DPD Tani merdeka Indonesia Bungo : Progam cetak sawah di Bungo terancam gagal mintak penegak hukum turun tangan

DPD Tani Merdeka Bungo menyoroti dan menyampaikan kritik keras terkait mandeknya program cetak sawah yang hingga kini tidak menunjukkan progres di Kabupaten Bungo.(ali/mpc) 

BUNGO, MERDEKAPOST.COM - DPD Tani Merdeka Bungo menyoroti dan menyampaikan kritik keras terkait mandeknya program cetak sawah yang hingga kini tidak menunjukkan progres di Kabupaten Bungo. 

Program yang sejak awal dijanjikan sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan justru berubah menjadi proyek yang tidak jelas arah maupun hasilnya.

Cetak sawah di Kabupaten Bungo total seluas 261 hektare dengan perincian di Lubuk Kayu Aro (Ds Lubuk Kayu Aro : 109,78  ha) baru di kerjakan kisaran 18 hektare. Rantau Pandan (113,07 ha) baru di kerjakan  2  hektare, Ds Rambah : (39,11 Ha) yang dikelola Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPHP) Provinsi Jambi tahun 2025, kini berada di ujung kegagalan.

Baca Juga: KH Said Aqil Siroj: 5 Bahaya Besar Jika NU nekat jadi 'Penambang"

Minimnya progres, tidak adanya transparansi, lemahnya pengawasan, hingga sikap bungkam kontraktor menimbulkan gelombang kecurigaan publik terhadap pelaksanaan program bernilai puluhan miliar rupiah dengan target rampung akhir 2025, realisasi di lapangan justru memprihatinkan.

DPD Tani Merdeka Bungo menilai stagnasi ini bukan sekadar persoalan teknis. Ini adalah bukti adanya kelemahan struktural—mulai dari perencanaan, koordinasi, hingga akuntabilitas anggaran. 

Sementara dana publik terus terserap, petani tidak menerima manfaat apa pun. Program cetak sawah yang seharusnya memperkuat basis produksi pangan justru menambah kebingungan dan ketidakpastian.

“Kami tidak bisa menerima proyek kosong yang hanya hidup di atas kertas.Petani Bungo menunggu hasil, Kami meminta Kementan mengevaluasi secara total program cetak sawah yang ada di bungo, Jangan biarkan anggaran terserap sementara progress sangat minim. Ini bukan sekadar kelalaian, ini kegagalan yang tidak boleh dibiarkan,” tegas Indra, Ketua DPD Tani Merdeka Bungo.

Baca Juga: Penemuan Mayat Pria 63 Tahun Membusuk di Rumah, Polisi Sebut Tidak Ada Tanda Kekerasan

DPD Tani Merdeka Bungo mendesak Kementerian Pertanian untuk melakukan evaluasi menyeluruh, membuka laporan penggunaan anggaran secara transparan, serta menindak semua pihak yang bertanggung jawab atas mandeknya program ini. Kami menolak program yang hanya indah dalam presentasi tetapi hampa di lapangan.

Ketua DPD Tani Merdeka Bungo menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak dapat dibangun dengan retorika. Petani membutuhkan tindakan nyata dan hasl nyata, bukan janji yang terus diulang tanpa realisasi. Kondisi ini makin memperkuat dugaan bahwa Proyek tidak dikelola profesional,Koordinasi antar instansi lemah, Pengawasan konsultan tidak berjalan, Perencanaan lokasi diragukan sejak awal. Proyek yang seharusnya meningkatkan swasembada malah dinilai berubah menjadi beban anggaran yang tidak menghasilkan.

“Kami meminta dengan sangat dengan kementan untuk mengevaluasi program cetak sawah di kab. Bungo” tutupnya.(Ali)

Pasca Bilqis Ditemukan, Kasus Hilangnya Kenzi Bocah Asal Bungo Sejak 3 Tahun lalu, Kini Kembali Heboh di Medsos

Pasca Bilqis Ditemukan, Kasus Hilangnya Kenzi Bocah Asal Bungo Sejak 3 Tahun lalu, Kini Kembali Hebohkan Medsos.(adz/ist)

Jambi, Merdekapost.com – Duka mendalam masih menyelimuti orang tua Kenzi seorang bocah asal Dusun Danau, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, yang dilaporkan hilang sejak tiga tahun lalu. 

Hingga kini, sang anak belum juga ditemukan, meski berbagai upaya pencarian telah dilakukan oleh keluarga bersama aparat kepolisian setempat.

Menurut keterangan ibunya, Kenzi bocah laki-laki tersebut menghilang secara misterius saat sedang bermain di sekitar rumahnya di dusun Danau, Kabupaten Bungo. Sejak hari itu, jejak sang kenzi tidak pernah lagi diketahui.

“Kami sudah mencari ke mana-mana, ke kebun, ke sungai, bahkan ke daerah tetangga. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda,” ungkap sang ibu dengan mata berkaca-kaca, Sabtu siang (11/10/2025).

Bacaan Lainnya:

Kronologi Penculikan Bilqis dari Makassar: Ditemukan di Setelah Dioper ke Suku Pedalaman Jambi

BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Begini Modus, Motif Serta Ancaman Hukuman Bagi Sindikat Penculik Bilqis di Makassar Dijual Rp80 Juta ke Jambi

Selama tiga tahun terakhir, keluarga tidak pernah berhenti berdoa dan berharap keajaiban datang. Pihak keluarga juga terus aktif membagikan foto kenzi di media sosial agar ada masyarakat yang mungkin mengenali dan memberikan informasi keberadaannya.

Sementara itu, pihak Polres Bungo  masih menerima laporan baru terkait kasus ini. Masyarakat diimbau agar segera melapor jika melihat anak dengan ciri-ciri yang sama seperti dalam foto yang beredar.

“Kami tetap berharap anak ini bisa ditemukan dalam keadaan selamat. Setiap informasi sekecil apa pun sangat berarti,” ujar salah satu anggota keluarga.

Kisah kehilangan ini kembali viral di media sosial setelah akun-akun lokal di Kabupaten Bungo mengunggah ulang video sang ibu yang meminta bantuan publik untuk menemukan anaknya.

Keluarga berharap, dengan perhatian publik dan doa bersama, keajaiban bisa terjadi dan bocah kecil itu segera kembali ke pelukan orang tuanya.(*)

Bripda Waldi Akui Habisi Dosen EY dengan Mencekik Pakai Gagang Sapu

Bripda Waldi Akui Habisi Dosen EY dengan Mencekik Pakai Gagang Sapu.(istimewa)

Muara Bungo, Merdekapost.com - Fakta baru terungkap dalam penyelidikan tewasnya dosen perempuan berinisial EY (37) yang dibunuh Bripda Waldi Adiyat (22) di Perumahan Al Kautsar, Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

Rabu (5/11), penyidik memastikan oknum polisi Polres Tebo itu menghabisi korban dengan cara mencekik hingga menggunakan gagang sapu.

Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan, pelaku dan korban sempat bertemu sebelum kejadian.

Keduanya diketahui makan bersama di kawasan Kota Muara Bungo, lalu kembali ke kediaman korban sekitar pukul 23.30 WIB.

Sempat Pergi Makan Berdua 

"Sebelum peristiwa ini terjadi, korban dan pelaku sempat pergi makan di salah satu tempat di Kota Muara Bungo, setelah itu korban dan pelaku pulang ke rumah korban sekira pukul 23.30 WIB," ujar Kapolres.

Namun, situasi berubah drastis saat terjadi cekcok di rumah korban. Dalam kondisi emosi, pelaku kemudian menyerang EY di kamar tidur.

"Pelaku mengaku menghabisi korban menggunakan gagang sapu".

"Saat korban dalam posisi terbaring, pelaku mencekik leher korban dengan gagang sapu hingga korban kehabisan napas dan meninggal dunia," katanya.

Setelah memastikan korban meninggal, pelaku mengambil sejumlah barang milik korban EY, Motor Honda PCX, mobil Honda Jazz, ponsel, dan perhiasan dibawa kabur oleh pelaku.

Selain itu, pelaku sempat mengepel lantai rumah korban dan menghapus jejak pembunuhannya.

Kapolres Bungo AKBP Natalena menyebutkan pelaku dijerat pasal berlapis. "Sampai saat ini kita sudah memberlakukan pasal yang disangkakan, yakni Pasal 340 subsider 338 KUHP, kemudian Pasal 351 ayat 3, serta juncto Pasal 181 KUHP.

"Dengan pasal-pasal tersebut, kasus ini termasuk pembunuhan berencana,” tegasnya.

Ia menambahkan penyidikan dilakukan secara terbuka meski pelaku merupakan anggota kepolisian.

"Kami mengimbau agar masyarakat menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.

"Kasus ini akan kami tuntaskan dan proses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Polri," pungkasnya.

Pelaku Berupaya Hilangkan Jejak

Setelah membunuh korban, Waldi membawa motor Honda PCX merah milik EY ke RSUD H Hanafie Muara Bungo. Hal ini terungkap dari rekaman CCTV rumah sakit tersebut.

Usai meninggalkan motor, pelaku memesan layanan ojek online untuk kembali lagi ke rumah korban.

Kapolres memastikan pelaku bertindak seorang diri.

CCTV Bripda Waldi masuk parkiran RSUD H Hanafie Muara Bungo Jambi (Instagram)

"Iya hanya satu orang, yakni W saat ini yang sudah ditetapkan tersangka," ujarnya, Selasa (4/11).

Selanjutnya, pelaku membawa mobil Honda Jazz putih milik korban menuju Muara Tebo.

"Pengakuan pelaku mobil itu dia yang membawanya," katanya.

Keterangan saksi di sekitar lokasi juga menguatkan, mobil tersebut terlihat keluar dari kompleks perumahan pada Jumat (31/10) sekitar pukul 05.40 WIB.

Kapolres mengungkapkan bahwa pelaku diduga telah merancang aksinya dengan detail untuk mengaburkan jejak.

“Pelaku ini bengis dan kejam,” ujar AKBP Natalena.

Pemeriksaan awal menunjukkan adanya kekerasan berat pada tubuh korban. Waldi diduga menggunakan rambut palsu untuk menyamarkan penampilan.

“Pelaku ini memakai wig, rambut palsu, untuk keluar masuk rumah. Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” jelasnya.

Pelaku juga berupaya menggiring kasus agar tampak seperti perampokan disertai kekerasan.

"Pelaku berupaya mengelabui seolah-olah korban merupakan korban perampokan yang dibunuh, sehingga identitasnya tidak terbaca,” ujar Kapolres.

Untuk mendukung skenarionya, barang-barang korban seperti ponsel, kendaraan, dan perhiasan turut diambil.

"Pelaku memang sangat jeli dan bengis, karena dilihat dari korban kondisinya itu sangat mengenaskan," kata Natalena.(tim)

Polisi Beberkan Aksi Waldi, Sempat Titip Motor di RSUD Sebelum Bunuh Dosen di Bungo

CCTV RSUD Hanafi menunjukkan Waldi (22) menitipkan motor PCX merah sebelum memesan ojek online ke rumah korban. Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan penambahan tersangka baru (4/11/2025).(adz/istimewa) 

MERDEKAPOST.COM | BUNGO – Polisi mengungkapkan hasil CCTV yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hanafi Muara Bungo.

Dari hasil CCTV itu menunjukkan Waldi (22), oknum polisi yang membunuh Erni Yunita (37), menitip motor PCX warna merah di RSUD tersebut.

Setelah menitipkan motor itu, Waldi memesan ojek online untuk pergi ke rumah korban.

Baca juga: 

Jeli dan Akal Bulus Bripda Waldi Mengelabui Saat Beraksi Renggut Hidup dan Kehormatan Dosen EY di Bungo

Modus! Bripda Waldi Pura-pura Kaget Usai Bunuh Dosen EY di Bungo, Ucap Turut Berduka ke Adik Korban Via WhatsApp

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono membenarkan, dari hasil rekaman CCTV RSUD Hanafi pelaku hanya satu orang, Selasa (4/11/2025).

“Iya, hanya satu orang, yakni W yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka,” ujarnya.

Setelah pelaku menitipkan motor di RSUD Hanafi, ia langsung memesan ojek online untuk pergi ke rumah korban.

Sementara itu, mobil Jazz warna putih dibawa sendiri oleh pelaku ke Muara Tebo, sedangkan motor tersebut ditinggalkan di RSUD Hanafi.

Korban Dosen IAK SS Muara Bungo Erni Yuniarti (EY).(Doc/istimewa)

“Pengakuan pelaku, mobil itu dia yang membawanya,” katanya.

Kata Kapolres, dari pengakuan Mat dan keterangan saksi di TKP, mobil itu dibawa pada Jumat pagi sekitar pukul 05.40 WIB. Mobil itu keluar dari kompleks perumahan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan berinisial EY (37) ditemukan tewas di Perumahan Al Kausar Bungo. Ia meninggal dunia dibunuh oleh oknum polisi W (22) yang bertugas di Polres Tebo.(*)

(Editor: Aldie Prasetya | Khaidir Ali )

Jeli dan Akal Bulus Bripda Waldi Mengelabui Saat Beraksi Renggut Hidup dan Kehormatan Dosen EY di Bungo

Bripda Waldi Adiyat (22), tersangka pembunuhan dosen wanita di Bungo saat diperiksa tim penyidik Polres Bungo. Anggota polisi yang tugas di Polres Tebo ini punya cara yang jeli dan lihai untuk mengelabui saat beraksi.(adz/mpc)

MUARA BUNGO | Merdekapost.com - Satreskrim Polres Bungo resmi menetapkan Bripda Waldi Adiyat (W, 22), anggota Polres Tebo, sebagai tersangka kasus pembunuhan serta pencurian dengan kekerasan terhadap dosen wanita berinisial EY (38). Penetapan tersangka dilakukan setelah gelar perkara.

Aksi pembunuhan terhadap dosen Institut Agama dan Kesehatan (IAK) Setih Setio Muara Bungo tersebut terjadi di Perumahan Al Kausar Residence, Muara Bungo, pada Sabtu (1/11/2025). 

Jeli dan Lihai dalam Beraksi

Waldi punya akal bulus. Ia mencoba mengelabui saat menjalankan aksinya.

Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, menyebut pelaku sempat berupaya menyesatkan penyelidikan.

Pelaku jeli dalam melancarkan aksinya merenggut hidup dan kehormatan korbannya.

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono menyebut tindakan pelaku dilakukan secara keji.

“Pelaku ini bengis dan kejam,” ujar AKBP Natalena.

Berita Lainnya:

Heboh! Seorang Dosen Cantik Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah di BTN Al Kausar

Ternyata Dosen Cantik yang Ditemukan Tewas di Bungo adalah Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo

Menurutnya, hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya tanda kekerasan berat pada tubuh korban.

Ia menambahkan, pelaku juga diduga mempersiapkan aksinya dengan matang, termasuk upaya menghindari pengawasan kamera keamanan.

“Pelaku ini memakai wig, rambut palsu, untuk keluar masuk rumah. Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” jelas Natalena.

Menurutnya, Waldi mencoba membuat kasus terlihat seperti perampokan.

Bripda Waldi memakai wig (Rambut Palsu) saat melakukan aksinya, sehingga terlihat gondrong dan berusaha mengelabui warga.(adz)

"Pelaku berupaya mengelabui seolah-olah korban merupakan korban perampokan yang dibunuh, sehingga identitasnya tidak terbaca,” kata AKBP Natalena, Senin (3/11).

Untuk memperkuat skenario tersebut, pelaku membawa kabur ponsel, kendaraan, dan perhiasan korban.

"Pelaku memang sangat jeli dan bengis, karena korban kondisinya itu sangat mengenaskan,"  ujar Natalena.

Proses Pengungkapan Pelaku

KOLASE - Potret rumah yang menjadi lokasi kejadian, tepatnya di Perumahan Al Kausar, Dusun Sungai Mengkuang, Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, pada Ahad (2/11/2025). Kanan: Waldi, oknum polisi yang tugas di Polres Tebo tersangka kasus pembunuhan dan perncurian disertai kekerasan. Kiri: EY, dosen wanita yang jadi korban. (Tribunjambi.com/Sopianto)

Kapolres memaparkan bahwa kasus terungkap setelah warga melaporkan temuan jenazah EY.

Tim khusus kemudian dibentuk dan olah TKP dilakukan.

"Dengan adanya tim khusus, kami menetapkan target untuk mengungkap kasus ini," ujarnya.

Data ponsel korban juga ditelusuri, termasuk komunikasinya dengan orang terdekat.

Hasil penyelidikan mengarah pada sosok berambut gondrong.

Dari penelusuran komunikasi dan bukti teknis, polisi mulai mencurigai Waldi, yang ternyata anggota Polri.

Pelaku pembunuhan dosen erni saat diamankan.(adz) 

Saat diperiksa, ia awalnya mengaku tidak berada di Bungo, namun hasil pelacakan lokasi ponselnya membantah pengakuan tersebut.

Seiring penyidikan mengarah ke dirinya, Waldi tampak semakin gelisah.

"Dia mulai gelisah saat diperiksa..." ujar Kapolres.

Setelah pemeriksaan intensif, Waldi akhirnya mengaku dan menunjukkan tempat ia menyembunyikan barang-barang korban, termasuk mobil Honda Jazz yang ditaruh sekitar 300 meter dari rumah kontrakannya dan motor PCX yang disimpan di parkiran RS H Hanafie Muaro Bungo.

Status Perkara

Hingga kini, baru satu tersangka yang ditetapkan, namun polisi masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain.

EY ditemukan pada Sabtu (1/11) siang setelah rekan korban curiga karena tidak dapat menghubunginya selama dua hari.

Jenazah EY telah dimakamkan di kampung halamannya, Kuamang Kuning.

Di Mapolres Bungo, karangan bunga dari berbagai pihak terlihat memenuhi halaman sebagai apresiasi atas cepatnya pengungkapan kasus.

Bripda Waldi dipastikan menghadapi hukuman berat, baik pidana maupun etik.

Kapolres menegaskan akan ada sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

"Dikenakan ada dua hukum... kemungkinan kami akan lakukan kode etik kepolisian yaitu PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) itu jelas," tegas AKBP Natalena.

Motif Awal dan Luka Korban

Dugaan sementara, motif pelaku berkaitan dengan hubungan asmara yang berakhir buruk.

Waldi disebut pernah menjalin hubungan dengan korban, namun ditolak saat mencoba mendekati lagi.

Polisi memastikan penanganan tetap transparan.

"Barang bukti yang diamankan honda jazz warna putih, serta motor PCX warna merah, serta handphone milik korban," jelas Kapolres.

EY dilaporkan hilang kontak selama dua hari sebelum ditemukan dalam kondisi meninggal di atas tempat tidur dan tertutup sarung.

Baca Juga: Ini Tampang Waldi, Oknum Polisi Pembunuh EY Dosen Cantik di Muara Bungo Jambi

Tim Inafis mengevakuasi jenazah ke RSUD H Hanafie untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kasatreskrim AKP Ilham Tri Kurnia menyebut "Beberapa tanda kekerasan pada tubuh korban…".

Penemuan jenazah dosen Institut Agama dan Kesehatan (IAK) Setih Setio Muaro Bungo, EY, berawal saat rekan-rekannya merasa curiga karena korban tidak hadir mengajar selama dua hari dan tidak dapat dihubungi.

Mereka kemudian mendatangi rumah korban yang dalam keadaan terkunci.

Warga sekitar membantu membuka pintu rumah.

Setelah didobrak, korban ditemukan tergeletak di atas tempat tidur dengan wajah tertutup bantal.

Penemuan tersebut langsung dilaporkan ke Polres Bungo.

Pelaku pembunuan (topi merah menunduk) saat diamankan petugas.(adz)

Petugas Inafis bersama penyidik kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa jenazah ke RSUD H Hanafie untuk pemeriksaan.

Hasil awal menunjukkan tanda kekerasan di tubuh korban.

"Beberapa tanda kekerasan pada tubuh korban. Penyebab pastinya, kita tunggu hasil autopsi lengkap," jelas Kasatreskrim AKP Ilham Tri Kurnia.

Pemeriksaan medis menemukan sejumlah luka mencurigakan, termasuk lebam di wajah, benjolan besar di bagian belakang kepala, serta memar di kedua bahu.

"Ditemukan lebam di seluruh bagian wajah, dan ada benjolan di kepala belakang berukuran sekitar 13 x 10 sentimeter," ujar dr Sepriadi usai melakukan pemeriksaan, Sabtu sore.

Selain memar di leher yang diduga akibat benturan benda tumpul atau tajam, tim medis juga menemukan indikasi kekerasan seksual.

Baca Juga: Oknum Polisi WLD Pakai Wig Saat Bunuh Erni Dosen IAK-SS Muara Bungo

"Habis itu ditemukan juga lebam di bagian leher," jelasnya.

Berdasarkan kondisi jenazah, korban diperkirakan meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan, terlihat dari keluarnya darah berwarna gelap dari mulut dan hidung.

Pemeriksaan medis menunjukkan lebam di wajah, benjolan besar di kepala, memar di bahu, luka di leher, dan dugaan kekerasan seksual.

Berdasarkan kondisi tubuh, korban diperkirakan meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan.

Ketua lingkungan, Madin Maulana, mengungkap EY dikenal pendiam namun ramah. Ia berharap kasus ini tuntas agar masyarakat kembali merasa aman.(adz/tribunjambi)

Polres Bungo Gerak Cepat, Pelaku Pembunuhan Dosen Cantik di Bungo Terungkap

Foto Kanan: Terlihat Barang-barang milik korban yang dibawa pelaku setelah menghabisi korban ke wilayah Tabupaten Tebo berhasil diamankan tim Polres Bungo kerjasama dengan Polres Tebo.(ist)

BUNGO, MP.com – Tak menunggu waktu lama, gerak cepat kepolisian ungkap pelaku pembunuhan EY seorang Dosen IAK Setih Setio Muara Bungo yang jasad ditemukan di kamar rumahnya, Sabtu (1/11/2025) siang sudah ada titik terang.

Sebelumya jasad Korban bernama Erni tak lain Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio ini ditemukan oleh rekan kerjanya dan warga sekitar. Sontak informasi tersebut sampai ke Satreskrim Polres Bungo.

Pelaku inisial WLD (22) merupakan warga Kuamang Kuning. Antara pelaku dan korban dosen cantik 37 tahun sama-sama dari Kuamang Kuning, kecamatan Pelepat kabupaten Bungo, Jambi. Belum diketahui pasti apa motif dan masih didalami apakah ada terlibat pelaku lain.

Baca Juga :  

Heboh! Seorang Dosen Cantik Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah di BTN Al Kausar

Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan pengungkapan pelaku pembunuh dosen cantik berhasil dilakukan oleh tim “GUNJO” Satreskrim Polres Bungo yang back up Polres Tebo.

Pelaku pembunuhan mister X ditangkap di wilayah perumahan Pal 3 lama di salah satu rumah kontrakannya, Minggu (2/11/2025).

“Kami masih menunggu hasil Autopsi dari tim dokter Bhayangkara Polda Jambi di RSUD H Nahafie, karena jenazah masih di rumah sakit. Memang korban ini adalah pacar dari pelaku, meski pelaku memiliki banyak cewek tapi korban tetap mau sama pelaku,” tegas Kapolres.

Baca Juga :  

Ternyata Dosen Cantik yang Ditemukan Tewas di Bungo adalah Ketua Prodi S1 Keperawatan IAK Setih Setio Muara Bungo

Hingga kini kata Kapolres, pihaknya masih terus mendalami apakah ada keterlibatan pelaku lain, karena mengingat barang barang milik korban sempat dibawa pelaku. Seperti HP, Mobil dompet dan  Sepeda Motor korban. 

“Kita masih terus mendalami apakah ada pelaku lain, kemudian apa motif sebenarnya sehingga pelaku tega menghabisi korban yang tak lain adalah kekasih pelaku itu sendiri. Kita tunggu hasil Autopsi,” tutup Kapolres. (tim)

Klarifikasi Isu Pemecatan dan Dugaan Pungli di SD Negeri 227/II Tukum I Jujuhan, Kepsek Riswani: Itu Hoax!

Riswani, S.Pd.Gr Kepala SD Negeri 227/II Tukum I Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Mengklarifikasi Isu Pemecatan dan Dugaan Pungli.(adz)

Jambi, Merdekapost.com – Isu mengenai dugaan pemecatan sepihak dua guru honorer dan tudingan pungutan liar (pungli) di SD Negeri 227/II Tukum I, Kecamatan jujuhan, Kabupaten Bungo  dibantah oleh pihak sekolah. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, persoalan tersebut bermula dari masuknya dua orang guru berstatus PPPK ke sekolah tersebut sesuai dengan SK Bupati.

Dengan adanya penempatan dua PPPK tersebut, kepala sekolah harus melakukan penyesuaian formasi guru, mengingat seluruh kelas 1 hingga kelas 6 telah diisi oleh guru honorer. Kepala sekolah kemudian melakukan evaluasi kinerja dan musyawarah bersama pihak dinas pendidikan, komite sekolah, masyarakat, dan pengawas sekolah untuk menentukan dua guru honorer yang akan dimutasi atau dialihkan tugasnya.

Baca Juga: TNI Gandeng Polisi Gelar Penyuluhan Kamtibmas dan Narkoba untuk Remaja di SMAN 2 Sungai Penuh

Keputusan hasil musyawarah itu kemudian menetapkan dua guru honorer untuk dipindahkan. Namun, keduanya menolak keputusan tersebut dan melapor ke Dinas Pendidikan. Setelah mendapat tanggapan bahwa keputusan dikembalikan kepada kepala sekolah, mereka diduga menggandeng pihak tertentu untuk membawa masalah ini ke tingkat Bupati.

Kepala sekolah membeberkan bahwa Pelaksanaan Perpisahan adalah inisiatif dari para wali murid. (mpc)

Tidak berhenti di situ, muncul pemberitaan yang menyebut kepala sekolah Riswani, s.Pd,Gr memecat dua guru honorer tersebut secara sepihak. Padahal menurut pihak sekolah, keputusan itu diambil melalui mekanisme musyawarah dan evaluasi kinerja. Kepala sekolah bahkan telah mengundang para pihak untuk berdialog secara kekeluargaan sebelum keputusan diambil.

Isu Pungli dan Klarifikasi Sekolah

Belum lama setelah isu pemecatan, beredar pula tudingan baru bahwa SD Negeri 227/II Tukum I melakukan pungli terhadap siswa. Kepala sekolah dengan tegas membantah tudingan tersebut.

Menurutnya, iuran yang dimaksud adalah dana kas kelas yang dibentuk atas inisiatif siswa dan orang tua murid sendiri, bukan paksaan pihak sekolah maupun guru. Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan sosial seperti menjenguk siswa sakit, membeli perlengkapan kelas, atau kegiatan anak-anak. Jika masih ada sisa uang setelah akhir tahun ajaran, dana tersebut dikembalikan atau digunakan untuk kebutuhan siswa dengan persetujuan bersama.

Kepala sekolah membeberkan bahwa Pelaksanaan Perpisahan adalah inisiatif dari para wali murid dan sudah menjadi keputusan rapat. (mpc)

Selain itu, untuk iuran lain seperti sumbangan perpisahan, kepala sekolah menjelaskan bahwa kegiatan tersebut juga merupakan inisiatif dari para wali murid yang ingin mengadakan acara untuk anak-anak mereka. Pihak sekolah maupun komite hanya memfasilitasi tempat dan tidak mengelola dana kegiatan tersebut.

Penegasan dan Pembuktian

Kepala sekolah, Riswani, S.Pd.Gr. menegaskan bahwa seluruh keputusan terkait mutasi guru honorer telah melalui proses konsultasi dan musyawarah dengan pihak dinas serta komite sekolah. Ia juga memastikan bahwa semua tuduhan yang beredar merupakan berita tidak benar (hoaks) dan siap membuktikan kebenaran pernyataan tersebut dengan data dan dokumen resmi.

“Kami sudah melalui proses yang sesuai aturan dan musyawarah bersama pihak terkait. Tidak ada pemecatan sepihak maupun pungutan liar di sekolah ini,” tegas kepala sekolah.

Pihak sekolah berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum tentu benar, dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Dinas pendidikan dan pemerintah kabupaten Bungo untuk menilai berdasarkan bukti yang ada.(adz/merdekapost)

Lalu lintas di Jembatan Bailey Bungo Terpantau Lancar

JAMBI – Arus lalu lintas di Desa Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi terpantau masih lancar.

Meskipun kendaraan antre panjang, namun Jembatan Bailey masih bisa dilewati pengendara roda 2 maupun roda 4 ke atas.

Petugas tim gabungan Polres Bungo terus melakukan pengaturan lalin sehingga tidak ada kelumpuhan di jalan tersebut.

Saat ini sistem buka tutup jalan dilakukan karena jembatan bailey ini hanya mampu menopang beban 20 ton.

Panjang jembatan bailey ini 30 meter dengan lebar 4,5 meter, hanya bisa dilewati satu kendaraan.

“Tidak ada kemacetan, jembatan buka tutup,” ujar Wakapolsek Jujuhan, IPTU Jhony 

Dikatakannya, personil Polres Bungo terus melakukan upaya pengaturan lalulintas di sekitar lokasi.

“1×24 jam pengaturan lalin,” ungkapnya singkat.

Dengan beroperasinya jalur ini maka menjelang idul fitri lalulintas dari Sumbar menuju Jambi via Muara Bungo dan sebaliknya dipastikan bisa lancar. semoga.(*)

Copyright © Merdekapost.com. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs