  | 
| Kabar duka yang menyelimuti TNI itu setelah salah satu prajurit terbaiknya, Pratu Haris Umaternate gugur dalam tugas menjaga kedaulatan negara.(ant) | 
MERDEKAPOST.COM - KKB Papua kembali berulah. Ulah Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua itu membuat seorang prajurit TNI gugur dalam kontak tembak.
Insiden itu terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Kamis (25/9/2025), sekitar pukul 12.00 WIT.
Kabar duka yang menyelimuti TNI itu setelah salah satu prajurit terbaiknya, Pratu Haris Umaternate gugur dalam tugas menjaga kedaulatan negara. 
Anggota Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI–Papua Nugini (PNG) itu tewas dalam kontak tembak dengan KKB Papua.
Pratu Haris merupakan personel dari Batalyon Infanteri Raider Khusus 753/Arga Vira Tama (Yonif RK 753/AVT), satuan tempur elite yang bermarkas di Nabire, Papua Tengah, dan dikenal dengan julukan "Ksatria Walet Hitam."
Insiden tragis ini terjadi ketika pos pantau Satgas Pamtas Yonif 753/AVT diserang oleh kelompok bersenjata yang diduga kuat berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM).
  | 
| Kabar duka yang menyelimuti TNI itu setelah salah satu prajurit terbaiknya, Pratu Haris Umaternate gugur dalam tugas menjaga kedaulatan negara.(ant) | 
Dalam serangan mendadak tersebut, total tiga prajurit TNI terkena tembakan.
Dua di antaranya mengalami luka-luka dan segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan intensif di RST Marthen Indey, Jayapura.
Sayangnya, Pratu Haris Umaternate, yang menderita luka tembak paling parah, dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan penanganan medis.
Evakuasi ketiga korban dari lokasi terpencil di Kiwirok hanya bisa dilakukan menggunakan helikopter TNI AD.
Sosok Pratu Haris
Kepergian Pratu Haris mengguncang Batalyon RK 753/AVT, yang memegang peran strategis dalam menjaga tapal batas timur Indonesia. 
Sosoknya dikenal sebagai prajurit muda yang disiplin, tenang, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas negara.
Haris adalah salah satu personel pilihan dari ribuan prajurit di batalyon yang memiliki moto Arga Vira Tama—berarti "Gunung, Berani, Utama". 
  | 
| Salah satu prajurit terbaik TNI, Pratu Haris Umaternate gugur dalam tugas menjaga kedaulatan negara.(ant | 
Melalui akun media sosial resmi, keluarga besar Yonif 753/AVT menyampaikan rasa duka yang mendalam atas gugurnya "prajurit terbaik" mereka.
"Kami kehilangan sosok prajurit muda yang penuh semangat, disiplin, dan tidak pernah mengeluh dalam setiap penugasan. Kepergianmu, Haris, menjadi luka bagi kami, tapi juga kebanggaan," demikian bunyi salah satu penghormatan dari rekan seperjuangannya, menyebut Haris sebagai teladan prajurit sejati yang gugur demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Keikutsertaannya dalam Satgas Pamtas RI–PNG merupakan puncak dari pengabdian militer dan pengorbanan pribadi yang besar.
Jasa Pratu Haris Umaternate akan dikenang sebagai simbol keberanian dan pengorbanan di garis depan perbatasan.
Tentang Distrik Kiwirok
Distrik Kiwirok berada di kawasan pegunungan tinggi Papua Pegunungan dan berbatasan langsung dengan Papua Nugini.
Akses ke wilayah ini sangat terbatas, mayoritas hanya bisa dijangkau lewat jalur udara. Meskipun kaya akan keindahan alam, Kiwirok merupakan salah satu wilayah rawan konflik di Papua, dengan kehadiran kelompok separatis bersenjata yang aktif di kawasan tersebut.
Evakuasi Korban KKB Papua Terkendala
Upaya evakuasi lima jenazah warga sipil korban kebrutalan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak di Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, menemui jalan buntu.
Satgas Operasi Damai Cartenz menghadapi tantangan ganda: kontak tembak dengan KKB dan cuaca ekstrem yang menyulitkan akses.
Aksi keji KKB ini berlangsung dalam dua tahap, dimulai pada Minggu (20/9/2025) malam. Dua pekerja tambang ditemukan tewas mengenaskan di Jalan Poros Kampung Bingki. 
Keesokan harinya, Senin (21/9/2025) pagi, KKB Papua kembali melancarkan serangan di Camp Kali Kulum. 
Dengan menggunakan panah dan senjata api, mereka menewaskan tiga penambang lagi, sehingga total korban tewas menjadi lima orang.
Menurut Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, timnya kesulitan mencapai lokasi kejadian perkara (TKP). 
“Sampai sekarang kami belum sampai TKP. Kemarin kami sudah coba datang, tetapi ada kontak tembak yang tidak memungkinkan kami untuk melanjutkan perjalanan,” kata Faizal.
Selain perlawanan dari KKB Papua, alam juga menjadi penghalang. Evakuasi yang direncanakan pada Selasa (23/9/2025) terpaksa ditunda akibat hujan deras yang mengguyur Yahukimo sejak pagi.
“Hujan sangat lebat di Yahukimo hari ini. Akhirnya diputuskan untuk tidak dilanjutkan atau tidak jadi hari ini melakukan evakuasi. Kondisi ini membuat tim evakuasi sulit menyeberangi sungai yang arusnya menjadi deras," jelas Faizal.
Sementara itu, Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Adarma Sinaga, menegaskan bahwa aparat keamanan telah memperketat patroli di Yahukimo. 
"Fokus kami adalah memulihkan rasa aman masyarakat sekaligus mencegah jatuhnya korban lagi,” ujarnya.
Satgas Operasi Damai Cartenz mengimbau masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan segera melapor jika melihat aktivitas mencurigakan. 
Keselamatan warga menjadi prioritas utama, dan kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas keamanan di Papua.
(Editor : Aldie Prasetya | Sumber: Tribun.com, Antara)