikan protokol medis yang ada.

"Tetapi, pemerintah dan petugas tetap saja melarang tanpa memperhatikan situasi dan kondisi yang ada sehingga terjadilah adu mulut di antara masyarakat dengan petugas di daerah tersebut," katanya.

Sebenarnya, lanjut dia, umat dan masyarakat saya yakin akan bisa menerima apa yang disampaikan dan diinginkan  oleh pemerintah dan petugas di mana mereka tidak boleh berkumpul untuk melakukan salat jumat dan berjamaah di masjid karena berbahaya asal pemerintah dan petugas benar-benar konsisten dalam menegakkan aturan yang  melarang semua orang untuk berkumpul di mana saja  tanpa kecuali.

"Jadi penegakan latang itu tidak hanya untuk berkumpul di masjid saja tapi juga di pasar, di mal, di jalan di terminal,  di bandara, di kantor, pabrik, industri dan lainnya yang tujuannya adalah agar kita bisa memutus mata rantai penularan virus ini secara cepat," katanya.

Sumber : Viva.co.id | Editor: Herizaldi | Merdekapost.com

Tristan, Warga Tamiai yang hanyut Di Batang Merangin Ditemukan Sudah Meninggal

Akhirnya Jenazah Warga yang hanyut di Lubuyk Paku ditemuka dalam kondisi sudah meninggal dunia. (ald/ist) 
KERINCI, MERDEKAPOST.COM – Seorang warga Desa Tamiai, Kecamatan Batang Marangin, Kabupaten Kerinci dikabarkan hanyut di Sungai Batang Merangin, Kamis (23/04/20) sekira pukul 17.40 Wib kemarin akhirnya ditemukan warga.

Korban yang diketahui bernama Diego Tristan (17) ini merupakan siswa di SMAN 9 (TAMIAI) Kerinci yang sedang duduk di bangku kelas 10 ditemukan  warga dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Lihat : 
Warga Tamiai Hanyut Disungai Batang Merangin, Warga Harapkan Bantuan Basarnas

Informasi yang berhasil dihimpun, dari salah seorang warga bernama Irawadi, menyebutkan bahwa korban sudah ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.

"Alhamdulillah, warga yang hanyut sudah ditemukan, tapi dalam kondisi sudah meninggal". Ujarnya.

"Lokasi penemuan jenazah korban masih disekitar aliran sungai di Lubuk Paku". Ujar warga lainnya.
 (ald)


Berita Terpopuler


Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs