Polisi Beberkan Aksi Waldi, Sempat Titip Motor di RSUD Sebelum Bunuh Dosen di Bungo

CCTV RSUD Hanafi menunjukkan Waldi (22) menitipkan motor PCX merah sebelum memesan ojek online ke rumah korban. Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan penambahan tersangka baru (4/11/2025).(adz/istimewa) 

MERDEKAPOST.COM | BUNGO – Polisi mengungkapkan hasil CCTV yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hanafi Muara Bungo.

Dari hasil CCTV itu menunjukkan Waldi (22), oknum polisi yang membunuh Erni Yunita (37), menitip motor PCX warna merah di RSUD tersebut.

Setelah menitipkan motor itu, Waldi memesan ojek online untuk pergi ke rumah korban.

Baca juga: 

Jeli dan Akal Bulus Bripda Waldi Mengelabui Saat Beraksi Renggut Hidup dan Kehormatan Dosen EY di Bungo

Modus! Bripda Waldi Pura-pura Kaget Usai Bunuh Dosen EY di Bungo, Ucap Turut Berduka ke Adik Korban Via WhatsApp

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono membenarkan, dari hasil rekaman CCTV RSUD Hanafi pelaku hanya satu orang, Selasa (4/11/2025).

“Iya, hanya satu orang, yakni W yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka,” ujarnya.

Setelah pelaku menitipkan motor di RSUD Hanafi, ia langsung memesan ojek online untuk pergi ke rumah korban.

Sementara itu, mobil Jazz warna putih dibawa sendiri oleh pelaku ke Muara Tebo, sedangkan motor tersebut ditinggalkan di RSUD Hanafi.

Korban Dosen IAK SS Muara Bungo Erni Yuniarti (EY).(Doc/istimewa)

“Pengakuan pelaku, mobil itu dia yang membawanya,” katanya.

Kata Kapolres, dari pengakuan Mat dan keterangan saksi di TKP, mobil itu dibawa pada Jumat pagi sekitar pukul 05.40 WIB. Mobil itu keluar dari kompleks perumahan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan berinisial EY (37) ditemukan tewas di Perumahan Al Kausar Bungo. Ia meninggal dunia dibunuh oleh oknum polisi W (22) yang bertugas di Polres Tebo.(*)

(Editor: Aldie Prasetya | Khaidir Ali )

Modus! Bripda Waldi Pura-pura Kaget Usai Bunuh Dosen EY di Bungo, Ucap Turut Berduka ke Adik Korban Via WhatsApp

Tangkapan layar chat Waldi, anggota Propam Polres Tebo ke adik korban pembunuhan, dosen wanita di Bungo Jambi.(adz)

MUARA BUNGO, MERDEKAPOST.COM - Sandiwara keji terungkap di balik kasus pembunuhan dosen wanita EY di Bungo, Jambi.

Kasus tersebut menyeret nama seorang oknum polisi, Bripda Waldi, yang merupakan anggota Propam Polres Tebo. 

Pelaku, yang tega menghabisi nyawa mantan kekasihnya, EY, ternyata sempat pura-pura terkejut.

Bahkan dengan polosnya saat dihubungi oleh adik korban, bahkan menyampaikan ucapan duka cita.

Drama Bripda Waldi ini terbongkar dari tangkapan layar percakapan (chat) dirinya dengan adik korban, Anis.

Chat itu kemudian beredar luas di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @jambihits. 

Pesan-pesan ini menunjukkan betapa liciknya pelaku dalam menutupi jejak kejahatannya.

Sandiwara Pura-pura Kaget dan Polos

Menurut unggahan yang tersebar, keesokan harinya setelah melakukan pembunuhan dan membawa kabur barang-barang berharga milik korban, seperti ponsel, motor PCX, dan mobil, ripda Waldi dihubungi oleh adik korban.

Dalam chat tersebut, Anis mengabarkan berita duka:

Baca juga: Jeli dan Akal Bulus Bripda Waldi Mengelabui Saat Beraksi Renggut Hidup dan Kehormatan Dosen EY di Bungo

Baca juga: Heboh! Seorang Dosen Cantik Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah di BTN Al Kausar

"Mbak Erni ndak ada lagi bg. Maafin kesalahan Mbak Erni ya bang," tulis sang adik, Anis, kepada Bripda Waldi.

Waldi lantas berakting seolah-olah tidak mengerti dan berusaha memastikan kebenaran kabar tersebut.

"Maksudnya kk," tanya Waldi, seakan meyakinkan keluarga bahwa ia sama sekali tidak tahu jika Erni sudah meninggal dunia.

Anis kemudian menjelaskan bahwa kakaknya menjadi korban kejahatan.

"Dirampok bang, Mbk Erni ....... , udh gg ada bg. ....pulang sekarang," jawab Anis, berusaha meyakinkan Waldi yang justru adalah pelaku pembunuhan itu sendiri.

Ucapan Duka Cita dari Tangan Pelaku

Puncak sandiwara Waldi adalah ketika ia merespons kabar perampokan dan kematian EY dengan ucapan belasungkawa yang menyentuh. 

Tangkap layar chat menunjukkan Waldi seolah-olah sangat terkejut dan bersimpati atas tragedi yang menimpa mantan kekasihnya itu.

"Seriusan kk, Innalllahiwainalillahi rojiu. Turut berduka cita kak, dak nyangka kami ini kak," balas Waldi.

Baca juga: Ternyata Dosen Cantik yang Ditemukan Tewas di Bungo adalah Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo

Baca juga: Ini Tampang Waldi, Oknum Polisi Pembunuh EY Dosen Cantik di Muara Bungo Jambi

Chat ini menjadi bukti ironis dari tindak kejahatan yang dilakukannya. 

Bripda Waldi, yang semalam suntuk telah melakukan tindakan pidana terhadap EY, keesokan harinya justru berpura-pura kaget dan mengirimkan turut berduka cita kepada keluarga yang sedang berduka. 

Aksi ini semakin mempertebal kekejaman dan tipu muslihat yang dilakukan oleh oknum aparat tersebut.

Keterangan yang menyertai unggahan tersebut secara tegas menyebutkan: "Pura-Pura Kaget padahal dia yang Bun*h."

Keterangan lengkap unggahan tersebut sebagai berikut:

"Pura-Pura Kaget padahal dia yang Bun*h.

Setelah Melakukan tindakan Pidana terhadap Korban EY dimalam hari, Pelaku kemudian Juga Membawa pergi barang berharga milik korban Diantaranya Hanphone, Motor PCX dan Mobil Korban.

Keesokan harinya saat dihubungi oleh adik korban, pelaku pura-pura Polos dan Terkejut dengan kabar kemat1an Korban.

.

Sumber: Tangkapan Layar Dari chat antara mbak Anis adeknya korban dengan Terduga Pelaku (W).(adz/mpc)

Kasus pembunuhan sadis ini telah menjadi sorotan publik, dan terkuaknya pesan-pesan ini menambah mirisnya fakta bahwa pelaku mencoba menipu keluarga korban setelah menghilangkan nyawa mereka.

Pada Tangkapan layar (Screenshoot) yang diunggah tersebut tampak Bripda Waldi seolah olah terkejut mendengar kabar bahwa EY, dosen wanita di Bungo telah meninggal dunia.

Pelaku bahkan sempat menyampaikan turut berdukacita kepada adik korban.

"Mbak Erni ndak ada lagi bg. Maafin kesalahan Mbak Erni ya bang," ucap sang adik kepada Bripda Waldi.

"Maksudnya kk"," tanya Waldi, seakan meyakinkan keluarga bahwa dia tidak tahu jika Erni sudah meninggal dunia.

Adik korban kemudian menyebutkan jika kakaknya, Erni menjadi korban perampokan.

Baca juga: Oknum Polisi WLD Pakai Wig Saat Bunuh Erni Dosen IAK-SS Muara Bungo

"Dirampok bang, Mbk Erni ....... , udh gg ada bg. ....pulang sekarang," ucap sang adik meyakin Waldi yang merupakan pelaku pembunuhan.

Waldi kemudian menjawab adik korban bahwa dia tidak menyangka jika mantan kekasihnya itu menjadi korban perampokan dan dibunuh.

"Seriusan kk, Innalllahiwainalillahi rojiun. Turut berduka cita kak, dak nyangka kami ini kak," ucap Waldi dalam chatnya.(Red/Tim/berbagai sumber)

Jeli dan Akal Bulus Bripda Waldi Mengelabui Saat Beraksi Renggut Hidup dan Kehormatan Dosen EY di Bungo

Bripda Waldi Adiyat (22), tersangka pembunuhan dosen wanita di Bungo saat diperiksa tim penyidik Polres Bungo. Anggota polisi yang tugas di Polres Tebo ini punya cara yang jeli dan lihai untuk mengelabui saat beraksi.(adz/mpc)

MUARA BUNGO | Merdekapost.com - Satreskrim Polres Bungo resmi menetapkan Bripda Waldi Adiyat (W, 22), anggota Polres Tebo, sebagai tersangka kasus pembunuhan serta pencurian dengan kekerasan terhadap dosen wanita berinisial EY (38). Penetapan tersangka dilakukan setelah gelar perkara.

Aksi pembunuhan terhadap dosen Institut Agama dan Kesehatan (IAK) Setih Setio Muara Bungo tersebut terjadi di Perumahan Al Kausar Residence, Muara Bungo, pada Sabtu (1/11/2025). 

Jeli dan Lihai dalam Beraksi

Waldi punya akal bulus. Ia mencoba mengelabui saat menjalankan aksinya.

Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, menyebut pelaku sempat berupaya menyesatkan penyelidikan.

Pelaku jeli dalam melancarkan aksinya merenggut hidup dan kehormatan korbannya.

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono menyebut tindakan pelaku dilakukan secara keji.

“Pelaku ini bengis dan kejam,” ujar AKBP Natalena.

Berita Lainnya:

Heboh! Seorang Dosen Cantik Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah di BTN Al Kausar

Ternyata Dosen Cantik yang Ditemukan Tewas di Bungo adalah Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo

Menurutnya, hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya tanda kekerasan berat pada tubuh korban.

Ia menambahkan, pelaku juga diduga mempersiapkan aksinya dengan matang, termasuk upaya menghindari pengawasan kamera keamanan.

“Pelaku ini memakai wig, rambut palsu, untuk keluar masuk rumah. Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” jelas Natalena.

Menurutnya, Waldi mencoba membuat kasus terlihat seperti perampokan.

Bripda Waldi memakai wig (Rambut Palsu) saat melakukan aksinya, sehingga terlihat gondrong dan berusaha mengelabui warga.(adz)

"Pelaku berupaya mengelabui seolah-olah korban merupakan korban perampokan yang dibunuh, sehingga identitasnya tidak terbaca,” kata AKBP Natalena, Senin (3/11).

Untuk memperkuat skenario tersebut, pelaku membawa kabur ponsel, kendaraan, dan perhiasan korban.

"Pelaku memang sangat jeli dan bengis, karena korban kondisinya itu sangat mengenaskan,"  ujar Natalena.

Proses Pengungkapan Pelaku

KOLASE - Potret rumah yang menjadi lokasi kejadian, tepatnya di Perumahan Al Kausar, Dusun Sungai Mengkuang, Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, pada Ahad (2/11/2025). Kanan: Waldi, oknum polisi yang tugas di Polres Tebo tersangka kasus pembunuhan dan perncurian disertai kekerasan. Kiri: EY, dosen wanita yang jadi korban. (Tribunjambi.com/Sopianto)

Kapolres memaparkan bahwa kasus terungkap setelah warga melaporkan temuan jenazah EY.

Tim khusus kemudian dibentuk dan olah TKP dilakukan.

"Dengan adanya tim khusus, kami menetapkan target untuk mengungkap kasus ini," ujarnya.

Data ponsel korban juga ditelusuri, termasuk komunikasinya dengan orang terdekat.

Hasil penyelidikan mengarah pada sosok berambut gondrong.

Dari penelusuran komunikasi dan bukti teknis, polisi mulai mencurigai Waldi, yang ternyata anggota Polri.

Pelaku pembunuhan dosen erni saat diamankan.(adz) 

Saat diperiksa, ia awalnya mengaku tidak berada di Bungo, namun hasil pelacakan lokasi ponselnya membantah pengakuan tersebut.

Seiring penyidikan mengarah ke dirinya, Waldi tampak semakin gelisah.

"Dia mulai gelisah saat diperiksa..." ujar Kapolres.

Setelah pemeriksaan intensif, Waldi akhirnya mengaku dan menunjukkan tempat ia menyembunyikan barang-barang korban, termasuk mobil Honda Jazz yang ditaruh sekitar 300 meter dari rumah kontrakannya dan motor PCX yang disimpan di parkiran RS H Hanafie Muaro Bungo.

Status Perkara

Hingga kini, baru satu tersangka yang ditetapkan, namun polisi masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain.

EY ditemukan pada Sabtu (1/11) siang setelah rekan korban curiga karena tidak dapat menghubunginya selama dua hari.

Jenazah EY telah dimakamkan di kampung halamannya, Kuamang Kuning.

Di Mapolres Bungo, karangan bunga dari berbagai pihak terlihat memenuhi halaman sebagai apresiasi atas cepatnya pengungkapan kasus.

Bripda Waldi dipastikan menghadapi hukuman berat, baik pidana maupun etik.

Kapolres menegaskan akan ada sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

"Dikenakan ada dua hukum... kemungkinan kami akan lakukan kode etik kepolisian yaitu PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) itu jelas," tegas AKBP Natalena.

Motif Awal dan Luka Korban

Dugaan sementara, motif pelaku berkaitan dengan hubungan asmara yang berakhir buruk.

Waldi disebut pernah menjalin hubungan dengan korban, namun ditolak saat mencoba mendekati lagi.

Polisi memastikan penanganan tetap transparan.

"Barang bukti yang diamankan honda jazz warna putih, serta motor PCX warna merah, serta handphone milik korban," jelas Kapolres.

EY dilaporkan hilang kontak selama dua hari sebelum ditemukan dalam kondisi meninggal di atas tempat tidur dan tertutup sarung.

Baca Juga: Ini Tampang Waldi, Oknum Polisi Pembunuh EY Dosen Cantik di Muara Bungo Jambi

Tim Inafis mengevakuasi jenazah ke RSUD H Hanafie untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kasatreskrim AKP Ilham Tri Kurnia menyebut "Beberapa tanda kekerasan pada tubuh korban…".

Penemuan jenazah dosen Institut Agama dan Kesehatan (IAK) Setih Setio Muaro Bungo, EY, berawal saat rekan-rekannya merasa curiga karena korban tidak hadir mengajar selama dua hari dan tidak dapat dihubungi.

Mereka kemudian mendatangi rumah korban yang dalam keadaan terkunci.

Warga sekitar membantu membuka pintu rumah.

Setelah didobrak, korban ditemukan tergeletak di atas tempat tidur dengan wajah tertutup bantal.

Penemuan tersebut langsung dilaporkan ke Polres Bungo.

Pelaku pembunuan (topi merah menunduk) saat diamankan petugas.(adz)

Petugas Inafis bersama penyidik kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa jenazah ke RSUD H Hanafie untuk pemeriksaan.

Hasil awal menunjukkan tanda kekerasan di tubuh korban.

"Beberapa tanda kekerasan pada tubuh korban. Penyebab pastinya, kita tunggu hasil autopsi lengkap," jelas Kasatreskrim AKP Ilham Tri Kurnia.

Pemeriksaan medis menemukan sejumlah luka mencurigakan, termasuk lebam di wajah, benjolan besar di bagian belakang kepala, serta memar di kedua bahu.

"Ditemukan lebam di seluruh bagian wajah, dan ada benjolan di kepala belakang berukuran sekitar 13 x 10 sentimeter," ujar dr Sepriadi usai melakukan pemeriksaan, Sabtu sore.

Selain memar di leher yang diduga akibat benturan benda tumpul atau tajam, tim medis juga menemukan indikasi kekerasan seksual.

Baca Juga: Oknum Polisi WLD Pakai Wig Saat Bunuh Erni Dosen IAK-SS Muara Bungo

"Habis itu ditemukan juga lebam di bagian leher," jelasnya.

Berdasarkan kondisi jenazah, korban diperkirakan meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan, terlihat dari keluarnya darah berwarna gelap dari mulut dan hidung.

Pemeriksaan medis menunjukkan lebam di wajah, benjolan besar di kepala, memar di bahu, luka di leher, dan dugaan kekerasan seksual.

Berdasarkan kondisi tubuh, korban diperkirakan meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan.

Ketua lingkungan, Madin Maulana, mengungkap EY dikenal pendiam namun ramah. Ia berharap kasus ini tuntas agar masyarakat kembali merasa aman.(adz/tribunjambi)

Oknum Polisi WLD Pakai Wig Saat Bunuh Erni Dosen IAK-SS Muara Bungo

Oknum Polisi Pakai Wig Saat Bunuh Dosen Cantik di Muara Bungo: Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono menyebut, rekaman CCTV dan kesaksian warga menunjukkan pelaku tampak gondrong, yang kemudian terbukti memakai wig sebagai penyamaran..(adz/ist)

Jambi, Merdekapost.com - Anggota Polres Tebo Waldi alias W menggunakan wig di kepalanya, sehingga terlihat seperti pria berambut panjang saat beraksi menghabisi nyawa dosen Erni Yuniarti alias EY (37) di rumah korban di Kelurahan Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Jambi pada Sabtu (1/11/2025).

Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono dalam rilis pengungkapan pembunuhan yang disiarkan secara live Facebook Tribun Jambi, Minggu (2/11/2025).

“Dari CCTV dan keterangan warga, pelaku tampak gondrong karena mengenakan wig. Ini menjadi petunjuk penting dalam penyelidikan,” jelas Kapolres dilansir dari Tribun Jambi.

Hasil Visum

EY Dosen perempuan ditemukan tewas di atas kasur kamarnya di Perumahan Al-Kausar, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Sabtu (1/11/2025) pukul 13.00 WIB diduga menjadi korban pemerkosaan.

Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan adanya sperma di celana korban.

"Diduga ada pemerkosaan, karena ditemukan sperma di celana korban," kata Natalena, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (2/11/2025).

Pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dr. Sepriyedi dari RSUD H Hanafie Muara Bungo menemukan bukti kekerasan yang signifikan.  

Dokter menemukan lebam dan luka di area kepala dan leher, serta tanda-tanda mencurigakan di sekujur tubuh korban. 

Bukti-bukti kekerasan yang ditemukan antara lain: 

1. Luka di Kepala

Terdapat lebam di seluruh wajah dan benjolan besar di kepala bagian belakang dengan dimensi lebar sekitar 13 cm dan panjang 10 cm. 

2. Kekerasan Leher dan Bahu

Ditemukan lebam pada bagian leher dan memar di kedua bahu (kanan dan kiri), yang diduga akibat benda tumpul atau tajam. 

3. Dugaan Kekerasan Seksual

Tim medis juga menemukan adanya cairan pada bagian organ intim korban, yang mengindikasikan adanya dugaan kekerasan seksual. 

Dokter memperkirakan Dosen EY, yang merupakan warga Kecamatan Pelepat Ilir, ini telah meninggal dunia sekitar 12 jam sebelum ditemukan.

Korban Erni Yuniarti dan Barang-barang milik korban yang berhasil diamankan saat penangkapan pelaku.(adz)

Perkiraan waktu kematian ini didukung oleh temuan darah berwarna gelap yang keluar dari mulut dan hidung korban, yang mengindikasikan proses pembusukan awal.

Keluarga EY Siapkan Langkah Hukum 

Penemuan jenazah yang mengindikasikan pembunuhan ini sontak membuat warga panik dan segera melaporkannya kepada pihak berwajib. 

Tak lama berselang, Polsek Kota Muara Bungo bersama Tim Inafis Polres Bungo segera tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP.  

Korban ditemukan di atas tempat tidur, tertutup sarung, dan masih mengenakan sebagian pakaian. 

Kasat Reskrim Polres Bungo, AKP Ilham Tri Kurnia, membenarkan laporan tersebut: 

"Kami dari Polres Bungo mendapatkan laporan adanya penemuan mayat di perumahan BTN Al Kausar, seorang wanita. Untuk sekarang sudah dibawa ke ruang jenazah rumah sakit Hanafie," jelas AKP Ilham. 

Saat ini, polisi belum menetapkan penyebab pasti kematian, namun bukti visum menjadi petunjuk kuat. 

Proses penyelidikan masih intensif dilakukan, termasuk pemeriksaan saksi dan pengumpulan bukti tambahan. 

Sementara itu, pihak keluarga korban dikabarkan tengah berkoordinasi dengan penyidik terkait kelanjutan proses hukum.  

Bacaan Lainnya:

Polres Bungo Gerak Cepat, Pelaku Pembunuhan Dosen Cantik di Bungo Terungkap

Ini Tampang Waldi, Oknum Polisi Pembunuh EY Dosen Cantik di Muara Bungo Jambi

Kasus ini menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan warga yang berharap pelaku kejahatan segera ditangkap dan diadili.

EY diketahui menjabat sebagai Ketua Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo Jambi 

Semasa hidupnya, korban dikenal sebagai dosen yang ramah dan berdedikasi tinggi terhadap mahasiswanya.

Pembunuhan itu terungkap setelah rekan kerjanya tidak melihat korban selama dua hari mengajar di kampus.

Puncaknya ketika rekan kerjanya tidak mendapatkan respons ketika menghubungi dosen EY melalui telepon seluler.

ternyata dosen EY ditemukan tidak bernyawa di dalam rumahnya.

 Dia ditemukan oleh rekannya sesama dosen dalam kondisi terbujur kaku di atas tempat tidur dan tertutup sarung. 

"Rekannya datang karena khawatir. Dipanggil beberapa kali tidak ada jawaban." ujar Kepala Kampung setempat, Madin Maulana. 

"Saat pintu dibuka, korban ditemukan tidak bernyawa,” sambungnya.(red)

Ini Tampang Waldi, Oknum Polisi Pembunuh EY Dosen Cantik di Muara Bungo Jambi

Beredar di Sosmed dan Salah seorang Netizen memposting Tampang Waldi, Oknum Polisi Pembunuh EY Dosen Cantik di Muara Bungo Jambi. Pelaku sudah diamankan Polres Bungo pada Minggu 02/11/2025.(ist) 

Muara Bungo | Merdekapost.com - Misteri di balik tewasnya dosen wanita berinisial EY di Kabupaten Bungo, Jambi, mulai menemukan titik terang yang mengejutkan. 

Sebagaimana diketahui, korban ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada Sabtu (1/11/2025).

Perkembangan terbaru di lapangan dari kasus tersebut menunjukkan adanya kabar yang santer beredar dan menjadi fokus penyelidikan.

Kabar tersebut terkait penangkapan terduga pelaku pembunuhan keji dosen wanita ini disebut telah ditangkap.

Hal yang lebih mengejutkan yakni terduga pelakunya adalah seorang oknum polisi berinisial WLD.

Lantas yang menjadi pertanyaan publik yakni terkait tampang atau wajah terduga pelaku yang disebut oknum polisi tersebut.

Banyak komentar di sosial media yang berisi unggahan terkait kasus tersebut menyebutkan terduga pelaku adalah oknum polisi.

Bahkan salah satu komentar yang dilihat di Facebook dengan jelas menampilkan tampang terduga pelaku. 

Sosok oknum polisi itu disebut bernama Waldi berdinas di Polres Tebo.

Baca juga: 

Heboh! Seorang Dosen Cantik Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah di BTN Al Kausar

Ternyata Dosen Cantik yang Ditemukan Tewas di Bungo adalah Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo

Komentar akun Facebook @riz*** berisi foto dengan keterangan terkait berhasilnya polisi menangkap terduga pelaku.

Dia memberikan komentar tersebut membalas pertanyaan warganet lainnya terkait tampang terduga pelaku.

"Alhamdulillah... ini pelaku pembunuhan dosen Akper Bungo... Semoga hukum tidak pandang bulu dan seadil-adilnya," bunyi keterangan yang disematkan dalam foto dilansir Tribunjambi.com, Minggu (2/11/2025).

keterangan dari Polres Bungo saat menggelat Konferensi pers pagi tadi membuktikan kebernaran informasi itu.

Pelaku Ditangkap Polisi

Terduga pelaku pembunuhan dosen wanita yang ditemukan tak bernyawa di Kabupaten Bungo, Jambi ditangkap.

Korban berinisial EY (37) ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Kecamatan Rimbo Tengah pada Sabtu (1/11/2025) siang.

Sebelumnya beredar kabar EY diduga kuat menjadi tindak rudapaksa, pembunuhan, dan perampokan. 

Kabar terbaru yang diterima Tribunjambi.com, pelaku telah diamankan pihak kepolisian.

Baca juga: 

Polres Bungo Gerak Cepat, Pelaku Pembunuhan Dosen Cantik di Bungo Terungkap

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pelaku ditangkap di wilayah Kabupaten Tebo.

"Dapat info pelaku pembunuhan dosen di Bungo ditangkap di Tebo mas,"ucap sumber, Minggu (2/11/2025).

Penangkapan terhadap terduga pelaku disebut dilakukan tim dari Satreskrim Polres Bungo di backp up Polres Tebo.

Disebutkan terduga pelaku berinisial W. 

Pelaku pembunuhan sudah berhasil ditangkap dan barang bukti yang diamankan Polres Bungo (kanan).(ist)

Pelaku ditangkap bersama Polres Tebo di wilayah Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Minggu (2/11/2025).

Informasi yang diperoleh awak media, penangkapan terduga pelaku dilakukan setelah aparat melakukan pelacakan intensif terhadap keberadaan terduga pelaku yang sempat melarikan diri pasca kejadian.

W yang dikabarkan merupakan oknum anggota polisi itu saat diamankan tanpa melakukan perlawanan. 

Dia ditangkap disebuah rumah kontrakan di kawasan Tebo Tengah dan langsung dibawa ke Mapolres Bungo untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pihak kepolisian Polres Bungo belum bisa memberikan keterangan resmi mengenai motif pembunuhan tersebut. 

Namun, sumber dilapangan menyebutkan ada dugaan kuat motif asmara dibalik aksi pembunuhan sadis Dosen Cantik IAK SS Muara Bungo tersebut.

(Editor: Aldie Prasetya | Sumber: Tribunnews.com)

Ternyata Dosen Cantik yang Ditemukan Tewas di Bungo adalah Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo

BUNGO, MP.com – Sesosok mayat perempuan warga Kuamang Kuning, kecamatan Pelepat Ilir, ditemukan di rumahnya yang berlokasi di BTN Al Kausar Residence, kecamatan Rimbo Tengah, kabupaten Bungo, provinsi Jambi, Sabtu (01/11/2025) siang.

Mayat tersebut bernama lengkap, Ns.Hj.Erni Yuniati,S.Kep, M.Kep merupakan ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo. Kabar ini diterima langsung oleh Satreskrim Polres Bungo dan langsung identifikasi.

Kasat Reskrim Polres Bungo, AKP. Ilham saat dikonfirmasi membenarkan kalau ada penemuan mayat perempuan di dalam rumah miliknya di BTN Al Kausar kecamatan Rimbo Tengah.

Baca Juga :  Bupati Monadi Resmikan Pelayanan RSUD Kerinci dan RSUD Bukit Kerman

Hasil pemeriksaan awal, di TKP korban ditemukan terbaring di tempat tidur dan tertutup kain sarung dengan kondisinya masih memakai pakaian dalam. Setelah ini jasad langsung di evakuasi ke RSUD H Hanafi Muara Bungo.

“Kini jasad sudah dievakuasi ke kamar Jenazah RSUD Muara Bungo, terkait ini kami belum bisa menyimpulkan apakah korban pembunuhan atau tidak, karena masih menunggu hasil pemeriksaan dokter rumah sakit,” terang AKP Ilham.

Dijelaskan Ilham pihaknya masih terus mendalami apa penyebab korban tewas di dalam rumahnya. 

Kini tim Inafis dan Reskrim Polres Bungo masih melakukan penyelidikan mendalam, dengan mengumpulkan data dari saksi saksi.

Baca Juga: Heboh! Seorang Dosen Cantik Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah di BTN Al Kausar  

“Jadi kami masih menunggu hasil visum et repertum dari pihak rumah sakit, bila sudah tahu hasilnya nanti akan kami sampaikan kepada rekan rekan media,” jelasnya.

Terpisah, dr.Sepriadi mengatakan hasil pemeriksaan luar ditemukan lebam di seluruh wajah, lebam bagian bahu dan ada benjolan dibagian kepala belakang  korban.

“Terakhir hasil pemeriksaan kami ada sperma di celana korban dan bagian lainnya. Korban diperkirakan meninggal kurang lebih 12 Jam lalu,” terangnya. (*)

Buntut dari Ucapan Kasar Viral, Golkar Copot Fahruddin dari Ketua Komisi II DPRD Sungai Penuh

Buntut dari Ucapan Kasar dan meghina para pekerja bangunan yang Viral, Pimpinan Golkar Kota Sungai Penuh Mencopot Fahruddin, S.Pd dari Ketua Komisi II DPRD Sungai Penuh.(adz)

Sungai Penuh, Merdekapost.com – DPD Partai Golkar Kota Sungai Penuh akhirnya mengambil langkah tegas terhadap kadernya, Fahruddin, S.Pd, buntut dari video viral yang menampilkan ucapannya bernada kasar kepada para pekerja saat pembongkaran Pasar Beringin Jaya pada 15 Oktober 2025 lalu.

Ketua DPD Golkar Kota Sungai Penuh, Fikar Azami, memastikan bahwa partai telah menjatuhkan Surat Peringatan Kedua (SP2) sekaligus mencopot Fahruddin dari jabatannya sebagai Ketua Komisi II DPRD Kota Sungai Penuh.

“Mulai hari ini, Selasa (21/10/2025), partai sudah memberikan surat peringatan ke-2 kepada Fahruddin karena melanggar kode etik dan peraturan organisasi. Saya juga sudah menginstruksikan Fraksi Golkar agar mencopot yang bersangkutan dari jabatan Ketua Komisi II DPRD Kota Sungai Penuh, dan itu sudah dilakukan per hari ini,” tegas Fikar Azami.

Baca Juga: Akibat Prilaku Kadernya yang Tak Beretika, Golkar Sungai Penuh Tuai Sorotan Tajam

Langkah ini menunjukkan sikap tegas Golkar dalam menegakkan disiplin dan menjaga marwah partai di tengah sorotan publik. “Kami tidak mentolerir tindakan yang bisa mencoreng citra partai maupun lembaga legislatif,” tambah Fikar.

Saat ditanya mengenai siapa yang akan menggantikan posisi Ketua Komisi II DPRD Kota Sungai Penuh, Fikar mengatakan, "Terkait itu nanti berproses di DPRD," jawabnya

Kasus Fahruddin sebelumnya menjadi perhatian publik setelah potongan video dirinya tersebar luas di media sosial. 

Dalam video itu, Fahruddin terdengar melontarkan kata-kata tidak pantas kepada pekerja proyek pembongkaran pasar. Meski belakangan ia telah menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka, partai tetap menilai tindakan tersebut tidak sejalan dengan etika politik yang harus dijaga oleh  seorang wakil rakyat.

Langkah cepat DPD Golkar ini mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan yang menilai partai harus menjadi contoh dalam menegakkan kedisiplinan dan menjaga perilaku kadernya di ruang publik.(adz)

Wawako Azhar Jenguk Zaki, Korban Pengeroyokan yang Kepalanya 'Ditusuk' Pakai Kunci

Wawako Sungai Penuh Azhar Hamzah menjenguk Zaki di RS M Jamil Padang, Zaki adalah Korban Pengeroyokan yang Kepalanya 'Ditusuk' Pelaku Pakai Kunci.(adz) 

PADANG, MERDEKAPOST.COM – Wakil Walikota Sungai Penuh Azhar Hamzah, menjenguk Zaki warga Desa Simpang Tiga, Kecamatan Hamparan Rawang, yang menjadi korban pengeroyokan di kawasan kebun strawberi arah Puncak, pada Rabu 15/10/2025 di Rumah Sakit M.Jamil Padang, Senin (20/10)

Korban diketahui mengalami luka parah di bagian kepala akibat tusukan menggunakan benda tumpul yaitu kunci motor oleh pelaku. 

Setelah menjalani operasi besar, Zaki kini tengah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit M. Djamil Padang.

Baca Juga :  

Keluarga Korban ZK Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku Penancap Kunci Motor di Kepala Anaknya

Polres Kerinci Tingkatkan Status Kasus Dugaan Kekerasan Terhadap Anak ke Tahap Penyidikan

Biaya Operasi Membengkak, ZK Anak Yatim Korban Ditusuk Kunci di Kepala Butuh Bantuan

Dalam kunjungan tersebut, Wawako Azhar menyampaikan keprihatinan dan simpati mendalam kepada keluarga korban. 

Ia juga mendoakan agar Zaki segera diberi kesembuhan dan kekuatan dalam menjalani masa pemulihan.

“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Semoga ananda Zaki segera pulih dan keluarga diberi ketabahan menghadapi cobaan ini,” ujar Azhar Hamzah.

Kondisi Zaki dilaporkan masih kritis dan membutuhkan waktu cukup lama untuk proses penyembuhan. Keluarga korban tampak terpukul melihat keadaan anak mereka yang masih terbaring lemah di ruang perawatan.(adz)

Biaya Operasi Membengkak, ZK Anak Yatim Korban Ditusuk Kunci di Kepala Butuh Bantuan

Anak Yatim Korban Ditusuk Kunci di Kepala Butuh Bantuan Biaya Operasi, Para Pelaku Malah Masih Bebas Berkeliaran.(adz)

Sungai Penuh, Merdekapost.com – Keluarga korban penusukan menggunakan kunci motor yang dialami ZK (15), pelajar asal Dusun Air Sesat, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh, berharap pihak Kepolisian segera menuntaskan kasus pengeroyokan yang terjadi pada Rabu (15/10/2025) lalu di kawasan Bukit Taman Strawberry Puncak.

Pihak keluarga menilai, tindakan pelaku sudah mengarah pada upaya pembunuhan lantaran luka yang dialami ZK sangat parah. Kunci motor tertancap dalam di kepala korban hingga menyebabkan retak pada tengkorak, dan korban harus dirujuk ke Rumah Sakit di Padang untuk menjalani operasi.

Baca Juga: Pelajar di Sungai Penuh Dikeroyok, Kunci Motor Menancap di Kepala

“Kami dari pihak keluarga meminta Polisi segera menangkap pelaku penusukan terhadap ZK. Ini bukan lagi perkelahian biasa, tapi sudah seperti upaya pembunuhan. Anak kami ditusuk kunci motor di kepala hingga mengalami luka serius,” ungkap salah seorang anggota keluarga korban.

Ternyata ZK Sudah Jadi Anak Yatim Sejak Umur 8 Bulan

Pilunya, ZK diketahui merupakan anak yatim sejak dia berusia delapan bulan. 

Kondisi ini tentu saja membuat pihak keluarga semakin terpukul, apalagi biaya pengobatan korban membengkak sampai uluhan juta dan tidak dapat ditanggung oleh BPJS.

Baca Juga: Keluarga Korban ZK Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku Penancap Kunci Motor di Kepala Anaknya

“Biaya operasi saja sudah mencapai Rp30 juta, belum termasuk tindakan medis lanjutan yang diperkirakan mencapai Rp40 juta. Semua biaya ini bersifat umum, dan hingga kini belum ada pembayaran di rumah sakit Padang,” tutur keluarga korban dengan nada sedih.

Para Pelaku Masih Bebas Berkeliaran

Lebih memprihatinkan lagi, keluarga mengaku hingga saat ini belum ada tindakan pemeriksaan dari penyidik Polres Kerinci terhadap para terduga pelaku. 

Bahkan, para pelaku masih bebas berkeliaran dan sempat mengirimkan pesan bernada ejekan melalui media sosial kepada korban.

“Mereka masih sempat mengirim pesan sarkastik lewat Instagram, seolah tidak menyesali perbuatannya. Ini sungguh menyakitkan bagi keluarga,” lanjutnya.

Polisi Diharapkan Segera Bertindak

Keluarga berharap pihak kepolisian segera menindak tegas para pelaku agar kasus ini tidak menimbulkan gesekan antar warga, mengingat korban dan pelaku diduga berasal dari dua kecamatan bertetangga, yakni Hamparan Rawang dan Koto Baru.

“Kami hanya ingin keadilan ditegakkan. Siapa pun yang bersalah harus bertanggung jawab. Jangan sampai peristiwa ini memicu ketegangan antarwarga,” tegas keluarga korban.

Kasus ini menjadi perhatian publik di Kota Sungai penuh, dan masyarakat berharap aparat penegak hukum dapat segera menangkap pelaku agar situasi tetap kondusif serta memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban.(Red)

Pelajar di Sungai Penuh Dikeroyok, Kunci Motor Menancap di Kepala

SUNGAI PENUH, MERDEKAPOST.COM – Dunia pendidikan di Kota Sungai Penuh diguncang peristiwa mengenaskan. Seorang pelajar berinisial ZK (16), warga Air Sesat, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Hamparan Rawang, menjadi korban pengeroyokan brutal yang diduga dilakukan oleh sekelompok pelajar asal Desa Koto Baru.

Insiden mengerikan ini terjadi di kawasan Kebun Stroberi menuju Puncak, lokasi wisata yang biasanya ramai pengunjung. Namun, tempat itu berubah menjadi arena kekerasan yang hampir merenggut nyawa seorang remaja.

Baca Juga: Kompak Sukseskan TMMD Ke-126, Kejaksaan dan TNI Gelar Sosialisasi Hukum dan HAM

ZK ditemukan dalam kondisi kritis dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan medis mengungkap fakta mengejutkan: sebuah kunci motor tertancap di kepala korban hingga menembus tulang tengkorak.

“Kondisinya sangat parah. Tim dokter terus berusaha menolongnya. Kami sekeluarga benar-benar terpukul melihat keadaan anak kami,” ujar salah satu anggota keluarga korban dengan suara bergetar.

Baca Juga :  Rumah Warga Terancam Longsor, Kades Koto Baru Harapkan Pemkot Hingga BWSS Bertindak

Keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke Polres Kerinci dan mendesak aparat segera menangkap semua pelaku.

“Kami mohon pelaku segera ditangkap dan diproses seadil-adilnya. Mereka hampir membunuh anak kami,” tegas pihak keluarga.

Kasus ini menjadi sorotan publik karena tingkat kekerasan yang sangat tinggi. Warga Sungai Penuh dan tokoh adat setempat mengecam keras aksi tersebut dan meminta polisi bertindak tegas agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kekerasan di kalangan remaja sudah sangat memprihatinkan. Kami berharap aparat menegakkan hukum secara adil,” ujar salah satu tokoh masyarakat Hamparan Rawang.

Baca Juga :  BREAKING NEWS! Polres Kerinci Raih Predikat Terbaik di Kompolnas Awards 2025

Hingga berita ini diterbitkan, Polres Kerinci belum memberikan keterangan resmi mengenai penangkapan pelaku. Namun, penyelidikan intensif disebut tengah dilakukan untuk mengungkap motif dan kronologi lengkap peristiwa tersebut.

Tragedi ini menambah daftar panjang kasus kekerasan antar pelajar di wilayah Sungai Penuh–Kerinci.

Masyarakat berharap ada tindakan nyata dari pihak berwenang untuk memutus rantai kekerasan di kalangan pelajar dan memulihkan rasa aman di lingkungan pendidikan.(adz)

Gubernur Banten Non Aktifkan Kepala Sekolah Karena Menampar Siswa yang Merokok, Begini Kronologisnya

Gubernur Banten Andra Soni Menonaktifkan Dini Fitria Kepala SMAN 1 Cimarga Karena Menampar Siswa yang Merokok.(adz/ist)

Merdekapost.com - Gubernur Banten, Andra Soni, menonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria.

Keputusan ini diambil setelah Dini diduga menampar salah satu siswa yang kedapatan merokok.

Gubernur berwenang menonaktifkan kepala sekolah negeri di wilayahnya, terutama jika kepala sekolah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan berada di bawah naungan pemerintah provinsi.

Dasar hukum penonaktifan sementara ASN termasuk kepala sekolah, diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, 

PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS, dan Permendikdasmen No. 7 Tahun 2025 yang mengatur penugasan dan pemberhentian kepala sekolah.

Gubernur adalah Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di tingkat provinsi. Dalam struktur pemerintahan, kepala sekolah SMA/SMK negeri berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi, bukan kabupaten/kota. 

Karena itu, gubernur memiliki otoritas administratif terhadap kepala sekolah di jenjang tersebut.

Penonaktifan kepala sekolah dapat dilakukan secara administratif sebagai bentuk pengamanan internal, terutama dalam kasus yang berpotensi menimbulkan konflik atau gangguan terhadap proses belajar mengajar.

Langkah ini bersifat sementara sambil menunggu hasil pemeriksaan atau investigasi.

Namun, penonaktifan bukan pemberhentian permanen. Ini adalah langkah administratif untuk menjaga kondusivitas. Salah satu upaya itu dilakukan terhadap Kepala SMAN 1 Cimarga.

"Akan segera dinonaktifkan," ujar Gubernur Banten Andra Soni kepada wartawan di Pendopo Gubernur Banten, Serang, Selasa (14/10/2025).

Ia juga menyarankan wartawan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai keputusan tersebut dari Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Deden Apriandhi, atau Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Banten, Lukman.

"Coba ke Pak Sekda itu lebih lengkapnya," tambah Andra sebelum meninggalkan wartawan.

Di lokasi yang sama, Sekda Banten, Deden Apriandhi mengaku telah melihat rekaman video yang menunjukkan insiden antara guru dan murid tersebut.

Untuk menindaklanjuti kejadian ini, Deden berencana memanggil pihak-pihak yang mengetahui peristiwa tersebut.

"Kemarin telah memerintahkan Pak Lukman selaku Plt Kadisdikbud untuk memanggil guru-guru untuk dimintai keterangan hari ini, dan mudah-mudahan nanti bisa kita tindaklanjuti," jelas Deden.

Deden menegaskan, jika dari hasil pemeriksaan terbukti terjadi tindak kekerasan, Pemprov Banten akan mengambil tindakan hukum kedisiplinan terhadap oknum guru tersebut.

"Kalau memang sampai ada tindakan kekerasan, mungkin pemberhentian," ujarnya.

Selama proses pemeriksaan berlangsung, Deden menambahkan, Pemprov Banten telah menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga untuk menjaga kondusivitas di sekolah dan mencegah aksi mogok siswa.

"Sambil melakukan pendalaman, kita akan menonaktifkan sementara dulu guru yang bersangkutan supaya clear," kata Deden.

Ia menyebutkan, ketidaknyamanan di kalangan siswa SMAN 1 Cimarga menyebabkan mereka tidak masuk sekolah, sehingga langkah ini diambil untuk menstabilkan kondisi.

"Untuk menstabilkan kondisi sementara kita nonaktifkan," tutup Deden.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria buka suara, terkait dugaan kekerasan terhadap siswa, yang menyeret nama dirinya.

Dini dituding telah melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu anak muridnya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Korban berinisial ILP (17), saat ini masih duduk di bangku kelas XII. 

Peristiwa kekerasan itu terjadi pada Jumat (10/10/2025) pagi, lantaran ILP kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Orang tua siswa yang ditampar bersama ratusan siswa lainnya menggelar demo agar Kepsek Dini dilengserkan.(adz/ist)

Dalam sebuah video Dini menjelaskan, peristiwa terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan pelaksana program Jumat bersih. 

Namun, pada saat dirinya berkeliling melihat seorang siswa tengah merokok di dekat warung kecil yang berada di luar pagar sekolah.

"Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," kelasnya.

"Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," sambungnya. 

Saat dimintai keterangan, kata Dini, siswa tersebut tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.

Dini juga mengakui, telah menampar siswanya tersebut, akan tetapi tidak begitu keras. 

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," katanya.

Tak hanya itu, Kepsek itu membantah bahwa dirinya menendang siswanya tersebut.

"Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," ucapnya. 

Menurut Dini, warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah, lantaran diduga kerap menjual rokok kepada siswa.

"Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung, agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara," ujarnya.

Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya. 

Kronologi kejadian

ILP dalam kesempatannya mengakui merokok, tapi tidak di sekolah.

Ia menghisap rokok di warung dekat sekolah, pada Jumat (10/10/2025) pagi.

"Saya kaget waktu ketemu kepsek. Rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama kepala sekolah,” katanya, Senin (13/10/2025).

Singkat cerita, Dini Fitria kemudian menyuruh ILP mencari rokok yang telah dihisapnya.

Kala itu ibu kepsek dalam kondisi marah sera memaki-maki ILP.

Tidak berhenti di situ, Dini Fitria juga melayangkan pukulan ke arah tubuh ILP.

"Beliau marah, nendang saya di bagian punggung, terus nampol saya di pipi kanan."

"Kepsek bilang g****k, a****g, terus nyuruh saya nyari rokok lagi, padahal udah enggak ada," tegas ILP.

Orang Tua Minta Ibu Kepsek Diberhentikan

Orang tua ILP, Tri Indah Alesti membenarkan telah terjadi penganiayaan kepada anaknya.

Ia mengaku tidak terima saat mengetahui kejadian yang menimpa ILP.

"Saya sebagai orang tua jelas sakit hati dan tidak terima anak saya ditempeleng dan ditendang di sekolah,” katanya.

Indah melanjutkan, pihaknya siap menempuh jalur hukum dengan melaporkan kepsek SMA Negeri 1 Cimarga ke Polres Lebak.

Ia juga mendesak Dinas Pendidikan turun tangan memberikan sanksi kepada Dini Fitria.

“Harapan saya, kepala sekolah itu diberhentikan. Kalau masih menjabat, anak saya bisa trauma dan takut masuk sekolah,” tandas dia.

Sementara itu, Dini Fitria mengaku khilaf saat mendapati siswanya itu merokok di dekat sekolah.

Ia dibuat kesal karena ILP tidak berkata jujur padahal sudah ketahuan merokok.

"Saya emosi, saya khilaf," katanya, dikutip dari kanal YouTube KABAR WILAYAH. Dini Fitria menyesalkan kejadian ini berlarut-larut.

Menurutnya permasalahan tidak akan terjadi jika ILP jujur sedari awal.

"Cuma ngaku, ngaku mah beres (masalahnya)," tegasnya.

(adz/sumber: tribuinnews.com)

Breaking News! Pelaku Dugaan Malpraktik Khitanan di Kayu Aro Kerinci Resmi di Tahan

Pelaku Dugaan Malpraktik Khitanan di Kayu Aro Kerinci Resmi di Tahan.(mpc/ali)

Kerinci, Merdekapost.com - Kasus dugaan malpraktik khitanan yang menimpa Baim (9 th), warga Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, memasuki babak baru. Pemilik praktek mandiri sekaligus perawat, Yogi Nofranika, resmi ditahan di Rutan Kelas II B Sungai Penuh. pada Rabu 15/10/2025 pukul 15.00.

‎‎Kasus ini berawal dari tindakan khitan yang dilakukan pada 19 Oktober 2024 di praktek mandiri milik Yogi, di Desa Sungai Bendung Air, Kecamatan Kayu Aro. 

Prosedur medis yang dilakukan diduga keliru, menyebabkan korban mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan lanjutan di rumah sakit di Sumatra Barat.

Baca Juga: 

Diduga Menjadi Korban Malpraktek, Bocah di Kayu Aro Alami Putus Kelamin Usai Sunat Laser

Hati-Hati! Beredar Akun Facebook 'Fake' Kapolres Kerinci, Humas: Itu Akun Palsu, Kapolres Tidak Punya Akun Pribadi

‎Sebelumnya Kasat Reskrim Polres Kerinci, AKP Very Prasetyawan, membenarkan penetapan tersangka terhadap Yogi atas dugaan kelalaian yang mengakibatkan cacat pada korban. Meski demikian, Yogi tidak ditahan karena dinilai kooperatif dan saat ini berstatus wajib lapor.

‎Sebelumnya, pihak keluarga korban dan pelaku sempat membuat surat perdamaian terkait biaya pengobatan. Namun, menurut ibu korban, pelaku mengingkari perjanjian tersebut dan lepas dari tanggung jawab, sehingga seluruh biaya perawatan harus ditanggung sendiri oleh keluarga.

Baca Juga: 

Setelah Viral Salah Sunat, Kadinkes: Izin Praktek Oknum Perawat Dicabut Sementara

TNI Gandeng Polisi Gelar Penyuluhan Kamtibmas dan Narkoba untuk Remaja di SMAN 2 Sungai Penuh

‎Kasus ini sempat viral di media sosial dan mendapat perhatian luas dari masyarakat. 

Korban disebut mengalami rasa sakit hebat saat buang air kecil akibat tindakan medis yang tidak sesuai prosedur.

‎‎Diketahui, izin praktek mandiri milik Yogi telah dicabut. Selain membuka praktek pribadi, ia juga berdinas di Puskesmas Kersik Tuo, Kayu Aro.

‎‎Terpantau dilapangan Perawat Yogi mengenakan Rompi merah bertuliskan tahanan Kejaksaan Negeri Sungai Penuh dengan diborgol dan masuk di mobil tahanan warna hijau.(ali/mpc)

Hati-Hati! Beredar Akun Facebook 'Fake' Kapolres Kerinci, Humas: Itu Akun Palsu, Kapolres Tidak Punya Akun Pribadi

Hati-Hati! Beredar Akun Facebook 'Fake' Kapolres Kerinci, Humas Polres Kerinci menyatakan Itu Akun Palsu, Kapolres Kerinci AKBP Arya Tesa Brahmana Tidak Punya Akun Pribadi.(adz/mpc/@humaspolreskerinci)
Kerinci, Merdekapost.com - Humas Polres Kerinci menyampaikan kepada seluruh masyarakat pengguna media sosial terkait beredarnya akun facebook yang mengatasnamakan Kapolres Kerinci AKBP Arya Tesa Brahmana.

Berikut Himbauan Polres Kerinci melalui akun facebook @Humas Polres Kerinci:

PEMBERITAHUAN RESMI

Nomor : /X/HUMAS/2025/RESKRNC

TENTANG

AKUN PALSU YANG MENGATASNAMAKAN KAPOLRES KERINCI

Humas Polres Kerinci dengan ini menyampaikan kepada seluruh masyarakat dan rekan-rekan pengguna media sosial bahwa telah beredar akun Facebook palsu yang mengatasnamakan AKBP ARYA TESA BRAHMANA, dan secara keliru mencantumkan jabatan sebagai Kapolres Kota Jambi.

Adapun tautan akun palsu tersebut adalah:

🔗 https://www.facebook.com/share/14K9sDq9Mix/

Perlu kami tegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

AKBP Arya Tesa Brahmana, S.I.K.saat ini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kerinci (Kapolres Kerinci) di bawah Polda Jambi, bukan Kapolres Kota Jambi.

Kapolres Kerinci tidak memiliki akun pribadi di media sosial.

Seluruh kegiatan dan informasi resmi beliau hanya disampaikan melalui akun media sosial resmi Humas Polres Kerinci, yaitu:

1. Facebook: https://www.facebook.com/share/1GPkmdTJGq/

2. Instagram: @humas.polreskerinci

3. TikTok: @humaspolreskerinci

Kami mengimbau kepada masyarakat agar:

1. Tidak menanggapi atau mempercayai akun palsu tersebut.

2. Tidak memenuhi permintaan dalam bentuk apa pun dari akun yang mengatasnamakan pejabat Polri.

3. Segera melaporkan kepada pihak Kepolisian jika menemukan akun serupa atau aktivitas mencurigakan di media sosial.

Mari bersama-sama kita ciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan bebas dari penyalahgunaan identitas.

Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.

---

Kerinci, 14 Oktober 2025

KEPOLISIAN RESOR KERINCI

SEKSI HUMAS

(ttd)

KASI HUMAS POLRES KERINCI

Dengan demikian, Pihak Polres Kerinci juga menghimbau agar setiap pengguna medsos untuk berhati-hati dan lebih bijak dalam menggunakan medsos, baik facebook, Instagram, TikTok dan lainnya. Jangan sampai bermasalah atau tertipu dengan akun-akun fake dan informasi hoax. (adz)

Pasutri Bulan Madu di Solok, Istri Ditemukan Tewas Diduga Akibat Hirup Hawa Kebocoran Tabung Gas Air Panas Hotel

Pasutri yang Bulan Madu di Solok, Istri Ditemukan Tewas Diduga Akibat menghirup Hawa Kebocoran Tabung Gas Air Panas di penginapan.(adz)

Merdekapost.com, Solok - Sepasang suami isteri yang sedang berbulan madu mengalami kejadian tragis saat menginap di kawasan pinggir Danau Diateh, Alahan Panjang Solok, Sumatera Barat. Pasangan yang baru menikah itu diduga mengalami keracunan akibat kebocoran tabung gas.

Sang istri bernama Cindy Desta Nanda (28 tahun), meninggal dunia, sementara sang suami Gilang Kurniawan (28 tahun) sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga: Viral, Kakek Tarman 74 Tahun Nikahi Wanita 24 Tahun, Mahar Rp3 Miliar Ternyata Tak Bisa Cair?

Kapolsek Lembah Gumanti AKP Barata Rahmat Sukarsih menyebutkan peristiwa berawal saat pasutri itu masuk ke penginapan pada Rabu (8/10/2025) siang. Pasutri asal Padang itu kemudian menginap hingga Kamis (9/10/2025) pagi datang pelayan mengantarkan sarapan pagi.

"Saat pelayanan mau mengantarkan sarapan pagi pasutri itu masih merespons atau menyahut kedatangan pelayan," kata Barata kepada wartawan Sabtu (11/10/2025).

Namun saat itu sarapan belum sempat diberikan karena pasutri tersebut sedang mandi. Setelah pelayan itu kembali dan mau mengantarkan sarapan, pasutri tersebut tidak lagi merespons.

"Saat pelayan datang untuk kedua kalinya, pasutri itu tidak lagi menyahut," kata Barata.

Kemudian pelayan itu memberitahu ke rekannya lain lalu mereka masuk dengan dibuka paksa. "Mereka menemukan kedua pasutri sedang tergeletak di lantai kamar mandi," kata Barata.

Baca Juga: Mahar Cek Rp3 Miliar, Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Kabar Sang Kakek Kabur Dibantah Polisi!

Kemudian kedua korban dilarikan ke Puskesmas Alahan Panjang. Di Puskesmas itu, sang istri Cindy Desta Nanda (28) dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan suami, Gilang Kurniawan dirujuk ke RSUD Arosuka dengan kondisi kritis.

Pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian korban, meskipun ada dugaan akibat kebocoran tabung gas untuk kebutuhan air panas yang ada di dalam kamar mandi. Lokasi penginapan tersebut memang berada di dekat danau, sehingga lokasi sangat dingin

"Kondisi suami saat ditemukan dalam kondisi kritis. Dilarikan ke Puskesmas Alahan Panjang, lalu dirujuk ke RSUD Aro Suka. Kemudian dirujuk lagi ke SPH Padang," kata Barata Rahmat.

"Kami belum bisa menyimpulkan. Kalau untuk kemungkinan-kemungkinan bisa semua. Tapi belum bisa dipastikan," katanya lagi.(adz)

Viral, Kakek Tarman 74 Tahun Nikahi Wanita 24 Tahun, Mahar Rp3 Miliar Ternyata Tak Bisa Cair?

Pacitan, Merdekapost.com - Beberapa hariterakhir Warganet (netizen) dibuat heboh dengan kabar pernikahan tidak biasa di Pacitan, Jawa Timur. Seorang pria lanjut usia bernama Tarman (74) menikahi perempuan muda bernama Shela Arika (24) dengan mahar fantastis berupa cek senilai Rp3 miliar.

Pernikahan yang berlangsung di Dusun Sidodadi, Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, pada Rabu (8/10), viral setelah video akadnya beredar luas di media sosial.

Menurut Afif, pemilik vendor dokumentasi AV Media, video yang beredar itu bukan rekayasa. “Tim kami yang langsung merekam acara tersebut. Awalnya disebut maharnya Rp1 miliar, tapi saat akad justru berubah menjadi Rp3 miliar,” ujarnya.

Baca Juga: Kapolresta Jambi Serahkan Barang Bukti Mobil Pajero Milik Korban Nindia ke Keluarga

Kepala Desa Jeruk, Haris Kuswanto, menegaskan bahwa pernikahan tersebut sah secara agama maupun negara. Ia mengaku kaget melihat antusiasme publik terhadap kabar itu.

“Kami hanya memastikan administrasinya sah. Tidak menyangka pernikahan ini viral sejauh itu,” katanya.

Baca Juga: Viral! Ibu Persit Cantik Hilda Pricillya Selingkuh dengan Pratu Risal

Namun, isu tak sedap mulai bermunculan. Beredar kabar bahwa cek mahar Rp3 miliar tersebut kosong, bahkan Tarman disebut kabur setelah akad.

Kabar ini langsung dibantah oleh Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar. Ia menyatakan bahwa hasil pengecekan lapangan menunjukkan Tarman tidak melarikan diri.

“Dari keterangan keluarga mempelai perempuan, keduanya sedang berbulan madu di Purwantoro. Kami juga sempat melakukan panggilan video langsung dengan mereka,” ujar Ayub.

Latar Belakang Tarman

Tarman diketahui berasal dari Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah, meski ia bukan warga asli daerah itu. Menurut Camat Jatipuro Kusbiyantoro, Tarman pernah tinggal di wilayahnya setelah menikah dengan warga setempat. Namun, pernikahan itu berakhir pada tahun 2021.

Kepala Desa Ngepungsari, Paryanto, menambahkan bahwa Tarman sempat dikenal memiliki bisnis samurai (pedang koleksi) yang cukup terkenal di kalangan penghobi.

Baca Juga: Empat Hari Buron, Perampok dan Pembunuh IRT Nindia di Talang Bakung Ditangkap Polisi

“Yang beli bahkan dari luar kota. Kalau cuma lihat katanya bayar Rp10 juta, kalau bawa pulang lebih mahal lagi,” ujarnya.

Meski begitu, muncul pula isu lama bahwa Tarman pernah tersandung kasus hukum terkait bisnis samurai, namun belum ada keterangan resmi mengenai hal itu.

Hingga kini, Tarman belum memberikan pernyataan langsung terkait pernikahan viralnya, mahar Rp3 miliar, maupun kabar seputar masa lalunya.(*)

Viral! Ibu Persit Cantik Hilda Pricillya Selingkuh dengan Pratu Risal

Viral Ibu Persit Hilda Pricillya Selingkuh dengan Pratu Risal, Tiap hari Minggu Minta Izin ke Suami Mau Kepasar.(mpc/adz/ist) 

KENDARI - Nama Hilda Pricillya menjadi sorotan publik setelah video selingkuhnya dengan seorang prajurit TNI berinisial Pratu Risal H, yang diketahui bertugas di Sulawesi Tenggara, tersebar di dunia maya.

Menanggapi masalah ini, Komando Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/3 Kendari menyebutkan sedang menyelidiki dugaan perselingkuhan antara prajurit TNI berinisial Pratu RH dan seorang anggota Persit berinisial HP, yang merupakan istri dari Serka MFB.

Kasus ini mencuat setelah Serka MFB menemukan bukti komunikasi pribadi antara keduanya di ponsel istrinya.

Hubungan antara HP dan Pratu RH diduga bermula dari kegiatan gabungan antara prajurit TNI dan anggota Persit, khususnya dalam tim penari untuk acara serah terima jabatan (sertijab) komandan batalyon.

Kedekatan mereka kemudian berlanjut di media sosial, berawal dari komentar di InstaStory hingga bertukar nomor WhatsApp.

Dari hasil pemeriksaan, hubungan keduanya semakin intens dan berujung pada pertemuan di sebuah hotel di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Dalam pertemuan tersebut, hubungan layaknya suami istri diduga terjadi beberapa kali, dan pertemuan serupa berlangsung hampir setiap hari Minggu sejak Juli hingga September 2025.

Hilda Pricillya yang sedang jadi sorotan Publik.(ist)

Untuk menutupi perbuatannya, Hilda disebut berpura-pura meminta izin kepada suaminya untuk pergi ke pasar, namun sebenarnya menuju hotel tempat RH menunggu. Kecurigaan Serka MFB muncul setelah perubahan sikap istrinya yang mulai menjauh. Hingga pada 21 September 2025, Serka MFB memeriksa ponsel HP saat sedang mandi dan menemukan nomor asing milik Pratu RH.

Setelah melakukan konfrontasi dan melapor kepada komandan pleton, kasus ini diteruskan ke perwira intelijen batalyon dan kemudian ke komandan batalyon untuk pendalaman lebih lanjut.

Komandan Denpom XIV/3 Kendari, Letkol CPM Haryadi Budaya Pela, membenarkan bahwa pihaknya telah menahan Pratu RH untuk menjalani proses penyidikan. Ia menyatakan, penyelidikan masih berlangsung dan seluruh informasi yang beredar di publik belum dapat dikonfirmasi sepenuhnya.

“Kasus ini masih dalam tahap pendalaman. Kami berkomitmen menyelesaikannya sesuai prosedur hukum militer yang berlaku,” ujar Letkol Haryadi, dilansir dari Tribunnews, Selasa (7/10/2025).[***]

Lansia di Kayu Aro Jadi Korban Penculikan Emas 22,5 Raib, Namun Pilih Tak Lapor ke Polisi, Ini Alasannya!

KERINCI | MERDEKAPOST – Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci. Seorang wanita lanjut usia bernama Elita (63) menjadi korban dugaan penculikan oleh orang tak dikenal (OTK) yang disertai dengan perampasan perhiasan emas miliknya dengan total 22,5 emas. Meski demikian, hal yang tak kalah mengherankan, korban memilih tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

Kapolsek Kayu Aro, AKP Rama Indra, menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 4 Oktober 2025 sekitar pukul 10.30 WIB. Saat itu, korban sedang menjemur pakaian di depan Salon Yani, tempatnya bekerja di Desa Bedeng Delapan, Kecamatan Kayu Aro Barat. Tiba-tiba, satu unit mobil Avanza berwarna putih berhenti di depan lokasi. Dua orang tak dikenal keluar dari mobil dan menghampiri korban dengan alasan hendak memberikan bantuan.

Baca Juga: Empat Hari Buron, Perampok dan Pembunuh IRT Nindia di Talang Bakung Ditangkap Polisi

“Tanpa curiga, korban mengikuti ajakan mereka dan masuk ke dalam mobil. Di dalam kendaraan tersebut, sudah ada tiga pria dan satu perempuan lain yang juga tidak dikenal. Tak lama berselang, mobil itu melaju ke arah Desa Patok Empat,” ceritanya.

Sesampainya di simpang Desa Patok Empat, pelaku menyuruh korban menyerahkan seluruh perhiasan yang dipakainya, yakni gelang 10 emas, kalung 11 emas, dan cincin 1,5 emas. Setelah itu, korban diperintahkan untuk telungkup di lantai mobil, lalu dibawa menuju wilayah Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

“Sekitar pukul 14.30 WIB, korban diturunkan di daerah Merangin dalam kondisi kebingungan. Kabar keberadaan korban baru diketahui pihak keluarga sekitar pukul 17.00 WIB. Keluarga kemudian mencari mobil travel dan menjemput korban untuk dibawa pulang ke Kayu Aro sekitar pukul 18.00 WIB,” bebernya.

Baca Juga: Dede Sudah Rencanakan Pencurian Pajero Milik Korban, Dia Sudah Siapkan Plat Palsu

Ditambahkannya bahwa, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah, di antaranya mendatangi rumah korban, melakukan wawancara, berkoordinasi dengan perangkat desa, serta melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian.

Namun, yang menarik perhatian publik adalah keputusan korban dan keluarganya yang menolak melapor ke pihak kepolisian. Korban bahkan telah membuat surat pernyataan resmi yang diketahui oleh Kepala Desa Bedeng Dua dan keluarga terdekat.

“Alasannya cukup simpel. Ibu itu tidak mau repot,” ungkap Kapolsek

Meskipun tanpa laporan resmi, pihak Polsek Kayu Aro menegaskan bahwa mereka tetap melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku di balik peristiwa ini.

Pilihan Redaksi: 

Dede Alias Diki Pelaku Perampokan dan Pembunuhan di Jambi Ternyata Seorang Residivis

Usai Habisi Nindia, Dede Akui Pura-pura Jadi Pembeli lalu Kabur ke Sumsel Bawa Pajero

Kejadian ini sontak menjadi perbincangan hangat di masyarakat Kayu Aro, terlebih karena sikap tenang dan pasrah sang korban yang justru menolak menempuh jalur hukum, meski telah kehilangan harta benda dalam jumlah besar.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa kejahatan bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja, sehingga kewaspadaan masyarakat terhadap modus kejahatan baru sangat diperlukan, terutama bagi warga lanjut usia yang kerap menjadi sasaran karena sifatnya yang mudah percaya.(Ale)

Terpantau CCTV, Perampok Ngebut Naik Pajero Putih, Dugaan Rute Pelarian Jambi- Palembang

Mobil Pajero putih yang dibawa kabur perampok pembunuh Nindia Novrin (38) terpantau melintas gerbang di Tol Muaro Sebapo Kabupaten Muaro Jambi. Mobil itu milik ibu rumah tangga di Talang Bakung, Kota Jambi, Jumat (3/10/2025).(adz)

MERDEKAPOST.COM, JAMBI - Keberadaan mobil Pajero putih milik Nindia Novrin (38) yang dibawa kabur perampok, dikabarkan melintas Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/10/2025).

Sebelumnya, pada Kamis (2/10/2025) pukul 06.20 WIB atau sekira satu jam setelah perampokan DI rumah Nindia di kawasan Talang Bakung, Lorong Ahmad Hasyim, RT 22, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, mobil Pajero putih nopol AD 99 RA itu melintas di Gerbang Tol Muaro Sebapo.

Perampok membawa kabur mobil Pajero Sport putih bernomor polisi AD 77 RA dan sejumlah barang berharga, termasuk tiga ponsel.

Berita Terkait:

Heboh, IRT di Talang Bakung Jambi Ditemukan Bersimbah Darah, Mobil Pajero Hilang

Sadis, COD Mobil Berujung Maut, IRT di Jambi Ditemukan Tewas dengan Luka Parah 

Sementara Nindia Novrin ditinggalkan dalam kondisi bersimbah darah di rumahnya, hingga akhirnya meninggal.

Nyetir Ngebut, Dugaan Jalur Pelarian Perampok Talang Bakung

Dilansir dari Tribun Jambi berdasarkan informasi dari beberapa warga sekitar rumah Nindia Novrin, Jumat (3/10/2025) siang.

Mereka menyebutkan ada CCTV yang menangkap gambar pelaku, namun posisinya dari samping, sehingga tak terlihat muka.

Warga juga menyebutkan setelah mengeksekusi korban, perampok buru-buru kabur membawa mobil Pajero putih milik korban dan sejumlah benda, termasuk tiga HP. 

"Mobil itu kan awalnya diparkir di rumah, dibawa perampok keluar rumah posisi mundur.


FOTO: Suasana di rumah Nindia Novrin (38), korban perampokan yang meninggal dunia, di Lorong Ahmad Hasyim, RT 22, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Jumat (3/10/2025) siang. Sejumlah karangan bunga ada di sana.

Kemudian belok melewati jalan ini (Jalan Ahmad Hasyim), ngebut," ujar pedagang lontong sayur yang juga warga di sekitar lokasi.

Saat berada di jalanan kampung, mobil Pajero putih itu dikendarai pelaku di dengan kecepatan tinggi, hingga hampir menabrak seorang ibu-ibu yang sedang melintas.

"Pagi itu, sebelum jam enam pagi, ibu-ibunya sampai hampir jatuh, minggir. 

Dibilangnya itu yang bawa (menyetir) mobil orang gila," tuturnya.

Baca Juga: Mobil Pajero Putih Dibawa Kabur Perampok di Jambi, Nindia Luka Parah dan Meninggal

"Itu sebelum pukul enam, setengah enam mungkin," kata pedagang tersebut.

Saat mendengar bahwa mobil Pajero Nindia sudah berada di Sumatera Selatan, dia berkomentar itu mungkin saja terjadi.

"Dari sini, keluar tembus Jalan Lingkar (Timur), terus sampai Paal 10, belok kiri terus sampailah pintu tol, laju ke Palembang. Cepat itu, wong orang itu lewat depan sini kencang nian," ujarnya.

Menurutnya, mobil Pajero Sport memiliki peranti GPS (global positioning system) sehingga mudah dilacak.

"Kalau itu mudah, kan Pajero ada GPS nya. Lacak saja oleh polisi, dapat," tuturnya.

Pajero Putih Mundur dan lalu Ngebut

Warga lain bernama Tukijan juga menyampaikan keterangan serupa.

Rumah Tukijan berjarak sekira 20 meter dari rumah Nindia Novrin.

Meski tidak melihat langsung mobil itu dibawa kabur dari rumah Nindia, dia mendapat kabar dari tetangga bahwa mobil keluar lorong (gang) dalam kecepatan tinggi.

"Kencang bawanya, langsung ke arah sana," ujarnya sambil menunjuk arah Jalan Lingkar Timut I (arah Klinik Tanjung Lumut).

Baca Juga: Duka Mendalam, Pemakaman Nindia Korban Perampokan Sadis di Talang Bakung Jambi, Keluarga Tagih Keadilan

Tukijan tidak mengetahui secara tepat  waktu mobil dibawa kabur.

Tapi para tetangga mengatakan bahwa itu sekitar pukul 05.00 hingga 06.00 WIB.

Tukijan ikut mengevakuasi dan mengangkat tubuh Nindia yang penuh luka.

Dia menuturkan ada beberapa benda yang ditinggalkan pelaku di teras rumah Nindia Novrin.

Ada air minum pelaku masih ada di teras rumah Nindia, juga sepatu milik pelaku.

"Sekitar jam setengah delapan sampai jam delapan, itu masih ada," lanjutnya.

Pensiunan pegawai Bandara Jambi itu tidak mengetahui secara pasti bagaimana awal mula perampokan yang mengakibatkan Nindia Novrin tewas.

Namun, dia mengatahui bahwa Nindia melakukan usaha jual beli mobil dan memiliki usaha laundry. 

"Mungkin saja (COD mobil) pagi itu, tapi saya tidak tahu pastinya," tuturnya. 

Korban pembunuhan Nindia dimakamkan. (adz)

Terkait keberadaan mobil Pajero putih dan pelaku, polisi belum memberikan keterangan.

Kapolresta Jambi  melalui Kasi Humas Polresta Jambi menyampaikan bersama Ditreskrimum Polda Jambi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

"Satreskrim Polresta Jambi berkolaborasi dengan Polda Jambi, penyelidikan masih terus berjalan," ujarnya.

Perampok Cepat-cepat

Mobil Pajero putih yang dibawa kabur perampok dan pembunuh Nindia Novrin (38), ibu rumah tangga di Kota Jambi, terpantau melintas Gerbang Tol Muaro Sebapo Kabupaten Muaro Jambi pada pukul 06.20 WIB.

Mobil itu terekam CCTV masuk Gerbang Tol Muaro Sebapo yang merupakan pintu tol Jambi-Sumsel.

Kendaraan itu melintas gerbang tol pukul 06.20 WIB, artinya sekira satu jam sebelum Nindia Novrin ditemukan dalam kondisi bersimbah darah penuh luka, di rumahnya dikawasan Talang Bakung, Kota Jambi.

Nindia ditemukan tetangganya dalam kondisi luka parah pukul 07.30 WIB di rumahnya, Lorong Ahmad Hasyim, RT 22, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan.

Dalam rekaman CCTV, terlihat mobil Pajero putih itu tanpa pelat nomor, meluncur ke arah Bayung Lencir.

Pelaku diduga mencopot pelat nomor kendaraan sebelum memasuki jalan tol untuk menghindari pelacakan, pelaku.

Kasus masih dalam penyelidikan Polresta Jambi dan polisi terus menelusuri jejak pelarian perampok dan pembunuh tersebut.

Kondisi di Rumah Talang Bakung

Perlu diketahui, perampok meninggalkan Nindia Novrin dalam kondisi luka parah dan meninggal. 

Perampok membawa kabur mobil Mitsubishi Pajero Sport warna putih bernomor polisi AD 77 RA dari rumah Nindia.

Jenazah Korban saat di evakuasi dari rumahnya.(adz)

Selain itu, mereka juga membawa barang berharga lainnya, termasuk tiga buah handphone yang dua di antaranya iPhone.

Postingan 15 Hari Lalu

Kepada Tribun Jambi, kerabat almarhum menuturkan Nindia Novrin kerap berada sendirian di rumah.

Suaminya bekerja di luar kota. Hal ini membuatnya menduga pelaku sudah mengetahui situasi rumah Nindia.

"Suaminya kerja di peternakan, jadi jarang pulang. Ibu ini sering sendiri," ungkap seorang kerabat.

Ada juga warga yang menduga bahwa pelaku sudah mengincar Nindia cukup lama dan mengetahui calon korbannya kerap sendirian di rumah.

Dugaan lainnya, Nindia dijebak pelaku dalam transaksi jual beli mobil, hingga akhirnya pelaku melakukan tindakan tak berperikemanusiaan, lalu membawa kabur mobil Mitsubishi Pajero bernomor polisi AD 77 RA, lengkap beserta BPKB dan STNK kendaraan.

Berdasarkan penelusuran Tribun Jambi di akun media sosial Nindia Novrin, 15 hari lalu dia mengunggah foto mobil Mitsubishi Pajero berwarna putih ke laman marketplace.

Dalam unggahannya, Nindia membuka harga untuk Pajero Dakkar Ultimate 2022 itu dengan harga Rp560 juta nego sampai jadi.

Nindia juga menyertakan nomor kontak yang bisa dihubungi, jika ada yang berminat membeli kendaraan ini.

Hal tersebut baru sebatas dugaa, belum dikonfirmasi pihak kepolisian.

Kini, kasus perampokan dan pembunuhan ini masih ditangani tim Satreskrim Polresta Jambi. 

Polisi tengah mendalami dugaan adanya motif transaksi jual beli mobil yang dijadikan jebakan oleh pelaku.

Kronologi Saat Pagi Hari

Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Aslamah (45), warga sekitar yang juga asisten rumah tangga Nindia, sekira pada Kamis (2/10/2025) pukul 07.30 WIB.

Saat itu, Aslamah mendengar suara lirih dari dalam rumah Nindia, seperti orang mengerang kesakitan. 

Aslamah mencoba masuk rumah mewah itu, namun pintu kamar terkunci rapat. 

Ternyata, pintu dalam terkunci dengan tali gorden.

Tak habis akal, kemudian Aslamah mencoba melihat kondisi dalam rumah dari celah pintu.

Seketika, dia kaget karena melihat genangan darah di sana. 

Aslamah panik. Dia lalu memanggil suaminya, Dedi Rohendy (50) yang kemudian langsung ke lokasi. 

Dedi lalu meminta bantuan ketua RT dan warga sekitar.

Bertiga, bersama Kasbulah (65) dan Yono (62), akhirnya mereka berhasil membuka pintu kamar.

Mereka menemukan Nindia Novirin dalam kondisi bersimbah darah, luka di tangan, wajah lebam, serta pendarahan dari bagian belakang kepala.

Sementara itu, warga lain bernama Doni yang ikut membantu evakuasi, menuturkan awalnya tidak mengetahui adanya kejadian.

Sekira pukul 08.30 WIB, dia mendengar keributan warga dan langsung keluar rumah. Saat itu kondisi lokasi sudah ramai.

Menurut Doni, kondisi Nindia saat diangkat masih bernapas.

"Kebetulan, saya yang bantu ngangkat korban. Waktu saya angkat itu napasnya masih ada. Karena saya nakes (tenaga kesehatan), jadi fokus saya waktu itu lihat napasnya masih ada," ungkap Doni. 

Namun, kondisi luka Nindia cukup parah. 

"Kalau saya raba kepalanya, dari belakang sampai ke sini (sambil menunjuk). Darahnya banyak dan sudah mengental. Jadi kemungkinan sudah lama, lebih dari satu jam,” katanya.

Saat ditemukan, Nindia posisinya di dalam kamar. Warga lain yang sering membantu di rumah tersebut juga menduga kejadian sudah terjadi sejak subuh. 

Namun keterangan itu masih simpang siur.

Warga yang lain mengatakan tidak mengetahui kejadian tersebut pagi itu. 

Saat mereka melintas di rumah pagi itu, tidak melihat kejadian apa-apa.

“Tadi pagi masih sepi, kayak dak ada apa-apa. Dak tahu kapan kejadiannya,” ujar warga setempat.

Dugaan COD Mobil

Keterangan yang dihimpun Tribun Jambi dari warga, menyebutkan bahwa Nindia sempat berencana melakukan transaksi COD (cash on delivery) terkait penjualan mobil. 

Namun, waktu transaksi yang disebut dilakukan saat subuh, menimbulkan tanda tanya.

Mobil Pajero putih milik korban yang dibawa kabur perampok.(adz)

"Katanya mau COD, tapi masa subuh-subuh? Jadi agak janggal juga," kata salah seorang saksi.

Masih Penyelidikan

Kasus ini ditangani Polrestas Jambi. Terkait penyelidikan, polisi belum banyak memberikan keterangan.

"Barang yang hilang satu unit mobil Pajero. Kasus masih dalam penyelidikan. Korban meninggal dunia," ujar Kapolresta Jambi, Kombes Pol Boy Sutan Siregar, saat dikonfirmasi awak media.

Sementara Kasat Reskrim Polresta Jambi, Kompol Hendra Manurung, menuturkan kasus tersebut untuk sementara masuk dalam dugaan tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau Pasal 365 KUHP.

"Kita masih menunggu hasil autopsi. Mohon doa agar cepat terungkap," katanya. 

(Aldie Prsetya Tribun // Sumber: TribunJambicom)

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs