Dilantik Bupati Kerinci, Tongkat Estafet PGRI Kerinci Diserahkan ke Murison

Bupati Kerinci Monadi Lantik Pengurus PGRI Kabupaten Kerinvi, Tongkat Estafet PGRI Kerinci Diserahkan ke Murison. (adz/mpc)

Kerinci | Merdekapost.com – Bupati Kerinci, Monadi, S.Sos., M.Si secara resmi melantik Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kerinci dan Pengurus PGRI Cabang Kecamatan se-Kabupaten Kerinci untuk masa bakti 2025–2030, Kamis, (25/9/2025).

Dalam pelantikan tersebut, ditetapkankan bahwa tongkat estafet kepemimpinan PGRI Kabupaten Kerinci kini dipercayakan kepada Wakil Bupati Kerinci H. Murison, S.Pd., S.Sos., M.Si sebagai Ketua PGRI Kabupaten Kerinci masa bakti 2025–2030.

Hadir langsung Sekda Zainal, PLT Kadis Pendidikan Asril, Ketua TP PKK Novra Wenti dan Wakilnya Septi Malinda hingga pengurus PGRI Kabupaten Kerinci

Bupati Kerinci Monadi ke media ini, menyampaikan ucapan selamat kepada pengurus yang baru saja dilantik. Ia berharap PGRI Kabupaten Kerinci di bawah kepemimpinan H. Murison mampu menjadi organisasi yang solid, inovatif, dan berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kerinci.

“PGRI bukan hanya sekadar organisasi profesi, tetapi wadah perjuangan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mari kita bersama-sama bekerja demi anak-anak Kerinci agar memiliki masa depan yang lebih baik,” ujar Mantan Kepala Dinas Pendidikan ini.

Baca Juga: Sawah Warga 4 Desa di Tanco Terbengkalai, Akibat Irigasi Tersumbat Material Proyek Jalan Bandara, Kontraktor dan Pihak Bandara Diam!  

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Kerinci terpilih, H. Murison, menyampaikan rasa terima kasih atas amanah yang diberikan. Ia menegaskan bahwa kepengurusan baru akan fokus memperkuat konsolidasi organisasi, meningkatkan kompetensi guru.

“Kami akan menjadikan PGRI sebagai rumah besar bagi seluruh guru. Bersama-sama kita wujudkan guru yang berdaya saing, profesional, dan berkarakter,” ujar Murison.(adz)

Putra Minang Jadi Menko Polkam, Ini Profil Djamari Chaniago dan Sejumlah Jabatannya di TNI

Putra Minang Jadi Menko Polkam, Ini Profil Djamari Chaniago dan Sejumlah Jabatannya di TNI.(mpc)

Merdekapost.com - Putra kelahiran Kota Padang, Letnan Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago, resmi dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) dalam kabinet terbaru pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Terjawab sudah sosok Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam) pengganti Budi Gunawan. Di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9/2025), Presiden Prabowo Subianto melantik Letjen TNI (Purn.) Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam yang baru.

Jabatan Strategis di TNI yang Pernah Diemban

Lahir di Padang, Sumatera Barat, tanggal 8 April 1949, Djamari Chaniago pernah mengemban sejumlah jabatan strategis TNI, termasuk Pangdam III/Siliwangi (1997-1998), Pangkostrad (1998-1999), Wakil Kepala Staf TNI AD (1999-2000), hingga Kepala Staf Umum TNI (2000-2004).

Ia juga sempat duduk sebagai anggota MPR-RI dari Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat tahun 1997-1998 dan Fraksi ABRI periode 1998-1999, serta menjadi Komisaris Utama PT Semen Padang pada 2015-2016.

Djamari Chaniago adalah sosok senior dalam kancah kemiliteran nasional. Purnawirawan TNI AD ini merupakan salah satu anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang kala itu menyatakan Prabowo Subianto telah melakukan pelanggaran dalam peristiwa tahun 1998.

Selain Djamari Chaniago, personel DKP lainnya antara lain Jenderal Subagyo Hadisiswoyo (ketua), Letjen Fachrul Razi (wakil), Letjen Susilo Bambang Yudhoyono (anggota), Letjen Agum Gumelar (anggota), Letjen Yusuf Kartanegara (anggota), dan Letjen Arie J. Kumaat (anggota).

Hasil Ngelawak Ditabung Istri Dibelikan Tanah, Kini Narji 'Cagur' Sukses Punya 1.000 Hektar Lahan Pertanian

PHOTO NARJI CAGUR: Hasil Ngelawak Ditabung Istri Dibelikan Tanah, Kini Narji Cagur Sukses Punya 1.000 Hektar Lahan Pertanian

Jakarta, Merdekapost - Dari panggung komedian, Narji Cagur kini turun ke sawah. Ia memiliki lahan seluas 1.000 hektar. Intip fakta menarik tentang usahanya bertani.

Sunarji Riski Radifan atau yang populer dengan nama Narji awalnya terkenal sebagai seorang komedian atau pelawak. Narji dahulu tergabung dalam grup Cagur yang juga digawangi oleh Denny dan Wendy.

Namun kini pandangan Narji tentang dunia hiburan berubah setelah dirinya sempat kabur ke Pekalongan. Di sana Narji membeli sebuah lahan yang awalnya hanya 3.000 meter persegi.

Berbekal ketertarikannya pada dunia pertanian sejak kuliah, ia nekat mencoba keberuntungannya menanam buah dan sayur-sayuran. Tak disangka, jerih payahnya diganjar kesuksesan yang kini mengelola 1.000 hektar lahan.

Narji 'Cagur' melebarkan sayapnya merambah dunia pertanian. Foto: YouTube/Abang Narji

Berawal dari Kabur ke Pekalongan

Melalui saluran YouTube bernama Abang Narji, pelawak ini menceritakan bagaimana awal mula keluarga bisa memiliki lahan. Saat itu ia dan keluarga pergi ke Pekalongan untuk menjenguk mertuanya.

Bertemu dengan lahan seluas 3.000 meter persegi, ia nekat membelinya dan menggarap lahan tersebut dibantu oleh mertuanya. Diyan, istrinya, juga membantu Narji secara diam-diam dengan membeli lahan tambahan dan memperluasnya.

Kini lahan milik Narji di Pekalongan telah bertambah banyak. Begitu pula dengan lahan-lahan yang lebih kecil yang dikelolanya di Parung dan Pamulang, Tangerang Selatan. Totalnya telah mencapai 1.000 hektar.

"Ada sekitar 1.000 hektar, yang setengahnya wakaf, setengahnya lagi sengketa. Ada di Pekalongan, Pamulang, sekitaran Parung," kata Narji di acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV dan diberitakan detikHot, Selasa (26/6/2024).

Menanam Sayuran hingga Rempah

Narji mengaku sudah memiliki ketertarikan dengan dunia pertanian sejak semasa kuliah. Ia seringkali mengulik dan mencoba berbagai metode penanaman buah hingga sayuran dalam bentuk sederhana.

Setelah memiliki lahan luasnya sendiri, minatnya terhadap pertanian akhirnya dapat terealisasi. Saat masih di Pekalongan, Narji bahkan belajar membajak sawah dan menanam pohon dari mertuanya.

Kini lahan-lahannya mulai ditanami pohon-pohon yang variatif seperti sayuran, buah-buahan, hingga pohon cabai yang dikelolanya sendiri di kawasan Pamulang. Di Pekalongan Narji juga berhasil membudidayakan jahe merah.

Dalam konten media sosialnya, ia kerap membagikan tips untuk merawat tanaman dengan baik. (Foto: Instagram/narji77)

Berkolaborasi dengan Masyarakat

Menyadari dunia pertanian erat kaitannya dengan masyarakat luas, Narji tidak bergerak sendiri. Dalam pengembangan pertaniannya, Narji juga mengkaryakan orang-orang yang tinggal di sekitarnya.

Masyarakat yang ada di sekitar lahannya di Pekalongan, Parung, dan Pamulang dilatih untuk menjadi petani handal. Melalui Kelompok Tani Sengketa di Tangerang Selatan, Narji membantu masyarakat yang dibinanya mendapat keuntungan hingga Rp 2 juta dari hasil panen.

Begitu juga dengan para petani yang ditemuinya, tak hanya belajar bersama tetapi Narji juga seolah memberikan jalan bagi mereka untuk memasarkan hasil panennya dengan layak. Narji memanfaatkan saluran YouTube Abang Narji untuk mempublikasi keberhasilan para petani yang berkolaborasi dengannya.

Rutin Bagikan Tips Menanam

Semenjak aktif mengelola lahan, Narji makin piawai bertani. Berbagai tips dan trik mengolah lahan untuk hasil panen yang maksimal kerap dibagikan pada saluran YouTubenya.

Misalnya, merawat pohon cabai agar tetap tegak walaupun diterpa angin. Narji dengan tangannya sendiri membagikan tutorial membuat penyanggah kayu untuk menjaga pohon cabai dari terpaan angin yang kencang.

Ia juga berbagi tips memaksimalkan hasil panen sebuah pohon cabai, caranya cukup dengan memangkas daun berlebih pada beberapa titik. Tips-tips yang dibagikan juga telah terbukti berhasil secara langsung dari perkebunan yang dikelolanya.(*)

(adz/sumber: detik.com)

Fakta Menarik! Jejak Karier Purbaya Yudhi Sadewa dari Akademisi Jadi Menkeu

Purbaya Yudhi Sadewa, sosok pengganti Menkeu Sri Mulyani di Kabinet Merah Putih, dilantik Presiden Prabowo pada Senin, 8 September 2025.(doc.Istimewa) 

JAKARTA, MERDEKAPOST.COM - Presiden RI, Prabowo Subianto resmi melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih dengan mengganti sejumlah posisi penting di kementeriannya. 

Salah satu yang paling menyita perhatian adalah kursi Menteri Keuangan (Menkeu) RI yang sebelumnya diisi oleh Sri Mulyani Indrawati.

Kini, posisi strategis itu dipercayakan kepada Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Penunjukan ini menandai babak baru dalam kepemimpinan di Kementerian Keuangan.

Mulai dari Tunjangan Rumah Dinas hingga Skandal PJU: Uji Nyali bagi Kejari Sungai Penuh

Perang: Nafsu Lama Akan Sumber Daya

Perang: Nafsu Lama Akan Sumber Daya

oleh :

Dr. Jafar Ahmad

Perang bukanlah fenomena baru dalam sejarah umat manusia. Sejak peradaban pertama muncul, konflik bersenjata menjadi alat paling efektif—meski paling brutal—untuk menguasai sumber daya. Di balik bendera, ideologi, bahkan agama, selalu ada satu motif yang konstan: keinginan untuk menguasai apa yang ada di tangan orang lain.

Jika kita melihat sejarah, hampir semua perang besar maupun kecil tidak bisa dilepaskan dari perebutan kekayaan, tanah, wilayah strategis, hingga akses terhadap sumber daya alam.

Ambil contoh Perang Troya, yang selama ini dikenal lewat kisah cinta Paris dan Helena. Namun di balik romansa itu, sejarawan menduga bahwa Troya terletak di jalur perdagangan penting, dan perang tersebut lebih dipicu oleh kepentingan ekonomi daripada sekadar perebutan seorang perempuan.

Lompat ke abad ke-20, Perang Dunia I dan II adalah cerminan nyata betapa negara-negara kuat berebut koloni, bahan tambang, dan sumber energi. Jerman, misalnya, merasa terkepung dan terjepit secara ekonomi, lalu memutuskan ekspansi militer untuk memperluas wilayah dan kekuasaan. Jepang menyerang Pearl Harbor bukan semata soal kejutan militer, tapi untuk membuka akses terhadap pasokan minyak Asia Tenggara.

Begitu pula dengan Perang Teluk tahun 1990-an. Irak di bawah Saddam Hussein menyerbu Kuwait, dengan dalih sejarah dan ekonomi. Namun yang jadi sorotan adalah kendali atas ladang minyak besar yang dimiliki Kuwait. Dunia internasional pun turun tangan bukan semata demi perdamaian, tapi karena kepentingan strategis terhadap minyak di kawasan Teluk.

Kita juga tidak bisa melupakan konflik di Afrika Tengah, di mana perang saudara dan kekerasan etnis sering terjadi di wilayah yang kaya akan berlian, emas, dan logam tanah jarang. Banyak konflik di sana disulut oleh kekuatan asing atau elit lokal yang ingin menguasai sumber daya mineral.

Jika ditelusuri lebih jauh, bahkan konflik berdarah di berbagai belahan dunia saat ini—baik yang terbuka maupun terselubung—masih menyimpan pola yang sama: kontrol atas kekayaan alam, jalur perdagangan, atau wilayah strategis. Sentimen ideologis, identitas etnis, dan fanatisme agama memang memainkan peran, tapi sering kali itu hanya alat untuk membakar semangat rakyat, sementara tujuan sejatinya tetap: kuasa atas sumber daya.

Pertanyaannya adalah: sampai kapan perang akan terus menjadi bagian dari peradaban manusia?

Mungkin jawabannya sederhana tapi menyakitkan: sampai manusia tak lagi serakah. Tapi, entahlah. Karena sepanjang sejarah, keserakahan selalu menemukan jalannya—dan perang menjadi bahasanya.(*)

Penulis adalah Rektor IAIN Kerinci, Pendiri Idea Institut Indonesia

Ibadah Haji dan Kurban Mengajarkan Pengorbanan Serta Ketaatan

Ustadz Nahri Lasar, S.Ag., Wakil Ketua BAZNAS Kabupaten Kerinci

Kerinci, Merdekapost – Menjelang Hari Arafah dan Idul Adha 1447 Hijriah, umat Islam di seluruh dunia kembali diingatkan pada makna ibadah haji dan kurban. Kedua ibadah  ini memiliki nilai spiritual dan sosial yang sangat tinggi.

Ustadz Nahri Lasar, S.Ag Wakil Ketua BAZNAS Kabupaten Kerinci, mengatakan bahwa filosofi utama dari ibadah haji dan kurban adalah ketaatan kepada Allah SWT dan pengorbanan yang ikhlas.

“Haji merupakan perjalanan perjuangan Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam mentaati perintah Allah. Sementara kurban adalah bukti kepatuhan dan keikhlasan, demi meraih ridha-Nya,” ujar Ustadz Nahri kepada inbrita.com, Rabu (28/5/2025).

Ustadz  Nahri menjelaskan bahwa setiap rangkaian dalam ibadah haji memiliki simbol kehidupan. seperti tawaf yang menggambarkan bahwa Allah adalah pusat hidup seorang Muslim. Sementara sa’i antara Shafa dan Marwah mencerminkan perjuangan manusia dalam mencari solusi dengan penuh kesabaran dan tawakkal, seperti yang dicontohkan oleh Siti Hajar.

Baca Juga: 

Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila, Wabup Murison Tekankan Pentingnya Pancasila sebagai Jiwa Bangsa

Mantap! Ini 8 Bansos dan Insentif yang akan Cair Bulan Juni Ini

“Rangkaian ibadah haji bukan hanya fisik, tetapi juga perjalanan jiwa. Wukuf di Arafah itu seperti momen perenungan besar. Di sanalah tempat terbanyak Allah mengampuni hamba-Nya,” kata Ustadz Nahri.Tak hanya itu, kurban juga memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. Melalui kurban, umat Islam diajak untuk berbagi dengan mereka yang kurang mampu, serta mempererat tali persaudaraan.

“Kurban bukan sekedar prosesi menyembelih hewan, tapi juga bentuk kepedulian dan pemerataan. Allah tidak butuh darah dan dagingnya, tapi yang sampai adalah ketakwaan. Maka dari itu, kami di BAZNAS Kerinci terus mendorong masyarakat menyalurkan kurban melalui jalur yang amanah dan tepat sasaran,” ungkapnya.(Adz)

Sampai Kapan Kemarau Basah 2025? Dampak pada Pertanian, Ini Penjelasan BMKG

Photo: Ilustrasi hujan deras. 

MUSIM kemarau biasanya dengan cuaca panas dan langit yang cerah tanpa hujan. Anehnya, belakangan ini justru fenomena kemarau basah yang semakin sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Mengutip buku Penyehatan Udara karya Tri Cahyono, kemarau basah adalah kondisi ketika hujan masih turun walaupun secara kalender sudah memasuki musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu dan memengaruhi berbagai aktivitas masyarakat.

Lantas, sampai kapan kemarau basah 2025 akan berlangsung? Simak informasinya berikut ini untuk mengetahui prediksi BMKG beserta dampak yang ditimbulkan.

Sampai Kapan Kemarau Basah 2025?

Dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarau basah masih akan berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia hingga akhir Agustus 2025. Pada bulan Juni 2025, sebanyak 56,54 persen wilayah akan mengalami kondisi lebih basah daripada normalnya.

Pada Juli 2025, kemarau basah diperkirakan meluas ke 75,38 persen wilayah Indonesia. Memasuki Agustus, jumlah wilayah yang mengalami kondisi ini diperkirakan meningkat menjadi 84,94 persen.

Setelah itu, Indonesia diperkirakan akan memasuki masa peralihan atau musim pancaroba mulai periode September hingga November 2025. Adapun musim hujan diprediksi akan kembali berlangsung pada Desember 2025 hingga Februari 2026.

BMKG menyatakan bahwa fenomena kemarau basah terjadi akibat kondisi suhu laut di sekitar Indonesia yang tetap hangat. Kondisi ini mendorong terbentuknya awan dan hujan meski sedang musim kemarau.

Selain itu, fenomena iklim global seperti La Niña dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif turut memperkuat kelembapan udara di atmosfer. Aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby juga menambah intensitas pembentukan awan hujan.

Merujuk pada buku Prediksi Musim Kemarau 2025 di Indonesia susunan BMKG, ada 108 Zona Observasi Meteorologi (ZOM) yang diprediksi mengalami curah hujan musiman lebih tinggi dari rata-rata., yaitu:

  • Sebagian kecil wilayah Aceh
  • Sebagian besar Lampung
  • Jawa bagian barat hingga tengah
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Sebagian kecil Sulawesi
  • Bagian tengah Papua
  • Dampak Kemarau Basah

Dampak pada Manusia dan Pertanian

Fenomena kemarau basah memberikan dampak yang cukup besar pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari pertanian hingga aktivitas sehari-hari masyarakat. Menukil dari laman BMKG, berikut contoh dampak yang ditimbulkan:

1. Dampak pada pertanian

Hujan yang masih terjadi saat musim kemarau bisa mengganggu jadwal tanam dan panen para petani. Tanaman yang siap panen juga terancam rusak akibat kelembapan berlebihan atau serangan hama dan penyakit.

2. Dampak pada lingkungan

Curah hujan yang tidak stabil selama kemarau basah berpotensi menyebabkan banjir lokal atau genangan air, terutama di daerah dengan sistem drainase yang kurang baik.

3. Dampak pada kesehatan

Di bidang kesehatan, kemarau basah meningkatkan risiko munculnya beberapa penyakit berbahaya, seperti demam berdarah dan diare. Selain itu, penyakit lain yang sering muncul selama musim ini antara lain flu, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit akibat kelembapan tinggi.

4. Dampak pada aktivitas masyarakat

Cuaca yang tidak menentu membuat aktivitas di luar ruangan menjadi kurang nyaman karena hujan terus mengguyur. Akibatnya, masyarakat harus melakukan beberapa penyesuaian agar tidak menemui kendala akibat hujan.(Adz)

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs