Menghilangkan Ego Sektoral dan Upaya Terintegrasi Menjinakkan Banjir Kerinci - Sungai Penuh

Wakil Bupati Kerinci dan Plt Kadis PUPR saat meninjau banjir di Kerinci. (ald)

Menghilangkan Ego Sektoral dan Upaya Terintegrasi Menjinakkan Banjir Kerinci - Sungai Penuh

Oleh :  Hefri Oktoyoki, S.Hut, M.Si.

HARI-HARI terakhir ini masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh tidak hanya disibukkan dengan masalah Pandemi Covid-19 tetapi juga soal banjir yang melanda daerahnya. Dalam kurun waktu lima bulan ini saja sudah terjadi tiga kali banjir besar.

Bumi Kerinci sesungguhnya merupakan wilayah yang sangat subur, dikelilingi oleh barisan perbukitan dan pegunungan. Curah hujannya tergolong tinggi mencapai 3.085,5 mm/tahun. Kerinci memiliki danau terluas yang dinamai danau Kerinci. Masyarakat memanfaatkan danau tersebut sebagai sumber air persawahan dan pertanian, ikan tangkap dan pembesaran ikan serta sebagai lokasi objek wisata yang menakjubkan. Rawa-rawanya mereka jadikan areal persawahan yang membentang luas dan menghijaukan kota Sungai Penuh. Alam Kerinci merupakan surga bagi para petani.

Keindahan dan pesona alam Kerinci itu seringkali dinodai oleh rajinnya banjir mendatangi daerah ini. Bahkan akhir-akhir ini banjir betambah rajin menjenguk Kerinci. Tahun 80-an Kerinci hanya mengalami banjir sekali dalam setahun, namun di tahun-tahun belakangan ini mengalami peningkatan menjadi 3 kali dalam setahun.

Di Kabupaten Kerinci daerah yang paling rawan banjir terjadi di Kecamatan Gunung Kerinci, Air Hangat Timur dan Depati Tujuh, sedangkan di Kota Sungai Penuh yaitu di Kecamatan Hamparan Rawang, Tanah Kampung, Koto Baru, Pesisir Bukit, Sungai Penuh. Sebagai kawasan resapan daerah aliran sungai (DAS), desa-desa yang tercakup rawan banjir mencapai 244 desa. Demikian pula, sekitar 180.305 hektar lahan pertanian dan pemukiman menjadi langganan banjir.

Hal ini mengakibatkan rusaknya harta benda, kegagalan panen, ancaman gangguan kesehatan, mendatangkan kerugian materi sungguh besar, bahkan mengancam hidup dan mengembalikan masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh nyaris ke titik nol setiap kali banjir datang. Mau sampai kapan kehidupan kita dihantui banjir? pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bergerak bersinergi mengatasi banjir. Untuk itu, tulisan ini mencoba membantu mengungkap penyebab sekaligus solusi mengatasi banjir di Kerinci dan Sungai Penuh.

Penyebab Banjir Kerinci-Sungai Penuh

Banyak pihak yang mengatakan banjir adalah bencana alam. Tapi Benarkah banjir di Kerinci dan Sungai Penuh adalah bencana alam? Banjir seperti banyak bencana lainnya belakangan ini tidak lagi sekadar fenomena alam yang biasa. Berbagai penelitian dan kajian akhir-akhir ini menunjukkan, berbagai bencana tersebut semakin merupakan hasil dari perbuatan manusia, yang tidak bersahabat dan tak sensitif terhadap alam. Begitu pula dengan banjir yang terjadi di Kerinci dan Sungai Penuh.

Sesungguhnya Banjir Kerinci maupun Sungai Penuh adalah bukti sebuah kegagalan kolektif. Ia adalah buah dari pohon yang kita tanam sendiri. Ia adalah konsekuensi tata kelola kota dan gaya hidup kita yang abai pada lingkungan dan ini telah berlangsung sejak lama.

Banjir adalah bukti ketidakmampuan kolektif seluruh elemen (hampir tanpa kecuali) dalam memelihara, mengelola, dan melakukan konservasi lingkungan. Kita tidak perlu saling menyalahkan. Nyaris setiap kita, tanpa kecuali, punya sumbangan di dalamnya. Fenomena banjir merupakan fenomena yang sangat krusial dalam proses pembangunan. Secara teoritikal, Fenomena banjir merupakan fenomena saling terkait antara variabel sosial, alam dan lingkungan. Penyebab banjir hampir selalu melibatkan alam dan manusia.

Banjir di Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh (4/6)
Sesungguhnya kejadian banjir adalah hasil interaksi manusia dan alam yang keduanya saling memengaruhi dan dipengaruhi (antropogenik). Ini relevan dengan penyebab banjir di Kerinci dan Sungai Penuh. Setidaknya ada tiga penyebab utama terjadinya banjir di Kerinci dan Sungai Penuh.

Pertama, banjir Kerinci dan Sungai Penuh disebabkan kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. Jika kita perhatikan daerah hulu Kerinci (kawasan hutan di kaki Gunung Raya, dan Kerinci mudik) telah mengalami degradasi lingkungan karena rusaknya hutan pada catchment area.

Rusaknya kawasan lindung itu akibat adanya illegal logging, galian illegal, pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan oleh masyarakat desa maupun pendatang. Dengan pokok pangkal yang sama, yaitu sangat tergantung pada kebijakan-kebijakan publik yang ditelurkan oleh lembaga-lembaga publik.

Bentang alam kabupaten Kerinci terdiri dari pegunungan dan perbukitan pada bagian atas, pemukiman masyarakat pada bagian tengah (lembah), dan danau pada bagian terendah (pegunungan-pemukiman-danau). Maka jika hutan pada bagian atas rusak dan curah hujan tinggi akan sangat berdampak terhadap daerah pemukiman, air hujan yang turun tidak dapat ditampung oleh hutan menjadi air tanah.

Berkurangnya tutupan hutan mengakibatkan hilangnya kemampuan Daerah Aliran Sungai (DAS) menyerap air hujan (presipitasi) karena run off atau aliran permukaan menjadi tinggi, sehingga terjadi pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainya. Derasnya aliran permukaan tidak hanya akan mengakibatkan banjir pada daerah resapan (Lembah Kerinci/Sungai Penuh) tetapi juga akan mengakibatkan tanah longsor pada daerah pegunungan.

Kedua, berkurangnya luasan daerah resapan perkotaaan. Persawahan yang terhampar mengelilingi Kota Sungai Penuh yang sebelumnya berfungsi sebagai daerah resapan, perlahan-lahan telah berubah menjadi perumahan maupun pertokoan. Termasuk pula pembangunan jalan yang melintas daerah rawa, sehingga air yang mengalir tidak selancar sebelumnya. Berkurangnya daerah resapan ini mengakibatkan air hujan akan lebih lama menggenangi pemukiman karena air dari permukaan tanah tersebut tidak dapat masuk ke dalam zona jenuh air sehingga tidak dapat membentuk suatu aliran air di dalam tanah. Hal ini tidak hanya menyebabkan banjir di Kerinci dan Sungai Penuh, tapi juga memicu kekeringan dikala musim kemarau, akibat berkurangnya cadangan air tanah yang amat dibutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan ekologi dan ekosistem (tidak hanya manusia).

Ketiga, adalah menyempitnya sungai-sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil. Pesatnya pembangunan di Kerinci dan Sungai Penuh yang dilakukan tanpa memperhatikan konservasi lingkungan mengakibatkan menjamurnya permukiman di sepanjang sisi aliran sungai, bahkan menutup sungai dan diperparah oleh drainase perkotaan yang buruk. Maka ketika musim penghujan tiba dan mengalami debit puncak, sungai tidak lagi dapat mengikuti keseimbangan alam untuk menampung aliran dari hulu, akibatnya air sungai meluap menghantam pemukiman warga dan tidak dapat kembali ke sungai. Ada juga tumpukan sampah yang tertahan di aliran sungai. Itu menjadi faktor yang memperparah banjir.

Banjir Kerinci (4/6) (ald)
Rekomendasi Solusi Mengatasi Banjir

Uraian penyebab banjir di atas memperlihatkan kepada kita bahwa sebenarnya manusialah penyebab hilangnya keseimbangan alam. Maka, solusi utamanya pun adalah dengan mengatur dan mengelola manusianya. Kerusakan hutan di daerah hulu misalnya, jika kita telusuri lebih dalam penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk Kerinci yang begitu pesat, sehingga kebutuhan akan lahan semakin meningkat. Pada dasarnya, merusak hutan bukanlah genetik orang kerinci. Yang dibutuhkan adalah pengaturan spasial lahan-lahan yang boleh diperuntukkan sebagai lahan pertanian dengan tetap mempertahankan fungsi hutannya. Solusi lainnya adalah mempercayakan masyarakat mengelola lahan dengan mekanisme Hutan Desa (HD). Cara ini terbukti berhasil dilakukan Kabupaten Bantaeng dalam mengatasi kerusakan hutan di hulu.

Perlu diketahui bahwa di masyarakat sendiri, ada aturan yang tertulis (written rules) dan ada yang tidak tertulis (unwritten rules) dan biasa aturan tidak tertulis cenderung lebih ditaati oleh masyarakat. Sehingga Pemerintah juga mesti bersinergi dengan lembaga informal (lembaga adat) dalam memproteksi hutan lindung. Memperbanyak penetapan hutan adat adalah solusi lainnya, karena kebijakan kejelasan kepemilikan hutan (property right) mendorong masyarakat menjaga hutannya.

Kedua, mempertahankan luasan daerah resapan bisa dilakukan dengan mencarikan lahan yang sesuai (kompensasi lahan) di luar areal persawahan bagi pembangunan perumahan dan pertokoan baru. Menerapkan regulasi agar tiap-tiap rumah yang dibangun meyediakan areal serapan air, membuat lubang biopori dan sejenisnya. Memperbanyak taman-taman kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

Ketiga, persoalan penyempitan badan sungai bisa diatasi dengan renaturalisasi sungai, mengembalikan belokan-belokan sungai yang sebelumnya terluruskan oleh bangunan-bangunan. Menghidupkan bekas potongan sungai lama dengan membuka tanggul pelurusan sungai, memelihara kealamiahan sungai-sungai level menengah dan parit, serta melakukan penanaman pada daerah hulu dan sepanjang aliran sungai. Metode ini menawarkan penyelesaian alamiah yang komprehensif terintegrasi tanpa mengorbankan unsur ekologi lainnya Renaturalisasi sungai ini memang tidak mudah, dibutuhkan kepiawaian pemerintah kabupaten kerinci dan sungai penuh untuk membujuk dan meyakinkan warga yang telah terlanjur mendirikan rumah di sisi kiri kanan sungai agar rela sedikit digusur. Menumbuhkan kesadaran kota yang bebas banjir menjadi sebuah keniscayaan dan mesti dilakukan sejak dini sebelum kota ini menjadi semakin padat.

Banjir di Kerinci 4/6 (ald)
Kemauan Politik

Untuk mewujudkan Kerinci yang bebas banjir dibutuhkan kemauan dan kesadaran politik yang kuat, tidak hanya dari eksekutif tetapi juga legislatif. Euforia perilaku mengedepankan kepentingan ekonomi, terutama kepentingan ekonomi individual, telah menjerumuskan masyarakat yang harus selalu berhadapan dengan bencana alam dan banjir. Selayaknya analisis dampak setiap rencana pembangunan dilakukan atas dasar untung rugi nilai rupiah dan tangibilitas nilai lingkungan (benefit-loss analysis), termasuk analisis kondisi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat yang harus dibangun lebih baik. Dinamika pembangunan harus dikawal ketat meski akan tampak tidak populer. Banjir di Kerinci dan Sungai Penuh, sekali lagi, adalah bukti kesalahan kolektif dalam pengelolaan lingkungan. kita tidak perlu saling tuding siapa yang salah, kita semua harus terlibat untuk mengatasinya. Tetapi, harus diakui bahwa tetap ada porsi besar dan kemauan politik yang kuat yang harus diambil Pemerintah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci secara terintegrasi untuk meyelesaikan persoalan banjir yang membuat traumatis warga tersebut.

Belajar dari Succes Story Daerah Lain

Selain mengelola daerah hulu, mengatur pola pembangunan pemukiman dan sarana publik, dan renaturalisasi sungai, tidak sedikit daerah yang punya cerita sukses mengatasi banjir dengan program-program ambisiusnya. Kabupaten Bantaeng misalnya, berhasil mengatasi banjir dengan membuat dam di hulu. Kota Curitiba di Barazil memakai pola pembangunan “radial segaris-bercabang” (radial linear-branching pattern). Kota Tokyo dengan membuat terowongan deep tunnel. Bangkok berhasil mengatasi banjir dengan program penampungan air sistem “pipi monyet”. Semua cerita sukses itu tidak bisa serta merta langsung diadopsi oleh Kerinci dan Sungai Penuh. Kota-Kota di atas memutuskan kebijakan itu dengan kajian mendalam terlebih dahulu. Saya menganjurkan Kerinci dan Sungai Penuh juga melakukan kajian-kajian ilmiah yang komprehensif untuk mengatasi banjir.)*

Penulis : Hefri Oktoyoki, S.Hut, M.Si. (Menekuni Keahlian Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan)

Kerinci, Heboh Penemuan Mayat Wanita di Pinggir Sawah

Mayat wanita yang ditemukan dipinggir sawah di Semerap Kabupaten Kerinci. (ald)

Kerinci, Merdekapost.com – Pagi ini Masyarakat Desa Semerap kecamatan Danau Kerinci Barat Kabupaten Kerinci dihebohkan dengan penemuan mayat jenis kelamin perempuan di pinggir sawah, Jum’at (17/4/2020).

“Iya, ada salah seorang warga kami yang ditemukan meninggal dunia di sawah,”kata salah seorang warga Semerap.

Ia juga menambahkan, mayat Perempuan inisial AI yang ditemukan pagi ini adalah sosok warga yang hilang sejak kemaren belum pulang. Pagi ini ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

“Dari petang belum pulang, pagi ini ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,”jelasnya.

(ald)

Waspada : Gunung Kerinci Sempat Keluarkan Semburan Asap Putih Kemerahan


KERINCI, Merdekapost.com - Gunung Kerinci dengan ketinggian  (3805) Mdpl sempat mengeluarkan asap putih kemerahan, pada Jum'at (10/04/20)

Menurut, Sumber data KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Kerinci berada pada Level II dengan status (Waspada).

Rekomendasi, Sebaiknya jalur penerbangan disekitar gunungapi kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.

Kepada Masyarakat disekitar gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada dipuncak Gunung kerinci didalam radius 3 km dari kawah aktif (masyarakat dilarang beraktifitas didalam radius bahaya/KRB III).

Informasi yang didapatkan dari BMKG Kerinci Mardiansyah, untuk soal erupsi/aktivitas Gunung Merapi lebih tepatnya tanya sama pengamat gunung atau pos pengamat gunung yang ada di kayu Aro," ungkapnya.

"kalau kaitannya dengan cuaca itu sangat mengganggu aktivitas penerbangan, karena sangat berbahaya bagi keselamatan penerbangan, " ungkapnya.

Terpisah, Pusat Informasi Absolut Polisi Kehutanan pos jaga pendakian kaki Gunung Kerinci Mas Dudung dikonfirmasi merdekapost.com, pada Minggu (12/04) melalui Whatsapp Membenarkan informasi tentang gunung Kerinci yang mengeluarkan asap kemerahan pada hari Jum'at (10/04) sekitar pukul 9.18 Wib Pagi.

"Asap Putih Kemerahan dengan intensitas condong ke arah Utara, sayangnya alat sesmograf dalam kondisi rusak jadi hanya bisa kita lakukan dengan menggunakan alat digital, namun masyarakat sekitar tidak perlu panik," Katanya. (TM)

Kendaraan Sembako Tak Bisa Lewat, Longsor Timbun Jalan Sungai Penuh-Tapan

Sungai Penuh-Tapan: Titik longsor di antara jembatan pertama dengan jembatan kedua sekitar KM 40-45 masuk kawasan Jambi. (ald/ist)
MERDEKAPOST.COM, SUNGAIPENUH - Hujan deras yang mengguyur Kota Sungaipenuh dan Kerinci, membuat tebing di jalan Puncak Sungaipenuh-Tapan Pessel Longsor, Minggu (12/4/2020) malam.

Alven salah satu sopir mengatakan, ada 2 titik longsor di jalan puncak Sungaipenuh-Tapan Pesisir Selatan, sehingga mobil tak bisa lewat.

“Mobil dari Padang-Pessel semua kembali ke Sako, karena ada titik longsor di antara jembatan pertama dengan jembatan kedua sekitar KM 40-45 masuk kawasan Jambi,” kata Alven kepada indojatipos.com.

Sementara hingga pukul 22.00 WIB belum ada kendaraan bisa lewat, karena tanah yang longsor sekitar 5 meter.

Hingga berita ini dipublis, belum dapat tanggapan dari pihak penanganan tanah longsor di Jalan Nasional tersebut.(*)

Editor: Aldie Prasetya | Merdekapost.com
Sumber : INDOJATIPOS.COM

Hati-hati, Satu Warga Sungai Penuh Tertipu, Kenalan di FB Dihipnotis Hingga ATM dan Isi Dompet Terkuras

Akun  Facebook atas nama Serin Serin dan Bukti Transfer yang dilakukan Korban setelah dihipnotis. (ald)
Sungai Penuh, Merdekapost.Com - Satu orang warga Kota Sungai Penuh asal Kecamatan Tanah Kampung GN mengaku dihipnotis hingga dirinya menyerahkan seluruh isi dompet dan ATM-nya sampai terkuras habis.

Seperti diceritakan GN (nama inisial) kepada Merdekapost bahwa awal mula dia berkenalan dengan akun Facebook atas nama Serin Serin, tukar nomor HP kemudian nomor HP tersebut dibagikan dengan Cowok yang mengaku bernama Riki, kemudian janjian ketemuan dan diduga setelah bersalaman, Dirinya (GN) tidak sadarkan diri seperti terhipnotis, hingga menuruti saja kemauan Riki sampai ATM dan isi dompet terkuras.

Begini penuturan GN menceritakan awal mula kejadiannya hingga dirinya menyerahkan ATM dan seluruh uang yang ada dompetnya kepada si pelaku.

Diungkapkan GN, "Cerito nyo begini, mulai pertamo saya berkenalan dengan akun Facebook atas namo Sherin sherin, chatting-chatting dan teleponan, dio ngajak kito ketemuan siangnya, tapi sebelum ketemu harus transfer uang 250 Ribu dulu, nanti pas ketemu uang tersebut akan diganti katanya".

Kemudian, karena saya keberatan dan tidak mau transfer, nomor hp saya dikasihnyo ke Jantan (laki-laki) yang mengaku bernama Riki, dan Riki langsung telepon aku pada hari Sabtu sore (04/04/2020) dan ngajak aku ketemu nanti malamnya (red_malam minggu 04/04/2020)". Ungkap GN

"dan habis magrib malam tadi (malam Minggu) akun atas nama Sherin sherin kembali chat ngajak ketemu dan minta ditransfer uang 500 Ribu".

Dan pada saat yang hampir bersamaan, laki-laki atas nama Riki ini langsung nelpon Saya lagi mengatakan bahwa dia sudah nunggu di simpang jalan kampus STIE Sekungkung, kemudian saya langsung menemui Riki ini disimpang kampus STIE Sekungkung dan setelah sampai di situ kita ketemu dan langsung bersalaman dan berkenalan.

Saya ingat, setelah bersalaman, saat itu Riki ini mengatakan kita langsung ke ATM BNI Semurup untuk transfer uang untuk atas nama Dewi Puspita yang Merupakan pemilik akun Sherin sherin, selanjutnya Saya merasa aneh dan antara sadar dan tidak, Saya menurut saja apa yang dikatakan Riki, kami ke ATM di Semurup mentransfer sejumlah uang untuk Dewi Puspita, dan isi dompet pun habis diambil pada saat kami di semurup". tutur GN.

"Selama kejadian itu Saya tidak sadar alias terhipnotis, apapun yang diminta Saya ikuti, hingga semuanya diambil dan Saya baru sadar saat sudah sampai di Sungai Penuh di bantu kawan saya bernama Edo Kirai, setelah saya dikasih minum air putih barulah saya sadarkan diri".

"Saya menceritakan kejadian ini tidak ada maksud apa-apa, hanya ingin mengingatkan kepada masyarakat, agar berhati-hati dan waspada, kasus penipuan saat ini bermacam-macam modusnya, hendaknya kejadian ini menjadi pelajaran bagi saya dan kita semua". Pungkas GN.

Jika dilihat inti dari kronologis cerita GN ini, bisa diambil kesimpulan, bahwa akun sherin sherin itu hanyalah modus atau akal-akalan dari laki-laki yang mengaku bernama Riki,ini bisa saja komplotan, setelah membuat janji dan ketemuan, maka dia bisa melangsungkan aksinya untuk menghipnotis korban. setelah korban terhipnotis dan tidak sadar, maka dengan mudah Pelaku melangsungkan aksinya karena korban sudah menuruti semua kemauan dan perintahnya.

Akhir-akhir ini penipuan dengan modus menggunakan medsos Facebook sangat marak, memalsukan akun, menggandakan akun dengan menggunakan foto profil orang lain dan selanjutnya meminta ditransfer sejumlah uang, kepada sahabat Facebook dengan dalih macam-macam, untuk itu hati-hati dan waspadalah menggunakan media sosial. (ald)

Tiga Hari Tiga Malam Jelajahi Hutan Manjuto Lempur, 3 Utusan Akhirnya Pulang, Namun Almughonni Belum Juga Ditemukan

KEMBALI : 3 Utusan yang menjelajahi hutan Manjuto Lempur selama tiga hari tiga malam  pagi tadi telah kembali ke Desa Lempur. (doc/ist) 

KERINCI, MP - Sebagai salah satu upaya dan wujud keprihatinan dalam mencari Keberadaan Almughonni yang dinyatakan hilang di kawasan Danau Kaco Lempur, Lembaga Kerapatan Adat Lekuk Lima Puluh Tumbi Lempur mengirimkan 3 orang yang diyakini selama ini mengenal dan paham betul seluk beluk hutan Lempur (Manjuto) untuk melaksanakan pencarian.

Selama tiga hari tiga malam ketiga utusan tersebut berada dihutan belantara, dan hari ini mereka bertiga sudah kembali, meskipun belum berhasil menemukan Almughonni.

Sebagaimana diungkapkan oleh, Syafruddin, di akun facebooknya.

"Alhamdulillah sdr kita Bpk Chan ( Ayah Wiwit ) kembali dengan selamat setelah berjuang dalam upaya pencarian Sdr Al. Beliau telah berjuang mencari Al selama 3 hari 3 malam dlan hutan manjuto. Pagi ini diistirahatkan oleh masyarakat lempur di simp. 4 lempur sambil menunggu 2 org rekan lainnya yang sedang dijemput ke danau kecik.

Informasi yang berhasil dihimpun, bahwa 3 orang yang dikirim oleh Depati Agung lekuk 50 Tumbi tersebut adalah orang-orang yang selama ini sangat mengenal seluk beluk hutan Lempur (Manjuto).

Meskipun belum berhasil menemukan Almughonni, akan tetapi upaya ini adalah bentuk kepedulian dan rasa prihatin masyarakat Lekuk Lima Puluh Tumbi atas hilangnya Almughonni di Kawasan Danau Kaco Lempur.

Hari ini memasuki hari ke-13, tim sudah menjelajahi sebagian besar hutan dikawasan Danau Kaco, Manjuto dan sekitarnya, bahkan telah ada yang sampai ke wilayah tetangga Muko-Muko.

Untuk diketahui bahwa upaya pencarian Almughonni sampai saat ini masih terus dilakukan, baik oleh Pihak Keluarga, relawan, Masyarakat maupun Pihak aparat TNI dan Polri. (ald).

Syafruddin (Baju Hitam) bersama Utusan khusus Adat lekuk 50 Tumbi yang pagi tadi telah kembali dari pencarian Almughonni selama tiga hari tiga malam dihutan Manjuto Lempur (doc/mp/ist)

Hari Ini Terakhir, Tim SAR Gabungan Hentikan Operasi Pencarian Almughonni

Upaya pencarian Ikhsan Al Mughoni (17) yang hilang saat perjalanan pulang dari Lokasi Wisata Danau Kaco Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, sejak Rabu (01/01) hingga hari ke-10 sesuai SOP Tim SAR resmi dihentikan. (doc/mp)

KERINCI, MP – Upaya pencarian Ikhsan Al Mughoni (17) yang hilang saat perjalanan pulang dari Lokasi Wisata Danau Kaco Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, sejak Rabu (01/01), hingga hari ke sepuluh pencarian oleh tim SAR gabungan belum juga membuahkan hasil, Sabtu (11/01/2020).

Tim gabungan yang terdiri dari Tim POS SAR Kerinci, Kepolisian, Kodim 0417/Kerinci, BPBD, Damkar, Tagana Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, Komunitas Pecinta Alam, RAPI dibantu Warga serta relawan hingga hari ke sepuluh telah melakukan pencarian korban Al Mughonni.

Koordinator Pos SAR Kerinci, Nurhasni mengatakan selama sepuluh hari pencarian Tim SAR Gabungan sudah melakukan berbagai upaya penyisiran secara merata, tetapi belum membuahkan hasil.

Baca Juga : Hari Ke-10, Almughoni Belum Juga Ditemukan

“Selama 10 hari sudah kita melakukan operasi SAR, kita sudah melakukan berbagai upaya penyisiran secara merata terutama di tempat dan tanda-tanda yang dicurigai, tapi hasilnya masih nihil,” ucap Nurhasni.


Ditambahkannya, setelah dilakukan koordinasi dengan instansi dan berbagai pihak-pihak yang aktif terlibat dalam operasi ini, maka mulai hari ini operasi pencarian atas korban hilang Ihsan Almughoni ini dinyatakan dihentikan.

“Meskipun operasi ini telah dihentikan, tetapi dari pihak keluarga dan masyarakat setempat akan terus melakukan pencarian sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan,” tuturnya.

Untuk diketahui sesuai SOP Tim SAR proses pencarian dilakukan pada 7 (tujuh) hari, namun kemarin karena ditemukan petunjuk dan tanda-tanda baru, maka ditambah 3 (tiga) hari, dan hari ini telah berakhir dan genap 10 hari pencarian dan dinyatakan ditutup. (ald/hza)

Baca Juga : Viral, Status Instagram Almughonni Aktif? Semoga Ini Jadi Petunjuk Baru

Peduli Almughoni, GEMA Al Haris Serahkan Bantuan Logistik ke Posko Pencarian di Lempur

Direktur Logistik GEMA Deka Afriawan serahkan bantuan Logistik yang diterima oleh relawan di Posko Pencarian Almughonni di Lempur. (doc/mp)

KERINCI, MP - Memasuki hari ke-11 hilangnya Ihsan Almughoni di kawasan wisata Danau Kaco hutan Lempur Lekuk lima puluh tumbi semakin mengundang rasa prihatin dan kepedulian dari berbagai kalangan.

Kali ini, GEMA (Gerakan Millenial Alharis) Kerinci - Sungai Penuh serahkan bantuan untuk membantu logistik di Posko Pencarian di Lempur.

Bantuan diserahkan oleh Direktur Logistik GEMA Deka Afriawan dan diterima oleh Dina Firmanasari selaku relawan di Posko Pencarian.

Disampaikan Deka, Penyerahan bantuan ini adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap Sahabat Al Mughoni yang telah dinyatakan hilang sejak 1 Januari 2020.

Disampaikannya, "semoga bantuan yang tidak seberapa banyak ini bisa bermanfaat, harapan kita semua tentu saja semoga Al dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat, Salam dari Bang Haris untuk kita semua terutama keluarga besar Almughonni, semoga selalu sabar menghadapi musibah ini". Ujar Deka.

Dina sebagai penerima bantuan tersebut mengungkapkan sangat berterima kasih atas adanya bantuan dan kepedulian dari Millenial Alharis.

"Terima kasih banyak kepada kawan-kawan millenial yang telah berpartisipasi dan peduli dengan sahabat Almughoni". Ujar Dina.

Dilanjutkannya, "Selanjutnya disampaikannya bahwa meskipun proses pencarian oleh Tim akan berakhir sebagaimana jadwal sesuai SOP, namun dari masyarakat Lempur upaya pencarian masih akan tetap dilakukan selagi logistik untuk proses tersebut masih tersedia". Kata Dina. (hza)


Berita Terpopuler


Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs