Rindu Nahdlatul Ulama di Zaman Gusdur, Meski Kadang Terkesan Kontroversial namun Penuh Hikmah

Gus Dur, Tokoh NU yang 'Asing' bagi Nahdliyin...

Membaca judul di atas, mungkin terasa aneh karena Gus Dur merupakan sosok yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU), baik secara biologis maupun ideologis. Namun, demikianlah Cendekiawan Muslim Fachry Ali menulis tentang sosok Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1984-1989 itu dalam sebuah kolom di Majalah Tempo edisi 25 November 1989, “Seorang Asing di Tengah NU”.

Dari segi silsilah, Gus Dur mewarisi darah pendiri dan pucuk pimpinan NU. Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, kakek Gus Dur dari ayah, merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sedangkan kakek dari garis ibunya, KH Bisri Syansuri, adalah Rais ‘Aam PBNU. Belum lagi ayahnya, KH Abdul Wahid Hasyim, yang juga pernah dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Ketua Umum PBNU.

Sementara itu, jika kita melihat Gus Dur dari sisi silsilah keguruan, ia pernah mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren, seperti Pondok Pesantren Tegalrejo yang diasuh KH Chudlori dan Pondok Pesantren Tambakberas yang didirikan leluhurnya. Belum lagi masa kecilnya yang memang tumbuh di tengah pesantren, yaitu Pondok Pesantren Tebuireng dan Pondok Pesantren Denanyar.

Sekalipun demikian, Gus Dur adalah tokoh NU yang 'asing' di tengah komunitas Nahdliyin. Hal ini tidak lain karena berbagai pandangannya yang terbilang kontroversial dan terlampau berbeda dengan pandangan para kiai di lingkungan NU sendiri. Gagasan, ide, serta respons atas berbagai peristiwa yang terjadi kerap membuat geger.

Tak pelak, para kiai enggan hanya bisik-bisik membicarakan sosok cucu dari pendiri organisasi yang amat mereka cintai itu, sekaligus juga pemimpinnya. Mereka pun menentukan jadwal bersama untuk bertabayun, klarifikasi atas sejumlah pernyataan Gus Dur yang dianggap bersimpangan dengan apa yang selama ini mereka yakini dengan sepenuh hati. Dalam bahasa yang sedikit peyoratif dan menyudutkan dalam berbagai media, Gus Dur ‘disidang’ para kiai.

PRIBUMISASI ISLAM

Fachry dalam tulisannya tersebut menyebut sejumlah gagasan kontroversial Gus Dur. Salah satunya adalah pribumisasi Islam. Pandangan ini tidak lepas dari apa yang ditanyakan oleh para kiai kepada tokoh NU yang dianggap sebagai pentolannya kaum muda itu.

Terkait pribumisasi Islam, KH Bashori Alwi meminta Gus Dur untuk memberikan penjelasan secara konsepsional. Hal itu disampaikan dalam sebuah majelis yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kiai Bashori menyampaikan bahwa dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang dari London, termuat persimpangan pandangan antara Amin Rais dan Gus Dur.

Amin Rais ingin mengislamkan Indonesia, sedangkan Gus Dur ingin mengindonesiakan Islam. Peristiwa itu disebut oleh Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH Imron Hamzah sebagai acara tafahum, atau saling pengertian. Diskusi ini termuat dalam Majalah Aula edisi Desember 1995.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Dur menjelaskan bahwa hal yang dimaksud dari pribumisasi Islam adalah pemberlakuan ajaran Islam tidak harus menunggu negara, tetapi dilakukan oleh rakyat berdasarkan pendidikan dari ulama.

Di sini, ulamalah yang mendidik rakyat untuk dapat melakukan ajaran Islam tanpa harus menunggu ajaran tersebut diformalisasikan dalam bentuk Undang-Undang. Melalui jalan ini, meskipun terbilang lama, masyarakat akan melaksanakan ajaran Islam secara sukarela.

Gus Dur juga mengutip sebuah kaidah, al-‘adah muhakkamah, adat bisa dijadikan landasan hukum. Pertanyaannya, mana yang dijadikan landasan hukum itu? Gus Dur sendiri yang menjawabnya, yaitu yang sesuai dengan syariat.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Dur juga mengulas, bahwa Amin Rais berpikiran untuk mengislamkan Indonesia adalah membuat ajaran Islam sebagai hukum formal menjadi UU. Dalam jangka panjang, kata Gus Dur, yang dilakukan Amin Rais adalah mengubah UUD 1945.

KESAL TAPI BANGGA

Rais ‘Aam PBNU 1984-1991 KH Achmad Shiddiq mengaku terang-terangan bahwa ia kesal dengan Gus Dur, tetapi sekaligus bangga. “Meski hati ini kesal, saya bangga,” katanya sebagaimana dikutip Majalah Tempo edisi 25 November 1989.

Saat menjelang Muktamar ke-29 NU di Krapyak itu, Kiai Achmad Shiddiq sendiri mengungkapkan pengakuannya atas kecerdasan Gus Dur sehingga amat disayangkan jika ia tidak lagi terpilih sebagai ketua umum PBNU. “Cuma, saya kasihan kalau ketuanya bukan Gus Dur. Sebab, ide-idenya belum bisa terealisir. Padahal, ia cerdas, brilian,” kata ulama asal Jember, Jawa Timur itu.

Ketika ditanya soal Gus Dur yang dinilai kerap berpendapat aneh, Kiai Achmad Shiddiq menjawab bahwa ia memahami pemikiran Gus Dur. Ia sendiri kerap berkontak, baik secara langsung ketika Gus Dur datang menghadapnya, atau tidak bertatap muka melalui surat atau telepon.

“Saya bisa memahami pemikiran Gus Dur. Sebagai budayawan, wawasannya luas. Saya bangga. Memang, ada ulama yang menyayangkan, ketua ketoprak kok mimpin NU. Saya katakan, dilihat dari sudut NU, memang, begitu. Tapi, secara nasional, ini menguntungkan,” jelas Kiai Achmad.(***)

Catatan Dahlan Iskan: Ujung Zulfa

Pj Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa usai ditetapkan dalam Pleno PBNU.(ist)

Jalan musyawarah itu buntu. Upaya merukunkan mereka juga kandas. Konflik di NU menuju ujung: jabatan ketua umum diisi oleh penjabat (Pj).

Berarti ''pemecatan'' Gus Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum PBNU dianggap final.

Penjabat ketua umum itu adalah orang yang selama ini sudah menjabat wakil ketua umum: KH Zulfa Mustofa. Selama ini Kiai Zulfa berada di urutan pertama dalam daftar para wakil ketua umum –tiga orang.

Anda sudah tahu: yang memberhentikan Gus Yahya adalah Rais Aam PB NU KH Miftachul Akhyar. Yang mengangkat pejabat ketua umum juga KH Miftachul Akhyar.

Jabatan rais aam syuriah memang punya wewenang yang besar di PBNU. Tapi Kiai Akhyar jarang tampil. Ia sering mewakilkan ke Prof Dr Mohammad Nuh DEA, wakilnya di syuriah.

Saya istilahkan konflik NU sudah sampai di ujung karena ini: para pengurus di PB NU bisa menerima putusan rois syuriah itu. Konflik akan meruncing kalau, misalnya, para wakil ketua umum tidak ada yang mau diangkat jadi pejabat ketua umum. Apalagi kalau mereka pilih mundur dari kepengurusan.

Sampai tulisan ini saya buat dalam penerbangan dari Bali tadi malam, belum satu pun pengurus PBNU yang menyatakan mundur. Artinya mereka bisa menerima dipimpin pejabat ketua umum Kiai Zulfa Mustofa.

Mengapa bukan jalan islah (damai) yang ditempuh?

"Islah bisa terjadi kalau ada sengketa antarpihak. Ini bukan sengketa. Ini sanksi," ujar Prof Mohammad Nuh, ketua dewan syuriah Nahdlatul Ulama. Maksudnya, Gus Yahya diberhentikan sebagai sanksi. Ia dianggap bersalah –yang kadar kesalahannya memenuhi syarat diberhentikan oleh rais aam.

Apa kesalahannya?

Saya tidak tahu. Anda juga tidak tahu. Yang tahu adalah rais aam dan para wakilnya. Bahwa konon ada soal Israel dan tambang batu bara itu kan sifatnya rumor.

Menurut Prof Nuh --mantan Mendikbud dan mantan Menkominfo-- rais aam sudah pernah bertemu secara khusus dengan Gus Yahya. Hanya mereka dua orang. Tanggal 17 November 2025. Lalu sekali lagi dua hari setelah itu.

Tentu kita tidak tahu apa yang dibicarakan. Yang kita tahu: dua-tiga hari kemudian muncullah putusan memberhentikan Gus Yahya.

Tentu Gus Yahya tidak bisa menerima keputusan itu: apa gunanya muktamar kalau rais aam bisa mengambil putusan sejauh itu.

Tapi Gus Yahya tidak mungkin melawan keputusan tersebut kalau sekjen PBNU masih dijabat Gus Ipul --Saifullah Yusuf, kini menjabat menteri sosial. Prof Nuh adalah salah satu anggota tim yang penting ketika mensos mendapat tugas membangun sekolah untuk anak termiskin di desa-desa: Sekolah Rakyat.

Maka Gus Yahya, yang masih merasa sebagai ketua umum, memberhentikan Gus Ipul sebagai sekjen. Lalu mengangkat sekjen baru: Dra Amin Said Husni, mantan bupati Bondowoso.

Langkah Gus Yahya itu dinilai ''mbalelo'' pada keputusan rais aam syuriah. Maka dilakukanlah sidang pleno syuriah - tanfidiyah PBNU: Selasa malam kemarin. Tempatnya: di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta. Menteri Agama KH Prof Nasaruddin Umar dikabarkan hadir --pertanda ke mana arah ujung konflik ini. Di situlah diputuskan mengangkat penjabat ketua umum PBNU: KH Zulfa Mustofa.

Yang diangkat pun bersedia. Kiai Zulfa mengatakan siap memimpin PBNU. Dalam pidato penerimaan jabatan itu Kiai Zulfa menilai dirinya sebagai ''Al Fakir'' yang mendapat amanah memimpin NU.

Publik belum banyak kenal nama Zulfa Mustofa --kecuali enam bulan terakhir. Itu berkat potongan-potongan ceramah agamanya yang viral di medsos. Terutama saat Zulfa melantunkan salawat Nabi dalam berbagai irama.

Misalnya ada salawat bernada lagu India Kuch kuch hotahe". Suara Kiai Zulfa sendiri cukup merdu. Lalu ia lantunkan salawat dengan irama lagu Sunda 'Manuk Dadali'.

Di Riau irama salawatnya lagu melayu ''fatwa pujangga'. Bahkan ia bisa melantunkan salawat dalam irama lagu lama Mandarin yang masih tetap top: 男儿当自强 – Nán Ér Dāng Zì Qiáng. Di Indonesia lagu itu terkenal dengan sebutan Wong Fei Hong --sebagai lagu film tahun 1991 Once Upon a Time in China.

Kiai Zulfa juga sering ceramah di forum Muhammadiyah. Ia tidak ingin ada kesalahpahaman antara orang NU dan orang Muhammadiyah. "Kita harus mendukung kalau  Muhammadiyah banyak membangun rumah sakit," ujar Zulfa. "Orang NU bisa membantu dengan cara menjadi pasiennya," tambahnya melucu.

Kiai Zulfa juga terus menyuarakan moderasi. Dalam hal ini ia mirip dengan ketua umum PBNU sebelum Gus Yahya: Prof Dr KH Said Aqil Sirodj. Mereka sangat Gus Dur.

Kelebihan Kiai Zulfa dari Gus Yahya adalah penguasaan ilmu agamanya. Juga cara pendekatannya yang membumi. Humor-humornya khas humor orang kecil. Jauh dari sikap elitis.

Kiai Zulfa masih keponakan KH Ma'ruf Amin, mantan rais aam yang juga mantan wakil presiden Republik Indonesia. Ia masih kerabat ulama besar masa lalu Kiai Nawawi Al Bantani dari Banten. Lalu diambil menantu oleh kiai penting di Tegal.

Pekerjaan berikutnya adalah minta pengesahan dari pemerintah –menteri hukum. Lalu berbekal pengesahan itu ia bisa berkantor di gedung PBNU sembilan lantai di Jalan Kramat Raya Jakarta.

Yang terberat: memutuskan siapa yang akan menjadi partner untuk mengerjakan tambang batu bara milik NU di Bontang seluas 25.000 hektare itu. Bisa saja konflik lagi menanti.(Dahlan Iskan)

KH Said Aqil Siroj: 5 Bahaya Besar Jika NU nekat jadi 'Penambang"

MERDEKAPOST.COM - KH Said Aqil Siroj Mantan Ketum PBNU dua periode merinci bahwa ada 5 bahaya besar jika NU nekat jadi "penambang".

Menurut Kiyai 5 bahaya itu adalah:

  1. Konflik Internal: Bikin pengurus saling sikut.
  2. Polarisasi Kader: Warga NU di bawah jadi terbelah.
  3. Citra Buruk: Muncul persepsi negatif di mata publik (Ormas agama kok ngeruk bumi?)
  4. Bisnis Berisiko: Organisasi bisa tergelincir ke ranah bisnis yang penuh intrik, melupakan tugas suci.
  5. Lupa Tugas Utama: Urusan Pendidikan, Dakwah, dan Kesehatan jadi terbengkalai gara-gara sibuk urus izin tambang.

Kyai Said mengingatkan kembali ke khittah (garis perjuangan) NU.

Beliau menegaskan bahwa kemajuan warga Nahdliyin tidak ditentukan oleh seberapa banyak nikel atau batu bara yang digali.

"Keberkahan NU itu dari ketulusan, dari amanah, dari keilmuan. bukan dari proyek tambang," ujarnya makjleb.

Menurutnya, NU lebih baik fokus mencetak manusia unggul lewat pesantren dan beasiswa daripada sibuk mengelola alat berat di lokasi tambang.

Kesimpulannya, usulan Kiai Said ini adalah "rem darurat".

Beliau ingin menyelamatkan "Rumah Besar Umat" agar tidak berubah fungsi menjadi "PT Pertambangan Nahdlatul Ulama" yang penuh kegaduhan.(*)

Mantan politisi PKB AS Hikam Tegaskan PBNU tak bisa ambil alih PKB

Mantan politisi PKB AS Hikam menegaskan PBNU tak bisa ambil alih PKB. (Foto: Istimewa)

Merdekapost.com - Mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) AS Hikam merespon polemik yang terjadi antara PKB dan PBNU. Menurut AS Hikam mengatakan jika PBNU hanya menilai PKB secara aspirasional itu tak menjadi masalah, kemudian jika PBNU berniat untuk mengambil alih PKB itu yang tak diperbolehkan. 

"Kalau secara aspirasional dan sejarah itu ndak ada masalah (Menilai PKB). Masalahnya adalah kemudian kalau PBNU mengklaim bisa mengambil alih PKB dan pengganti siapapun yang ada di struktur PKB itu tidak bisa," kata Hikam kepada awak media di Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024). 

Kemudian, Mantan Mentri Ristek era Gus Dur ini juga mengatakan jika ada upaya tersebut artinya PBNU mengobol-obok rumah tangga orang lain. 

"Dan Anda tahu sendiri bagaimana nasibnya kalau orang mengobok-ngobok secara tidak sah rumah tangga orang lain," jelasnya. 

Tapi lagi-lagi, kata Hikam kalau secara aspirasi, historis, kultural haknya PBNU untuk menanyakan, mengklarifikasi kinerja PKB sebagai partai politik. 

"Hasil investigasi atau pertanyaan-pertanyaan aspirasi ini disampaikan kepada DPP PKB. Kemudian (PKB) harus menjawab ini, di dalam cara lembaga mereka," jelasnya. 

Baca Juga: Muktamar NU di Lampung Dinilai Buruk, Kiai As`ad Said Ali: Wajar NU Kacau!

Ia menegaskan kalau PBNU ingin mengambil alih PKB itu tidak bisa dibenarkan. 

"Sama halnya seperti PKB karena tak suka dengan PBNU. Maka PBNU harus dibuat Majelis Luar Biasa, sama saja itu juga tidak bisa," terasnya. 

Sebelumnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhamin Iskandar atau Cak Imin tidak memenuhi undangan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk berdialog dan meminta keterangan terkait hubungan dua lembaga tersebut pada hari ini Rabu (21/8/2024).

Sedianya, Cak Imin diundang untuk datang ke Gedung PBNU di Jakarta Pusat pada pukul 12.30 WIB.

Namun, setelah lebih dari satu jam menunggu tim panel menyimpulkan Cak Imin tidak akan datang memenuhi undangan tersebut.

Ketua PBNU sekaligus anggota Tim Panel Pansus PKB bentukan PBNU, Umarsyah, mengatakan hal tersebut terindikasi dengan tidak adanya informasi sedikit pun mengenai akan hadir atau tidaknya Cak Imin ke Gedung PBNU.

"Tetapi sampai saat ini, tidak ada informasi sedikit pun mengenai apakah beliau akan hadir atau tidak. Setelah satu jam lebih kita menunggu, kita simpulkan Pak Muhaimin tidak hadir. Pertanyaannya adalah kenapa tidak hadir?" Kata Umarsyah saat konferensi pers di Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (21/8/2024).

Baca Juga: Cak Imin: Saya dan PKB Sudah Berkoalisi dengan Gerindra, Bersatu untuk Luruskan Ekonomi

Umarsyah mengatakan sedianya bila Cak Imin datang, ada tiga hal pokok yang akan diklarifikasi secara langsung.

Pertama, kata dia, adalah soal kewenangan Dewan Syuro PKB yang semakin hari semakin menipis dan bergeser kepada Ketua Umum DPP PKB. 

Kedua, kata dia, masalah permusyawaratan.

Ketiga, lanjut dia, kaitannya dengan tata kelola organisasi. 

Sebagaimana diketahui, konflik terbuka antara PBNU dan PKB mencuat dalam sejumlah momentum di antaranya saat tahapan Pilpres 2024 dan pembentukan Pansus Haji DPR.

Konflik terbuka tersebut ditandai dengan pernyataan-pernyataan antara Ketua PBNU Gus Yahya dan Ketua Umum PKB Cak Imin baik di media sosial maupun media massa.

Kini Panitia Khusus (Pansus) yang bertugas mendalami hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah bekerja.  

Sejumlah nama telah diundang diantaranya mantan Sekjen PKB, Muhammad Lukman Edy serta Sekjen PKB Hasanuddin Wahid. (hza)

Ini Kata PBNU soal Sanksi ke 5 Tokoh Nahdliyin Usai Temui Presiden Israel

Foto pertemuan lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Foto: Dok. Istimewa

MERDEKAPOST.COM - Sebanyak 5 tokoh Nahdliyin bertemu bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, pada pekan lalu. Mereka adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. 

Pertemuan itu pun menjadi sorotan. Terlebih saat ini Israel telah menewaskan 38 ribu warga Gaza, Palestina. Jumlah korban hingga saat ini masih terus berjatuhan. 

Lalu apakah PBNU akan memberi sanksi terhadap kelima orang tersebut? 

Baca Juga: PBNU Sesalkan 5 Tokoh Nahdliyin Temui Presiden Israel: Lukai Perasaan Muslim

"Terkait sanksi akan dibawa dulu ke rapat pengurus PBNU," kata Ketua PBNU Bidang Hukum dan Media, Savic Ali, belum dapat memastikan ketika dikonfirmasi pada Minggu (14/7).

Savic juga belum menyebut waktu pelaksanaan rapat pengurus PBNU. Menurutnya, Ketum PBNU dapat memberi sanksi langsung tanpa harus menggelar rapat. 

"Ketua Umum (Gus Yahya) juga bisa memutuskan tanpa harus menunggu rapat," tandasnya. 

PBNU sebelumnya memastikan bahwa kelima orang itu tak mewakili pihaknya bertemu dengan Presiden Israel.(ALD/Sumber: Kumparan*) 

PBNU Sesalkan 5 Tokoh Nahdliyin Temui Presiden Israel: Lukai Perasaan Muslim

Foto pertemuan lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. (Foto: Dok. Istimewa)

MERDEKAPOST.COM - PBNU menyesalkan 5 tokoh Nahdliyin bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog, di tengah gempuran Israel ke Gaza, Palestina yang menewaskan 38 ribu orang lebih dan korban terus berjatuhan hingga saat ini. 

Kelima tokoh itu adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

"PBNU menyesalkan kunjungan sejumlah aktivis NU ke Israel, mengingat saat ini yang harusnya dilakukan adalah mengecam dan menekan Israel lewat berbagai cara agar menghentikan kekerasannya terhadap rakyat Palestina," kata Ketua PBNU Bidang Hukum dan Media, Savic Ali, melalui pesan singkat pada Minggu (14/7).

Menurut Savic, Israel sedang berupaya melakukan lobi ke sejumlah pihak untuk memperkuat legitimasinya. Ia menilai, kelima tokoh Nahdliyin itu seharusnya menolak ajakan dari pihak Israel untuk bertemu.

"Teman-teman harusnya tahu hal ini dan menolak undangan Israel," ucap dia.

Savic juga menegaskan bahwa PBNU tak pernah memberi mandat kelima tokoh itu untuk bertemu dengan Isaac. Sebab, pertemuan yang dilakukan kelima tokoh nahdliyin itu bertolak belakang dengan sikap diplomasi yang dilakukan PBNU. Dia khawatir pertemuan dengan Isaac dapat melukai perasaan masyarakat Palestina.

"Kami juga khawatir kunjungan dan pertemuan sejumlah teman dengan presiden Israel tersebut akan makin melukai perasaan warga Palestina dan warga muslim pada umumnya," kata dia.

Sebelumnya, berdasarkan foto yang diterima kumparan, terlihat Isaac duduk dengan menggunakan stelan jas warna biru gelap. Sementara itu, kelima tokoh Nahdliyin terlihat berdiri di belakang Isaac. Informasi yang dihimpun, pertemuan itu berlangsung pekan lalu.(*)

Abu Bakar Ba'asyir Titip Salam untuk Gus Ipul: Semoga Sehat Selalu

Abu Bakar Ba'asyir

Solo, Merdekapost.com - Pendiri pondok pesantren Al-Mukmin, Abu Bakar Ba'asyir menitipkan salam untuk Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Salam itu diungkapkan langsung oleh putra Abu Bakar Ba'asyir, yakni Abdul Rochim.

Abdul Rochim mengatakan, Abu Bakar Ba'asyir mengirimkan salam untuk Gus Ipul yang sempat membuat pernyataan agar tidak memilih paslon yang dipilih oleh Abu Bakar Ba'asyir.

"Dari Ustaz Abu Bakar Ba'asyir kirim salam buat Gus Ipul, Semoga sehat selalu," kata pria yang akrab disapa Iim itu kepada detikJateng, Rabu (17/1/2024).

Saat dihubungi, Iim mengaku bahwa dirinya sedang bersama dengan Abu Bakar Ba'asyir. 

"Ini (kami) perjalanan pulang dari kunjungan pesantren di Lereng Gunung Lawu," ungkapnya.

Iim mengatakan bahwa sang ayah juga telah mengetahui mengenai rekaman yang viral di media sosial soal dukungan kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

"Ya beliau sudah saya beri tahu, rekamannya tersebar. Beliau biasa saja, yaudah," ungkapnya.

Ia mengatakan, Pilpres 2024 akan menjadi momen pertama Abu Bakar Ba'asyir mengikuti pencoblosan. Ia mengaku selama berada di Lapas Gunung Sindur, sang ayah tidak pernah memilih calon presiden.

"Iya pertama. Selama ini kan berada di dalam penjara meski ada TPS beliau tidak bebas mengamati informasi program Capres tidak pernah, juga tidak bisa menilai, jadi lebih memilih tawakuf," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, dilansir detikNews, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meminta seluruh warga NU agar tak pilih paslon yang didukung Abu Bakar Ba'asyir. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto setuju dengan Gus Ipul.

BACA JUGA:

Gus Salam Sentil Balik Gus Ipul: Dia Lupa Sedang Jabat Sekjen PBNU

"Iya itu setuju dengan gus Ipul. Top itu Gus Ipul," kata Hasto saat ditanya terkait pernyataan Gus Ipul usai jumpa pers di Media Center TPN Ganjar Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).

Gus Ipul sebelumnya mengingatkan kepada warga NU agar tak sembarangan pilih presiden di 2024. Dia juga menegaskan lagi agar tak pilih paslon yang didukung Abu Bakar Ba'asyir karena beberapa alasan.

"Pertama, saya berharap warga NU datang ke TPS pada tanggal 14 Februari itu untuk menggunakan hak pilihnya dalam rangka untuk memilih pemimpin Indonesia di masa yang akan datang," kata Gus Ipul saat mengawali pesannya kepada warga NU, dilansir detikJatim, Rabu (17/1/2024).

Lalu, Gus Ipul membeberkan alasannya mengapa meminta warga NU tak memilih paslon yang didukung Abu Bakar Ba'asyir.

"Nah, melihat rekaman Ustaz Abu Bakar Ba'asyir tentang alasan memilih presiden, itu menurut saya berbeda dengan cara kita warga NU sesuai para kiai untuk memilih seorang pemimpin," ungkap Gus Ipul.

Gus Ipul mengatakan, memang, warga NU merupakan umat Islam. Namun, muslim di Indonesia hidup berdampingan dengan agama lain. Untuk itu, Gus Ipul tak sependapat dengan pernyataan Abu Bakar Ba'asyir.(HZA)

Copyright © Merdekapost.com. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs