Demi Perubahan, Simpatisan FIYOS Beralih Mendukung AZAS Nomor Urut 01

YF Marlif atau Mbuk Gapuk bersama Ahmadi Zubir saat mengikuti kegiatan Blusukan di 3 desa Tanjung Hamparan Rawang. (adz) 

MERDEKAPOST.COM | SUNGAI PENUH – 33 hari menjelang Pilwako Sungai Penuh pada 9 Desember 2020, suhu politik di Kota Sungai Penuh semakin menggeliat.

Dalam acara blusukan AZAS ke 3 Desa Tanjung Kecamatan Hamparan Rawang hari ini jumat 06/11/2020 kembali menginspirasikan hati masyarakat Kecamatan Hamparan Rawang.

Pasalnya, salah seorang simpatisan dan pendukung Fiyos, “Yf Marlif” yang dikenal dengan sebutan Mbuk Gapuk, hari ini jumat 06/11/2020 dalam acara blusukan AZAS di 3 Desa Tanjung Kecamatan Hamparan Rawang, Yf Marlif atau disapa Mbuk Gapuk ini menyatakan sikap mendukung dan memilih Ahmadi – Antos pada 9 desember 2020 mendatang.

Ahmadi Zubir saat blusukan bersama warga di tiga desa Tanjung Kecamatan Hamparan Rawang, Jum'at 06/11. (adz)  

Kepada awak media, Mbuk Gapuk ini mengatakan bahwa alasan ia beralih dukungan kepada pasangan AZAS nomor urut 01 adalah murni dari hati nurani, sama hal nya dengan masyarakat Kota Sungai Penuh lainnya.

Demi untuk Perubahan Kota Sungai Penuh, Yf Marlif atau Mbuk Gapuk Beralih dukungan dan siap memenangkan nomor urut 1 Ahmadi - Antos. (adz)

BACA JUGA : Tak Terbantahkan, Hamparan Rawang Dipastikan AZAS Menang Telak    

“iya, Saya medukung pasangan AZAS atas kemurnian hati nurani saya. Saya melihat antusiasme masyarakat Kota Sungai Penuh yang sangat menginginkan perubahan dalam sistem pemerintahan.” Ungkap Yf Marlif yang disapa Mbuk Gapuk.

Salah seorang tokoh muda hamparan rawang Desrizal, SE saat dikonfirmasi media mengatakan bahwa masyarakat Kota Sungai Penuh pada umumnya tidak menginginkan sistem pemerintahan yang konsepnya dinasty. 

Baca Juga: Cawagub Syafril Nursal Beli Kayu Manis untuk Dipromosikan

“Artinya sistem pemerintahan yang tidak turun temurun dalam satu darah keturunan. Meski hal ini tidak dilarang dalam sistem perundang-undangan kita (Indonesia.red) namun alangkah eloknya kalau kepemimpinan dilakukan secara bergantian kepada yang memiliki kompetensi manajemen pemerintahan yang ideal.” tegas Desrizal, SE.

“Dalam sistem demokrasi kita, semua warga negara berhak memilih dan dipilih. Namun etika demokrasi harus kita pandang sebagai konsep politik yang dinamis dalam menentukan pemimpin yang ideal, tidak dalam satu garis keturunan sehingga bisa menepis isu politik dinasty.” tutup Desrizal. (adz)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar


Berita Terpopuler


Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs