Banjir Prestasi dan Pengalaman, Usman Calon Petahana Optimis Memenangkan Pilkades Pentagen

Salah satu penghargaan tingkat nasional yang diterima oleh Desa Pentagen (Desa Wisata) yang diserahkan kepada Gubernur Jambi, Kadis Pariswisata Kerinci didampingi Kades Pentagen Usman. (adz/ist)

KERINCI, MERDEKAPOST.COM - Desa Pentagen (Pendung Talang Genting) adalah salah satu desa yang ikut dalam pergelaran pesta demokrasi Pilkades serentak tahun 2021 di kabupaten Kerinci.

Masyarakat Pentagen perlu berbangga dan bersyukur  selama 6 tahun terakhir telah banyak prestasi yang sudah diukir

Ada beberapa prestasi yang telah ditorehkan baik ditingkat daerah maupun nasional, diantaranya adalah juara lomba desa se provinsi Jambi, Delapan besar desa wisata nusantara dan mendapat penghargaan dari menteri keuangan Sri Mulyani sebagai pengelola desa terbaik se indonesia.

Hal ini tentunya sebagai modal untuk melanjutkan ke tahapan berikut. 

Baca Juga: Kepala KPH Kerinci Tinjau Program Adopsi Pohon di Hutan Adat 3 Luhah Kemantan

Usman selaku petahana yang juga ikut dalam pilkades kali ini optimis memenangkan perebutan kursi kepala desa pentagen

Kepada media ini, Usman menyampaikan, alhamdulillah selama ini Desa Pentagen sudah cukup diperhitungkan baik ditingkat daerah maupun nasional. sudah banyak sekali prestasi yang telah ditorehkan.

Baca Juga: Final, KPU RI Jadwalkan PSU Pilgub Jambi 5 Mei 2021

"prestasi ini merupakan kolaborasi antara  Pemdes dengan tokoh masyarakat, alim ulama dan seluruh masyarakat desa pentagen". Ujarnya.

"Insya Allah dengan modal pengalaman sebelumnya maka Saya kembali maju sebagai Calon Kades Pentagen, mohon dukungan masyarakat sepenuhnya, kita berusaha membawa Pentagen menjadi lebih baik lagi, maju dan kembali menjadi desa yang diperhitungkan di Tingkat nasional". Pungkasnya. (adz)

Bu Kades yang Digrebek Ngaku Tidak Selingkuh, Rini: Kami Bahas Pencairan Beras

Bu kades yang viral videonya diduga berselingkuh, akhirnya membantah tuduhan tersebut dan mengaku dirinya bersama stafnya sedang membahas pencairan beras.(ist)

Merdekapost.com - Isu cinta terlarang Bu Kades dan bawahannya tersebut menjadi perbincangan hangat usai video penggebrekan viral di media sosial.

Bu Kades Wotgalih, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Rini Kusmiyati (38) akhirnya buka suara terkait kabar perselingkuhan dengan bawahannya.

Ia membantah dengan tegas kabar perselingkuhannya dengan stafnya yang bernama Salam.

Hal itu disampaikan perempuan yang berusia 38 tahun ini saat ditemui usai membuat laporan pencemaran nama baik di Polres Pasuruan Kota.

Bu Kades Wotgalih Rini Kusmiyati seusai laporan di Polres Pasuruan Kota, Jumat sore (26/3/2021).

Ia menyampaikan beberapa bantahan terkait dugaan perselingkuhan yang ditujukan padanya.

Bahkan ia merasa difitnah hingga menyinggung soal dirinya yang tak berbusana saat penggebrekan tersebut.

Kemunculan Bu Kades tersebut merupakan kemunculan pertama pasca dirinya digerebek sang suami, Eko Martono.

Ia digerebek bersama stafnya yang menjabat Kasi Pelayanan dan Pemerintahan bernama Salam di sebuah rumah.

Berikut bantahan Bu Kades Wotgalih Pasuruan yang bertolak belakang dengan pengakuan sang suami:

1. Rini Kusmiyati membantah telah berselingkuh

Diduga selingkuh dengan staf di Kasi Pelayanan dan Pemerintahan Desa Wotgalih bernama Salam.

Rini mengaku tidak memiliki hubungan khusus dengan Salam.

"Hubungan saya dengan dia hanya sebatas kepala desa dan staf. Hanya hubungan kerja. Tidak lebih," kata Rini kepada Suryamalang.com, Jumat (26/3/2021).

2. Bahas soal Beras

Awalnya Rini Kusmiyati dan Salam memang sudah janjian untuk membahas pencairan beras bulanan untuk warga.

Menurutnya, Salam adalah operator di setiap proses pencairan bantuan ini.

"Kami bertemu di pinggir jalan. Karena tidak enak, pemilik rumah itu kenal Pak Salam. Akhirnya dia minta kami mengobrol di dalam rumah saja," sambung dia.

3. Bukan rumah kosong

Rini memastikan rumah tersebut tidak kosong.

Bahkan pemilik rumah yang mempersilakan Rini dan Salam masuk ke dalam rumah.

Tapi, pemilik rumah tidak tahu bila Rini adalah kepala desa.

"Pemilik rumah memperbolehkan saya masuk, kemudian ada penggerebekan itu. Sekali lagi, rumah itu bukan kosong, tapi ada orangnya," urainya.

4. Singgung soal dirinya tak berbusana

Rini menegaskan dia dan Salam sedang berada di ruang tamu saat penggerebekan bukan di dalam kamar.

Ia juga mengaku saat penggerebekan tersebut ia memakai busana.

"Juga tidak benar bila ada yang menyebut saya tidak pakai busana. Anak saya saksinya," paparnya.

Saat penggerebekan itu, dia ada duduk di ruang tamu bersama anaknya.

"Saya tidak kabur. Saya dan anak saya duduk di ruang tamu," ungkapnya.

5. Sebut Salam dipaksa lepas baju oleh warga

Disinggung soal Salam yang tidak pakai baju seperti dalam video viral yang beredar.

Rini mengungkapkan saat itu warga langsung mengejar Salam.

Warga minta Salam untuk lepas baju dan celana.

Tapi, Salam tidak mau.

Akhirnya Salam hanya melepas bajunya.

"Orang yang mengejar itu memaksa dia melepas bajunya," tambahnya.

Pernyataan Rini Kusmiyati berbeda dengan video viral yang beredar.

Dalam video viral di media sosial, penggerebekan dugaan perselingkuhan Bu Kades dengan Salam ini terlihat sangat dramatis.

Baca Juga: Kronologi Terbongkarnya Perselingkuhan Ibu Kades dengan Pegawainya

Penggerebek kesulitan membuka pintu tengah rumah yang diduga menjadi tempat perselingkuhan.

Sedangkan ruang tamu terlihat kosong.

Warga terlihat mengejar Rini dan Salam sampai ke ruang tengah.

Gambaran dalam video ini tampak berbanding terbalik dengan pengakuan Rini yang menyebut sedang berada di ruang tamu saat penggerebekan.

(Sumber : TRIBUNNEWS)

2021 Gaji Perangkat Desa di Kerinci Malah akan Turun, Dibawah PP No 11

ilustrasi

KERINCI -Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2019, Penghasilan Tetap (Siltap) perangkat desa setara dengan PNS golongan IIa. Namun peraturan tersebut tidak berlaku di Kabupaten Kerinci.

Hal itu membuat gaji perangkat desa di Kabupaten Kerinci jauh dibawah PP nomor 11. Sementara mereka dituntut untuk masuk kantor setiap harinya.

Ketua PPDI Kabupaten Kerinci, Aswardi dimintai keterangannya membenarkan hal itu. Ia mengatakan, bahwa para perangkat desa di Kerinci menyesalkan belum diterapnya PP nomor 11 2019 di Kabupaten Kerinci. 

Diungkapkannya, seyogyanya Siltap Kepala Desa dan Perangkat Desa harus setara ASN golongan 2A, sebagaimana di amanatkan PP 11 tahun 2019.

"PP nomor 11 tahun 2019 belum diterapkan di Kabupaten Kerinci. Sehingga para perangkat desa mengeluh," ungkapnya. 

Mengenai hal ini ujarnya, pihaknya PPDI sudah menyurati Bupati. Yakni meminta bupati mengambil kebijakan yang bijak. Karena se Jambi, hanya Kabupaten Kerinci yang belum menerapkan PP 11 tahun 2019. 

Baca Juga: Kasus Kades Koto Dua Baru Dilimpahkan Ke Kejaksaan Sungai Penuh

"Sayangnya hingga saat ini belum ada tanggap dari TAPD Kabupaten Kerinci terhadap surat PPDI tersebut," katanya. 

Padahal lanjutnya, Pak bupati dan pak sekda sudah disposisi surat tersebut. Namun sejauh ini pihaknya belum mengetahui prosesnya di TAPD. 

Ia juga menyebutkan, bahwa informasi terkini yang mereka terima, bahwa Siltap perangkat pada 2021 malah akan diturunkan. 

"Infonya malah pada 2021 ini Siltap perangkat akan diturunkan, bukannya dinaikan," sesalnya. 

Kepala BPKPD, Nirmala sampai dengan berita ini dipublis, belum berhasil dimintai klarifikasinya. Begitu juga dengan Kepala DPMD Kabupaten Kerinci, Syahril Hayadi juga belum berhasil dimintai tanggapannya, terkait belum setaranya Siltap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana diatur dalam PP 11 tahun 2019.(adz)

Bentrok Antar Desa di Kerinci, Satu Orang Meninggal Dunia


MERDEKAPOST.COM - Bentrok antarwarga desa muak dan semerap Kabupaten Kerinci dikabarkan salah satu warga desa semerap meninggal dunia yang kena tembakan oleh warga Desa Muak, Senin (26/10/20).

Informasi yang dihimpun, bentrok berawal dari permasalahan lahan perkebunan, ujar salah seorang sumber, korban yang diketahui seorang laki - laki yakni Awara bin Agussalim alias Agaeh ini dibawa ke Puskesmas terdekat, kemudian dirujuk ke RSUD Mayjen HA Thalib.

"Namun keterbatasan peralatan maka pihak RSUD Mayjen HA Thalib  merujukkan korban ke RSUD Raden Mattaher Jambi," beber sumber ke Merdekapost.com

Namun, saat dalam perjalanan menuju RSU Raden Mattaher, korban menghembuskan nafas terakhir. "Info korban meninggal waktu masih dalam perjalanan daerah Muara Emat sekitar pukul 16.30 WIB," ujarnya.

Sejak Minggu (25/10) hingga Senin (26/10) siang pertikaian antara dua warga Desa Semerap dan Desa Muak kian mencekam.

Saat ini, pihak Kepolisian dibantu oleh Brimob dan TNI, sudah berada dilokasi perbatasan untuk melakukan pengamanan ketat. (Rdp)

Harlah ke-12 Tahun, GMHB Gelar Santunan Anak Yatim dari Empat Desa

Gerakan Mahsiswa Hiang Bersatu (5/10/2020)


MERDEKAPOST.COM
- Dalam rangka memperingati hari lahir Gerakan Mahasiswa Hiang Bersatu (GMHB) yang ke-12, pengurus GMHB  mengadakan santunan 40 anak-anak yatim dari empat desa, diantaranya dari desa betung kuning, hiang lestari, angkasa pura, dan desa koto baru hiang kecamatan sitinjau laut, bekerjasama dengan empat kepala desa, senin(5/10)

Ketua GMHB, Heri septian mengatakan, dengan adanya santunan anak yatim semoga ini menjadi pengingat bahwa dalam Islam wajib memuliakan dan menyantuni anak yatim.

Selain itu, dengan saling mengasihi segala hal akan menjadi mudah dan indah karena ada saling bantu membantu serta bahu membahu.

"Santunan anak yatim yang kita adakan sebagai wujud rasa syukur kepada  Gerakan Mahasiswa Hiang Bersatu yang (GMHB) ke-12 tahun. Saling membantu apalagi menyantuni anak adalah keberkahan untuk persatuan kita," ujar Heri septian kepada merdekapost.com, senin(5/10/2020).

Penyerahan santunan anak yati


Kemudian, dalam kesempatan yang sama, Edi Syaputra selaku alumni GMHB mengatakan, santunan merupakan buah dari rasa kasih dan syukur dengan tegaknya dan semakin kokoh nya GMHB dari empat desa ini. 

"Santunan anak yatim adalah rasa syukur dan cinta kita terhadap anak yatim. Bermunajat kepada Tuhan serta menjaga hubungan baik dengan sesama adalah bagian dari nilai gerakan mahasiwa hiang bersatu," ujar edi.

"Acara Santunan ini akan terus kita adakan sebagaimana yang hari ini kita lakukan, karena hal ini sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT," pungkas alumni GMHB.

Dalam hal tersebut Mantan ketum GMHB Gito Shandria menyampaikan, dalam kegiatan harlah GMHB pada tahun lalu hanya beberapa senior dan pemerintahan desa yang terlibat.

"Acara harlah GMHB pada tahun lalu, hanya yang terlibat adalah beberapa alumni dan pemerintahan desa. Akan tetapi pada momen harlah GMHB yang ke-12 ini kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya anak yatim dan kaum dhuafa untuk ikut merasakannya. kami juga sangat berterima kasih kepada 4 kepala desa hiang kecamatan sitijau laut dan alumni serta seluruh lapisan masyarakat hiang yang sudah sangat mengapresiasi kegiatan santunan anak yatim dan kaum dhuafa ini, semoga ini menjadi amal ibadah dan menjadi penyemangat bagi kami kedepan hendaknya. Gerakan Mahasiswa Hiang Bersatu (GMHB) selalu terdepan dalam  perubahan." pungkasnya. (rdp)


Berita Terpopuler

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs