Betapa tidak seperti kegiatan pembuatan jalan, walas yang digunakan adalah yang berat 4 ton, seharusnya 10 ton, bukan itu saja hamparan material di kerjakan dengan sistim manual, sehingga terjadi gelombang dan tidak ada kemiringan.
Kemudian coran banyak menggunakan batu dibawahnya, bahkan ketebalan pun tidak sesuai hanya 8-10 cm, yang seharusnya 15 cm.
Untuk pembuatan parit ternyata tidak memakai besi anyaman, ketebalannya pun kurang, begitu juga komposisi adukan semen, sehingga belum saja selesai proyek tersebut, sudah ada parit yang jebol. Pekerja proyek ketika di temui di lokasi mengaku hanya mengerjakan saja. (*)
Sumber : Kerincitime
0 Comments:
Posting Komentar