Ibunda Prada Lucky Berlutut di Hadapan Pangdam: ‘Tolong, Tegakkan Keadilan untuk Anak Saya!’

Ibunda Prada Lucky Berlutut di Hadapan Pangdam Udayana: "Tolong, Tegakkan Keadilan untuk Anak Saya!" pintanya. (ist)

Kupang, Merdekapost — Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Asrama TNI AD, Kelurahan Kuanino, Kota Kupang, Senin (11/8/2025). Isak tangis pecah saat Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, datang melayat. Momen haru terjadi ketika ibunda korban, Sepriana Paulina Mirpey, berlutut sambil menangis di hadapan Pangdam, memohon agar keadilan ditegakkan atas kematian anak sulungnya.

Baca Juga: Kadispenad TNI AD Pastikan Perwira yang Terlibat Kasus Kematian Prada Lucky adalah Komandan Peletonnya

“Jangan ada fitnah, anak saya baik. Dia tulang punggung keluarga, adik-adiknya masih kecil. Saya minta keadilan,” ucap Sepriana di sela tangisnya.

Ayah korban, Serma Christian Namo, juga menegaskan akan menuntut pertanggungjawaban penuh dari pihak yang terlibat. “Saya minta pertanggungjawaban. Nyawa saya taruhannya demi anak saya,” ujarnya.

Berita Lainnya: Resmi 4 Senior Prada Lucky Dijebloskan Penjara, Rupanya Dipukul Berhari-hari, 16 Lainnya Masih Diperiksa

Mayjen TNI Piek Budyakto menyampaikan penyesalan mendalam dan memastikan kasus ini akan diusut tuntas. Ia menyebut pimpinan TNI, termasuk Panglima dan Menteri Pertahanan, telah memberi perintah tegas agar proses hukum dijalankan tanpa pandang bulu.

Hingga kini, 20 prajurit TNI AD dari Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Nagekeo, telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka sudah ditahan oleh Polisi Militer di Kupang, termasuk seorang perwira. Proses pemeriksaan lanjutan dan rekonstruksi dijadwalkan segera dilakukan.

Kasus kematian Prada Lucky ini memicu gelombang empati dan perhatian publik, mengingat dugaan adanya kekerasan fisik yang dialami korban sebelum meninggal. Pihak keluarga berharap keadilan benar-benar ditegakkan, bukan sekadar janji.(*)

ADZ/Sumber : Detik.com

Kadispenad TNI AD Pastikan Perwira yang Terlibat Kasus Kematian Prada Lucky adalah Komandan Peletonnya

Foto Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana (Doc.Istimewa)

JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana memastikan, perwira yang diduga terlibat dalam kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, merupakan Komandan Pleton di satuan tempat Lucky bertugas, yakni Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT. 

"Iya. Danton. Letda (letnan dua)," kata Wahyu saat kepada wartawan, Selasa (12/8/2025). 

Sebelumnya, Wahyu mengungkapkan bahwa perwira tersebut diduga dengan sengaja memberi kesempatan kepada bawahannya untuk melakukan kekerasan. Baca juga: Anggota DPR Sesalkan Perwira Muda Jadi Tersangka Kasus Kematian Prada Lucky Atas perbuatannya, perwira tersebut diduga melanggar Pasal 132 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer. 

“Jadi ada Pasal 132. Itu artinya militer yang dengan sengaja mengizinkan seorang bawahan atau militer yang lainnya untuk melakukan tindak kekerasan itu juga akan dikenai sanksi pidana," jelas Kadispenad. 

Baca Juga: Beberapa Fakta Kematian Prada Lucky Akibat Dianiaya Senior di Batalyon TNI

Kasus Dugaan Korupsi Haji, KPK Cegah Mantan Menag Yaqut ke Luar Negeri Artikel Kompas.id Adapun pasal tersebut menjadi satu dari lima pasal yang akan dikenakan penyidik untuk menjerat para tersangka. Penerapan pasal tersebut akan ditentukan setelah pemeriksaan lanjutan terhadap para tersangka selesai. 

Ia menjelaskan, jumlah tersangka dalam kasus ini cukup banyak karena kejadian kekerasan tidak hanya berlangsung satu hari, melainkan dalam beberapa rentang waktu, melibatkan sejumlah personel, termasuk korban. 

“Sehingga harus betul-betul menyeluruh pemeriksaannya, sehingga betul-betul bisa diambil langkah-langkah yang tepat, kepada orang yang tepat, sehingga pertanggungjawaban itu dapat ditegakkan, evaluasi, perbaikan juga dapat dilaksanakan untuk masa yang akan datang," jelas Wahyu. 

Baca Juga: Resmi 4 Senior Prada Lucky Dijebloskan Penjara, Rupanya Dipukul Berhari-hari, 16 Lainnya Masih Diperiksa

Ia meminta waktu kepada masyarakat dan media untuk menuntaskan pemeriksaan, agar peran masing-masing tersangka bisa diungkap dengan tepat. Baca juga: Anggota DPR Desak Polisi Militer Ungkap Motif Penganiayaan Prada Lucky hingga Tewas Setelah proses pemeriksaan selesai, penyidik akan menggelar perkara sebelum melimpahkan berkas ke oditur militer untuk disidangkan di pengadilan militer. 

Ia menegaskan, TNI AD berkomitmen menindak tegas setiap bentuk pembinaan yang melanggar kaidah, apalagi sampai menyebabkan kematian prajurit. “Pimpinan TNI Angkatan Darat tidak pernah mentolerir setiap bentuk pembinaan yang di luar kaedah-kaedah yang bermanfaat untuk operasional prajurit. Apalagi menyebabkan kerugian personel meninggal dunia," tutur Wahyu. 

Baca juga: Ayah Prada Lucky Murka, Tuntut Hukuman Mati untuk Para Pelaku Penganiayaan

Menurutnya, kasus ini akan menjadi bahan evaluasi bagi seluruh satuan operasional TNI AD agar tradisi pembinaan prajurit dilakukan dengan benar dan mendukung keberhasilan tugas. Diberitakan sebelumnya, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengungkapkan sebanyak 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan Prada Lucky meninggal dunia. 

Prada Lucky Chepril Saputra Namo diduga tewas akibat dianiaya seniornya saat bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT. "Sudah 20 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan," kata Piek kepada wartawan di Kupang, Senin (11/8/2025) seperti dilansir dari Antara. 

Prada Lucky Namo bersama ibunya semasa hidup.(mpc)

Pernyataan itu ia sampaikan saat berkunjung ke rumah orang tua Prada Lucky di asrama tentara Kuanino, Kota Kupang. Dari 20 tersangka tersebut, salah satunya adalah seorang perwira yang diduga terlibat langsung dalam penganiayaan hingga menyebabkan kematian Prada Lucky. 

Proses pemeriksaan, menurutnya, masih terus berjalan dan melibatkan Detasemen Polisi Militer (Denpom) bersama Kodam IX/Udayana untuk mengungkap kasus ini.(adz/Sumber: Kompas.com/Antara) 


Sejarah Baru! Jambi Resmi Jadi Bagian Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol Dipimpin Mayjen Arif Gajah Mada

Mayjen TNI Arief Gajah Mada ditunjuk sebagai Pangdam XX/Tuanku Imam Bonjol membawahi Sumatera Barat (Sumbar) dan Jambi. (Instagram/@ariefgajahmada92)

MERDEKAPOST.COM - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan punya enam Komando Daerah Militer (Kodam) baru yang tersebar di sejumlah wilayah. 

Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer sekaligus peresmian enam Kodam baru itu akan dilaksanakan pada 10 Agustus 2025, di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat.

"Iya (benar)," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi seperti dikutip dari kompas.com, Jumat (8/8/2025). 

Enam Kodam baru akan tersebar di sejumlah daerah, meliputi: 

1. Kodam XIX/Tuanku Tambusai - meliputi wilayah Riau dan Kepulauan Riau. 

2. Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol - meliputi wilayah Sumatera Barat dan Jambi. 

3. Kodam XXI/Raden Inten - meliputi wilayah Lampung dan Bengkulu. 

4. Kodam XXII/Tambun Bungai - meliputi wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. 

5. Kodam XXIII/Palaka Wira - meliputi wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat. 

6. Kodam XXIV/Mandala Trikora - berpusat di Merauke, Papua Selatan.

Berkaitan dengan itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melakukan mutasi terhadap 44 Perwira Tinggi (Pati) TNI tertanggal 6 Agustus 2025. 

Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1033/VIII/2025 tanggal 6 Agustus 2025. 

"Iya benar," kata Mayjen Kristomei Sianturi dikonfirmasi Kompas.com terkait surat tersebut, Jumat (8/8/2025).

Mayjen Kristomei Sianturi sendiri masuk dalam mutasi tersebut. Ia mendapatkan promosi sebagai Panglima Kodam (Pangdam) XXI/Radin Inten. 

Sementara, lima Pangdam yang akan menduduki jabatan di Kodam baru. 

Masing-masing adalah Kodam XIX/Tuanku Tambusai meliputi Riau-Kepulauan Riau: Mayjen TNI Agus Hadi. 

Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol meliputi Sumatera Barat-Jambi: Mayjen TNI Arif Gajah Mada. 

Kodam XXII/Tambun Bungai meliputi Kalimantan Tengah-Kalimantan Selatan: Mayjen TNI Zainul Arifin. 

Kodam XXIV/Mandala Trikora meliputi Merauke Papua Selatan: Mayjen TNI Lucky Avianto. 

Kodam XXIII/Palaka Wira meliputi Sulawesi Tengah-Sulawesi Barat: Mayjen TNI P. Binsar Sianipar.(adz/sumber: kompas.com)

Tangisan Terakhir Prada Lucky Sebelum Tewas Dianiaya Senior: "Rindu Mama"

Kisah tragis dialami Prada Lucky Chepril Saputra Namo atau Prada Lucky Namo (23), prajurit TNI Angkatan Darat yang diduga tewas dianiaya seniornya. Kejadian itu menyisakan luka mendalam, terutama bagi sang ibunda.  Sebelum mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Aeramo, Prada Lucky sempat menyampaikan pesan rindu yang pilu kepada ibunya, Epi Sepriana Mirpey. 

MERDEKAPOST.COM - Kisah tragis dialami Prada Lucky Chepril Saputra Namo atau Prada Lucky Namo (23), prajurit TNI Angkatan Darat yang diduga tewas dianiaya seniornya.

Kejadian itu menyisakan luka mendalam, terutama bagi sang ibunda. 

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Aeramo, Prada Lucky sempat menyampaikan pesan rindu yang pilu kepada ibunya, Epi Sepriana Mirpey.

Dalam kondisi sakit parah, dengan suara lemah, Prada Lucky Namo berupaya menghubungi ibunya melalui telepon. 

"Mama, mama, syalom mama, Lucky baik-baik saja. Mama apa kabar? Saya kangen mama. Mama datang Nagekeo ko? Mama bulan depan nanti datang sini pakai pesawat, nanti Lucky booking tiket pesawat," ujar Prada Lucky, seolah tak ingin membuat ibunya khawatir.

Perjuangan Ibu Dapatkan Kabar Anaknya

Epi Sepriana Mirpey menceritakan, percakapan itu terjadi setelah ia berjuang keras untuk bisa berkomunikasi dengan Prada Lucky Namo. 

Dia mengaku kesulitan mendapatkan informasi soal kondisi anaknya yang sudah dirawat di rumah sakit.

"Saya WA Dansi Intelnya, hanya dibaca. Sampai saya mohon-mohon, saya bilang, tolong kasih tahu kabar anak saya. Saya pikirannya sudah kacau," ungkap Epi sambil terisak.

Baca juga: 

Resmi 4 Senior Prada Lucky Dijebloskan Penjara, Rupanya Dipukul Berhari-hari, 16 Lainnya Masih Diperiksa

Kecurigaan Epi terhadap kondisi Lucky semakin kuat setelah ia sempat berkomunikasi lewat video call dengan anaknya saat berada di kediaman ibu angkatnya, Ibu Iren. 

Saat itu, Lucky tampak penuh luka dan lebam. 

Prada Lucky Namo mengaku dirinya dipukul dan dicambuk oleh sejumlah oknum seniornya.

"Dia bilang, 'Mama saya dipukul, dicambuk sama Pak Mat sama Dasintel,' dia bilang begitu. 'Mama tolong, mama.' Saya suruh dia berobat dulu, tapi tak lama kemudian mereka telepon lagi, bilang Lucky harus kembali ke Batalyon," kenang Epi.

Ibu Temukan Fakta Mengerikan di RS

Ibu Prada Lucky menduga, kondisi anaknya semakin memburuk setelah kembali ke Batalyon. 

Dia merasa informasi yang diberikan pihak Batalyon sengaja dikaburkan.

"Pasi Intelnya bilang anak saya baik-baik saja, padahal kenyataannya dia sudah koma di ICU. Mereka video call, tapi cuma kasih lihat wajah Pasi Intel saja. Dia bilang Lucky lagi istirahat, padahal Lucky sudah koma," ujar Epi penuh emosi.

Tak percaya, Epi langsung terbang ke Nagekeo. Saat tiba di RSUD Aeramo, ia mendapati anaknya sudah tak sadarkan diri di ruang ICU. 

"Saya bisik di telinganya, saya bilang, 'Lucky, mama datang, nak. Mama jaga Lucky di sini.' Dia langsung berontak saat dengar suara saya," ucap Epi lirih.

Dokter menyebut Lucky mengalami gagal ginjal dan paru-paru penuh cairan, serta memar di seluruh tubuh. 

Baca juga:

Beberapa Fakta Kematian Prada Lucky Akibat Dianiaya Senior di Batalyon TNI 

Epi kini memiliki bukti foto dan video yang telah ia serahkan ke pihak berwajib. Ia menyebutkan, ada 20 orang yang diduga terlibat, termasuk oknum Bamak dan Dansi Intel, dan salah satunya disebut bernama Andre Manoklory.

Kini, Epi Sepriana Mirpey menuntut keadilan. Ia meminta seluruh pelaku diusut tuntas, dipecat, dan kasus ini menjadi titik balik reformasi disiplin di tubuh TNI. 

"Cukup anak saya, cukup penderitaan saya sebagai seorang ibu. Jangan sampai ibu-ibu lain merasakan apa yang saya rasakan hari ini," tutupnya dengan air mata.

Kasus ini masih dalam penyelidikan oleh Sub Denpom Ende.

Kilas Balik Kasus Prada Lucky

Kasus ini bermula dari laporan penganiayaan yang menimpa seorang prajurit muda, Prada Lucky, oleh sejumlah seniornya. 

Insiden tragis tersebut berujung pada gugurnya Prada Lucky.

Alih-alih mendapatkan simpati dan penanganan cepat, keluarga korban justru menghadapi drama birokrasi dan minimnya koordinasi. 

Kecewa dengan penanganan institusi militer, Serma Christian Namo, ayah korban, berjuang keras untuk memastikan jenazah putranya mendapatkan hak dan kehormatan yang layak.

Pilihan Redaksi:

Ayah Prada Lucky Murka, Tuntut Hukuman Mati untuk Para Pelaku Penganiayaan

Kasus ini kini sedang dalam proses hukum dan menjadi sorotan publik. 

Banyak pihak mendesak agar kasus ini ditangani secara transparan dan para pelaku mendapatkan hukuman setimpal. 

Tragedi ini juga menjadi momentum penting untuk mengevaluasi kembali tata kelola dan sistem perlindungan di lingkungan militer agar kejadian serupa tidak terulang kembali.(*)

Editor: Aldie Prasetya | Sumber : Tribun.com 

Resmi 4 Senior Prada Lucky Dijebloskan Penjara, Rupanya Dipukul Berhari-hari, 16 Lainnya Masih Diperiksa

MERDEKAPOST.COM - Akhirnya empat anggota TNI sudah dijebloskan ke penjara usai terbukti menganiaya Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

Diketahui empat anggota TNI ini merupakan senior Prada Lucky. Mereka menganiaya Prada Lucky berhari-hari hingga berujung tewas.

Empat pelaku ini memukul Prada Lucky dengan tangan kosong.

Saat ini empat pelaku merupakan bagian dari 20 data pelaku yang terlibat dalam penganiayaan Prada Lucky.

Sementara untuk 16 anggota TNI lainnya masih diperiksa secara intensif.

Baca juga: 

Beberapa Fakta Kematian Prada Lucky Akibat Dianiaya Senior di Batalyon TNI

Diketahui Lucky Chepril Saputra Namo karib disapa Lucky Namo. Usianya 23 tahun.

Lucky resmi menjadi anggota TNI Angkatan Darat (AD) sejak Juni 2025. Itu setelah delapan kali tes.

Setelah dilantik, Lucky Namo bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 di Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kematian Prada Lucky Meninggalkan luka mendalam, terutama bagi Ibundanya epriana Paulina Mirpey. (ist)

Sudah satu bulan Lucky bertugas di sana. Ayah Lucky adalah Sersan Mayor (Serma) Christian Namo. Ia bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Sedangkan istrinya, Sepriana Paulina Mirpey, ibu Lucky.

Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan mengatakan bahwa sudah menahan empat orang dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.

 "Sudah empat orang yang diamankan," katanya.

Empat orang ini ditahan di Subdenpom Ende:

1.Pratu Petris Nong Brian Semi

2. Pratu Ahmad Adha

3. Pratu Emiliano De Araojo

4. Pratu Aprianto Rede Raja

Ia tak mengungkap peran dari empat pelaku dalam kematian Lucky. Namun berdasarkan informasi beredar, hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM, empat senior tersebut melakukan tindak kekerasan dengan cara memukul menggunakan tangan kosong.

"Proses tetap berlanjut sampai terang benderang dan pelaku dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku," katanya.

Prada Lucky Namo meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo pada Rabu (6/8/2025).

Sepriana Paulina Mirpey mengungkap ketika kabur ke rumah ibu asuhnya, Iren, Lucky sempat mengaku luka pada tubuhnya disebabkan oleh penyiksaan dari seniornya.

"Dia bilang dia punya senior. Dia sebut namanya, satu Bamak, satu Dasi Intelnya. Dia bilang begitu," katanya.

"'Mama saya dipukul. Pukul sama Bamak, Dasi Intel dengan senior-senior lain," tambahnya.

Ia mengungkap pelaku penyiksaan terhadap Lucky 20 orang, bukan hanya empat.

"Ada 20 orang semua, bukan 4 orang saja," katanya.

Menurutnya ada senior-senior yang berperan menyiksa Lucky menggunakan selang.

"Yang hukum cambuk itu juga semuanya proses tidak ada bilang pilih kasih. Semuanya proses," katanya.

Ia menegaskan semua pelaku penganiayaan Prada Lucky Namo harus dihukum.

"Saya mama kandung, saya melahirkan dia. Kalau tidak proses lebih baik kalian bunuh saya ikut anak saya langsung. Saya sakit hati, saya hancur hatinya kalian bikin seperti ini," katanya.

Adapun personil yang terlibat dalam pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo diantaranya:

Pemukulan mengunakan selang:

a. Letda Inf Thariq Singajuru

b. Sertu Rivaldo Kase

c. Sertu Andre Manoklory

d. Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie

e. Serda Mario Gomang

f. Pratu Vian Ili

g. Pratu Rivaldi

h. Pratu Rofinus Sale

i. Pratu Piter

j. Pratu Jamal

k. Pratu Ariyanto

l. Pratu Emanuel

m. Pratu Abner Yetersen

n. Pratu Petrus Nong Brian semi

o. Pratu Emanuel Nibrot Laubura

p. Pratu Firdaus

2. Pemukulan dengan tangan:

a. Pratu Petris Nong Brian Semi

b. Pratu Ahmad Adha

c. Pratu Emiliano De Araojo

d. Pratu Aprianto Rede Raja

Amarah Ayah Prada Lucky 

Serma Christian Namo mengultimatum pelaku penganiaya anaknya hingga tewas. Sang anak, Prada Lucky Chepril Saputra Namo tewas setelah dianiaya 20 anggota TNI. 

Sebanyak 20 anggota TNI yang merupakan seniornya melakukan penganiayaan kepada Prada Lucky hingga berujung tewas. 

Prada Lucky tewas pada Rabu (6/8/2025) setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Aeramo, Nagekeo. 

Prada Lucky merupakan anggota Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) tewas dianiaya para seniornya.

Keluarga korban menemukan luka lebam, sayatan, dan memar di sekujur tubuhnya, yang memicu tuntutan keadilan dari ayah korban, yang juga merupakan anggota TNI aktif.

Hingga saat ini, pihak kepolisian militer telah memeriksa sekitar 20 orang prajurit TNI terkait kasus ini.

Empat orang di antaranya telah diamankan dan ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kasus ini telah menarik perhatian publik dan desakan dari berbagai pihak, termasuk anggota DPR dan pimpinan MPR, agar diusut secara transparan dan tuntas.

Tragisnya, Prada Lucky Namo meninggal dunia tak lama setelah ayahnya tiba di rumah sakit pada Rabu (6/8/2025).

Ayah Prada Lucky, Serma Christian Namo mengaku akan terus mengejar pelaku pemukulan terhadap anaknya.

"Tentara main-main dengan nyawa, sampai neraka pun saya kejar. Saya minta keadilan, ini nyawa. Beta sudah tidak punya anak lagi. Tuhan tolong. nyawa dibayar nyawa," katanya.

Serma Christian Namo geram karena Prada Lucky tewas dalam kondisi dianiaya, bukan karena tugas.

Ngerinya penyiksaan tergambar dari kronologi.

Bahkan, para pelaku sempat berusaha menutupi, di antaranya saat Prada Lucky sekarat di ICU malah dibilang sedang istirahat.

Sumber: Tribun Jambi | Editor: Aldie Prasetya

Ayah Prada Lucky Murka, Tuntut Hukuman Mati untuk Para Pelaku Penganiayaan

Ayah Prada Lucky Murka, Tuntut Hukuman Mati untuk Para Pelaku Penganiayaan

Kupang — Suasana duka bercampur amarah menyelimuti Terminal Kargo Bandara El Tari, Kupang, saat jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo tiba pada Kamis (7/8/2025). Serma Christian Namo, ayah almarhum, tak kuasa menahan emosi ketika melihat putra yang baru dua bulan bertugas di TNI AD itu kembali dalam peti jenazah.

Dengan suara bergetar namun penuh kemarahan, Serma Christian menegaskan tuntutannya agar para pelaku penganiayaan yang menewaskan anaknya dijatuhi hukuman paling berat.

“Hukuman cuma dua buat mereka-hukuman mati dan pecat. Tidak ada di bawah itu,” ujarnya tegas, dikutip dari Waspadaid.

Baca Juga:

Beberapa Fakta Kematian Prada Lucky Akibat Dianiaya Senior di Batalyon TNI

Prada Lucky meninggal pada Rabu (6/8) setelah empat hari dirawat intensif di RSUD Aeramo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Menurut keluarga, tubuhnya dipenuhi luka memar, sayatan, dan bekas benturan. Ayah korban menilai peristiwa ini sebagai penyiksaan brutal yang tak dapat ditoleransi.

Kemarahan Serma Christian semakin memuncak ketika mengungkap kekecewaannya pada fasilitas kesehatan yang menangani putranya.

“Masa rumah sakit sebesar ini, sudah anak saya meninggal, masa dokter forensik sonde (tidak) ada. Bubarkan ini rumah sakit,” katanya dengan nada tinggi, sebagaimana dilaporkan Waspadaid.

Ia juga mengkritik potensi keringanan hukuman yang mungkin diterima pelaku.

“Harus diproses hukum yang berat. Jangan asal hukuman yang hanya 2–3 tahun karena anak kami korban penyiksaan,” ucapnya, dikutip dari Detikcom.

Hingga kini, empat prajurit berpangkat Pratu yang diduga terlibat telah diamankan di Subdenpom Ende untuk pemeriksaan. TNI AD melalui Kapendam IX/Udayana memastikan proses hukum berjalan transparan dan tegas sesuai aturan militer maupun pidana umum.

Bagi Serma Christian, keadilan bagi anaknya bukan sekadar proses hukum, melainkan pertaruhan harga diri dan kehormatan keluarga.

“Saya sumpah, saya juga tentara, saya pertaruhkan nyawa untuk dia. Sekarang dia sudah tidak ada, saya akan kejar keadilan sampai kapan pun,” tegasnya. (Adz/Sumber : Waspada, Detik.com)

Beberapa Fakta Kematian Prada Lucky Akibat Dianiaya Senior di Batalyon TNI

Prada Lucky Cepril Saputra Namo tewas diduga akibat dianiaya seniornya di dalam asrama (Ist/CNN)

Merdekapost - Anggota TNI AD yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Prada Lucky Cepril Saputra Namo tewas diduga akibat dianiaya seniornya di dalam asrama.

Korban meninggal pada Rabu (6/8) pukul 10.30 Wita setelah menjalani perawatan selama empat hari di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Nagekeo.

Beberapa fakta yang berhasil dirangkum terkait kasus dugaan penganiayaan Prada Lucky tersebut, sebagai berikut:

Baru 2 bulan jadi prajurit

Lucky diketahui baru dua bulan menjadi seorang tentara sebelum akhirnya diduga dianiaya para seniornya hingga meninggal dunia.

Paman Lucky, Rafael David menyebut korban mulai mengikuti pendidikan di sekolah calon tamtama (Secatam) TNI AD di Singaraja, Bali sejak Bulan Februari 2025. Lalu pada akhir Mei 2025, korban pulang setelah dilantik menjadi anggota TNI AD.

Lucky kemudian ditempatkan di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) yang bermarkas di Kabupaten Nagekeo, NTT.

"Dia baru dua bulan jadi tentara, dia selesai pendidikan Bulan Mei, lalu Juni di tempatkan di sana (Yon TP 834/WM)," kata Rafael di rumah duka kepada CNN Indonesia.com Kamis (7/8).

Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo, ayah kandung Lucky Cepril meminta agar kasus tersebut diusut tuntas. Ia juga mendesak seluruh pelaku diberi hukuman mati agar tidak ada lagi korban yang sama seperti anaknya.

"Saya tuntut keadilan, kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain, anak tentara aja dibunuh apalagi yang lain," kata dia di kamar jenazah Rumah Sakit Wirasakti, Kupang, NTT, Kamis.

"Hukuman cuma dua buat [pelaku], hukuman mati dan pecat [bagi para pelaku] tidak ada di bawah itu," sambungnya.

FOTO: Prada Lucky Semasa hidup

Senada, Sepriana Paulina Mirpey, ibu kandung Lucky mengaku tak bisa menerima anaknya mati secara sia-sia. Ia pun meminta agar kasus tersebut diusut hingga tuntas dan seluruh para pelaku yang terlibat dalam kasus penganiayaan diberi hukuman mati.

"Saya punya anak sudah mati sia-sia. Kalau mati di medan perang saya terima, itu tugas dia bela negara, bela bangsa. Ini mati sia-sia di tangan senior," kata Sepriana diwawancara CNNIndonesia.com di rumah duka Jumat (8/8).

Sepriana juga mengaku sangat sakit hati dan tak pernah menyangka anaknya yang baru menjadi TNI menjadi korban kebiadaban dari para seniornya sendiri. Padahal, Lucky telah delapan kali mengikuti tes menjadi TNI.

"Kalau (para pelaku) tidak diproses lebih baik bunuh saya saja, saya sakit hati kalian buat anak saya seperti ini," ujarnya.

Diduga dicambuk

Sepriana turut menyebut Lucky diduga tewas karena disiksa oleh senior-seniornya dengan cara dicambuk. Kata dia, dirinya mendapat keterangan itu saat tiba di Nagekeo.

"Setahu saya dia waktu minta tolong ke mama angkatnya waktu dia kena pukul pertama dicambuk itu dia bilang mama saya dicambuk," kata dia.

Menurut Sepriana, anaknya sempat melarikan diri ke rumah mama angkatnya dalam kondisi badannya hancur semua mulai dari kedua tangan, kaki dan belakang.

"Dia lari ke bawah ke rumah mama angkatnya itu badannya hancur semua dari tangan dua-dua, kaki, belakang, mama angkatnya masih kompres, gosok minyak," ujarnya.

Ada luka lebam

Direktur RSUD Aeremo Chandrawati Saragih mengungkapkan ada lebam di tubuh Prada Lucky. Namun, ia tak menanggapi kabar adanya luka sayat pada tubuh prajurit TNI berusia 23 tahun itu.

"Benar ada lebam," kata Chandrawati, dikutip detikBali, Kamis.

Kendati demikian, Chandrawati belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut terkait kondisi Lucky selama menjalani perawatan di RSUD Aeramo.

"Nanti saya kumpulkan data baru saya jawab ya," ujarnya.

4 prajurit ditangkap

Polisi Militer (POM) TNI telah menangkap empat prajurit yang diduga menganiaya Lucky hingga meninggal dunia.

Namun, Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan tidak membeberkan identitas keempat prajurit yang ditangkap. Ia hanya memastikan mereka telah ditahan di ruang tahanan Sub Detasemen Polisi Militer (Subdenpom) Ende.

"Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU," kata Deny seperti dilansir detikBali, Jumat.

20 prajurit diperiksa

Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana menyebut total ada 20 orang prajurit TNI AD yang diperiksa untuk mengusut kematian Lucky.

"Yang kita terima itu informasi sekitar 20 orang, tetapi dalam kapasitas dimintai keterangan dan itu pun cuma dimintai keterangan. Nanti keputusan akhirnya tetap kita lari kepada proses yang berlaku dari tim investigasi," kata Waka Pendam IX/Udayana Letkol Inf. Amir Syarifudin di Denpasar, Bali, Jumat.

Amir mengatakan 20 orang tersebut diperiksa sebagai saksi dalam satu satuan Prada Lucky bertugas. Dari 20 orang yang diperiksa, ada empat orang yang diamankan oleh Sudenpom Kupang.

Namun, kata Amir, status keempat orang tersebut belum diketahui secara pasti apakah diamankan sebagai terduga pelaku atau dalam kapasitas lain sebab proses investigasi sedang berjalan.

FOTO: Serma Cristian Namo Ayah Anggota TNI di NTT Tewas Diduga Dianiaya Senior

Klaim transparan

Amir memastikan tim investigasi yang terdiri dari unsur Sub Detasemen Polisi Militer (Sudenpom) Kupang dan Intelijen sudah turun ke TKP untuk membuat terang peristiwa meninggalnya Lucky.

Amir juga mengklaim pengusutan kasus dugaan penganiayaan hingga meninggal dunia akan dilakukan secara transparan dan profesional dengan berpegang pada hukum yang berlaku.

"Kita lakukan secara transparan, terbuka, artinya kita tetap memegang teguh hukum. Kita tetap menjunjung tinggi hukum termasuk yang empat orang itu kita menggunakan azas praduga tak bersalah," tuturnya.(*)

(adz/Sumber: CNN Indonesia)


Dandim 0417 Dampingi Danrem Gapu Hadiri Puncak Peringatan HARGANAS Ke-32 Tingkat Provinsi Jambi di Kerinci

Dandim 0417/Kerinci Dampingi Danrem 042/Gapu Hadiri Puncak Peringatan HARGANAS Ke-32 Tingkat Provinsi Jambi di Kerinci.(ist/mpc)

Merdekapost, Kerinci — Letkol Inf Eko Budiarto, S.I.P., M.I.P. Komandan Kodim 0417/Kerinci mendampingi Komandan Korem 042/Gapu Brigjen TNI Heri Purwanto, S.E., M.Sc. dalam menghadiri acara puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-32 Tingkat Provinsi Jambi yang digelar di Lapangan Kantor Bupati Kerinci, Bukit Tengah, Kamis (31/07/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Jambi beserta jajaran Forkopimda Provinsi dan Kabupaten/Kota, Bupati Kerinci, tokoh masyarakat, serta ribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat.

Dalam sambutannya, Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Heri Purwanto menyampaikan bahwa keluarga merupakan pondasi utama dalam membangun ketahanan nasional. Ia juga mengapresiasi peran aktif TNI dalam mendukung program pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dan pembinaan keluarga.

Baca Juga :

Dandim 0417/ Kerinci Sambut Kunjungan Menteri Pertanian RI, TNI Siap di Barisan Terdepan Jaga Ketahanan Pangan  

Dandim 0417 Kerinci Tinjau Kesiapan SPPG di Koto Kapeh Siulak

Dandim 0417/Kerinci Tinjau Lokasi Pembangunan Batalyon TP di Lempur Hilir

Sementara itu, Letkol Inf Eko Budiarto menyatakan bahwa kehadiran TNI di tengah-tengah masyarakat, khususnya dalam momentum seperti HARGANAS, merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap pembinaan keluarga sebagai pilar ketahanan bangsa.

Acara berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan seperti pelayanan kesehatan, pameran UMKM, edukasi keluarga, serta penampilan seni budaya daerah, Penyerahan santunan kepada masyarakat. 

Berita Terkait:

Harganas ke-32 Digelar di Kerinci Berlangsung Meriah dan Penuh Harapan

Kegiatan ini diharapkan menjadi pengingat pentingnya membangun keharmonisan dan ketahanan keluarga dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berdaya saing.(red)





Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs