Catatan Dahlan Iskan: Ujung Zulfa

Pj Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa usai ditetapkan dalam Pleno PBNU.(ist)

Jalan musyawarah itu buntu. Upaya merukunkan mereka juga kandas. Konflik di NU menuju ujung: jabatan ketua umum diisi oleh penjabat (Pj).

Berarti ''pemecatan'' Gus Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum PBNU dianggap final.

Penjabat ketua umum itu adalah orang yang selama ini sudah menjabat wakil ketua umum: KH Zulfa Mustofa. Selama ini Kiai Zulfa berada di urutan pertama dalam daftar para wakil ketua umum –tiga orang.

Anda sudah tahu: yang memberhentikan Gus Yahya adalah Rais Aam PB NU KH Miftachul Akhyar. Yang mengangkat pejabat ketua umum juga KH Miftachul Akhyar.

Jabatan rais aam syuriah memang punya wewenang yang besar di PBNU. Tapi Kiai Akhyar jarang tampil. Ia sering mewakilkan ke Prof Dr Mohammad Nuh DEA, wakilnya di syuriah.

Saya istilahkan konflik NU sudah sampai di ujung karena ini: para pengurus di PB NU bisa menerima putusan rois syuriah itu. Konflik akan meruncing kalau, misalnya, para wakil ketua umum tidak ada yang mau diangkat jadi pejabat ketua umum. Apalagi kalau mereka pilih mundur dari kepengurusan.

Sampai tulisan ini saya buat dalam penerbangan dari Bali tadi malam, belum satu pun pengurus PBNU yang menyatakan mundur. Artinya mereka bisa menerima dipimpin pejabat ketua umum Kiai Zulfa Mustofa.

Mengapa bukan jalan islah (damai) yang ditempuh?

"Islah bisa terjadi kalau ada sengketa antarpihak. Ini bukan sengketa. Ini sanksi," ujar Prof Mohammad Nuh, ketua dewan syuriah Nahdlatul Ulama. Maksudnya, Gus Yahya diberhentikan sebagai sanksi. Ia dianggap bersalah –yang kadar kesalahannya memenuhi syarat diberhentikan oleh rais aam.

Apa kesalahannya?

Saya tidak tahu. Anda juga tidak tahu. Yang tahu adalah rais aam dan para wakilnya. Bahwa konon ada soal Israel dan tambang batu bara itu kan sifatnya rumor.

Menurut Prof Nuh --mantan Mendikbud dan mantan Menkominfo-- rais aam sudah pernah bertemu secara khusus dengan Gus Yahya. Hanya mereka dua orang. Tanggal 17 November 2025. Lalu sekali lagi dua hari setelah itu.

Tentu kita tidak tahu apa yang dibicarakan. Yang kita tahu: dua-tiga hari kemudian muncullah putusan memberhentikan Gus Yahya.

Tentu Gus Yahya tidak bisa menerima keputusan itu: apa gunanya muktamar kalau rais aam bisa mengambil putusan sejauh itu.

Tapi Gus Yahya tidak mungkin melawan keputusan tersebut kalau sekjen PBNU masih dijabat Gus Ipul --Saifullah Yusuf, kini menjabat menteri sosial. Prof Nuh adalah salah satu anggota tim yang penting ketika mensos mendapat tugas membangun sekolah untuk anak termiskin di desa-desa: Sekolah Rakyat.

Maka Gus Yahya, yang masih merasa sebagai ketua umum, memberhentikan Gus Ipul sebagai sekjen. Lalu mengangkat sekjen baru: Dra Amin Said Husni, mantan bupati Bondowoso.

Langkah Gus Yahya itu dinilai ''mbalelo'' pada keputusan rais aam syuriah. Maka dilakukanlah sidang pleno syuriah - tanfidiyah PBNU: Selasa malam kemarin. Tempatnya: di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta. Menteri Agama KH Prof Nasaruddin Umar dikabarkan hadir --pertanda ke mana arah ujung konflik ini. Di situlah diputuskan mengangkat penjabat ketua umum PBNU: KH Zulfa Mustofa.

Yang diangkat pun bersedia. Kiai Zulfa mengatakan siap memimpin PBNU. Dalam pidato penerimaan jabatan itu Kiai Zulfa menilai dirinya sebagai ''Al Fakir'' yang mendapat amanah memimpin NU.

Publik belum banyak kenal nama Zulfa Mustofa --kecuali enam bulan terakhir. Itu berkat potongan-potongan ceramah agamanya yang viral di medsos. Terutama saat Zulfa melantunkan salawat Nabi dalam berbagai irama.

Misalnya ada salawat bernada lagu India Kuch kuch hotahe". Suara Kiai Zulfa sendiri cukup merdu. Lalu ia lantunkan salawat dengan irama lagu Sunda 'Manuk Dadali'.

Di Riau irama salawatnya lagu melayu ''fatwa pujangga'. Bahkan ia bisa melantunkan salawat dalam irama lagu lama Mandarin yang masih tetap top: 男儿当自强 – Nán Ér Dāng Zì Qiáng. Di Indonesia lagu itu terkenal dengan sebutan Wong Fei Hong --sebagai lagu film tahun 1991 Once Upon a Time in China.

Kiai Zulfa juga sering ceramah di forum Muhammadiyah. Ia tidak ingin ada kesalahpahaman antara orang NU dan orang Muhammadiyah. "Kita harus mendukung kalau  Muhammadiyah banyak membangun rumah sakit," ujar Zulfa. "Orang NU bisa membantu dengan cara menjadi pasiennya," tambahnya melucu.

Kiai Zulfa juga terus menyuarakan moderasi. Dalam hal ini ia mirip dengan ketua umum PBNU sebelum Gus Yahya: Prof Dr KH Said Aqil Sirodj. Mereka sangat Gus Dur.

Kelebihan Kiai Zulfa dari Gus Yahya adalah penguasaan ilmu agamanya. Juga cara pendekatannya yang membumi. Humor-humornya khas humor orang kecil. Jauh dari sikap elitis.

Kiai Zulfa masih keponakan KH Ma'ruf Amin, mantan rais aam yang juga mantan wakil presiden Republik Indonesia. Ia masih kerabat ulama besar masa lalu Kiai Nawawi Al Bantani dari Banten. Lalu diambil menantu oleh kiai penting di Tegal.

Pekerjaan berikutnya adalah minta pengesahan dari pemerintah –menteri hukum. Lalu berbekal pengesahan itu ia bisa berkantor di gedung PBNU sembilan lantai di Jalan Kramat Raya Jakarta.

Yang terberat: memutuskan siapa yang akan menjadi partner untuk mengerjakan tambang batu bara milik NU di Bontang seluas 25.000 hektare itu. Bisa saja konflik lagi menanti.(Dahlan Iskan)

Dua Korban Mobil Masuk Jurang di Muara Hemat Ditemukan Sudah Tidak Bernyawa

Dua Korban Mobil Masuk Jurang di Muara Hemat Ditemukan Sudah Tidak Bernyawa, terseret arus sejauh puluhan km dari lokasi kejadian.(adz)

KERINCI, MERDEKAPOST.COM - Upaya pencarian korban kecelakaan tunggal mobil Mazda hitam bernomor polisi BM 9938 AA yang masuk jurang dan hanyut di Sungai Desa Muara Hemat Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci kembali dilanjutkan, Senin (08/12/2025) sejak pukul 09.00 WIB. 

Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas Kabupaten Kerinci Basarnas Kabupaten Merangin personel Polsek Batang Merangin Polsek Sungai Manau satu regu Brimob Pamenang serta dibantu warga setempat melaksanakan penyisiran aliran sungai di bawah pimpinan Kapolsek Batang Merangin Iptu Ahmad Muslikan.

Kendaraan tersebut sebelumnya ditemukan menyangkut di bebatuan sungai sejauh sekitar 300 hingga 400 meter dari lokasi jatuh pada Minggu malam namun belum dapat dievakuasi karena aliran sungai sangat deras serta peralatan yang tidak memadai. 

Baca Juga:

Satu Penumpang Mobil Masuk Jurang di Muara Hemat Ditemukan Sudah Meninggal Dunia

Mobil Masuk Jurang di Muara Hemat: 1 Orang Ditemukan 2 Diduga Hanyut, Tim SAR Lakukan Pencarian

Mobil kembali terseret arus dan hingga saat ini belum diketahui keberadaannya sehingga pencarian difokuskan pada penyisiran jalur sungai hingga radius puluhan kilometer.

Sekitar pukul 11.00 WIB tim menemukan satu korban dalam keadaan meninggal dunia di Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin dengan jarak kurang lebih 40 kilometer dari titik awal kejadian. 

Korban diketahui bernama Alamsyah berusia 40 tahun warga Pelepat Kabupaten Bungo Provinsi Jambi yang bekerja di perusahaan sawit. Selang beberapa jam sekitar pukul 14.20 WIB korban kedua bernama Yogi Adima Putra atau Yogi berusia 30 tahun warga Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo ditemukan di Desa Simpang Parit Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin berjarak sekitar 50 kilometer dari lokasi jatuh dan juga dalam kondisi meninggal dunia.

Kedua jenazah kemudian dibawa ke RSUD Kabupaten Merangin untuk proses identifikasi dan penanganan lanjutan oleh tim SAR serta Polsek Sungai Manau. Selama proses pencarian tim juga melakukan pemeriksaan lokasi koordinasi dengan keluarga korban dan penyampaian laporan kepada pimpinan. Pencarian dinyatakan selesai pada pukul 15.00 WIB dan situasi di wilayah tetap aman dan kondusif.

Baca juga:

Odong-Odong Masuk Jurang di KM30 Tapan, 2 Korban MD, 17 Luka-luka: Ini jadi Peringatan Usaha Hiburan Wajib Utamakan Keselamatan

Kapolres Kerinci melalui Humas Polres Kerinci Sitinjak menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya dua korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sitinjak mengapresiasi seluruh unsur yang terlibat dalam operasi pencarian mulai dari Basarnas Kerinci Basarnas Merangin Brimob Pamenang Polsek jajaran hingga masyarakat yang bekerja sama sejak awal proses evakuasi. 

Dia menjelaskan bahwa penanganan berjalan dengan maksimal meski medan ekstrem serta arus sungai yang deras menjadi tantangan utama dalam upaya pencarian.

Sitinjak menambahkan bahwa Polres Kerinci akan meneruskan pemantauan lanjutan terutama terkait hilangnya kendaraan yang hingga kini belum ditemukan. 

Pihak kepolisian juga memastikan pendampingan penuh kepada keluarga korban serta menekankan pentingnya kewaspadaan bagi setiap pengendara di jalur Kerinci Bangko yang dikenal curam dan rawan kecelakaan khususnya saat cuaca ekstrem.(adz)

Mobil Masuk Jurang di Muara Hemat: 1 Orang Ditemukan 2 Diduga Hanyut, Tim SAR Lakukan Pencarian

Mobil Masuk Jurang di Muara Hemat: 1 Ditemukan 2 Diduga  Hanyut terseret arus, Tim SAR Lakukan Pencarian.(ist)

Kerinci, Merdekapost.com - Satu unit mobil Mazda double cabin berpenumpang tiga orang dilaporkan terjun ke jurang di kawasan Muara Hemat, Batang Merangin, Kerinci, tepatnya dekat Jembatan Perbatasan Merangin–Kerinci, Minggu (7/12). Insiden yang terjadi di wilayah jalan yang dikenal sempit dan bertebing curam itu langsung mengundang respons cepat dari tim SAR dan aparat setempat.

Laporan pertama diterima sekitar pukul 16.00 WIB dari Kepala Desa Birun, Bambang, yang menyampaikan bahwa kendaraan tersebut masuk ke jurang cukup dalam. Dari tiga penumpang, satu orang bernama Udin berhasil menyelamatkan diri dalam kondisi lemas dan syok. Sementara dua penumpang lainnya hilang dan belum ditemukan.

Baca Juga: Odong-Odong Masuk Jurang di KM30 Tapan, 2 Korban MD, 17 Luka-luka: Ini jadi Peringatan Usaha Hiburan Wajib Utamakan Keselamatan

Tak lama setelah laporan diterima, Tim Pos SAR Kerinci, yang dibackup 10 personel dari Kantor SAR Jambi, bergerak menuju lokasi pada pukul 16.16 WIB. Estimasi perjalanan menuju lokasi kejadian mencapai tiga jam dari Kerinci, dan delapan jam dari Kantor SAR Jambi.

Lokasi jurang tempat jatuhnya mobil yang berisi tiga orang di Muara Emat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Minggu (7/12/2025) dini hari.(istimewa)

Setibanya di lokasi, tim langsung melakukan pemetaan medan dan penyisiran awal. Jurang yang didominasi tebing curam serta pepohonan lebat membuat proses pencarian berjalan penuh kehati-hatian. Identitas dua korban hilang masih dalam pendataan, menunggu konfirmasi dari keluarga dan aparat desa.

Operasi pencarian melibatkan berbagai unsur: Rescue Pos SAR Kerinci, Kantor SAR Jambi, BPBD Kerinci, Babinsa, serta masyarakat setempat. Peralatan yang digunakan cukup lengkap, mulai dari Rescue D-Max, drone thermal untuk mendeteksi panas tubuh, rubber boat, perahu rafting, alat komunikasi, navigasi, hingga perlengkapan vertikal rescue. Cuaca di lokasi terpantau berawan dan berkabut tipis, mempersempit jarak pandang tim.

Kepala Kantor SAR Jambi, Adah Sudarsa, S.T., menegaskan bahwa seluruh unsur gabungan bekerja secara terukur dan tetap mengedepankan keselamatan personel.

“Tim melakukan pencarian dengan metode yang disesuaikan kondisi medan. Prioritas kami adalah menemukan dua korban hilang secepat mungkin,” ujarnya.

Hingga malam hari, proses pencarian tidak dapat dilanjutkan ke dasar jurang karena kondisi visual sangat minim dan lokasi gelap. Tim hanya dapat melakukan pemantauan dari tepi tebing sambil menunggu pencahayaan alami di pagi hari. Update resmi akan disampaikan setelah ada perkembangan terbaru dari lapangan.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Kerinci IPTU Sujarwo membenarkan adanya kecelakaan tersebut.

Kronologis Kejadian

Lokasi jurang tempat jatuhnya mobil yang berisi tiga orang di Muara Emat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Minggu (7/12/2025) dini hari.

Dua penumpang mobil hanyut, dan satu lainnya selamat setelah mobil yang mereka tumpangi terjun ke jurang di wilayah Muara Emat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, pada Minggu (7/12/2025) dini hari. 

Peristiwa ini bermula ketika mobil yang berisi tiga orang melaju dari arah Kabupaten Merangin menuju ke Kabupaten Kerinci. Kemudian saat tiba di sebuah tikungan, dari arah berlawanan datang sebuah mobil. 

Namun Naas, mobil berisi tiga orang yang berupaya menepi, malah terjun ke dalam jurang sedalam 30 meter. 

"Infonya papasan dengan mobil, dan di jalan itu, memang tidak ada pembatas jalan sehingga terjatuh ke dalam jurang," kata Bambang, warga di lokasi, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu malam. 

Kecelakaan tersebut diketahui ketika sejumlah warga yang hendak memeriksa pancing, mendengar teriakan satu orang korban yang selamat. 

Saat itu, warga langsung mendatangi korban. Dari penjelasan korban yang selamat, mobil yang mereka tumpangi masuk ke dalam sungai, menyebabkan dua temannya diduga hilang karena hanyut. Menurut Bambang, mobil juga tidak ditemukan di lokasi, namun jejak mobil yang terguling dari ketinggian terlihat jelas. 

 "Yang ada cuman korban selamat, sedangkan mobilnya tidak terlihat di lokasi," tambahnya.(Adz) 

Sidang Perdana Kasus PJU Kerinci, Adithiya Diar Kuasa Hukum Heri Cipta Siapkan Eksepsi: Otak Pelaku Tidak Diseret

Jambi — Sidang perdana kasus dugaan korupsi proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kerinci digelar di Pengadilan Tipikor Jambi, Senin (14/11/2025). Agenda pembacaan dakwaan terhadap tersangka Heri Cipta dan pihak terkait berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB. Sidang di pimpin langsung oleh Ketua Majelis Hakim, yang mulia Tatap Situngkir. 

Dalam persidangan ini, pengacara tersangka Heri Cipta, Adithiya Diar, menyampaikan sikap dan pandangan hukumnya terkait materi dakwaan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Ia menegaskan bahwa pihaknya menyiapkan eksepsi atau keberatan yang akan disampaikan secara resmi pada agenda sidang berikutnya.

Ada Peristiwa Hukum yang Terputus

Adithiya Diar menilai dakwaan JPU belum menggambarkan secara utuh rangkaian peristiwa hukum yang terjadi sebelum proyek PJU tersebut berjalan. Menurutnya, terdapat fakta yang luput dari dakwaan dan menjadi dasar penting bagi tim kuasa hukum untuk mengajukan eksepsi.

 “Pandangan kami selaku kuasa hukum Heri Cipta, kami mengajukan eksepsi karena ada peristiwa hukum yang terputus. Sebelum tender dimulai, klien kami dipanggil oleh beberapa anggota DPRD melalui Sekwan untuk melaksanakan pokir yang diakui sebagai milik mereka,” ujar Adithiya Diar setelah sidang.

Ia menjelaskan bahwa pemanggilan tersebut berkaitan dengan pokok-pokok pikiran (pokir) anggota DPRD yang diarahkan masuk ke dalam paket pekerjaan PJU. Hal inilah yang menurutnya harus dipertimbangkan sebagai bagian dari konstruksi hukum perkara.

Pertanyakan “Otak Pelaku” yang Tidak Jadi Terdakwa

Lebih lanjut, kuasa hukum Heri Cipta menyatakan keheranannya karena aktor yang diduga memiliki kepentingan terbesar dalam proyek tersebut tidak terseret sebagai terdakwa.

 “Kami heran, kenapa otak pelaku dalam perkara ini tidak diikutsertakan menjadi terdakwa. Otak pelaku dalam makna pihak yang menginginkan keuntungan dari pekerjaan PJU ini,” tegasnya.

Adithiya menambahkan bahwa fokus utama eksepsi mereka adalah menggambarkan peran pihak yang menurutnya turut mengarahkan dan mengambil keuntungan, namun belum tersentuh proses hukum.

Agenda Sidang Berikutnya

Sidang perdana ditutup setelah pembacaan dakwaan, dan majelis hakim menjadwalkan sidang lanjutan untuk mendengarkan eksepsi dari kuasa hukum terdakwa. Perkara ini menjadi salah satu kasus yang paling disorot di Kerinci mengingat dugaan keterlibatan banyak pihak, termasuk lingkungan legislatif.

Wartasatu.info akan terus mengikuti perkembangan sidang dan memberikan laporan lanjutan pada sesi berikutnya.(tim)

Hati seorang Istri di Tebo Hancur Lebur, Suami Jalin 'Cinta Terlarang' dengan Ipar, Sampai Hubungan Badan

Sebuah Titik balik yang sangat menghancurkan hati korban terjadi pada 11 November 2025. Perempuan berinisial DS, didampingi oleh suaminya, mendatangi rumah korban di Rimbo Bujang.(Doc/Ilustrasi)  

MERDEKAPOST.COM, TEBO - Media sosial kembali dihebohkan dengan kasus perselingkuhan yang mengoyak hati, kali ini menimpa seorang istri di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.  

Kabar ini menjadi viral lantaran pelaku hubungan terlarang antara suami korban (R) adalah DS perempuan yang masih memiliki hubungan keluarga dekat dengan korban tega menjalin asmara gelap bahkan hingga hubungan badan dengan suaminya R.

Peristiwa ini menjadi sorotan tajam warganet, mengingatkan publik pada kasus perselingkuhan lain yang sempat mengguncang Jambi beberapa waktu lalu.

Pengakuan Terbongkar di Depan Kamera 

Titik balik yang menghancurkan hati korban terjadi pada 11 November 2025. Perempuan berinisial DS, didampingi oleh suaminya, mendatangi rumah korban di Rimbo Bujang. 

Dengan kepala tertunduk dan suara yang bergetar menahan malu, DS secara blak-blakan mengakui telah berselingkuh dengan R, suami dari korban. Pengakuan ini sontak membuat hati korban hancur lebur.

Untuk menguatkan bukti dan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengkhianatan tersebut, korban merekam seluruh momen pengakuan DS. 

Dalam rekaman tersebut, DS tidak hanya mengakui telah menjalin hubungan terlarang, tetapi juga membenarkan telah melakukan hubungan suami istri dengan R. 

"Setiap kalimat pengakuan terasa seperti pisau yang menusuk hati korban berulang kali," demikian narasi pilu yang tersebar melalui akun media sosial seperti @jambisharing dan @jambihits.id.

Imbalan Uang dan Hubungan Berulang 

Keterangan yang terungkap semakin memilukan. DS mengaku bahwa perselingkuhan ini bukan hanya terjadi sekali.  

Bahkan, DS juga memberikan keterangan bahwa setelah hubungan terlarang yang pertama, suami korban, R, memberinya uang senilai Rp300.000.  

Pengakuan tersebut mengindikasikan adanya unsur imbalan dalam hubungan gelap yang mereka jalin, menjadikannya sebuah pengkhianatan ganda yang sangat menyakitkan.

Emosi Tak Terbendung: Pukulan Amarah Korban

Tak kuat menahan rasa dikhianati oleh suami dan orang yang selama ini ia anggap keluarga sendiri, korban sempat meluapkan emosi yang memuncak.  

Dalam video yang beredar, korban spontan melayangkan pukulan sebanyak dua kali kepada DS.  

Aksi tersebut segera dilerai oleh suami DS yang juga berada di lokasi.

Dalam luapan kemarahannya, korban melontarkan kata-kata yang menunjukkan betapa hancurnya perasaannya, "Lont* Bojomu iki Lek Lont*," ujar korban sambil berusaha menahan amarah dan sakit hatinya yang tak tertahankan. 

Peristiwa ini menjadi catatan memilukan, mengingatkan publik bahwa luka terdalam sering kali datang dari orang yang paling kita percayai.  

Warganet pun ramai memberikan dukungan moral dan doa, berharap korban mendapatkan kekuatan untuk melewati masa sulit dan memperjuangkan kehormatan serta masa depannya.(*)

Ramai Ada Anak SAD Disebut Mirip Kenzie, Begini Penjelasan Para Temenggung

Tumenggung Jon, warga Suku Anak Dalam Jambi (tengah) memberikan penjelasan soal anak yang disebut-sebut mirip dengan Kenzie. (Foto: Dok. Istimewa) 

Jambi, Merdekapost.com - Suku Anak Dalam membantah telah menculik Kenzi, bocah laki-laki yang hilang di Bungo, Provinsi Jambi tahun 2022 lalu. Dua anak yang disangka mirip Kenzi, ternyata bernama Bimo dan Kinan.

Hal itu merespons ramainya informasi soal adanya anak yang mirip Kenzie di tengah Suku Anak Dalam. Pihak dari kepolisian dan dinas sosial datang ke Desa Mentawak, Kabupaten Merangin, Jambi, untuk melakukan pengecekan.

Tumenggung Sikar menjelaskan bahwa Bimo merupakan anak kandung dari pasangan suami-istri, Bujang Abang dan Lisa Gerik. Sedangkan Kinan merupakan anak laki-laki dari Bujang Kecik dan Dewi Atus. Kedua anak tersebut turut dihadirkan dalam kesempatan tersebut.

"Cucu saya Bimo dan Kinan, itu disamakan dengan anak yang hilang di daerah Bungo. Sedangkan yang hilang, itu berumur 2 tahun. 

Kalau sekarang, seharusnya 6 tahun (anak yang hilang di Bungo). Kok disamakan dengan cucu saya berusia 2 tahun? Di situlah konflik kemarin," kata Tumenggung Sikar, Kamis (13/11) lalu.

Luruskan Isu, Temenggung Jhon dari SAD Jambi Bantah Mobil Pajero Dibarter dengan Bilqis

Tumenggung Jon, warga Suku Anak Dalam Jambi (tengah) memberikan penjelasan soal anak yang disebut-sebut mirip dengan Kenzie. (Foto: Dok. Istimewa)

Sementara itu, Tumenggung Jon, salah satu pemimpin Suku Anak Dalam di Merangin, mengatakan pihaknya saat ini resah dengan berbagai postingan di media sosial. 

Banyak konten yang berisikan informasi tidak benar yang menyudutkan masyarakat Suku Anak Dalam.

"Seperti konten-konten yang memberitakan. Kalau akurat tidak masalah. Kalau tidak akurat jadi penyakit sendiri," katanya.

Bacaan Lainnya:

Pelajar Terkapar di Kebun Jagung Jadi Korban Begal Dua Remaja

Kasus Anak Hilang Kembali Terjadi di Jambi, Soraya Murid SD 84 sudah 3 Hari Tanpa Kabar

Dia meminta masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak menyebarkan berita bohong terkait Suku Anak Dalam. Dia akan menempuh jalur hukum jika masih ada masyarakat yang membuat konten tidak benar.

"Ada memviralkan anak Suku Anak Dalam, ada yang mirip dengan Kenzie. Ya kalau memang mirip, maksud saya jangan diviralkan. Kita telusuri, jangan menuduh. Makanya saya tegaskan sekali lagi, yang viralkan lagi akan saya tuntut," katanya.

Pasca Bilqis Ditemukan, Kasus Hilangnya Kenzi Bocah Asal Bungo Sejak 3 Tahun lalu, Kini Kembali Heboh di Medsos

Muhammad Kenzie Alfarezzi hilang di Dusun Danau, Kabupaten Bungo, Jambi, pada 1 September 2022.

Bocah yang saat itu baru berusia tiga tahun lenyap tanpa jejak saat bermain di depan rumahnya. Tiga tahun berlalu, keberadaan Kenzie masih samar.(adz)

Luruskan Isu, Temenggung Jhon dari SAD Jambi Bantah Mobil Pajero Dibarter dengan Bilqis

Temenggung Jhon, tokoh Suku Anak Dalam (SAD) di Kabupaten Merangin, Jambi, yang membantu penjemputan Bilqis Ramadhany, menuturkan kronologi Mery Ana menitipkan anak yang diculik ke komunitas SAD. Dia membantah mobil pajero milik Mery Ana dibarter Bilqis.(istimewa)

MERANGIN, MERDEKAPOST.COM - Temenggung Jhon, tokoh Suku Anak Dalam Merangin Jambi yang menjadi mediator kepolisian saat penjemputan di permukiman Suku Anak Dalam di Merangin Jambi, membantah kabar yang menyebutkan bahwa mobil Mitsubishi Pajero milik Mery Ana dijadikan barter dengan Bilqis Ramadhany (4).

Persoalan tebus-menebus anak korban penculikan asal Makassar tersebut cukup rumit.

Awal mulanya, Bilqis Ramadhany diculik Sri Yuliana di Makassar, Sulawesi Selatan. Bilqis dijual melalui media sosial Facebook.

BACAAN LAINNYA: 

BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Kronologi Penculikan Bilqis dari Makassar: Ditemukan di Setelah Dioper ke Suku Pedalaman Jambi

Nadia Hutri, warga Sukoharjo, Jawa Tengah, membeli Bilqis seharga Rp 3 juta. Dia datang ke Makassar menjemput anak tersebut.

Setelah itu, Sri Yuliana menjualnya kepada Mery Ana dan Ade Friyanto Syaputra, keduanya warga Merangin, Provinsi jambi.

Bilqis Ramadhany yang dijual Rp 15 juta, dibawa ke Merangin.

Setelah Bilqis sampai ke tangan dua warga Merangin itu, Mery Ana membawanya ke daerah Mentawak, Kabupaten Merangin, ke Suku Anak Dalam.

Bertemu Suku Anak Dalam

Temengung Jhon menuturkan semua berawal saat Mery Ana (42) yang mendatangi Suku Anak Dalam di Mentawak, Merangin.

Di sana, Mery Ana bertemu dengan pasangan suami istri Bengendang dan Ngerikai. 

Mery Ana menyampaikan bahwa orang tua kandung Bilqis tidak mampu merawat dan mengalami kesulitan secara ekonomi.

"Dia bilang sama rombongan Sikar (Begendang dan Ngerikai) ekonomi Mery pun susah. Kata Mery, kalau Bapak (Begendang) niat nak ngurus anak ini, yo, uruslah," kata Jhon.

Begendang dan Ngerikai waktu itu sempat menolak.

Bilqis kembali ke pelukan ayah usai diculik di Makassar dan dijual ke Jambi (Ist)

Menurut Jhon, mereka takut mengurus anak dari luar komunitas, kecuali jika Bilqis benar-benar ada hubungan keluarga dengan Mery. 

Lalu, kepada pasangan Suku Anak Dalam ini, Mery Ana mengaku bahwa Bilqis masih masih ada hubungan kekeluargaan dengannya.

"Mery bilang ke Begendang anak itu masih keluarga si Mery. Tapi, Mery minta untuk uang Rp85 juta, yang katanya biaya selama mengurus si Bilqis," tutur Jhon.

Akhirnya, pasangan Begendang dan Ngerikai menyerahkan uang Rp 85 juta kepada Mery Ana.

Setelah itu, Bilqis Ramadhany ikut keluarga Begendang dan Ngerikai.

Bilqis pergi bersama keluarga itu berpindah-pindah tempat di hutan, sebagaimana kehidupan Suku Anak Dalam.

Baca Juga: 5 Polisi Makassar Dapat Penghargaan Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Tangkap Penculik

Beberapa waktu kemudian, kabar penculikan tersiar ramai. Polrestabes Makassar, melakukan pelacakan.

Awalnya, polisi menangkap Sri Yuliana, penculik di Makassar. Setelah itu, mereka menangkap Nadia Hutri di Sukoharjo. Kemudian yang terakhir, tim gabungan Polrestabes Makassar, Polres Kerinci, Polres Merangin, dan Polda Jambi, menangkap Mery Ana dan Ade Syaputera di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.

Polisi membawa Mery dan Ade ke Merangin, ke permukiman Suku Anak Dalam tempat mereka sebelumnya membawa Bilqis Ramadhany.

Polisi meminta bantuan tiga Temenggung Suku Anak Dalam untuk mengambil kembali Bilqis Ramadhany, yaitu Temenggung Sikar yang merupakan ayah dari Begendang, Temenggung Jhon, serta Temenggung Roni. 

Temengung Sikar, tokoh Suku Anak Dalam di Merangin, Jambi, mengungkap kronologi penculk anak bernama Mery Ana datang membawa Bilqis Ramadhany (4) asal Makassar.

Saat informasi yang diperoleh, Bilqis Ramadhany telah dibawa pergi pindah-pindah tempat sebagaimana kehidupan Suku Anak Dalam umumnya. 

Keberadaan mereka terpantau ada di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Tiga temenggung bersama seorang ASN di Dinas Sosial Kabupaten Merangin bernama Nurul, akhirnya pergi untuk menemui Begendan dan Ngerikai yang bersama Bilqis.

Setelah proses persuasif yang alot, pasangan suami istri Begendang dan Ngerikai bersedia menyerahkan Bilqis Ramadhany dengan persyaratan.

Begendang Merasa Ditipu Mery Ana

Pasangan Begendang dan Ngerikai merasa ditipu Mery Ana. 

Karena, mereka telah mengeluarkan uang adopsi Rp 85 juta yang diserahkan kepada Mery Ana.

"Mereka (Begendang  dan Ngerikai) bilang duit mereka diminta Mery Rp 85 juta untuk adopsi. Mereka minta, kalau Mery ana  tidak bisa mengembalikan duit, mereka nak hukum Mery Ana secara adat supaya Bilqis bisa dikembalikan," jelas Temenggung Jhon.

Jhon mengatakan, saat itu polisi menegaskan proses hukum harus mengikuti aturan kepolisian dan Mery Ana harus dibawa kembali ke Makassar. 

Baca Juga: Kasus Anak Hilang Kembali Terjadi di Jambi, Soraya Murid SD 84 sudah 3 Hari Tanpa Kabar

Situasi itu membuat Temenggung Jhon mencari jalan tengah.

"Saya pun bingung. Ku tanyo ke pemerintah (polisi) Merangin dan yang dari Makassar. Lalu satu-satu dipanggil pelaku. Apolah yang bisa dijaminkan? Hanya satu mobil," jelasnya.

Temenggung Jhon mencarikan solusi agar Mery Ana bisa mengganti uang milik pasangan Begendang dan Ngerikai.

Akhirnya, mobil Pajero milik Mery Ana dititipkan kepada Temenggung Jhon. Sedangkan Jhon memberikan uang pribadinya Rp 85 juta kepada Begendang- Ngerikai untuk mengganti uang sebelumnya, agar Bilqis Ramadhany bisa kembali ke orang tua kandungnya.

Temenggung Jhon, tokoh Suku Anak Dalam di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi menjelaskan duduk perkara dan kronologi Bilqis Ramadhany (4) anak asal Makassar yang ditemukan di Mentawak.

"Sudahlah, saya bilang, kita mikir membantu orang tua Bilqis di Makassar. Saya selaku Temengung (dari kelompok lain) berkorban. Mobil itu taruh di tempat saya sebagai jaminan duit saya. Yang penting Bilqis bisa pulang,” tegasnya.

“Saya bilang ke pihak Polres Merangin, mobil ini ditaruh sini, tolong dijaga keamanan. Saya mau meminjamkan duit untuk menjemput Bilqis supaya dia balik ke orang tuanya,” ujarnya.

Bantah Tudingan Perdagangan Anak

Temenggung Jhon, tokoh adat yang memediasi penjemputan Bilqis Ramadhany, anak 4 tahun asal Makassar, membantah tudingan adanya perdagangan anak di kawasan Suku Anak Dalam (SAD) Jambi.

Dia mengatakan kabar pertama datang dari Dinas Sosial Kabupaten Merangin, Jambi.

Dia diberitahu ada pihak kepolisian dari Makassar yang datang ke Merangin untuk mencari anak hilang bernama Bilqis.

"Awal pertama kami dapat kabar dari Dinas Sosial Merangin ada dari pihak kepolisian Makassar ke Merangin. Mau katanya mencari anak hilang, itu si Bilqis,” ujar Jhon.

Tak lama setelah itu, Dinas Sosial kembali menghubunginya. Mereka menyampaikan bahwa Bilqis berada di kelompok SAD Temengung Sikar.

Baca Juga: Polisi Cari 3 Anak Kandung SY Pelaku Penculikan Bilqis yang Diduga Telah Dijual

“Mereka ( polisi) nelpon saya, bilang anak yang nama si Bilqis ini ada di kelompok Pak Sikar. Mereka tanyo, ‘Pak Temenggung bisa tak bantu?’ Saya jawab bisa, mudah-mudahan bisa, saya bantu,” jelasnya.

Jhon kemudian menanyakan pada Dinas Sosial dan polisi apakah pelaku yang membawa Bilqis ke rombong SAD sudah ditangkap atau belum. Setelah diberi tahu pelaku sudah diamankan, ia meminta bertemu langsung.

Setelah mengumpulkan informasi, Temengung Jhon akhirnya tahu bahwa Begendang dan Ngerikai yang mengadopsi Bilqis.

Sejumlah tim melakukan pencarian, pada pencarian hari kedua, tiga Temengung ketua dari kelompok berbeda dan satu staf dinas sosial Kabupaten Merangin diturunkan mencari keberadaan Begendang, Ngerikai dan Bilqis.

“Kami berangkat empat orang. saya, Pak Sikar, Ibu Nurul dari Dinsos, sama Temungung Roni,” jelasnya.

Bacaan Lainnya:

Pasca Bilqis Ditemukan, Kasus Hilangnya Kenzi Bocah Asal Bungo Sejak 3 Tahun lalu, Kini Kembali Heboh di Medsos

Saat hendak menjemput Bilqis, rombongan SAD sedang melangun atau berpindah-pindah tempat sehingga awalnya sulit ditemukan.

“Pak Sikar malam itu ngejar sudung, tapi tidak ketemu. Besok siangnya baru dapat kabar tempat mereka pindah,” jelas Jhon.

Namun saat tiba, Bilqis menolak dibawa karena terlanjur nyaman dengan keluarga angkatnya.

“Mungkin si Bilqis ini merasa nyaman. Orang tua angkatnya pun nangis. Kami hampir setengah jam memujuk. Akhirnya terpaksa kami angkat bawa ke mobil,” kata Jhon.

Mereka kemudian bertemu dengan pihak kepolisian dari Makassar di Temulu, depan masjid, untuk diserahkan ke polisi. (Tribun Jambi/Rifani Halim)

(Editor: Aldie Prasetya | Sumber: Tribun Jambi)

Polisi Cari 3 Anak Kandung SY Pelaku Penculikan Bilqis yang Diduga Telah Dijual

PENGEMBANGAN KASUS: Polisi Cari 3 Anak Kandung SY Pelaku Penculikan Bilqis yang Diduga Telah Dijual.(ADZ/MPC)

Merdekapost.com - Polda Sulsel menyelidiki dugaan tersangka penculik Bilqis, SY (30) menjual tiga dari lima anak kandungnya.

Hal itu ditegaskan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui wartawan, di SDN Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Rabu (12/11/2025).

Penyelidikan kata Didik, tidak hanya melibatkan dari Tim Polda Sulsel. Tapi juga, tim Cyber dari Bareskrim Polri.

Pelibatan Tim Cyber Bareskrim Polri itu, untuk menelusuri jejak digital pelaku.

"Nah ini sekarang masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Termasuk juga kita mempelajari jejak digital percakapan karena mereka menggunakan akun penjualnya," kata Didik 

BACAAN LAINNYA:

Komisi Reformasi Baru Bekerja, MK Sudah Duluan Mereformasi Polisi

BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Kronologi Penculikan Bilqis dari Makassar: Ditemukan di Setelah Dioper ke Suku Pedalaman Jambi

"Dan itu akun sementara juga masih kita cek, dari Polda bekerja sama Bareskrim, ini terus ditelusuri akun-akun yang mereka gunakan sebagai sarana untuk penjualan," sambungnya.

Selain itu, kata Didik, dari kasus penculikan Bilqis ini, polisi juga menelusuri praktik jual-beli anak dengan modus adopsi ilegal.

"Semua kita libatkan, dari Polda, kemudian kita kerjasama dengan Cyber Bareskrim untuk melakukan pengembangan untuk mencari anak-anak yang pernah dilakukan adopsi ilegal itu," jelasnya.

Didik pun mengimbau para orangtua untuk mengawasi anak-anaknya, khususnya yang berusia balita.

Imbauan itu, bertujuan menghindari kasus yang dialami Bilqis, terulang kembali.

Sehari sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Ita Isdiana Anwar mengatakan, tersangka SY diduga memiliki lima orang anak.

Tiga dari lima anaknya itu, kata dia, diduga telah dijual SY.

Informasi itu, juga diungkapkan anak SY yang berusia delapan tahun.

Anak delapan tahun itu kini bersama adiknya usia lima tahun di rumah aman DP3A Kota Makassar.

"Info yang kami terima juga demikian bahwa punya lima anak yang tiga anak sebelumnya sudah dijual," ungkap Ita ditemui seusai trauma healing terhadap Bilqis di rumahnya, Jl Pelita Raya 2, Kecamatan Rappocini, Makassar, Selasa (11/11/2025) malam.

"Tapi kami tidak ada bukti, ini informasi yang kami dapat termasuk salah satu anaknya yang bicara bilang adeknya dijual," lanjutnya.

Mayat yang ditemukan di Area Persawahan adalah warga Hamparan Rawang

Sungai Penuh, Merdekapost.com - Penemuan Mayat Berjenis Kelamin Laki-laki di Jalan Area Persawahan Desa Sembilan Kec. Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh

Warga Desa Sembilan, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungaipenuh, digemparkan dengan penemuan jasad laki-laki di pinggir sawah pada Rabu (12/11) sekitar pukul 13.50 WIB.

Informasi yang disampaikan oleh Pihak Kepolisian Resort Kerinci, Identitas Mayat/korban bernama Suhardi, JK. umur 43 Tahun beralamat Desa Simpang Tiga Rawang Kec. Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh

Kronologis penemuan mayat tersebut berdasarkan keterangan saksi:

Pada hari Rabu pagi tanggal 12 November 2025, pukul 09.00 wib korban pamit dengan istrinya an. Jusniarti untuk pergi mencari burung ayam-ayaman atau ruwak.

Pukul 12.30 Wib saksi an. Arlinsaf mendapatkan informasi dari masyarakat Desa Sembilan, Kec. Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh bahwa ada seorang laki-laki dalam posisi terlentang dan tidak bergerak di TKP, dan  kemudian saksi Arlinsaf menghubungi Polsek Setinjau Laut. Dan pukul 12.35 Wib anggota Polsek Sitinjau Laut tiba di lokasi dan langsung mengamankan TKP. 

Saat ditemukan korban tidak memiliki identitas dan diduga sudah dalam keadaan meninggal dunia. Selanjutnya anggota Polsek Sitinjau Laut menghubungi keluarga korban, berdasarkan informasi dari salah seorang warga yang mengenali korban. 

Proses evakuasi jenazah Sunardi

Pukul 13.30 Wib anak korban an. Deri tiba di lokasi kejadian dan memastikan bahwa korban adalah ayah kandungnya. 

Selanjutnya keluarga korban meminta tidak dilakukan visum dan langsung membawa korban ke rumah duka menggunakan ambulance Puskesmas Kec. Tanah Kampung.

Berdasarkan keterangan istri korban an. Jusniarti bahwa korban memiliki riwayat sakit stroke ringan dan darah tinggi. 

Pihak keluarga ikhlas dan menerima meninggalnya korban, dan tidak meminta  dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, sebagaimana dituangkan dalam Surat Pernyataan dari pihak keluarga korban.(adz/hms polres kerinci) 

Geger, Penemuan Mayat Laki-Laki di Pinggir Sawah di Desa Sembilan Tanah Kampung

Warga digegerkan dengan Penemuan Mayat Pria di Pinggir Sawah di Desa Sembilan Tanah Kampung.(adz/ist/fb) 

Sungai Penuh, Merdekapost.com – Warga Desa Sembilan, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungaipenuh, digemparkan dengan penemuan jasad laki-laki di pinggir sawah pada Rabu (12/11) sekitar pukul 13.50 WIB.

Menurut keterangan warga, sesosok jasad laki-laki ditemukan tergeletak di area persawahan tanpa diketahui identitasnya. Seorang warga bernama Izal yang berada di lokasi mengatakan bahwa jenazah telah dibawa menggunakan ambulans, namun hingga kini belum ada informasi resmi mengenai siapa korban tersebut.

Baca Juga:

Pasca Bilqis Ditemukan, Kasus Hilangnya Kenzi Bocah Asal Bungo Sejak 3 Tahun lalu, Kini Kembali Heboh di Medsos

“Jasad sudah dibawa ambulans, tapi belum tahu siapa orangnya. Kemungkinan orang Simpang 3 Rawang,” ujar Izal.

Dari informasi yang beredar di masyarakat, korban diduga sedang memasang jerat ruak-ruak di sekitar lokasi sebelum ditemukan meninggal dunia. Namun, penyebab pasti kematian, apakah karena kelelahan atau sakit mendadak, belum dapat dipastikan.

Petugas kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta mengamankan lokasi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

Pihak kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi, namun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum pasti.

“Kami masih melakukan pemeriksaan dan pengumpulan keterangan di lapangan. Mohon masyarakat bersabar dan tidak membuat asumsi sendiri,” ujar salah satu petugas di lokasi kejadian.

Warga setempat berharap pihak berwenang segera mengungkap identitas korban dan penyebab korban meninggal dunia.(*)

5 Polisi Makassar Dapat Penghargaan Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Tangkap Penculik

5 Polisi dari Polres Makassar mendapat Penghargaan istimewa dari Pemerintah Kota Makassar Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Berhasil Tangkap Penculik.(adz/Istimewa)

MERDEKAPOST.COM | MAKASSAR - Kisah sukses penyelamatan dramatis balita Bilqis Ramdhani (4) yang diculik dan ditemukan hingga ke Merangin Jambi, kini berbuah manis. 

Pemerintah Kota Makassar memberikan penghargaan istimewa kepada lima personel Polrestabes Makassar yang menjadi tim kunci di balik pengungkapan kasus cepat yang menyita perhatian publik ini.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-418 Kota Makassar, di Lapangan Karebosi, Minggu (9/11/2025) malam. 

Apresiasi ini menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi, kecepatan, dan profesionalisme tim yang bekerja tanpa kenal lelah melintasi pulau demi memulangkan Bilqis dalam keadaan selamat.

"Kami sangat berterima kasih. Kecepatan dan ketanggapan tim kepolisian ini bukan hanya membanggakan institusi, tapi juga menjadi bukti hadirnya negara dan pemerintah dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat," tegas Munafri di hadapan publik.

Pencarian Intensif Sejak Laporan Hilang

Tim gabungan yang dipimpin Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devin Sujana, langsung bergerak intensif setelah orangtua Bilqis melapor ke Polsek Panakukkang pada Senin (3/11/2025). 

Bilqis dilaporkan hilang diculik dari Taman Pakui Sayang, Jl Andi Pangerang Petta Rani, sehari sebelumnya, Minggu (2/11/2025).

Baca juga: 

Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Kerja cepat tim berujung pada penangkapan pelaku pertama, Sri Yuliana (30), di Makassar. 

Dari pengakuan SY, terungkap adanya jaringan perdagangan anak. 

Bilqis ternyata telah dijual dari satu tangan ke tangan lain. Awalnya, korban dijual seharga Rp 3,5 juta.

Namun kemudian dijual lagi dengan harga yang sangat tinggi, mencapai Rp 80 juta, kepada kelompok di luar pulau.

Menyisir Jambi, Menangkap 3 Pelaku

Perjalanan tim kepolisian tidak berhenti di Makassar. Dengan petunjuk yang ada, tim harus menempuh perjalanan jauh hingga ke Kabupaten Merangin, Jambi, untuk melacak keberadaan Bilqis. 

Upaya heroik ini berhasil membuahkan hasil: Bilqis ditemukan selamat di kawasan Suku Anak Dalam (SAD), tepatnya di Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan.

Di Jambi, polisi menangkap dua tersangka lanjutan, yakni Mery Ana (42) dan Ade Friyanto Syaputera (36), menjadikan total tiga orang yang diciduk dalam kasus ini. 

Berkat kecepatan dan kerja keras tim, Bilqis kini telah kembali berkumpul dengan orangtuanya.

Lima Pahlawan yang Menerima Penghargaan:

 - AKP Hamka, Kanit Jatanras Polrestabes Makassar

 - Iptu Nasrullah, Kanit Reskrim Polsek Panakkukang

 - Ipda Supriadi Gaffar, Kasubnit 2 Jatanras Polrestabes Makassar

 - Bripka Megawan Parante, Anggota Jatanras

 - Briptu Muh Arif, Anggota Jatanras

Penghargaan ini disaksikan langsung oleh Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menjadi pengingat akan dedikasi aparat dalam menjaga keamanan masyarakat.

Terekam CCTV

Misteri dua sosok anak yang terekam dalam kamera pengawas (CCTV) mendampingi pelaku utama penculikan Bilqis Ramdhani (4) akhirnya terkuak.

Pengakuan mengejutkan dari pelaku berinisial SY (30) mengungkapkan bahwa kedua anak tersebut adalah anak kandungnya sendiri.

Dia sengaja dibawa untuk meredam kecurigaan Bilqis saat hendak dibawa kabur.

SY, terduga pelaku pertama yang ditangkap dalam kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ini, membenarkan rekaman CCTV viral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Video CCTV yang memperlihatkan dirinya menggandeng Bilqis bersama dua anak berbaju biru.

"Itu dua orang anak saya yang (tertangkap kamera) CCTV," ujar SY kepada polisi usai penangkapan.

Ia menjelaskan, kehadiran kedua anaknya adalah bagian dari taktiknya.

Dengan adanya anak-anak lain, Bilqis diharapkan merasa nyaman dan tidak curiga bahwa dirinya akan menjadi korban penculikan.

"Saya tidak intai, awalnya itu anak (Bilqis) bermain, jadi saya tanya mana mama mu, dia jawab tidak ada, terus saya tanya lagi mana bapak mu, dia cuma geleng-geleng. Tidak ada saya tawarkan, hanya saya bilang, sini mau kau ikut dengan saya," ungkap SY, menceritakan detik-detik saat ia mendekati Bilqis.

Motif Ekonomi dan Janji Adopsi Palsu

SY, yang ditangkap di indekosnya di Jalan Abu Bakar Lambogo, Kecamatan Makassar, pada Kamis (6/11/2025), mengaku nekat menculik dan menjual Bilqis karena himpitan ekonomi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Pengungkapan kasus ini bermula dari perkenalan SY dengan seorang wanita tak dikenal melalui media sosial Facebook.

Wanita tersebut kemudian menawarkan uang sebesar Rp 3 juta jika SY berhasil mendapatkan seorang anak.

"Awalnya dia mau ambil itu anak (Bilqis) untuk dirawat dengan baik. Dia menawarkan uang Rp 3 juta, dia sudah transfer Rp 500.000 ke rekening saya," jelas SY.

SY mengaku mendapatkan informasi bahwa Bilqis hanya akan dibawa ke Jakarta untuk diadopsi oleh keluarga yang tidak memiliki keturunan.

Namun, ia kemudian terkejut saat mengetahui fakta pahit yang sebenarnya.

"Saya tidak tahu bagaimana sampai ke Jambi, itu yang beli orang Jakarta. Dia naik pesawat ke sini, lalu (Bilqis) dibawa sama perempuan orang Jakarta," katanya.

"Dia bawa ke sana saya juga tidak tahu, kalau dia jual kembali sampai ke Jambi saya juga kaget."

Ditemukan Usai Dijual Hingga Rp 80 Juta

Pencarian Bilqis yang sempat dinyatakan hilang selama sepekan akhirnya berakhir bahagia.

Bilqis ditemukan dalam kondisi sehat di kawasan Suku Anak Dalam (SAD), tepatnya di SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Penemuan ini merupakan hasil kerja keras polisi yang mendalami pengakuan para pelaku, yang menyebut Bilqis telah dijual kembali dengan harga fantastis, disinyalir mencapai sekitar Rp 80 juta.

Kasus ini semakin memperkuat dugaan adanya jaringan TPPO yang lebih luas di balik penculikan Bilqis.

Polisi kini terus mendalami kasus ini untuk membongkar seluruh jaringan yang terlibat dalam tindak pidana penjualan anak ini.(ADZ)

Kronologi Penculikan Bilqis dari Makassar: Ditemukan di Setelah Dioper ke Suku Pedalaman Jambi

MERDEKAPOST.COM | MAKASSAR - Suasana haru dan tangis bahagia menyelimuti halaman Markas Polrestabes Makassar, di Jl Jenderal Ahmad Yani, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (9/11/2025) siang.

Bilqis (4), balita yang sempat hilang dan diduga menjadi korban sindikat penculikan anak, akhirnya tiba di Makassar dan diserahkan kembali kepada keluarganya.

Bilqis tiba di Mapolrestabes Makassar, pukul 14.58 Wita, setelah diterbangkan dari Jambi, lokasi penemuannya.

Baca Juga: Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Polisi dari Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Makassar menjemput Bilqis di Jambi.

Penyerahan Bilqis dari polisi kepada orangtuanya dilakukan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana.

Momen kedatangan Bilqis disambut isak tangis bahagia puluhan warga dan keluarga yang telah menunggu sejak pagi.

Cium Tangan Kapolrestabes

Ayah Bilqis, Dwi Nurmas, langsung memeluk erat putrinya dan tak kuasa menahan air mata setelah berhari-hari menanti.

"Alhamdulillah, saya cuma bisa bersyukur anakku akhirnya kembali. Terima kasih Bapak Kapolrestabes Makassar," ujar Dwi dengan suara bergetar.

Dalam suasana penuh haru, Dwi bahkan mencium tangan Kombes Pol Arya Perdana sebagai bentuk terima kasih atas penyelamatan putrinya.

Bilqis nampak sehat saat keluar dari mobil Jatanras.

Ayah Bilqis saat memeluk erat Kapolrestabes Makassar saat putrinya sampai di Mapolresta Makassar dari Jambi.(adz/trbunmakassar)

Setelah penyerahan resmi dan pemeriksaan, Bilqis dibawa pulang ke rumahnya di Jalan Pelita 2, Kecamatan Rappocini.

Bilqis dikabarkan hilang saat bermain di sekitar Taman Pakui Sayang, Makassar, Ahad atau Minggu (2/11/2025).

Kabar hilangnya menyebar cepat.

Penyelidikan intensif selama enam hari tim gabungan Polrestabes Makassar dan Polres Merangin membuahkan hasil.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Balita tersebut akhirnya ditemukan pada Sabtu (8/11/2025) malam di Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi.

Bilqis ditemukan sekitar 2.611 km dari Makassar, melintasi tiga pulau besar Nusantara (Sulawesi, Kalimantan, Jawa, dan Sumatera).

Pihak kepolisian menduga Bilqis menjadi korban dari kelompok perdagangan anak dengan jaringan lintas pulau.

Tante (bibi) Bilqis, Ida, membenarkan bahwa keluarga sempat mendapat informasi mengenai isu sindikat perdagangan anak dan rencana adopsi Bilqis ke luar negeri, meskipun detailnya belum bisa disimpulkan.

Kronologi Penculikan

Kasus penculikan ini mulai viral setelah video CCTV memperlihatkan Bilqis dibawa oleh seorang perempuan misterius.

Ayah korban menjelaskan bahwa Bilqis hilang saat bermain di pinggir lapangan tenis dekat rumah.

"Saya sedang melatih di lapangan tennis, anak saya main di pinggir lapangan. Setelah izin mau main di sebelah, saya panggil lagi sudah tidak ada," kata Dwi, yang langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Panakkukang sehari setelah kejadian.

Dwi menegaskan, tidak ada masalah keluarga di balik hilangnya putrinya. 

Berikut rincian kronologinya:

Ahad atau Minggu, 2 November 2025 (Siang): Hilang di Makassar

Bilqis (4), dilaporkan hilang saat sedang bermain di sekitar Taman Pakui Sayang, Jalan AP Petta Rani, Makassar.

Ayah korban, Dwi Nurmas, yang sedang melatih di lapangan tenis tak jauh dari lokasi, menyadari putrinya sudah tidak ada setelah ia panggil.

Senin, 3 November 2025: Melapor kepada polisi

Orang tua Bilqis secara resmi melaporkan kehilangan anaknya kepada Polsek Panakkukang.

Kasus ini menjadi viral setelah rekaman CCTV memperlihatkan Bilqis dibawa seorang perempuan misterius.

Senin, 3 November – Jumat, 7 November 2025: Pencarian

Polisi mencari selama enam hari, yang mengerucut pada dugaan korban dibawa oleh sindikat penculikan anak lintas pulau.

Sabtu, 8 November 2025 (malam): Pelaku ditangkap, korban ditemukan di Jambi

Polisi mengumumkan menangkap salah satu penculik bernama Sri Yuliana (30).

Polisi menginterogasi pelaku di Mapolrestabes Makassar.

Tim gabungan Polrestabes Makassar dan Polres Merangin, Jambi, berhasil menemukan Bilqis di Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi.

Lokasi penemuan ini berjarak sekitar 2.611 km dari Makassar, melintasi beberapa pulau besar.

Sekitar pukul 21.00 Wita, pihak kepolisian mengonfirmasi kabar penemuan Bilqis kepada keluarga di Makassar.

Keluarga Bilqis sempat melakukan panggilan video (video call) dengan anggota polisi di lokasi, memastikan Bilqis dalam kondisi sehat.

Ahad atau Minggu, 9 November 2025 (Dini Hari - Pagi): Perjalanan pulang

Bilqis saat berhasil ditemukan dan diamankan Polres Merangin: Didepan adalah 3 terduga pelaku penculikan dan perdagangan anak.(ist/facebook) 

Bilqis diterbangkan menggunakan pesawat dari Jambi, transit di Surabaya, dan melanjutkan penerbangan menuju Makassar, didampingi pihak kepolisian.

Keluarga dan puluhan warga mulai berkumpul di Polrestabes Makassar sejak pagi, menunggu kedatangan Bilqis.

Ahad atau Minggu, 9 November 2025 (Pukul 14.58 Wita): Tiba dan diserahkan di Makassar

Bilqis tiba di Markas Polrestabes Makassar, Jalan Jenderal Ahmad Yani, disambut tangis haru keluarga dan warga.

Kerjasama antar wilayah, akhirnya Polres Kerinci back up Polrestabes Makassar dan Polres Merangin Jambi berhasil menangkap pelaku yang mencoba melarikan diri ke Sungai Penuh Kerinci.(adz)

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menyerahkan Bilqis secara langsung kepada orang tuanya.

Ayah Bilqis, Dwi Nurmas, memeluk erat putrinya dengan linangan air mata dan menyampaikan terima kasih kepada Kapolrestabes.

Setelah penyerahan resmi dan dipastikan dalam kondisi sehat, Bilqis dibawa pulang oleh keluarga ke rumah mereka di Jalan Pelita 2, Kecamatan Rappocini.(*)

Begini Penampakan Bripda Waldi Pembunuh Dosen di Bungo Jambi Tutupi Wajah Usai Dipecat

Foto: Waldi pembunuh dosen wanita di Bungo, Jambi, digiring petugas untuk ditahan di Polda Jambi (ist)

Jambi, Merdekapost.com - Bripda Waldi Adiyat (22), tersangka pembunuhan dosen wanita di Bungo, Jambi, berinisial EY (37), resmi dipecat. Dia langsung ditahan di ruang tahanan (Rutan) Polda Jambi.

Usai mendapat putusan pemecatan, Bripda Waldi langsung digiring anggota Provos Bidang Propam Polda Jambi, pada Jumat (7/11/2025) malam. Waldi tampak mengenakan baju tahanan berwarna oren.

Saat dihampiri awak media ketika digiring Provos, Waldi hanya diam dan tak berkomentar ditanya terkait hasil putusan. Dengan tangan diborgol, Waldi berupaya menutupi wajahnya sembari memegang secarik kertas.

Waldi hanya tertunduk lesu. Dia langsung dibawa ke Rutan Polda Jambi, untuk ditahan sementara, sebelum dibawa kembali ke Polres Bungo untuk menjalani pidana yang menjeratnya.

Sidang komisi kode etik profesi (KKEP) Polri terhadap Waldi yang merupakan anggota Propam Polres Tebo itu digelar di ruang Bidang Propam Gedung Siginjai Polda Jambi.

Baca Juga: 

Jeli dan Akal Bulus Bripda Waldi Mengelabui Saat Beraksi Renggut Hidup dan Kehormatan Dosen EY di Bungo

Bripda Waldi Dipecat dari Polisi, Menanti Sanksi Pidana Usai Bunuh Dosen di Muara Bungo Jambi

Oknum Polisi WLD Pakai Wig Saat Bunuh Erni Dosen IAK-SS Muara Bungo

Waldi menjalani sidang kode etik selama 14 jam, pada Jumat (7/11/2025) mulai pukul 08.00-22.00 WIB.

Plt Kabid Propam Poda Jambi AKBP Pendri Erison membenarkan bahwa Waldi telah mendapat sanksi pemecatan tidak dengan hormat.

"Iya benar (Bripda Waldi dipecat)," kata Pendri kepada wartawan, Jumat (7/11/2025) malam.

Dalam data hasil persidangan yang dirilis Polda Jambi, ada sebanyak 8 saksi dihadirkan oleh penyidik Propam Polda Jambi. Saksi terdiri dari anggota Polres Bungo dan Polres Tebo, dan dokter RS Bhayangkara. Lalu, adik korban, dan rekan kerja korban yang dihadirkan secara daring.

Waldi terbukti melanggar dua pasal etik Polri yakni, Pasal 13 ayat (1) PPRI Nomor 1 Tahun 2003, dan Pasal 14 Ayat (1) huruf B PPRI Nomor 1 Tahun 2002.(adz)

Bripda Waldi Dipecat dari Polisi, Menanti Sanksi Pidana Usai Bunuh Dosen di Muara Bungo Jambi

Bripda Waldi Dipecat dari Polri, Saat ini menunggu Sanksi Pidana pasca Bunuh Dosen EY di Muara Bungo Jambi.(istimewa)

JAMBI - Karir polisi Bripda Waldi berakhir sudah, usai bunuh dan rudapaksa dosen wanita di Kabupaten Bungo, Jambi.

Setelah lebih dari 12 jam Komisi Kode Etik Polri (KKEP) di Polda Jambi, Bripda Waldi yang sebelumnya berdinas di Propam Polres Tebo diputuskan dipecat dari kepolisian.

Bripda Waldi keluar dari persidangan dengan menggunakan baju tahanan dan terus menundukkan kepala.

Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto, menyampaikan pemecatan Bripda Waldi, anggota Polres Tebo yang membunuh dosen EY di Bungo, Jumat malam (7/11/2025) pukul 22.00 WIB.(doc/hms polda jambi) 

Bripda Waldi Aldiyat mengikuti sidang KKEP pada Jumat (7/11/2025) sejak pukul 08.00 hingga pukul 22.00 WIB.

Pada saat sidang, Bripda Waldi mengenakan seragam polri dengan rambut cepak, ia terlihat dalam kondisi sehat saat menjalani sidang KKEP.

Sidang Bripda Waldi ini dipimpin langsung oleh Plt Kabid Propam AKBP Pendri Erison.

Baca Juga: Oknum Polisi WLD Pakai Wig Saat Bunuh Erni Dosen IAK-SS Muara Bungo

Dari hasil sidang KKEP tersebut, Bripda Waldi Aldiyat resmi diberhentikan dengan tidak hormat sebagai anggota Polri.

Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto mengungkapkan bahwa tindakan penghilangan nyawa seseorang yang dilakukan oleh Bripda Waldi merupakan perilaku pelanggaran tercela.

Baca Juga: Jeli dan Akal Bulus Bripda Waldi Mengelabui Saat Beraksi Renggut Hidup dan Kehormatan Dosen EY di Bungo

"Putusan sidang dari KKEP pada malam hari ini yang dijatuhkan adalah pertama perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela. Kedua direkomendasikan pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH dari anggota Polri," ujar Mulia pada Jumat (7/11/2025) malam.

Dari hasil sidang kode etik tersebut, Mulia mengatakan bahwa yang bersangkutan yakni Bripda Waldi menerima hasil putusan sidang tersebut.

Bripda Waldi (22), anggota Polres Tebo, yang membunuh dosen perempuan di Bungo berinisial EY (38) saat sidang Komisi Kode Etik Polri di Polda Jambi, Jumat (7/11/2025) malam.(Doc.Hms Polda Jambi).

"Tadi juga dihadirkan saksi-saksi beberapa orang, dari Polres Bungo dan Tebo, Dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara, kemudian adik kandung korban melalui zoom meeting," jelas Mulia.

Baca Juga: Modus! Bripda Waldi Pura-pura Kaget Usai Bunuh Dosen EY di Bungo, Ucap Turut Berduka ke Adik Korban Via WhatsApp

Lebih lanjut, Mulia mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Bripda Waldi menjadi contoh bahwa Polri bertindak tegas dalam menindak aturan, termasuk apabila anggota Polri yang melakukan pelanggaran.

"Makanya kita kejar cepat," sebutnya.

Direncanakan Bripda Waldi akan dipulang ke Kabupaten Bungo pada Sabtu (8/11/2025) besok.

Sementara itu untuk upacara pemberhentian masih akan dijadwalkan selanjutnya.(adz/tim)

Bripda Waldi Akui Habisi Dosen EY dengan Mencekik Pakai Gagang Sapu

Bripda Waldi Akui Habisi Dosen EY dengan Mencekik Pakai Gagang Sapu.(istimewa)

Muara Bungo, Merdekapost.com - Fakta baru terungkap dalam penyelidikan tewasnya dosen perempuan berinisial EY (37) yang dibunuh Bripda Waldi Adiyat (22) di Perumahan Al Kautsar, Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

Rabu (5/11), penyidik memastikan oknum polisi Polres Tebo itu menghabisi korban dengan cara mencekik hingga menggunakan gagang sapu.

Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan, pelaku dan korban sempat bertemu sebelum kejadian.

Keduanya diketahui makan bersama di kawasan Kota Muara Bungo, lalu kembali ke kediaman korban sekitar pukul 23.30 WIB.

Sempat Pergi Makan Berdua 

"Sebelum peristiwa ini terjadi, korban dan pelaku sempat pergi makan di salah satu tempat di Kota Muara Bungo, setelah itu korban dan pelaku pulang ke rumah korban sekira pukul 23.30 WIB," ujar Kapolres.

Namun, situasi berubah drastis saat terjadi cekcok di rumah korban. Dalam kondisi emosi, pelaku kemudian menyerang EY di kamar tidur.

"Pelaku mengaku menghabisi korban menggunakan gagang sapu".

"Saat korban dalam posisi terbaring, pelaku mencekik leher korban dengan gagang sapu hingga korban kehabisan napas dan meninggal dunia," katanya.

Setelah memastikan korban meninggal, pelaku mengambil sejumlah barang milik korban EY, Motor Honda PCX, mobil Honda Jazz, ponsel, dan perhiasan dibawa kabur oleh pelaku.

Selain itu, pelaku sempat mengepel lantai rumah korban dan menghapus jejak pembunuhannya.

Kapolres Bungo AKBP Natalena menyebutkan pelaku dijerat pasal berlapis. "Sampai saat ini kita sudah memberlakukan pasal yang disangkakan, yakni Pasal 340 subsider 338 KUHP, kemudian Pasal 351 ayat 3, serta juncto Pasal 181 KUHP.

"Dengan pasal-pasal tersebut, kasus ini termasuk pembunuhan berencana,” tegasnya.

Ia menambahkan penyidikan dilakukan secara terbuka meski pelaku merupakan anggota kepolisian.

"Kami mengimbau agar masyarakat menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.

"Kasus ini akan kami tuntaskan dan proses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Polri," pungkasnya.

Pelaku Berupaya Hilangkan Jejak

Setelah membunuh korban, Waldi membawa motor Honda PCX merah milik EY ke RSUD H Hanafie Muara Bungo. Hal ini terungkap dari rekaman CCTV rumah sakit tersebut.

Usai meninggalkan motor, pelaku memesan layanan ojek online untuk kembali lagi ke rumah korban.

Kapolres memastikan pelaku bertindak seorang diri.

CCTV Bripda Waldi masuk parkiran RSUD H Hanafie Muara Bungo Jambi (Instagram)

"Iya hanya satu orang, yakni W saat ini yang sudah ditetapkan tersangka," ujarnya, Selasa (4/11).

Selanjutnya, pelaku membawa mobil Honda Jazz putih milik korban menuju Muara Tebo.

"Pengakuan pelaku mobil itu dia yang membawanya," katanya.

Keterangan saksi di sekitar lokasi juga menguatkan, mobil tersebut terlihat keluar dari kompleks perumahan pada Jumat (31/10) sekitar pukul 05.40 WIB.

Kapolres mengungkapkan bahwa pelaku diduga telah merancang aksinya dengan detail untuk mengaburkan jejak.

“Pelaku ini bengis dan kejam,” ujar AKBP Natalena.

Pemeriksaan awal menunjukkan adanya kekerasan berat pada tubuh korban. Waldi diduga menggunakan rambut palsu untuk menyamarkan penampilan.

“Pelaku ini memakai wig, rambut palsu, untuk keluar masuk rumah. Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” jelasnya.

Pelaku juga berupaya menggiring kasus agar tampak seperti perampokan disertai kekerasan.

"Pelaku berupaya mengelabui seolah-olah korban merupakan korban perampokan yang dibunuh, sehingga identitasnya tidak terbaca,” ujar Kapolres.

Untuk mendukung skenarionya, barang-barang korban seperti ponsel, kendaraan, dan perhiasan turut diambil.

"Pelaku memang sangat jeli dan bengis, karena dilihat dari korban kondisinya itu sangat mengenaskan," kata Natalena.(tim)

Begini Awal Mula Terbongkarnya Aksi Keji Bripda Waldi Akhiri Hidup Dosen Wanita di Bungo

Begini Awal Mula Terbongkarnya Aksi Keji Bripda Waldi Akhiri Hidup Dosen Wanita di Bungo.(adz)

JAMBI |  MERDEKAPOST.COM - Awal mula terbongkarnya pembunuan dan rudapaksa dosen cantik di Kabupaten Bungo, Jambi.

Jasad dosen wanita dan pengajar di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio Muara Bungo berinisial EY itu ditemukan pada Sabtu (1/11/2025).

Terungkap awal mula penemuan jasad dosen cantik Bungo itu di rumahnya. Dosen wanita di Bungo Jambi ditemukan tak bernyawa di rumah. 

Adalah Dewi, rekan EY di kampus yang awalnya menghubungi ponsel Ey saat dia bolos mata kuliah kesehatan reproduksi yang diampunya pada Jumat (31/10/2025).

Baca Juga: Pasal Berlapis ini Bisa Jerat Bripda Waldi yang Bunuh Dosen di Bungo

Dikutip dari Kompas.id, karena khawatir, Dewi coba menghubungi ponsel EY lewat panggilan WhatsApp, nadanya tersambung tapi tak diangkat.

Saat dikirimi pesan teks, pesan itu langsung dibalas dari ponsel EY yang menyebut jika dia tidak masuk kampus karena sakit dan beristirahat di rumahnya di Perumahan Al Kausar Bungo.

Namun kejanggalan tercium Dewi sata membaca pesan teks itu.

Biasanya korban (EY) memanggil Dewi dengan sebutan 'Kak", sementara dalam pesan teks itu tertulis 'kk'.

"Bu Dewi sempat merasa sepertinya ada orang lain yang membalas pesan itu,” ujar Nanik Istianingsih, Pjs Rektor Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio Muara Bungo, Senin (3/11/2025).

Sore harinya, EY masih juga belum masuk. Panggilan telepon kedua Dewi tak juga direspon EY.

Baca juga: Polisi Beberkan Aksi Waldi, Sempat Titip Motor di RSUD Sebelum Bunuh Dosen di Bungo

Keesokan harinya, yakni Sabtu (1/11/2025) pagi, Dewi kembali menelepon untuk mengantarkan makanan dan obat.

Namun panggilan ini tak juga direspon. Hal ini membuat Dewi semakin khawatir.

Dewi mengajak seorang rekannya yang juga dosen bernama Hela untuk membesuk EY di rumahnya di Kecamatan rimbo Tengah.

Di rumah EY, keduanya tak melihat kendaraan EY, baik mobil maupun motor.

Pintu rumah tertutup, tetapi teralis jendela terbuka. Karena tak berani mendobrak, kedua dosen ini kembali ke kampus dan meminta bantuan kerabat yang juga anggota kepolisian untuk memonitor posisi telepon seluler EY. 

Dari situlah terdeteksi posisi seluler EY berada jauh dari rumah. 

Para dosen sepakat kembali ke rumah EY. Bersama ketua lingkungan, mereka masuk dan mendapati EY sudah tak bernyawa.

Terdapat sejumlah luka dan lebam pada sekujur tubuh. Pada lubang hidung dan mulut tampak darah yang telah berwarna kehitaman. Mereka lalu melapor ke polisi.

Bripda Waldi Adiyat (22), oknum polisi yang bertugas di Polres Tebo dan dosen wanita yang ia bunuh (Istimewa)

Pelaku Ditangkap

Sehari setelah penemuan jasad EY, yakni pada Minggu (2/11/2025) polisi menangkap pelaku yang ternyata juga seorang polisi aktif.

Pelaku bernama Bripda Waldi, polisi aktif yang bertugas di Polres Tebo di bawah jajaran Polda Jambi.

Hasil visum menunjukkan korban diduga kuat menjadi korban pemerkosaan, kekerasan fisik, dan pembunuhan.

Indikasi kekerasan ditemukan dari sejumlah luka di badan korban. Ada lebam pada wajah dan kedua bahu serta luka di bagian kepala.

Ditemukn pula lubang pada bagian leher korban yang diduga akibat benda tumpul atau tajam. 

Dari hasil pemeriksaan, tim juga menemukan adanya sperma di bagian organ intim korban. Artinya korban terindikasi korban mengalami pelecehan seksual sebelum meninggal.

Hukuman Berat

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan, pelaku disangkakan pasal 340 dan atau 338 KUHP, 365 dan pasal 181 KUHP.

"Ancaman bisa 20 tahun penjara ditambah lagi dia ini anggota Polri kita laksanakan 2 proses hukum pidana yaitu pertama PTDH, dan peradilan pidana umum," ungkapnya.

Sementara itu, keluarga EY (37) korban pembunuhan oleh oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Tebo minta pelaku agar dihukum dengan seberat-beratnya, Selasa (4/11/2025).

Pasal nya kata dia, EY yang ini dibunuh dengan cara yang keji, keluarga menilai sosok EY ini dikenal baik.

Baca Juga: 

Mutasi Pejabat Kejaksaan, Robi Harianto Pimpin Kejari Sungai Penuh

Jari Hampir Putus Digigit Teman Sekelas, Anak SD di Kerinci Korban Bullying di Sekolah

Hal itu disampaikan oleh Sugiman yang merupakan paman korban. 

"Kami tidak terima keponakan kami dibunuh secara keji oleh oknum Polisi, dengan cara yang keji," ujarnya. 

Ia juga meminta agar kepada kepolisian agar pelaku yang tega membunuh EY tersebut dihukum seberat beratnya bila perlu hukuman mati. 

"Keluarga sangat sedih mendengar kabar kematian korban tidak wajar," ungkapnya.

Dia juga menyayangkan tindakan polisi itu yang berlaku keji, selain menghilangkan nyawa korban pelaku juga merampas harta korban. 

"Ini sayang keji, barang barang keponakan kami dibawa semua, "imbuhnya. (*)

Jari Hampir Putus Digigit Teman Sekelas, Anak SD di Kerinci Korban Bullying di Sekolah

Jari Hampir Putus Digigit Teman Sekelas, Anak SD di Pulau sangkar Kerinci Korban Bullying di Sekolah.(adz/ist)

KERINCI, MP.Com - Kisah memilukan datang dari SDN 19 Pulau Sangkar, Kabupaten Kerinci. Salah Seorang orang tua siswa mencurahkan isi hatinya di media sosial. Setelah anaknya menjadi korban kekerasan di sekolah. Bahkan jari tangannya hampir putus akibat digigit teman sekelas.

Dalam unggahannya, orang tua korban mengungkapkan rasa kecewa dan marah karena tindakan itu bukan yang pertama terjadi.

“Anak saya pulang dengan luka di tangan, digigit teman sekelas sampai berdarah dan harus dirawat,” tulisnya pilu.

Baca Juga :  

Pasal Berlapis ini Bisa Jerat Bripda Waldi yang Bunuh Dosen di Bungo

Lebih miris lagi, korban disebut sudah beberapa kali mengalami kejadian serupa, namun tidak ada tindakan tegas dari pihak sekolah.

“Apakah sekolah tidak tahu? Atau sengaja membiarkan?” tulisnya lagi.

Situasi semakin memicu emosi publik setelah muncul dugaan bahwa pelaku merupakan anak salah satu guru di sekolah itu.

Alih-alih meminta maaf, keluarga pelaku disebut menawarkan uang Rp50 ribu untuk “menyelesaikan” masalah.

“Tidak ada itikad baik, hanya ingin menutup aib,” tegas orang tua korban.

Baca Juga : 

Jalan Impian Warga Sungai Jernih Selesai Dibangun TMMD ke-126 Kodim Kerinci

Persiapan Penutupan TMMD 126 Kodim Kerinci, Personil TNI Bersama Warga Goro di Lokasi Acara

Kasus ini pun menjadi sorotan luas dan memunculkan pertanyaan besar tentang tanggung jawab lembaga pendidikan dalam melindungi siswa dari kekerasan.

“Sekolah seharusnya tempat anak belajar sopan santun, bukan tempat mereka disakiti,” tulisnya dengan nada kecewa.

Masyarakat mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci segera turun tangan menyelidiki kasus tersebut.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pendidikan karakter tidak hanya diajarkan, tapi harus dicontohkan, terutama oleh tenaga pendidik.(red)

Copyright © Merdekapost.com. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs