5 Polisi Makassar Dapat Penghargaan Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Tangkap Penculik

5 Polisi dari Polres Makassar mendapat Penghargaan istimewa dari Pemerintah Kota Makassar Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi dan Berhasil Tangkap Penculik.(adz/Istimewa)

MERDEKAPOST.COM | MAKASSAR - Kisah sukses penyelamatan dramatis balita Bilqis Ramdhani (4) yang diculik dan ditemukan hingga ke Merangin Jambi, kini berbuah manis. 

Pemerintah Kota Makassar memberikan penghargaan istimewa kepada lima personel Polrestabes Makassar yang menjadi tim kunci di balik pengungkapan kasus cepat yang menyita perhatian publik ini.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-418 Kota Makassar, di Lapangan Karebosi, Minggu (9/11/2025) malam. 

Apresiasi ini menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi, kecepatan, dan profesionalisme tim yang bekerja tanpa kenal lelah melintasi pulau demi memulangkan Bilqis dalam keadaan selamat.

"Kami sangat berterima kasih. Kecepatan dan ketanggapan tim kepolisian ini bukan hanya membanggakan institusi, tapi juga menjadi bukti hadirnya negara dan pemerintah dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat," tegas Munafri di hadapan publik.

Pencarian Intensif Sejak Laporan Hilang

Tim gabungan yang dipimpin Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devin Sujana, langsung bergerak intensif setelah orangtua Bilqis melapor ke Polsek Panakukkang pada Senin (3/11/2025). 

Bilqis dilaporkan hilang diculik dari Taman Pakui Sayang, Jl Andi Pangerang Petta Rani, sehari sebelumnya, Minggu (2/11/2025).

Baca juga: 

Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Kerja cepat tim berujung pada penangkapan pelaku pertama, Sri Yuliana (30), di Makassar. 

Dari pengakuan SY, terungkap adanya jaringan perdagangan anak. 

Bilqis ternyata telah dijual dari satu tangan ke tangan lain. Awalnya, korban dijual seharga Rp 3,5 juta.

Namun kemudian dijual lagi dengan harga yang sangat tinggi, mencapai Rp 80 juta, kepada kelompok di luar pulau.

Menyisir Jambi, Menangkap 3 Pelaku

Perjalanan tim kepolisian tidak berhenti di Makassar. Dengan petunjuk yang ada, tim harus menempuh perjalanan jauh hingga ke Kabupaten Merangin, Jambi, untuk melacak keberadaan Bilqis. 

Upaya heroik ini berhasil membuahkan hasil: Bilqis ditemukan selamat di kawasan Suku Anak Dalam (SAD), tepatnya di Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan.

Di Jambi, polisi menangkap dua tersangka lanjutan, yakni Mery Ana (42) dan Ade Friyanto Syaputera (36), menjadikan total tiga orang yang diciduk dalam kasus ini. 

Berkat kecepatan dan kerja keras tim, Bilqis kini telah kembali berkumpul dengan orangtuanya.

Lima Pahlawan yang Menerima Penghargaan:

 - AKP Hamka, Kanit Jatanras Polrestabes Makassar

 - Iptu Nasrullah, Kanit Reskrim Polsek Panakkukang

 - Ipda Supriadi Gaffar, Kasubnit 2 Jatanras Polrestabes Makassar

 - Bripka Megawan Parante, Anggota Jatanras

 - Briptu Muh Arif, Anggota Jatanras

Penghargaan ini disaksikan langsung oleh Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menjadi pengingat akan dedikasi aparat dalam menjaga keamanan masyarakat.

Terekam CCTV

Misteri dua sosok anak yang terekam dalam kamera pengawas (CCTV) mendampingi pelaku utama penculikan Bilqis Ramdhani (4) akhirnya terkuak.

Pengakuan mengejutkan dari pelaku berinisial SY (30) mengungkapkan bahwa kedua anak tersebut adalah anak kandungnya sendiri.

Dia sengaja dibawa untuk meredam kecurigaan Bilqis saat hendak dibawa kabur.

SY, terduga pelaku pertama yang ditangkap dalam kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ini, membenarkan rekaman CCTV viral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Video CCTV yang memperlihatkan dirinya menggandeng Bilqis bersama dua anak berbaju biru.

"Itu dua orang anak saya yang (tertangkap kamera) CCTV," ujar SY kepada polisi usai penangkapan.

Ia menjelaskan, kehadiran kedua anaknya adalah bagian dari taktiknya.

Dengan adanya anak-anak lain, Bilqis diharapkan merasa nyaman dan tidak curiga bahwa dirinya akan menjadi korban penculikan.

"Saya tidak intai, awalnya itu anak (Bilqis) bermain, jadi saya tanya mana mama mu, dia jawab tidak ada, terus saya tanya lagi mana bapak mu, dia cuma geleng-geleng. Tidak ada saya tawarkan, hanya saya bilang, sini mau kau ikut dengan saya," ungkap SY, menceritakan detik-detik saat ia mendekati Bilqis.

Motif Ekonomi dan Janji Adopsi Palsu

SY, yang ditangkap di indekosnya di Jalan Abu Bakar Lambogo, Kecamatan Makassar, pada Kamis (6/11/2025), mengaku nekat menculik dan menjual Bilqis karena himpitan ekonomi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Bilqis Pulang ke Pelukan Keluarga, Begini Suasana Polrestabes Makassar

Pengungkapan kasus ini bermula dari perkenalan SY dengan seorang wanita tak dikenal melalui media sosial Facebook.

Wanita tersebut kemudian menawarkan uang sebesar Rp 3 juta jika SY berhasil mendapatkan seorang anak.

"Awalnya dia mau ambil itu anak (Bilqis) untuk dirawat dengan baik. Dia menawarkan uang Rp 3 juta, dia sudah transfer Rp 500.000 ke rekening saya," jelas SY.

SY mengaku mendapatkan informasi bahwa Bilqis hanya akan dibawa ke Jakarta untuk diadopsi oleh keluarga yang tidak memiliki keturunan.

Namun, ia kemudian terkejut saat mengetahui fakta pahit yang sebenarnya.

"Saya tidak tahu bagaimana sampai ke Jambi, itu yang beli orang Jakarta. Dia naik pesawat ke sini, lalu (Bilqis) dibawa sama perempuan orang Jakarta," katanya.

"Dia bawa ke sana saya juga tidak tahu, kalau dia jual kembali sampai ke Jambi saya juga kaget."

Ditemukan Usai Dijual Hingga Rp 80 Juta

Pencarian Bilqis yang sempat dinyatakan hilang selama sepekan akhirnya berakhir bahagia.

Bilqis ditemukan dalam kondisi sehat di kawasan Suku Anak Dalam (SAD), tepatnya di SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Penemuan ini merupakan hasil kerja keras polisi yang mendalami pengakuan para pelaku, yang menyebut Bilqis telah dijual kembali dengan harga fantastis, disinyalir mencapai sekitar Rp 80 juta.

Kasus ini semakin memperkuat dugaan adanya jaringan TPPO yang lebih luas di balik penculikan Bilqis.

Polisi kini terus mendalami kasus ini untuk membongkar seluruh jaringan yang terlibat dalam tindak pidana penjualan anak ini.(ADZ)

Keren! Urus Paspor Mudah Cepat dan Transparan dengan M Paspor

Urus Paspor Mudah Cepat dan Transparan dengan M Paspor.(istimewa)

Merdekapost.com – Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kerinci terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam pengurusan paspor. Saat ini, pendaftaran permohonan paspor dapat dilakukan secara langsung melalui aplikasi M-Paspor, yang dirancang untuk mempermudah pemohon dalam mengatur jadwal kedatangan, mengunggah dokumen, serta melakukan pembayaran. Proses ini dinilai lebih praktis dan efisien karena dapat dilakukan kapan saja melalui perangkat seluler.

Bagi masyarakat yang mengalami kendala dalam penggunaan aplikasi, Kantor Imigrasi Kerinci menyediakan layanan Customer Service (CS) yang siap membantu dengan ramah dan komunikatif. Petugas akan memberikan pendampingan mulai dari tahap pendaftaran hingga verifikasi data, sehingga masyarakat mendapatkan kepastian dan kenyamanan dalam proses pengajuan paspor. Pendekatan ini menjadi bukti komitmen kantor dalam memberikan pelayanan yang responsif dan mudah diakses.

Dalam hal pembayaran, seluruh biaya paspor yang dibayarkan oleh pemohon telah sesuai dengan ketentuan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berdasarkan peraturan yang berlaku. Informasi tarif juga disampaikan secara terbuka dan dapat diakses melalui media sosial resmi maupun papan layanan di kantor. Transparansi ini dilakukan untuk memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan yang jujur, jelas, dan bebas dari penyesatan informasi.

Baca Juga:  

Ini Daftar Nama Pejabat Eselon II, III dan IV Pemprov Jambi yang Dilantik Wagub Sani

Proses pembayaran pengurusan keimigrasian dilakukan melalui Bank ATM, M-Banking, Teller Bank, PT Pos Indonesia, Minimarket, Marketplace dan Dompet Digital. Dengan kode Virtual Account yang hanya keluar dari aplikasi M-Paspor, tanpa adanya transaksi langsung antara pemohon dan petugas. Sistem pembayaran non-tunai ini diterapkan untuk menghindari penyimpangan sekaligus memberikan keamanan dan kemudahan bagi masyarakat. Prosedur yang terstruktur ini memberikan kepastian bahwa setiap transaksi tercatat dan teregistrasi dengan baik.

“Bapak Purnomo selaku Kepala Kantor Imigrasi Kerinci menyampaikan bahwa seluruh petugas Kantor Imigrasi Kerinci tidak menerima biaya apa pun di luar tarif PNBP yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Apabila terdapat permintaan biaya tambahan di luar ketentuan tersebut, maka dapat dipastikan hal itu merupakan tindakan penipuan. Beliau juga menegaskan bahwa tidak ada transaksi pembayaran antara petugas dan pemohon, karena seluruh pembayaran dilakukan secara langsung oleh pemohon melalui bank terkait, PT Pos Indonesia, atau kanal pembayaran resmi lainnya.”

Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Penculikan Anak — Dua Pelaku Diringkus Tim Macan Kincai di Sungai Penuh

Kantor Imigrasi Kerinci juga menegaskan bahwa seluruh jajaran di dalamnya menjunjung tinggi nilai integritas. Pelayanan dilakukan berdasarkan prinsip profesional, bersih, dan bertanggung jawab. Setiap petugas berkomitmen menolak segala bentuk gratifikasi, baik dalam bentuk barang maupun pemberian lainnya, dari pihak mana pun. Hal ini sebagai bentuk upaya menjaga kepercayaan masyarakat serta mewujudkan pelayanan publik yang beretika.

Melalui peningkatan kualitas layanan dan penegasan budaya kerja yang bersih, Kantor Imigrasi Kerinci mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mendukung komitmen ini. Dengan kemudahan pendaftaran melalui aplikasi M-Paspor, transparansi pembayaran, serta penolakan tegas terhadap gratifikasi, diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keimigrasian semakin kuat, sekaligus menjadi langkah nyata menuju pelayanan publik yang prima dan berintegritas, tutup Purnomo.(adz)

Ini Daftar Nama Pejabat Eselon II, III dan IV Pemprov Jambi yang Dilantik Wagub Sani

Jambi, Merdekapost.com – Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani melantik 49 orang Pejabat eselon II, III, IV dan Fungsional di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Senin (10/11/2025).

Pelantikan itu rinciannya 1 pejabat Eselon II yakni jabatan Direktur RSJD Kolonel M. syukur dr. Hermina M. Basri. Hermina sendiri merupakan peraih peringkat pertama dalam lelang jabatan RSJD yang dilakukan beberapa waktu lalu.

selanjutnya Pejabat Eselon III dan IV sebanyak 35 orang, dan sisanya pejabat Fungsional.

Berikut nama-nama pejabat eselon II, III dan IV Pemprov Jambi yang baru dilantik Lantik:

1. dr. HERMINA M. BASRIE, MKM – DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

2.dr. RENDRA PERDIYAN, M.M.Rs. – WAKIL DIREKTUR MUTU PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

3. NS. ALIYARDI, S.Kep – WAKIL DIREKTUR PENGEMBANGAN SDM DAN SARANA PRASARANA PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

4. MAKSUM, SKM., MM – WAKIL DIREKTUR UMUM DAN KEUANGAN PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

5. dr. NAJATULHASANAH – KEPALA BIDANG MUTU PELAYANAN DAN PENUNJANG MEDIS PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

6. NS. FINA WINARIA RAMAYANTI, S.Kep. – KEPALA BIDANG MUTU KEPERAWATAN PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

7. AMRADI, SKM – KEPALA BIDANG JAMINAN SOSIAL DAN AKREDITASI PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

8. RIZQI AMELIA, S.Psi, M.Psi – KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN SDM DAN PENDIDIKAN PELATIHAN DAN PENELITIAN PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

9. dr. DINI SILVIA, MM – KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA MEDIS PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

10. JONDRI, SE., MM. – KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA NON MEDIS PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

11. ARDIANSYAH ALIAS ZUKRI, ME. – KEPALA BAGIAN UMUM PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

12. RIKA OKTAVIA, S.STP – KEPALA BAGIAN PERENCANAAN PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

13. KEMAS MUBARAK, S.STP, MM – KEPALA BAGIAN KEUANGAN PADA RSJD KOLONEL H. MUHAMMAD SYUKUR

14. DEWI SRI NINGSIH UJUNG, SKM., MM – KEPALA UPTD BALAI PELATIHAN KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

15. drg. IWAN HENDRAWAN – WAKIL DIREKTUR PENGEMBANGAN SDM DAN SARANA PRASARANA PADA RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

16. AYU RAHMAWATI OKTAVIA, S.IP., MM – KEPALA BAGIAN PERENCANAAN PADA RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

17. ROSDEVAYANI, SE – KEPALA BAGIAN KEUANGAN PADA RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

18. YEMI SUWARTI, SE., M.M – KEPALA UPTD DESTINASI WISATA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

19. JAJA KARDIA, S.PKP – KEPALA BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PADA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

20. DARMAWANSYAH, SP., MM – KEPALA UPTD BALAI PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PADA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

21. PROBANI SAKTI BADJURI, SE – KEPALA BIDANG TRANSMIGRASI PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

22. NS. YOSI RULIANTO, MPH – KEPALA BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN

23. LAILATUL KHOIRIYAH, S.Farm, Apt. – KEPALA UPTD BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN

24. dr. ZAKARIA – KEPALA BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT PADA DINAS KESEHATAN

25. AKHMAD JALALUDIN, S.AG., M.Pdi – KEPALA UPTD BALAI PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PADA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI

26. Hj. DIANA ERWANI, S.Kep – KEPALA SEKSI KEFARMASIAN PADA DINAS KESEHATAN

27. dr. B. SUGENG WIJAYA, MM – KEPALA SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PADA DINAS KESEHATAN

28.ATIKA NURPIATI, SH – KEPALA SEKSI DEPOSIT DAN PENGEMBANGAN BAHAN PERPUSTAKAAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

29. SUANDI, SE, ME – KEPALA SEKSI PEMBINAAN ARSIP PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

30. SUHENDRI, SKM., M.Kes – KEPALA SEKSI PROGRAM DAN ADVOKASI PADA UPTD UNIT PELAKSANA WREDHA (BUDI LUHUR) PADA DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI

31. IRZANI, SKM – KEPALA SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI PADA DINAS KESEHATAN

32. Ns. SYAMSUL HADI, S.Kep – KEPALA SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN

33. FARRAS FAADHILAH, S.STP – KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA UPTD DESTINASI WISATA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAMBI

34. SESDE SEHARJA, S.Tr, m.Par., CGSP – KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN ATRAKSI DAN PROMOSI DESTINASI WISATA UPTD DESTINASI WISATA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAMBI

35. FIRDAWATI, S.KOM., M.SI – KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN USAHA DAN PRODUK WISATA UPTD DESTINASI WISATA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAMBI

Selain itu ada 14 jabatan fungsional yakni : Berdasarkan Lampiran Keputusan Gubernur Jambi Nomor: 1016 /KEP.GUB/BKD-3.3/2023

1. ELVIRA ANDRIYANI, SKM – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

2. YEYEN ANDRIYANI DIANITA EKA PUSPITA HATI, SKM – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

3. DIAN PRIMA KURNIATI, S.Si, Apt – APOTEKER AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

4. RESTU RESTALITA, S.Farm – APOTEKER AHLI PERTAMA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

5. apt. ENI RAHMINI, S.Si.,MPH – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

6.LISNIBAR,S.E. – ARSIPARIS AHLI MUDA PADA BIRO UMUM SETDA PROVINSI JAMBI

7. MAHPUZIATI, SKM – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

8. EKA RIANA YULISTIAWATI, SKM – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

9. EVA MAYASARI, S.Kep., M.Kep – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

10. FITRISIA NORA, S.T. – PERENCANA AHLI PERTAMA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI

11. RINI DESWITA – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

12. MUHAMMAD – EPIDEMIOLOG KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

13. TRI YULIMARSANTI – ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

14. NAJIB, S.Pd.I – GURU AHLI PERTAMA PADA SMK NEGERI 1 MERANGIN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI. (*)

Pemkot Gelar Upacara Hari Pahlawan 10 November 2025, Serahkan Piagam Penghargaan dan Bantuan

   

Merdekapost.com - Pemerintah Kota Sungai Penuh menggelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2025, Senin (10/11/2025).


Peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan di Lapangan Kantor Walikota Sungai Penuh, dihadiri Walikota, Alfin, SH, Wawako, Azhar Hamzah, Pimpinan DPRD, Para Forkompinda, Sekda Alpian, TNI/Polri para Kepala Perangkat Daerah, BUMN/BUMD dan Aparatur Sipil Negara(ASN).


Walikota Sungai Penuh, Alfin, SH bertindak langsung sebagai Inspektur upacara pada kesempatan tersebut membacakan sambutan Menteri Sosial RI. 


Ia menegaskan, ada tiga hal utama yang dapat diteladani dari para pahlawan bangsa. Pertama, kesabaran dalam berjuang dan membangun kebersamaan di tengah keterbatasan. 


“Para pahlawan sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, dan sabar menunggu momentum. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, ujarnya. 


Kedua semangat untuk mengutamakan kepentingan bangsa, pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan.


"Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar membangun dan melanjutkan pengabdian. Disitulah letak kehormatan sejati, bukan pada posisi dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggakan" tegasnya.

 

Ketiga pandangan jauh kedepan, pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai.


"Darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam , menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan," pungkasnya.


Di momentum Peringatan Hari Pahlawan ini, Pemkot Sungai Penuh memberikan Penghargaan kepada, Dandim 0417 Kerinci, atas terlaksananya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 126 di Desa Sungai Jernih. Pemkot juga memberikan penghargaan kepada Kapolres Kerinci, juara I Kompolnas Award, Polres tipe B se Indonesia dan penghargaan mengungkapkan tindak pidana pencucian uang dengan predikat crimy tindak pidana narkotika serta menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian Hydrotiller kepada kelompok tani. (*)

Wakil Ketua DPRD Sungai Penuh Hadiri Upacara Hari Pahlawan 10 November 2025

  

Merdekapost.com - Wakil Ketua DPRD Kota Sungai Penuh, Amrizal menghadiri upacara Hari Pahlawan 2025 yang digelar Pemerintah Kota Sungai Penuh, Senin (10/11/2025).


Peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan di Lapangan Kantor Walikota Sungai Penuh, dihadiri Walikota, Alfin, SH, Wawako, Azhar Hamzah, Pimpinan DPRD, Para Forkompinda, Sekda Alpian, TNI/Polri para Kepala Perangkat Daerah, BUMN/BUMD dan Aparatur Sipil Negara(ASN).


Wakil Ketua DPRD Kota Sungai Penuh, Amrizal mengatakan, ada tiga hal utama yang dapat diteladani dari para pahlawan bangsa. Pertama, kesabaran dalam berjuang dan membangun kebersamaan di tengah keterbatasan. 


“Para pahlawan sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, dan sabar menunggu momentum. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, ujarnya. 


Kedua semangat untuk mengutamakan kepentingan bangsa, pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan.


"Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar membangun dan melanjutkan pengabdian. Disitulah letak kehormatan sejati, bukan pada posisi dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggakan" tegasnya.

 

Ketiga pandangan jauh kedepan, pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai.


"Darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam , menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan," pungkasnya.


Di momentum Peringatan Hari Pahlawan ini, Pemkot Sungai Penuh memberikan Penghargaan kepada, Dandim 0417 Kerinci, atas terlaksananya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 126 di Desa Sungai Jernih. Pemkot juga memberikan penghargaan kepada Kapolres Kerinci, juara I Kompolnas Award, Polres tipe B se Indonesia dan penghargaan mengungkapkan tindak pidana pencucian uang dengan predikat crimy tindak pidana narkotika serta menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian Hydrotiller kepada kelompok tani. (*)

Wagub Sani Lantik 49 Pejabat Pemprov Jambi

JAMBI, Merdekapost.com - Pelantikan pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi kembali digelar pada Senin pagi. Prosesi berlangsung tertib dan dipimpin langsung Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani. Acara ini menjadi bagian dari upaya penataan ulang formasi jabatan agar pelayanan publik berjalan lebih efektif.

Total 35 pejabat struktural dilantik pada kesempatan tersebut. Mereka terdiri dari pejabat Eselon III yang mengisi Jabatan Administrator dan pejabat Eselon IV yang menempati Jabatan Pengawas. Seluruh pejabat struktural tersebut mengalami perpindahan dari jabatan sebelumnya di berbagai Organisasi Perangkat Daerah Pemprov Jambi.

Selain pejabat struktural, terdapat 14 pejabat fungsional yang turut menerima surat keputusan pelantikan. Mereka mengisi berbagai posisi sesuai kompetensi dan kebutuhan instansi.

Dalam prosesi pelantikan, Wagub Abdullah Sani menuntun pembacaan sumpah jabatan. Pembacaan sumpah berlangsung khidmat dengan pendampingan rohaniawan yang memegang kitab suci sebagai simbol komitmen terhadap amanah. Para pejabat diminta menjaga integritas serta bekerja lebih profesional demi kemajuan Provinsi Jambi.

Abdullah Sani menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar rotasi. Ia menilai langkah tersebut penting untuk meningkatkan kinerja OPD dan menjawab tantangan pelayanan publik yang terus berkembang. Ia juga berharap pejabat yang dilantik segera menyesuaikan diri di tempat tugas baru.

Pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen memperkuat kualitas birokrasi. Melalui pelantikan ini, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap posisi penting diisi oleh pejabat yang cakap dan siap bekerja maksimal untuk masyarakat.(*adz)

Bupati Fadhil Raih Penghargaan Apresiasi Cita Daerah Berkelanjutan Tahun 2025

 

Merdekapost.com - Dalam ajang yang digelar Salah Satu Stasiun  TV untuk mengapresiasi kinerja Pemerintah Daerah terbaik di Indonesia, Bupati Batang Hari, Mhd. Fadhil Arief menerima penghargaan dalam kategori Apresiasi Cita Daerah Berkelanjutan, Senin (10-11-2025).

Penghargaan ini dihadiri langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin , Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Wamennaker Afriansyah Noor dan Direktur Utama Kompas TV Rosiana Silalahi pada malam penganugerahan di Jakarta bersama 17 Bupati/Walikota, dan menjadi pengakuan atas capaian signifikan Kabupaten Batang Hari dalam menyelenggarakan pembangunan berkelanjutan yang holistik dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Fokus pada Keberlanjutan dan Kesejahteraan Rakyat

Menurut tim penilai Anugerah Cita Negeri, Kabupaten Batang Hari di bawah kepemimpinan Bupati Mhd Fadhil Arief dan Wakil Bupati H.Bakhtiar dinilai mapan dalam beberapa indikator kunci yang mencerminkan komitmen terhadap pembangunan jangka panjang:

1. Pembangunan Berkelanjutan : Inisiatif daerah dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup seiring dengan pertumbuhan ekonomi daerah diapresiasi tinggi.

2. Pengembangan UMKM: Program pemberdayaan dan fasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan peningkatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja mandiri.

3. Program Dokter Tangguh: Inovasi dalam peningkatan kualitas dan distribusi tenaga kesehatan, khususnya melalui program Dokter Tangguh, berhasil meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan di wilayah pedesaan.

4. Pelayanan Publik Prima: Pembenahan birokrasi dan implementasi sistem digitalisasi layanan publik dinilai berhasil memangkas waktu tunggu dan meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.

"Penghargaan ini adalah buah kerja keras seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Batang Hari serta dukungan penuh dari masyarakat. Kami percaya, pembangunan yang berkelanjutan adalah satu-satunya jalan menuju Batang Hari yang lebih maju dan sejahtera. Kami akan terus mengimplementasikan program yang tidak hanya mengejar pertumbuhan, namun juga menjaga keberlanjutan untuk generasi mendatang," ujar Bupati Mhd. Fadhil Arief saat menerima penghargaan. 

Kompas TV berharap, apresiasi ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pemerintah daerah di Indonesia untuk terus berinovasi dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional yang merata dan berkelanjutan. (*)

Wakil Ketua DPRD Sungai Penuh Hadiri Upacara Ziarah Nasional Peringatan Hari Pahlawan 2025

   

Merdekapost.com- Wakil Ketua DPRD Kota Sungai Penuh, Amrizal Menghadiri Upacara Ziarah Nasional dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November 2025. Upacara berlangsung di Taman Makam Pahlawan (TMP) Semumu dan Makam Depati Parbo, Kabupaten Kerinci, Senin (10/11/2025).


Upacara yang berlangsung khidmat tersebut dipimpin langsung oleh Dandim 0417/Kerinci Letkol Inf. Eko Budiarto, SH, MH. Diikuti oleh  Bupati Kerinci, Wakil Bupati Kerinci, Forkopimda,Sekretaris Daerah, Asisten, pejabat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, serta pasukan gabungan TNI/Polri, ASN, Satpol PP, dan tamu undangan lainnya. 


Usai pelaksanaan di TMP Semumu, kegiatan dilanjutkan dengan upacara di Makam Depati Parbo yang terletak di Desa Lolo Kecil, Kecamatan Gunung Raya. Upacara di lokasi ini dipimpin oleh Ketua DPRD Kabupaten Kerinci Irwandri, SE dan turut dihadiri oleh Rombongan dan Ketua TP-PKK Kota Sungai Penuh, Ny. Sri Kartini Alfin, S.Kep, Ns, Ketua TP-PKK Kabupaten Kerinci, serta Ketua Persit KCK Cabang Dandim 0417/Kerinci.


Upacara berlangsung dengan penuh penghormatan. Para peserta melaksanakan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa, khususnya pahlawan asal Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Kegiatan kemudian ditutup dengan penghormatan terakhir, doa bersama, dan tabur bunga di sejumlah makam pahlawan.


Selepas upacara ziarah, rombongan melanjutkan kegiatan ke rumah peninggalan Depati Parbo untuk berdoa bersama.


Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Sungai Penuh, Amrizal menyampaikan bahwa peringatan Hari Pahlawan menjadi momentum penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan meneladani perjuangan para pahlawan.


“Kita berharap melalui ziarah nasional ini, kita semua dapat terus mengingat dan menghargai jasa-jasa para pahlawan serta mengimplementasikan semangat perjuangan mereka dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Amrizal.


Ia juga menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya menjadikan Depati Parbo sebagai Pahlawan Nasional, yang saat ini tengah dalam proses pengumpulan bukti-bukti otentik oleh pihak keluarga. (*)

Profil 10 Pahlawan Nasional Indonesia 2025: Kyai Hingga Bapak Pembangunan

Presiden Prabowo Subianto hari ini menganugerahi 10 tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional di Istana Kepresidenan, Kota Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).(Doc.Sekretariat Presiden)

Jakarta, Merdekapost.com - Presiden Prabowo Subianto hari ini menganugerahi 10 tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional di Istana Kepresidenan, Kota Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

Di antara sejumlah nama besar dan popular dianugerahi gelar adalah mantan Presiden Soeharo, Gus Dur hingga tokoh buruh Marsinah.

Berikut profil singkat 10 tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan:

1. Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid 

KH. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, merupakan Presiden ke-4 Republik Indonesia dan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah bangsa ini. Lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 4 Agustus 1940, Gus Dur berasal dari keluarga besar ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Ia adalah putra KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama pertama Indonesia sekaligus cucu pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari. Ibunya, Hj. Sholehah, merupakan putri KH. Bisri Syansuri, pendiri Pesantren Denanyar Jombang.

Sejak kecil, Gus Dur tumbuh di lingkungan yang sarat dengan tradisi pesantren dan nilai-nilai Islam moderat.

Pergaulannya yang luas dengan para tokoh politik dan ulama sejak ayahnya menjabat sebagai menteri membuatnya terbiasa dengan diskusi sosial dan keagamaan sejak usia muda.

Perjalanan hidup Gus Dur tidak selalu mudah. Kecelakaan tragis yang menewaskan ayahnya pada 1953 menjadi titik awal kedewasaannya dalam memaknai tanggung jawab dan kehidupan publik.

Pendidikan Gus Dur mencerminkan perpaduan antara dunia pesantren dan modernitas. Setelah menempuh pendidikan dasar, ia melanjutkan ke SMEP Yogyakarta, sekolah Katolik yang justru membuka wawasannya terhadap pluralisme dan toleransi.

Di sela sekolah, Gus Dur aktif mengaji di Pesantren Krapyak dan berdiskusi dengan para tokoh Muhammadiyah. Dari situ pula kecintaannya pada ilmu, filsafat, dan humor tumbuh. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Pesantren Tegalrejo dan Tambak Beras, tempat ia mulai dikenal sebagai santri yang cerdas, kritis, dan nyentrik.

Pada usia 22 tahun, Gus Dur menunaikan ibadah haji dan kemudian menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo. Namun sistem pendidikan yang tak sesuai ekspektasi membuatnya melanjutkan perjalanan akademik ke Baghdad dan sempat singgah di Belanda serta Kanada.

Di sana, Gus Dur menyerap beragam pemikiran dunia, mulai dari teologi hingga sosialisme. Ia bekerja serabutan untuk bertahan hidup, namun tetap aktif berdiskusi dan membaca karya-karya pemikir dunia seperti Karl Marx, Plato, hingga Imam Al-Ghazali.

Sekembalinya ke Indonesia pada 1971, Gus Dur memilih jalur kebudayaan dan pendidikan sebagai wadah perjuangan.

Ia aktif menulis, mengajar, dan membangun gagasan Islam yang inklusif. Lewat tulisannya seperti Bunga Rampai Pesantren, Gus Dur mendorong modernisasi lembaga pesantren agar tidak hanya menjadi pusat keagamaan, tetapi juga agen pemberdayaan sosial dan politik. Ia menolak pandangan sempit yang mengkotakkan Islam dari kehidupan sosial, dan justru melihat pesantren sebagai kekuatan moral bangsa.

Tahun 1984 menjadi tonggak penting ketika Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Di bawah kepemimpinannya, NU kembali ke Khittah 1926, menegaskan diri sebagai organisasi sosial-keagamaan yang independen dari politik praktis. Di sisi lain, Gus Dur dikenal lantang membela minoritas dan memperjuangkan kebebasan berpendapat. Pemikirannya tentang Islam Nusantara dan pluralisme menjadi fondasi penting bagi wajah Islam moderat Indonesia.

Pasca tumbangnya rezim Soeharto pada 1998, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dukungan kuat dari poros tengah mengantarkannya terpilih sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia pada 20 Oktober 1999.

H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Sebagai presiden, Gus Dur membawa semangat rekonsiliasi nasional, membebaskan tahanan politik, menghapus diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, dan memulihkan kebebasan pers. Meski masa kepemimpinannya singkat karena pemakzulan politik pada 2001, ia dikenang sebagai simbol demokrasi dan kemanusiaan.

Sebagai sosok yang humoris dan sering disalahpahami, Gus Dur menyimpan ketajaman berpikir yang luar biasa.

Ia memandang agama sebagai sumber etika sosial, bukan alat politik. Dalam banyak gagasannya, ia menekankan pentingnya dialog antaragama, kesetaraan warga negara, dan penghargaan terhadap kemanusiaan. "Gitu aja kok repot," ujarnya suatu kali, bukan sekadar candaan, tetapi filosofi hidup yang mencerminkan kesederhanaan dalam memandang kompleksitas dunia.

Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 di Jakarta, dan dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang. Hingga kini, warisannya tetap hidup, dalam sejarah politik, juga dalam cara bangsa ini memahami makna kebebasan, toleransi, dan kemanusiaan. Bagi banyak orang, Gus Dur adalah Bapak Pluralisme Indonesia yang mengajarkan bahwa kemuliaan manusia jauh melampaui sekat-sekat agama dan ideologi.

2. Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto 

Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Lahir di Desa Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921, Soeharto tumbuh dalam keluarga petani sederhana dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah. Meski berasal dari latar belakang yang jauh dari kemewahan, perjalanan hidupnya bertransformasi luar biasa, dari anak petani menjadi presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Republik Indonesia.

Sejak kecil, Soeharto telah akrab dengan kerja keras.

Pendidikan formalnya dimulai di Sekolah Dasar Puluhan, Godean, kemudian berpindah ke Pedes dan Wuryantoro, mengikuti perubahan tempat tinggal keluarganya.

Karena keterbatasan biaya, Soeharto hanya mampu menamatkan SMP Muhammadiyah Yogyakarta sebelum memilih menempuh jalur militer.

Tahun 1940 menjadi titik balik ketika Soeharto diterima di Akademi Militer Magelang (Koning Willem III). Ia dikenal disiplin dan berbakat, hingga terpilih sebagai prajurit teladan di Sekolah Bintara Gombong setahun kemudian. Setelah proklamasi kemerdekaan, Soeharto bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan turut berjuang dalam berbagai operasi militer, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 yang mengukuhkan namanya di dunia militer.

Kariernya terus menanjak. Ia memimpin Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada 1961 dan menjabat Panglima Kostrad pada 1962. Momentum politik datang setelah peristiwa G30S 1965.

H.M Soeharto yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan Indonesia. (Doc.Istimewa)

Melalui Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno, Soeharto diberi mandat memulihkan keamanan nasional. Dari situ, langkahnya menuju kursi tertinggi negara terbuka lebar hingga akhirnya dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada 27 Maret 1968.

Selama lebih dari tiga dekade memimpin, Soeharto membawa Indonesia ke era yang dikenal sebagai Orde Baru. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mencapai stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. 

Dia meluncurkan berbagai program besar seperti Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), swasembada beras 1984, serta program Keluarga Berencana (KB) yang diakui dunia. Visi pembangunannya berfokus pada pertanian, industri, dan infrastruktur.

Soeharto juga meninggalkan sejumlah proyek monumental yang masih dikenal hingga kini. Di antaranya pembangunan Jalan Tol Jagorawi sebagai tol pertama di Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai simbol keberagaman budaya, serta Satelit Palapa yang memperkuat jaringan komunikasi nasional. Ia juga memperluas jaringan irigasi dan mendirikan SD Inpres untuk pemerataan pendidikan dasar di seluruh pelosok negeri.

Kepemimpinannya melahirkan banyak capaian, tetapi juga menuai kritik. Pemerintahan Orde Baru dikenal otoriter, dengan pembatasan kebebasan pers dan politik.

Ketika krisis moneter melanda Asia pada 1998, gelombang protes rakyat akhirnya memaksa Soeharto mengundurkan diri, menandai berakhirnya kekuasaan yang telah berjalan lebih dari tiga dekade.

Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, pada usia 87 tahun. Ia dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah.

Meski kepemimpinannya meninggalkan jejak kontroversial, warisannya tetap diingat. dari pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi, hingga lahirnya berbagai lembaga dan proyek nasional yang membentuk wajah Indonesia modern. Tak heran, hingga kini ia tetap dikenal dengan sebutan "Bapak Pembangunan".

3. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja 

Dikenal sebagai Bapak Hukum Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja adalah salah satu sosok paling berpengaruh dalam sejarah hukum dan diplomasi Indonesia. Merupakan seorang juga konseptor besar di balik pengakuan dunia terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan, sebuah tonggak sejarah yang lahir dari pemikiran jernih dan kerja diplomasi panjang di kancah internasional.

Lahir di Batavia (Jakarta) pada 17 Februari 1929, Mochtar berasal dari keluarga terpelajar. Ayahnya, M. Taslim Kusumaatmadja, adalah apoteker ternama asal Sukapura, Jawa Barat, sementara ibunya, Sulmini Soerawisastra, merupakan seorang guru asal Cirebon. Lingkungan keluarga ini menanamkan nilai pendidikan dan intelektualitas yang kelak membentuk karakter Mochtar sebagai cendekiawan hukum berwawasan global.

Mochtar Kusumaatmadja menjadi menteri luar negeri di periode 1978-1988. (@KSPgoid)

Setelah menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1955, Mochtar melanjutkan studi ke Yale Law School, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Laws pada 1958.

Dia kemudian menempuh program doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad) pada 1962, serta memperdalam ilmunya lagi di University of Chicago pada 1966. Jalur pendidikan internasional inilah yang mempertemukannya dengan berbagai gagasan modern dalam hukum internasional, termasuk tentang kedaulatan dan yurisdiksi laut.

Karier akademiknya dimulai sejak muda. Pada 1959, Mochtar menjadi dosen di Fakultas Hukum Unpad dan dengan cepat dikenal sebagai pengajar brilian.

Ia diangkat sebagai Guru Besar pada 1970 dan sempat menjabat sebagai Rektor Unpad (1973-1974). Meski masa jabatannya singkat, warisan intelektualnya bagi kampus itu panjang, ia menanamkan tradisi penelitian hukum berbasis analisis empiris dan menekankan pentingnya hukum sebagai instrumen pembangunan nasional.

Kariernya kemudian menanjak ke tingkat pemerintahan. Pada 1974, Presiden Soeharto menunjuk Mochtar sebagai Menteri Kehakiman dalam Kabinet Pembangunan II. Empat tahun kemudian, ia dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri,jabatan yang diembannya selama satu dekade (1978-1988).

Di sinilah reputasi internasionalnya menguat. Mochtar memadukan kepiawaian diplomasi dengan kemampuan konseptual di bidang hukum laut, dan mengartikulasikannya dalam bentuk konsep Wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara, yang berakar pada Deklarasi Djuanda (1957), menegaskan bahwa seluruh perairan di antara pulau-pulau Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari kedaulatan nasional.

Konsep ini awalnya ditentang banyak negara, namun melalui perjuangan panjang selama hampir 25 tahun di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Mochtar berhasil meyakinkan dunia.

Puncaknya terjadi pada 1982, ketika Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) secara resmi mengakui konsep negara kepulauan (archipelagic state), sebuah kemenangan diplomasi besar yang memperkokoh posisi Indonesia di panggung global.

Selain memperjuangkan hukum laut, Mochtar juga berperan dalam pengembangan hukum nasional. Ia memimpin Sub-Konsorsium Ilmu Hukum (1969-1974) dan ikut menyusun arah Politik Hukum Nasional dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

Pemikirannya menekankan bahwa hukum harus menjadi sarana pembangunan, bukan sekadar sistem aturan. Ia ingin hukum Indonesia tumbuh dari nilai-nilai sosial masyarakatnya, bukan hanya meniru sistem Barat.

Berkat pemikiran progresif ini, Mochtar banyak disebut sebagai perintis pendekatan hukum yang kontekstual dan responsif terhadap dinamika sosial. Sejumlah penelitian penting seperti Survey of Indonesian Economic Law (1970-an) dan Diagnostic Assessment of Legal Development in Indonesia (1996) menunjukkan konsistensinya membangun fondasi hukum nasional yang ilmiah, rasional, dan adaptif.

Pandangan dan karya Mochtar tidak berhenti di dunia akademik. Ia dikenal sebagai diplomat yang humanis, cendekiawan yang tenang, dan pemimpin yang rendah hati. Banyak koleganya di dunia internasional termasuk Prof. Tommy Koh dari National University of Singapore mengakui perannya sebagai sosok yang mengubah wajah hukum modern di Asia Tenggara.

Prof. Mochtar Kusumaatmadja wafat pada 6 Juni 2021 dalam usia 92 tahun. Namun warisan pemikirannya tetap hidup dalam setiap peta batas laut, setiap teks hukum pembangunan, dan setiap kampus hukum di Indonesia.

4. Marsinah

Nama Marsinah selalu muncul setiap kali membahas perjuangan buruh di Indonesia. Ia bukan sekadar pekerja pabrik biasa, melainkan sosok yang berani mengadvokasi hak-hak buruh pada masa Orde Baru-sebuah era ketika suara kritis sering dibungkam.

Marsinah bekerja sebagai buruh di PT Catur Putera Surya (CPS), pabrik pembuat jam di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Pada 1993, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menandatangani aturan kenaikan upah minimum menjadi Rp2.250, atau naik 20% dari gaji pokok. Pemerintah bahkan menerbitkan surat edaran agar pengusaha mengikuti keputusan tersebut.

Marsinah yang dikenal sebagai Pahlawan Buruh. (google)

Namun, PT CPS menolak menaikkan gaji pokok. Perusahaan bersikeras bahwa kenaikan hanya berlaku pada tunjangan, bukan gaji dasar. Artinya, buruh tidak akan merasakan manfaat penuh, terutama saat tidak bisa masuk kerja karena alasan tertentu.

Marsinah kemudian menggalang aksi mogok massal. Aksi pun pecah. Namun, situasi berubah ketika sejumlah buruh dipanggil ke markas Komando Distrik Militer (Kodim). Pada masa Orde Baru, militer sering turun tangan dalam urusan perburuhan.

Bukannya difasilitasi, para buruh yang dipanggil justru dipaksa menandatangani surat pengunduran diri. Mendengar hal itu, Marsinah berang dan memutuskan mendatangi Kodim untuk mencari kejelasan.

Namun, setelah keputusannya itu, Marsinah justru menghilang.

Ratusan buruh dan petani menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI pada Selasa (24/9/2024). Unjuk rasa ini dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pada 9 Mei 1993, jenazah Marsinah ditemukan di sebuah gubuk di Wilangan, Nganjuk. Hasil autopsi menunjukkan luka parah di tubuhnya: tulang patah, organ dalam rusak, dan tanda-tanda kekerasan seksual. Fakta ini memperkuat dugaan bahwa ia menjadi korban penyiksaan.

Ilustrasi : perjuangan membela hak hak buruh.(Doc.Istimewa) 

Kasus ini kemudian menyeret sembilan orang ke pengadilan. Namun, pada 1999 Mahkamah Agung membatalkan seluruh vonis karena dianggap tidak cukup bukti. Pelaku sebenarnya tidak pernah terungkap hingga kini.

Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara: Marsini, Marsinah, dan Wijiati. Setelah ibunya meninggal saat ia berusia tiga tahun, Marsinah dibesarkan oleh sang nenek. Sejak kecil ia terbiasa bekerja keras membantu keluarga.

Peristiwa tragis menimpanya saat ia baru berusia 24 tahun. Pembunuhan Marsinah menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM berat yang paling menyedot perhatian publik, bahkan hingga ke dunia internasional. Namanya kini menjadi ikon perjuangan buruh, terutama buruh perempuan, melawan ketidakadilan.

5. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah 

Syekhah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah adalah seorang reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh pemikir dan penggerak dari Minangkabau.

Hajjah Rahmah El Yunusiyyah lahir pada 26 Oktober 1900 di Nagari Bukit Surungan, Padang Panjang. Ia adalah anak bungsu dari pasangan Muhammad Yunus dan Rafia. Keluarganya merupakan penganut Islam yang taat. Ayahnya, Muhammad Yunus al-Khalidiyah bin Imanuddin adalah seorang ulama yang pernah menuntut ilmu di Mekkah. Sementara ibunya, Rafia merupakan keturunan ulama pemimpin Perang Padri.

Rahmah sempat menempuh pendidikan di sekolah agama Islam Diniyah School yang didirikan oleh kakaknya, Zainuddin Labay El Yunusy. Sekolah ini mengadopsi kurikulum dan sistem pendidikan modern, seperti menggunakan alat peraga dan perpustakaan.

Hajjah Rahmah El Yunusiyyah. (Dok. masjidraya.sumbarprov.go.id)

Namun, sekolah ini juga mencampur murid laki-laki dan murid perempuan di kelas yang sama, suatu hal baru bagi sekolah agama saat itu. Rahmah merasa tidak puas dengan sistem tersebut, karena ia mengamati banyak perempuan merasa tidak nyaman dalam menggunakan hak belajarnya, khususnya dalam perspektif fiqih. Hal ini membuat Rahmah berinisiatif menemui beberapa ulama Minangkabau untuk mendalami fiqih.

Cita-cita dan kepeduliannya untuk mengangkat hak dan martabat perempuan, mendorong Rahmah untuk menggagas Madrasah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.

Pada 1 November 1923, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah mendirikan Madrasah Diniyah Li al-Banat sebagai bagian dari Diniyah School yang dikhususkan untuk murid perempuan. Sistem pendidikan yang digagas oleh Rahmah tersebut kemudian menginspirasi Universitas Al-Azhar untuk mendirikan fakultas khusus untuk perempuan, yaitu Kulliyatul Banat.

Di samping kontribusinya di bidang pendidikan, Rahmah juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, Rahmah terlibat dalam Anggota Daerah Ibu (ADI) yang bergerak di bidang sosial, salah satunya dengan mengumpulkan bantuan makanan dan memperjuangkan penutupan rumah bordil di Sumatera Barat. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah juga bergabung dengan Majelis Islam Tinggi Minangkabau.

6. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo 

Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo adalah seorang tokoh militer Indonesia. Ia juga merupakan ayah dari Kristiani Herrawati, istri dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sarwo Edhie Wibowo lahir pada 25 Juli 1927 di Pangenjuru, Purworejo. Ia lahir dari pasangan Raden Kartowilogo dan Raden Ayu Sutini yang merupakan keluarga PNS yang bekerja untuk Pemerintah Kolonial Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942, Sarwo Edhie pergi ke Surabaya untuk mendaftarkan diri sebagai prajurit Pembela Tanah Air (PETA).

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Sarwo Edhie bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), suatu organisasi militer yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sarwo Edhie Wibowo. (Dok. Sekretariat Presiden)

Sarwo Edhie sempat diangkat menjadi Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945-1951) dan Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951-1953). Kemudian ia juga ditunjuk menjadi Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (1959-1961), dan Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD) (1962-1964), dan Komandan RPKAD (1964-1967).

Sarwo Edhie kemudian diangkat menjadi menjadi Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1964. Saat menduduki jabatan tersebut, Sarwo Edhie memiliki peran besar dalam penumpasan pemberontakan Gerakan 30 September (G30S).

Setelah Soeharto diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat pada 16 Oktober 1965, Sarwo Edhie diberi tugas untuk memulihkan keadaan pasca pemberontakan G30S. Sarwo Edhie berperan dalam penumpasan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di berbagai daerah, terutama Jawa Tengah yang menjadi basis komunis saat itu.

7. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin 

Sultan Muhammad Salahuddin adalah seorang Sultan Bima XIV yang bertakhta dari 1915 hingga 1951.

Sultan Muhammad Salahuddin lahir di Bima pada 14 Juli 1889. Ia mulai menduduki takhta ketika menggantikan ayahnya pada tahun 1915. Sultan Muhammad Salahuddin merupakan seorang perintis dan aktif di berbagai organisasi yang bergerak di bidang agama, sosial, hingga politik.

Sultan Muhammad Salahuddin. (Dok. Istimewa)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Sultan Muhammad Salahuddin menyatakan kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bersedia berdiri di belakang pemerintahan Negara Republik Indonesia.

8. Syaikhona Muhammad Kholil 

Syaikhona Muhammad Kholil merupakan salah satu ulama besar asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur.  

Syaikhona Kholil lahir pada Rabu malam Kamis, 9 Safar 1252 H (25 Mei 1835 M) di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Pulau Madura, dari pasangan KH. Abdul Latif dan Nyai Siti Khadijah.

Sosok nya berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara dan dikenal sebagai guru bagi para ulama dan cendekiawa. Atas rekomendasinya, jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU) didirikan sebagai wadah untuk mengorganisir dakwah dan pengaruh para kiai di Indonesia.

Syaikhona Muhammad Kholil.(Dok. Istimewa)

Sejak kecil, ia tumbuh dalam keluarga religius yang dikenal luas di kalangan masyarakat Bangkalan.

Sang ayah, KH. Abdul Latif, merupakan seorang ulama besar yang berharap putranya dapat melanjutkan perjuangan leluhurnya, Kanjeng Sunan Gunung Jati, dalam menegakkan syiar Islam di Tanah Jawa.

Bakat istimewa sudah tampak sejak usia muda. Syaikhona Kholil mampu menghafal seribu bait nadzam kitab Alfiyah Ibnu Malik dan cepat menguasai ilmu fikih serta nahwu. Setelah mendapatkan pendidikan dasar dari sang ayah, ia melanjutkan pencarian ilmu ke berbagai pondok pesantren di Madura dan Jawa. Masa ini dikenal sebagai periode pertama dalam perjalanan akademiknya.

Tahap berikutnya disebut periode Makkah, ketika ia memperdalam berbagai cabang ilmu agama di Tanah Suci dan berguru kepada sejumlah ulama besar, di antaranya Syaikh Ali Rahbini.

Pada 1863 M, atas perintah gurunya, Syaikhona Kholil kembali ke tanah air dan mendirikan Pondok Pesantren di Desa Jengkebuan, Bangkalan. Pesantren tersebut berkembang pesat dan menarik santri dari berbagai daerah di Nusantara.

Setelah beberapa tahun, kepemimpinan pesantren diserahkan kepada menantunya, KH. Muntaha (KH. Thoha bin KH. Kaffal), sementara Syaikhona Kholil pindah ke Desa Kademangan (Demangan) untuk melanjutkan kegiatan mengajar dan berdakwah.

Sebagai ulama yang menguasai berbagai disiplin ilmu, terutama nahwu-sharaf, hadis, dan fikih, Syaikhona Kholil dikenal dengan julukan "Syaikh al-Jawiyyin" atau mahaguru para ulama Jawa.

Tercatat sekitar 500.000 santri pernah menimba ilmu darinya, dengan 3.000 di antaranya menjadi pemimpin umat di berbagai wilayah Indonesia.

Selain sebagai pendidik, Syaikhona Kholil dikenal gemar menulis. Ia menyalin kitab Alfiyah Ibnu Malik dan menghasilkan berbagai karya berupa syair serta kisah hikmah bernilai moral tinggi.     

9. Tuan Rondahaim Saragih 

Tuan Rondahaim Saragih Garingging adalah salah satu dari tujuh raja Simalungun yang dikenal gigih menentang penjajahan Belanda pada abad ke-19.

Sebagai pemimpin Kerajaan Raya di wilayah Simalungun, Sumatera Utara, Rondahaim memimpin perlawanan bersenjata selama puluhan tahun dan menjadikan kerajaannya sebagai satu-satunya kerajaan di daerah itu yang tidak pernah ditaklukkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Rondahaim lahir pada tahun 1828 di Juma Simandei, Sinondang, Pamatang Raya, dari pasangan Tuan Jinmahadiam Saragih Garingging bergelar Tuan Huta Dolog dan Puang Ramonta boru Purba Dasuha.

Tuan Rondahaim Saragih. (Dok. Istimewa)

Sejak kecil, ia telah diperkenalkan dengan sistem pemerintahan dan strategi oleh para pamannya yang menjabat sebagai pemangku kerajaan. Ia juga mempelajari bahasa Melayu serta ilmu tata pemerintahan di Kerajaan Padang, tempatnya menimba ilmu pada usia muda.

Ketika berusia 12 tahun, Rondahaim kehilangan ayahnya dan kepemimpinan kerajaan sempat dipegang oleh pamannya, Tuan Murmahata Saragih Garingging, sebelum akhirnya ia naik tahta sebagai Raja Partuanan Raya. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan berkembang menjadi kekuatan politik dan militer besar di Sumatera Timur.

Pada masa kolonial, Rondahaim menjadi simbol perlawanan terhadap ekspansi dan aneksasi Pemerintah Kolonial Belanda. Ia dikenal memimpin ribuan pasukan yang disiplin serta menggunakan strategi perang lokal yang efektif.

Sejumlah pertempuran besar terjadi pada 1887 di Dolok Merawan dan 1889 di Bandar Padang, di mana pasukannya berhasil menghadang invasi militer Belanda. Keteguhannya membuat Kerajaan Raya menjadi satu-satunya kerajaan di Simalungun yang tidak pernah ditaklukkan.

Rondahaim dijuluki masyarakat dan sejarawan sebagai "Napoleon Batak" karena keberanian, kecerdikan, dan kemampuan militernya yang membuat Belanda segan.

Rondahaim bahkan berani menerapkan taktik bumi hangus terhadap perkebunan kolonial yang memperluas penguasaan tanah rakyat. Selama masa pemerintahannya, Rondahaim aktif memperluas wilayah kekuasaan sembari mempertahankan kedaulatan ekonomi masyarakat Simalungun dari intervensi asing.

Memasuki akhir hayat, pasukan Belanda sempat melancarkan serangan besar ke wilayah Bajalinggei pada tahun 1887, namun konflik mereda setelah 1888. Kondisi kesehatannya kemudian menurun akibat luka perang dan tekanan politik berkepanjangan.

Tuan Rondahaim Saragih Garingging wafat pada Juli 1891 di Rumah Bolon Raya, dan dimakamkan di Pematang Raya, Simalungun, di kompleks pemakaman Makam Raja Raya Tuan Rondahaim Saragih Garingging.

10. Almarhum Zainal Abidin Syah dari Provinsi Maluku Utara

Sultan Zainal Abidin Syah adalah tokoh besar dari Maluku Utara yang dikenal sebagai Sultan Tidore terakhir yang juga menjabat sebagai Gubernur Irian Barat pertama setelah Indonesia merdeka.

Zainal Abidin lahir di Soasio, Tidore, pada 5 Agustus 1912, dari pasangan Dano Husain dan Dano Salma. Sejak muda, ia menempuh pendidikan modern di masa kolonial Belanda.

Pendidikan dasarnya ditempuh di Bumiputera HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Ternate pada tahun 1924, lalu melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Batavia dan kemudian ke OSVIA (Opleidingsscholen voor Inlandsche Ambtenaren) di Makassar, sekolah calon pegawai negeri pribumi kolonial Belanda.

Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1934, Zainal Abidin diangkat menjadi Ambtenaar (pejabat asli) dan bertugas sebagai Bestuur dan Hulp-Bestuur (Bupati) di beberapa daerah, seperti Ternate (Maluku Utara), Manokwari, dan Sorong (Papua Barat).

Saat pendudukan Jepang (1942-1945), ia menjabat sebagai Ketua Kehakiman Ternate. Namun, karena dianggap ancaman oleh Jepang sebagai pewaris Kesultanan Tidore, ia ditangkap dan diasingkan ke Jailolo hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Zainal Abidin Syah (Foto:  Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tidore)

Zainal Abidin diangkat menjadi Sultan Tidore pada tahun 1946 di Denpasar, Bali, dan penobatannya dilakukan di Soasio pada Januari 1947. Dalam masa kekuasaannya, ia menjadi tokoh penting yang menentang rencana pembentukan Negara Indonesia Timur yang berpotensi memisahkan wilayah Irian Barat dari Republik Indonesia.

Dalam Konferensi Denpasar 1946, Sultan Zainal Abidin secara tegas menolak pemisahan Irian Barat dan menyatakan bahwa wilayah itu sejak dahulu merupakan bagian dari Kesultanan Tidore.

Sikap tegasnya berlanjut pada Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, ketika ia menolak pasal-pasal yang berpotensi memisahkan Irian Barat dari Indonesia Serikat. Ia menegaskan bahwa Irian Barat adalah bagian sah dari Kesultanan Tidore dan tidak boleh dipisahkan dari wilayah Indonesia.

Pandangan ini menjadikannya salah satu tokoh kunci dalam diplomasi mempertahankan Papua.

Sebagai wujud perjuangannya, pada 17 Agustus 1956, pemerintah membentuk Provinsi Irian Barat, dengan Sultan Zainal Abidin Syah dilantik sebagai gubernur pertama. Pelantikannya berlangsung di Soasio, Tidore, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 412/RI/1956.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur pada 1961, Zainal Abidin kemudian diperbantukan di Kementerian Dalam Negeri untuk Operasi Mandala di Makassar, yang bertujuan mempercepat integrasi Irian Barat ke Indonesia. Ia pensiun pada 1963 dan menghabiskan masa tuanya di Tidore, aktif mengurus transmigrasi dan pembangunan desa.

Sultan Zainal Abidin Syah pun wafat pada 4 Juli 1967 di Ambon. Jenazahnya dimakamkan di Taman Bahagia Kapaha, Ambon, sebelum kemudian dipindahkan ke Soasio, Tidore, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya.(adz/berbagai sumber)

Copyright © Merdekapost.com. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs