Ternyata Sakit Hati Jadi Motif Pelaku 'Mutilasi Perempuan 65 Bagian' di Mojokerto

MERDEKAPOST.COM - Pelaku yang memutilasi seorang perempuan asal Lamongan berinisial TAS (25) telah ditangkap. Ternyata, pelaku bernama Alvi, merupakan pacar korban.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, mengatakan bahwa pelaku beraksi karena sakit hati.

"Karena sakit hati," kata Fauzy saat dikonfirmasi pada Minggu (7/9).

Dia menyebut pelaku sakit hati atas perbuatan korban. Namun, belum dijelaskan detail alasan tersebut. "(sakit hati karena) perbuatannya," kata dia.

Saat ini pelaku sudah ditangkap. Alvi yang bekerja sebagai ojek online ini, ditangkap di sebuah kosan di Lidah Wetan, Surabaya.

Kasat reskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama. (Foto: Istimewa)

Kasus ini terungkap diawali dari temuan bagian tubuh manusia di Dusun Pacet Selatan, Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada Sabtu (6/9).

Korban ini asal Made Kidul, Lamongan. Dia belum menikah dan tinggal di Surabaya.

Bagian tubuh yang pertama ditemukan adalah telapak kaki yang sudah membusuk. Telapak kaki ditemukan di semak-semak dengan kedalaman sekitar 5 meter dari tepi jalan.

Selain itu, organ lain juga ditemukan. Total 65 bagian tubuh terdiri dari jaringan otot, lemak, serta kulit kepala lengkap dengan rambut hitam lurus, dengan panjang rata-rata 14 cm.(red)

Inilah Wajah Pelaku Mutilasi Wanita Muda jadi 65 Potongan, Ternyata Pacar Korban

PELAKU MUTILASI - Inilah Tampang Alvi Maulana (24), pelaku mutilasi wanita muda yang bagian tubuhnya ditemukan di tepi jalan raya di Mojokerto, Sabtu (6/9/2025). Ia merupakan pacar korban.

MERDEKAPOST – Misteri potongan tubuh manusia yang ditemukan di jurang kawasan Pacet–Cangar, Mojokerto, akhirnya terungkap. Polisi menangkap pelaku mutilasi bernama Alvi Maulana (24), yang ternyata adalah kekasih korban bernama Tiara Angelina Saraswati (25).

Alvi diringkus di sebuah kamar kos wilayah Lakarsantri, Surabaya, Minggu (7/9/2025), sehari setelah potongan tubuh korban ditemukan warga.

Alvi tercatat sebagai warga Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, menjelaskan identitas korban lebih dulu terungkap melalui hasil forensik.

Dari situ, polisi menelusuri hingga berhasil menemukan persembunyian pelaku.

“Kami mengamankan pelaku seorang diri di kamar kos wilayah Surabaya Barat, tepatnya di Kecamatan Lakarsantri,” kata Fauzy.

Korban Dimutilasi Jadi 65 Bagian

Korban diketahui bernama Tiara Angelina Saraswati (25), kelahiran Pacitan dan warga Desa Made, Kabupaten Lamongan.

Ia merupakan lulusan Prodi Manajemen Universitas Trunojoyo Madura yang belakangan tinggal di kos Surabaya.

Dari hasil olah TKP, polisi menemukan 65 potongan tubuh korban, terdiri dari 63 jaringan tubuh serta potongan kaki kiri dan tangan kanan.

Potongan tersebut tercecer di semak belukar sekitar 200 meter dari jalur penyelamat Sendi 1, Jalan Raya Pacet–Cangar.

Barang bukti yang diamankan dari kos pelaku antara lain pisau dapur, pisau daging, gunting taman, dan palu yang diduga digunakan dalam aksi pembunuhan sekaligus mutilasi.

Menurut polisi, pelaku beraksi seorang diri. Namun motif pembunuhan masih didalami.

Hubungan Asmara Berujung Tragis

Berdasarkan keterangan awal, Alvi dan Tiara menjalin hubungan asmara sejak kuliah dan sudah tinggal bersama di kos di Surabaya. Hubungan keduanya berlangsung sekitar lima tahun.

Identitas korban terkonfirmasi melalui pergelangan tangan kanan yang ditemukan Tim K9 Polri di TKP.

Polisi kemudian mendatangi rumah orang tua korban di Lamongan untuk memastikan.

“Korban adalah perempuan berusia 25 tahun, kelahiran Pacitan, keluarganya tinggal di Lamongan,” ujar AKP Fauzy.

Kronologi Penemuan

Potongan tubuh pertama kali ditemukan warga Dusun Pacet Selatan, Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.

Suliswanto (30), saksi yang sedang mencari rumput, mendapati potongan kaki manusia di semak belukar.

“Awalnya saya kira daging hewan, karena sepekan lalu juga pernah menemukan potongan kecil dengan rambut. Ternyata kali ini potongan kaki,” ujarnya.

Temuan itu membuat geger warga hingga akhirnya dilaporkan ke Polsek Pacet.

Pencarian diperluas bersama tim gabungan dan anjing pelacak, hingga ditemukan puluhan potongan tubuh lainnya.

Suasana Rumah Korban di Lamongan

Rumah korban di Desa Made, Kabupaten Lamongan, dipenuhi awak media sejak identitas korban terungkap.

Namun, rumah dalam keadaan tertutup.

Hanya ada adik korban, sementara kedua orang tua diketahui pergi sejak subuh.

Ketua RT setempat, Sukirno, mengaku baru mendengar informasi dari Babinkamtibmas dan belum bisa memastikan detail lebih jauh.

Kepala Desa Made, Eko Widianto, juga menyebut hanya mencocokkan data alamat dan nama orang tua korban.

Hingga kini, pihak keluarga masih menunggu informasi resmi dari kepolisian terkait kasus yang mengguncang Mojokerto dan Lamongan tersebut.

Sosok Korban

Tiara adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya, Rani, masih duduk di bangku SMA.

Orang tua mereka sehari-hari berjualan sempol di depan Masjid Agung Lamongan.

“Pernah jualan es tebu, kemudian ganti jualan sempol,” jelas Sukirno, Ketua RT setempat, Minggu (7/9/2025).

Dari usaha itu, keluarga menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Tiara lulus dari Universitas Trunojoyo Madura, jurusan Manajemen, sebelum akhirnya tinggal di Surabaya, tepatnya di Lakarsantri.

Sejak kabar mutilasi itu menyebar, sang adik dijemput pamannya, Teguh, untuk tinggal sementara di rumahnya.

“Saya ajak ke rumah. Saya ini pamannya,” ucap Teguh.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, membenarkan identitas korban berhasil dipastikan setelah tim K9 Polri menemukan pergelangan tangan kanan Tiara di lokasi pembuangan potongan tubuh.

“Temuan potongan tubuh manusia di Pacet, Mojokerto, dengan ditemukannya potongan pergelangan tangan korban oleh tim K9 Polri, kami berhasil mengidentifikasi identitas korban,” kata Fauzy.

Ia menambahkan, polisi menelusuri hingga ke rumah orang tua korban di Lamongan untuk konfirmasi.

“Korban adalah seorang perempuan, umur kurang lebih 25 tahun. Korban kelahiran Pacitan, keluarganya tinggal di Lamongan,” jelasnya.

Kini kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap wanita muda di Mojokerto terungkap. Pelaku bernama Alvi Maulana (24), pacar korban.(ali)

Jalan Santai hingga Donasi, Pemkab Kerinci Sukses Gelar CFD

KERINCI, MP – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kerinci sukses menggelar Car Free Day di Jalur Dua Bukit Tengah, Minggu (7/9/2025). Acara ini mendapat antusiasme luar biasa dari masyarakat, ditandai dengan ribuan warga yang hadir mengikuti jalan santai sehat bersama Bupati Kerinci.

Dengan mengusung tema “Ayo Hidup Sehat & Bugar”, kegiatan ini menjadi momentum untuk mendorong pola hidup sehat sekaligus mempererat kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat. Bupati Kerinci tampak berjalan bersama warga, menyapa serta memberi semangat kepada peserta jalan santai.

Selain jalan santai, rangkaian kegiatan Car Free Day kali ini juga diisi dengan:

Pemeriksaan kesehatan gratis,

Pelayanan administrasi kependudukan (KTP) gratis,

Pelayanan KB gratis,

Doorprize menarik bagi peserta,

Fasilitas Wi-Fi gratis yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

Bupati Kerinci Monadi yang hadir bersama ketua DPRD Irwandri, wakil ketua Surmila Apri Yulisa dan sekda Kerinci Zainal Efendi beserta jajaran kepala OPD lingkup Pemkab Kerinci, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas partisipasi masyarakat.

“Car Free Day ini bukan hanya sekadar jalan santai, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya hidup sehat, menjaga kebugaran, dan mempererat silaturahmi. Saya berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang sudah hadir dan memeriahkan acara ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mantan Camat Gunung Raya, Monadi, juga berharap masyarakat benar-benar memanfaatkan berbagai pelayanan gratis yang disediakan pemerintah dalam kegiatan ini, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga administrasi kependudukan.

“Kami ingin masyarakat dapat merasakan langsung manfaat pelayanan yang diberikan secara gratis. Selain itu, kegiatan ini juga kita harapkan bisa menghidupkan pelaku UMKM yang berjualan di sepanjang jalur dua Bukit Tengah sehingga memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tambah Bupati.

Tidak hanya fokus pada kesehatan, kegiatan ini juga dirangkai dengan aksi kepedulian sosial berupa penggalangan donasi untuk membantu korban kebakaran di Desa Siulak Deras Mudik dan Desa Padang Jantung.

Donasi yang dibuka meliputi uang tunai, pakaian layak pakai, sandal dan perlengkapan sehari-hari, sembako, maupun bentuk bantuan lainnya. Seluruh donasi dikumpulkan langsung di lokasi kegiatan Car Free Day.

Sejak pukul 07.00 WIB, masyarakat mulai memadati titik start di Simpang Tugu PKK Bukit Tengah. Suasana semakin semarak dengan iringan hiburan, pembagian doorprize, serta keramahan Bupati Kerinci yang ikut berbaur bersama warga.

Melalui kegiatan ini, Pemkab Kerinci berharap Car Free Day dapat menjadi agenda rutin sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi “Kerinci yang Berdaya Saing, Maju dan Sejahtera”.(ALI)

Nadiem Makarim Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Laptop, Kerugian Negara Hampir 2T

JAKARTA, MERDEKAPOST.COM - Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim tersangka kasus korupsi laptop berbasis Chromebook.

Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan laptop berbasis sistem operasi chromebook pada, Kamis(4/9/2025).

"Satu orang tersangka dengan inisial NAM selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia," ujar Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Anang Supriatna.

Sementara itu, Direktur Penyidikan (Dirdik) Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo mengatakan Nadiem ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik menemukan alat bukti. Tak hanya itu, penyidik juga telah memeriksa berbagai saksi termasuk saksi ahli.

Nadiem Makarim dan kuasa hukum Hotman Paris Hutapea beberapa waktu lalu. Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim tersangka kasus pengadaan laptop berbasis Chromebook.(adz/istimewa)

"Terkait program digitalisasi tahun 2019-2022 dapat kami sampaikan berdasarkan hasill pemeriksaan dan alat bukti keterangan saksi petunjuk dan surat dan alat bukti yang diterima penyidik tim penyidik pada Jampidsus pada hari ini menetapkan satu tersangka dengan inisial NAM selaku Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi periode tahun 2019-2024," ujarnya.

Sebelumnya Nadiem tiba di Gedung Bundar Kejagung sekira pukul 09.00 WIB dengan didampingi tim kuasa hukumnya termasuk Hotman Paris Hutapea.

Ketika tiba di Kejagung, Nadiem terlihat mengenakan kemeja panjang warna hijau tua celana panjang hitam dan menenteng sebuah tas berwarna hitam.

Saat tiba, Nadiem tampak irit bicara ketika ditanya soal pemeriksaannya hari ini.

Ia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dirinya memenuhi panggilan penyidik untuk memberikan kesaksian.

"Ya dipanggil kesaksian, terima kasih ya," ujar Nadiem.

Update Kasus Penjarahan Rumah Uya Kuya: 12 Orang Jadi Tersangka, Bahkan Ada Warga Sekitar

Rumah uya kuya dijarah massa saat demo pekan kemarin.(doc/ist)

MERDEKAPOST.COM | JAKARTA - Kasus penjarahan rumah anggota DPR RI Nonaktif, Uya Kuya, di Duren Sawit, Jakarta Timur, memasuki babak baru. 

Polres Metro Jakarta Timur telah menetapkan 12 orang sebagai tersangka dari belasan orang yang diamankan. 

Penjarahan ini terjadi saat aksi massa berujung anarkis pada Sabtu malam (30/8/2025).

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal mengungkapkan 12 tersangka yang ditahan memiliki peran berbeda-beda.

Peran itu mulai dari pelaku penjarahan, provokator, hingga pelaku yang melawan petugas saat diminta membubarkan diri. 

"Sebanyak 12 orang sudah kami tetapkan sebagai tersangka penjarahan rumah Uya Kuya," kata Kombes Alfian, Sabtu (6/9/2025).


Fakta mengejutkan terungkap saat proses penangkapan 

Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan, menyebutkan bahwa beberapa dari pelaku yang diamankan merupakan warga sekitar rumah Uya Kuya. 

Hal ini menunjukkan bahwa aksi anarkis tidak hanya melibatkan massa dari luar, tetapi juga oknum dari lingkungan terdekat.

"Ada beberapa pelaku yang sedang kami kejar," tambah AKBP Dicky, mengindikasikan bahwa jumlah tersangka masih bisa bertambah.

Penetapan tersangka ini menjadi langkah penting dalam penegakan hukum dan memberikan sinyal tegas tindakan anarkis, meskipun dilakukan dalam keramaian, akan tetap ditindak secara hukum. 

Baca Juga: Kematian Sahroni Masih Misterius, Polisi Terus Dalami Pelaku Sebenarnya

Kasus ini juga menyoroti kerentanan properti pribadi di tengah demonstrasi yang tidak terkendali.

Sementara itu, di tengah kasus penjarahan yang menimpa kediamannya, presenter sekaligus anggota DPR RI nonaktif Uya Kuya mengambil langkah yang tidak terduga. 

Alih-alih menuntut hukuman berat, Uya Kuya justru mendatangi MaPolres Metro Jakarta Timur untuk secara langsung mengajukan Restorative Justice.

Restorative Justice diajukan kepada seorang ibu, yang juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Didampingi sang istri, Astrid Khairunisha, Uya Kuya datang ke unit PPA Polres Metro Jakarta Timur pada Rabu sore. 

Kedatangannya khusus untuk bertemu dengan seorang ibu yang diduga terlibat, namun dengan peran yang sangat berbeda dari pelaku lainnya. 

Dia tidak terlibat dalam perusakan dan penjarahan, melainkan hanya mengambil beberapa barang rongsokan dari depan rumah Uya Kuya.

Barang yang diambil setelah insiden penjarahan terjadi tanpa menyadari barang tersebut merupakan hasil perusakan.

Uya Kuya menjelaskan keputusannya untuk mengajukan Restorative Justice didasari oleh latar belakang sang ibu yang sangat memprihatinkan. 

"Dia pekerjaannya tukang parkir, terus juga cucunya juga bisu, disabilitas," ungkap Uya. 

Dia menambahkan bahwa suami tersangka juga berprofesi sebagai tukang parkir.

Melihat kondisi tersebut, Uya merasa iba dan berinisiatif untuk mencari jalan keluar yang damai. 

"Dan tadi saya memutuskan, saya mengambil inisiatif untuk saya yang mengajukan Restorative Justice," ujarnya. 

Dia kemudian bertanya kepada pihak kepolisian apakah metode tersebut bisa diterapkan, yang dijawab polisi bahwa baik korban maupun pelaku dapat mengajukannya.

Restorative Justice sendiri adalah sebuah pendekatan keadilan yang berfokus pada pemulihan hubungan antara korban, pelaku, dan komunitas, alih-alih hanya berorientasi pada hukuman.

Baca Juga:Sebelum Didemo Gaji dan Tunjangan DPR RI Capai Rp230 juta, Kini jadi Segini!

Meskipun menunjukkan belas kasih terhadap ibu tersebut, Uya Kuya menegaskan ia akan tetap menyerahkan proses hukum untuk pelaku penjarahan lainnya. 

Sikap ini menunjukkan bahwa Uya membedakan antara pelaku yang melakukan perusakan dan penjarahan secara sengaja, dengan individu yang terlibat tanpa motif kejahatan dan memiliki latar belakang yang sulit.

Kasus penjarahan yang menimpa rumah Uya Kuya terjadi pada Sabtu (30/8/2025) malam. 

Aksi anarkis ini merupakan imbas dari kemarahan massa terkait video viral anggota DPR yang berjoget-joget di Sidang Tahunan MPR. 

Rumah Uya Kuya mengalami kerusakan parah, dan sejumlah barang berharga, termasuk koleksi kucing peliharaannya, raib digasak massa.

Aksi Uya Kuya untuk memberikan maaf dan menempuh jalur Restorative Justice ini menjadi sorotan, karena ia memilih pendekatan kemanusiaan di tengah tuntutan publik akan penegakan hukum yang tegas.(ADZ | mpc)

Semakin Terang, Nama JA Disebut Kuasai 2 Paket dari 41 Paket Pokir PJU Kerinci

Semakin Terang, Nama JA Disebut Kuasai 2 Paket dari 41 Paket Pokir PJU Kerinci.(mpc)

Kerinci, Merdekapost.comSEMAKIN hari semakin terang benderang, Begitulah sorotan publik terkait Kasus dugaan korupsi proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kerinci yang ditaksir merugikan negara sekitar Rp 2,7 miliar, dan sampai saat ini telah mengakibatkan 10 orang jadi tersangka.

Sampai hari ini Kejaksaan Negeri Sungai Penuh telah menetapkan 10 orang sebagai tersangka dan menahan mereka. Namun, jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah seiring dengan terbongkarnya pemilik pokir paket-paket proyek PJU yang berjumlah 41 paket di berbagai titik wilayah Kabupaten Kerinci.

Kematian Sahroni Masih Misterius, Polisi Terus Dalami Pelaku Sebenarnya

PEMBUNUHAN: Polisi masih mendalami dugaan siapa pelaku pembunuhan yang menewaskan 5 orang sekeluarga Haji Sahroni.(Ist/mpc) 

Merdekapost.com - Polisi masih mendalami dugaan siapa pelaku pembunuhan yang menewaskan 5 orang sekeluarga Haji Sahroni.

Keluarga Sahroni membantah informasi yang beredar terkait kedatangan tamu dari Tangerang sebelum kejadian.

Bahkan beredar isu 2 sosok pelaku yang dicurigai membunuh 5 orang keluarga Haji Sahroni Indramayu mendapat respon dari polisi Polres Indramayu.   

Menyikapi beredarnya kabar simpang siur tersebut, Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan isu-isu liar yang dapat merugikan pihak keluarga.

“Kami imbau kepada masyarakat, khususnya masyarakat Indramayu. Saya yakin masyarakat Indramayu adalah masyarakat yang religius. Mohon untuk tidak menyebarkan berita-berita hoaks yang justru akan menambah kesedihan keluarga maupun kerabatnya,” ujar Tarno, Jumat (5/9/2025), sebagaimana dilansir Tribun Cirebon. 

H Sahroni bersama keluarga.(ist)
Satu sosok pelaku pembunuhan Indramayu yang dicurigai menewaskan 5 orang keluarga Haji Sahroni adalah anak angkatnya.

"Informasi yang saat ini beredar di masyarakat, katanya pelaku pembunuhan adalah anak angkat dari salah satu korban?" tanya presenter tv one news saat wawancara di kanal Youtube-nya.

"Informasi sekecil apapun, petunjuk apapun akan kami dalami dan kami tindak lanjuti. Namun kami berharap masyarakat tetap sabar, tetap tenang mudah-mudahan hasilnya cepat terungkap, supaya kasus ini bisa terang benderang dapat dipertanggungjawabkan," ungkap Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno.

Selain sosok anak angkat, beredar pula isu soal sosok lain yang menjadi terduga pembunuh keluarga Sahroni, yakni sang sopir.

Isu sopir korban terlibat dalam pembunuhan adalah karena mobil keluarga Sahroni berhasil ditemukan di tempat lain.

Hal itulah yang memicu isu soal perampokan dan dikaitkan dengan pembunuhan keluarga Sahroni.

Meski demikian, hingga Jumat 5 September 2025 siang, polisi belum mengungkap siapa sosok pelaku pembunuhan sesungguhnya, yang tega menghabisi 5 orang keluarga Haji Sahroni di Indramayu.

Lima jenazah keluarga Sahroni ditemukan terkubur di satu lubang di halaman rumah dekat pohon nangka pada Senin (1/9/2025).

Kelimanya yakni Sahroni (75), Budi (45), Euis (40), I (7) dan B (7 bulan). Jenazah satu keluarga yang terkubur di halaman rumahnya diperkirakan sudah tewas beberapa hari sebelum ditemukan.

Penemuan jenazah satu keluarga tersebut diungkap oleh pihak keluarga korban dan tetangga sekitar.

Awal Mula Pembunuhan Indramayu Terbongkar

Penemuan kelima korban pembunuhan di Indramayu berawal saat ada teman dari Euis (salah satu korban) datang ke rumah tersebut pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. 

Namun, tidak ada yang membukakan pintu atau merespons. 

Mereka bahkan sampai menunggu di depan rumah selama sekitar tujuh jam hingga pukul 16.00 WIB sore. 

Karena khawatir terjadi sesuatu, mereka mendatangi RT setempat untuk sama-sama mengecek kondisi korban. 

Dari RT, mereka diarahkan ke rumah Roemah, yang kebetulan juga masih saudara dari almarhumah Siti Maskiroh, istri H Sahroni (korban). 

"Jadi, orang bertiga ini ke rumah saya," ujar dia. 

Roemah juga mengaku ada kekhawatiran karena sudah beberapa hari tidak bertemu dengan para korban, padahal rumah Roemah ini tidak jauh dari lokasi kejadian. 

Ia pun kemudian meminta izin kepada saudaranya yang lain untuk mendobrak paksa pintu rumah tersebut. Saat pintu berhasil dibuka, langsung tercium bau busuk yang sangat menyengat sampai membuat mual.

Mata Roemah lalu tertuju pada gundukan tanah yang terdapat di rumah bagian belakang. Dengan menggunakan pisau, Roemah mencoba mengorek tanah tersebut. 

Kelima jasad yang terdiri dari ayah, anak, menantu, dan dua cucu itu diduga merupakan korban pembunuhan, ditemukan terkubur di halaman belakang rumah.

Melihat pemandangan yang mengerikan tersebut, Roemah (Ema) langsung menjerit. 

Kedua kakinya lemas, ia juga tidak berhenti mengucap istigfar. 

"Saya tuh lemes ininya (lututnya), ya Allah yang masih kecil juga dihabisi (dihilangkan nyawanya) semua," ujarnya, sembari memegangi kedua lututnya saat bercerita. 

H Sahroni sekeluarga (Doc.Istimewa)

Ema yang merupakan keluarga kandung Haji Sahroni pun akhirnya mendatangi TKP.

Alangkah terkejutnya Ema dan keluarganya saat menemukan jasad Sahroni terkubur di dalam gundukan tanah dekat pohon nangka.

Setelah penemuan itu, Ema pun melapor ke pihak kepolisian.

"Hari Senin sekira jam 17.00 berdasarkan informasi dari pelapor, dilakukan penggalian gundukan tanah. Dari hasil galian tersebut ditemukan lima jenazah," ungkap Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno dilansir dari tayangan Youtube Kompas TV, Rabu (3/9/2025).

Ternyata di lubang tempat jasad Sahroni ditemukan juga ada mayat lainnya.

Saat mendatangi TKP, polisi terkejut melihat kondisi jasad Haji Sahroni sekeluarga.

Diperkirakan Haji Sahroni sekeluarga telah beberapa hari lalu dibunuh.

"Kondisi (korban) lumayan sudah rusak karena diperkirakan sudah beberapa hari (meninggal), langsung kami bawa ke RS Bhayangkara Indramayu Losarang untuk dilakukan identifikasi dan autopsi supaya kasus ini cepat terungkap," pungkas AKP Tarno.

Selain itu, penyidik juga menemukan sejumlah bukti di TKP.

Hingga kini motif diduga pembunuhan satu keluarga tersebut masih didalami penyidik.

"Kondisi di beberapa bagian ada yang berantakan. Untuk motif masih kita kembangkan," ujar AKP Tarno.(adz)


Sebelum Didemo Gaji dan Tunjangan DPR RI Capai Rp230 juta, Kini jadi Segini!

MERDEKAPOST.COM - Perbandingan gaji dan tunjangan DPR RI sebelum dan sesudah demo yang tertuang dalam 17+8 Tuntutan Rakyat.

Terbaru, DPR RI menghapus tunjangan perumahan yang akanya Rp50 juta per bulan.

Keputusan penghapusan tunjangan rumah DPR RI ini disampaikan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (5/9/2025). 

“DPR RI menyepakati menghentikan pemberian tunjangan perumahan untuk anggota DPR terhitung sejak 31 Agustus 2025,” ujar Dasco. 

Selain itu, DPR juga memberlakukan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri mulai 1 September 2025, kecuali untuk undangan resmi kenegaraan, serta memangkas berbagai fasilitas anggota DPR. 

Keputusan ini merupakan bagian dari 6 poin jawaban DPR terhadap desakan publik yang menuntut transparansi dan reformasi kelembagaan.

Berikut 6 Poin Jawaban DPR atas 17+8 Tuntutan Rakyat

Dalam rapat konsultasi pimpinan DPR dengan fraksi-fraksi, yang dipimpin Ketua DPR RI Puan Maharani, disepakati enam langkah konkret:

1. Menghentikan tunjangan perumahan anggota DPR sejak 31 Agustus 2025.

2. Moratorium kunjungan kerja luar negeri sejak 1 September 2025, kecuali undangan kenegaraan.

3. Pemangkasan tunjangan dan fasilitas, termasuk biaya listrik, telepon, komunikasi, dan transportasi.

4. Anggota DPR yang dinonaktifkan partai tidak lagi menerima hak keuangan.

5. Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) diminta berkoordinasi dengan mahkamah partai terkait anggota DPR yang sedang diperiksa.

6. DPR memperkuat transparansi dan partisipasi publik dalam legislasi dan kebijakan.

Puan menegaskan, reformasi DPR akan dipimpin langsung olehnya.

“Saya sendiri yang akan memimpin reformasi DPR. Prinsipnya, kami DPR akan terus berbenah dan memperbaiki diri. Apa yang menjadi aspirasi masyarakat pasti akan kami jadikan masukan yang membangun,” ujar Puan.

Gantikan Ahmad Sahroni, Rusdi Masse Ditetapkan Jadi Wakil Ketua Komisi III DPR

Foto: Pimpinan Baru Komisi III DPR (Adz/ist)

Jakarta - Rusdi Masse Mappasessu telah resmi ditetapkan menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR RI. Rusdi menggantikan posisi yang sebelumnya diisi Ahmad Sahroni.

Penetapan itu dilakukan di ruang Komisi III DPR RI, Jakarta, Kamis (4/9/2025). Rapat penetapan itu dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

"Oleh karena itu dalam rapat komisi tiga DPR RI hari ini saudara haji Rusdi Masse Mappasessu akan ditetapkan sebagai wakil ketua komisi tiga DPR RI menggantikan saudara Doktor Haji Ahmad Sahroni," kata Dasco.

Dasco kemudian meminta persetujuan kepada peserta rapat. Para peserta rapat kemudian menyepakati Rusdi menjadi Wakil Ketua Komisi III.

"Kami selaku pimpinan rapat akan menanyakan kepada anggota komisi tiga DPR RI apakah saudara haji Rusdi dapat disetujui untuk ditetapkan sebagai Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia setuju?," ucap dia.

"Setuju," jawab peserta rapat.

Sebelumnya, Fraksi Partai NasDem mengganti anggota DPR Ahmad Sahroni dari posisi pimpinan Komisi III DPR. Ahmad Sahroni tak lagi menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR.

Surat penggantian Sahroni dari pimpinan Komisi III DPR beredar di kalangan wartawan, Jumat (29/8/2025). Surat itu bernomor F.NasDem.758/DPR-RI/VIII/2025.

Surat tersebut sudah ditandatangani oleh Ketua Fraksi Partai NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat. Kemudian, Sahroni sebagai Sekretaris Fraksi Partai NasDem juga meneken surat itu.

Dalam surat yang beredar itu disebutkan bahwa Sahroni diganti dari Wakil Ketua Komisi III DPR. Ia kini menjabat sebagai anggota Komisi I DPR.

Sementara itu, posisi Wakil Ketua Komisi III DPR yang ditinggalkan Sahroni kini diisi oleh Rusdi Masse Mappasessu. Rusdi Masse sebelumnya menjabat sebagai anggota Komisi IV DPR.(adz)


4 Rumah Warga di Siulak Deras Mudik Ludes Terbakar, Kerugian Diprediksi Ratusan Juta


KERINCI | MERDEKAPOST - Kebakaran Kembali terjadi, empat buah rumah warga hangus terbakar, di Desa Siulak Deras Mudik Kecamatan Gunung Kerinci Kabupaten Kerinci, Jambi. Jumat (5/9/25) sore.

Kobaran api berhasil di padamkan  warga dan di bantu tiga unit mobil pemadam kebakaran.

Suharman kepala Desa Siulak Deras Mudik saat dikonfirmasi media ini dilokasi kejadian mengatakan bahwa belum di ketahui jelas penyebab dari terjadinya kebakaran.

“Belum di ketahui jelas sumber api penyebab kebakaran, empat rumah warga habis terbakar, api sudah berhasil dipadamkan oleh warga di bantu mobil kebakaran"

Kades juga menyebutkan, dalam insiden ini tidak ada korban jiwa, diperkirakan kerugian masyarakat ratusan juta rupiah” Jelasnya.(tim)

Dihadapan Dewan Langsung, HMI Kerinci Sorot Kasus PJU Saat Geruduk Kantor DPRD Kerinci

KERINCI, Merdekapost.com - Mahasiswa Kerinci kembali sorot terkait kasus korupsi berjamaah PJU (Penerangan Jalan Umum) Di Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci yang menyeret beberapa nama dewan yang masih aktif diantaranya adalah Irwandri Ketua  DPRD Kerinci, Boy Edwar wakil ketua DPRD Kerinci dan Mukhsin Zakaria yang juga saat ini ketua DPD PAN Kerinci

Dalam orasi yang menggelegar keras, Edilan  Kurniawan (Ketum HMI Kerinci) secara langsung membeberkan beberapa  tuntutan mahasiswa,mulai dari kenaikan pajak yang semena-mena, tunjangan rumah dinas dewan dan yang paling menyita perhatian publik saat ini kasus dugaan korupsi PJU di Dinas Perhubungan Kerinci

"Kasus PJU ini berawal dari DPRD" Ujarnya

"kalau tidak berawal dari DPR, maka tidak akan ada korupsi-korupsi yang ada di Kerinci". Ujarnya dihadapan amggota dewan dan mahasiswa yang ikut aksi demo

Baca Juga:

Kasus PJU Kerinci, Anggota DPRD Dikabarkan Kembalikan Fee, PERADAN: Itu Tidak Menghapus Pidana 

Joni Efendi Dewan dari PDIP Diduga Terlibat Langsung dalam Kasus Korupsi PJU Kerinci

Untuk diketahui, terkait kasus PJU ini, Kejari Sungai Penuh telah menetapkan 0 orang tersangka, yakni HC (Kadis Perhubungan), NE (PPTK), RDF, AA, FM, AT, GW, JR. GA dan terakhir YAS (ASn UKPBJ).

Kasus ini terungkap setelah Kejari Sungai Penuh melakukan penyelidikan dan memeriksa 45 orang saksi. Para tersangka disangkakan melanggar Pasal 2 dan 3 UU Nomor 31 tahun 1991 jo UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidanan Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sebagai barang bukti Kejaksaan telah menyita 225 dokumen serta barang bukti elektronik berupa telepin genggam dan Laptop

Kepala Kejaksaan Negeri Sungai Penuh, Sukma Djaya Negara, pasca ditetapkannya 10 orang tersangka dan dilakukan penahanan, Dia menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan pengembangan kasus ini dan tidak menutup kemungkinan masih ada tersangka lainnya. Ujarnya kepada Wartawan.

"Kami dalam proses pendalaman, ini terus bergulir, terus kami kembangkan, Siapapun yang terlibat dalam perkara ini, apabila Penyidik telah mempunyai dua alat bukti yang kuat maka akan ditetapkan jadi tersangka" Ujar Kejari melalui Kasi Pidsus Yogi Purnomo. (Adz)

DPRD Kota Sungai Penuh Terima Aspirasi Mahasiswa dengan Tangan Terbuka

  

Merdekapost.com - Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa dari Aliansi Cipayung Plus, BEM, dan OKP se-Kota Sungai Penuh dan Kerinci berlangsung damai di halaman Kantor DPRD Kota Sungai Penuh, Selasa (2/9/2025). 

Dengan membawa poster dan spanduk, para mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan, mulai dari pengusutan kasus meninggalnya almarhum Affan Kurniawan, pembebasan massa aksi yang masih ditahan tanpa syarat, hingga desakan menghentikan segala bentuk kekerasan aparat kepolisian terhadap masyarakat. 

Selain itu, mahasiswa juga menyoroti kenaikan tunjangan dewan, menolak kenaikan tarif pajak, serta mendorong percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset. Ketua DPRD Kota Sungai Penuh, Hutri Randa, S.Sos., MM, menyambut langsung aksi tersebut. 

Ia menyampaikan apresiasi atas sikap mahasiswa yang mampu menjaga ketertiban dan suasana kondusif selama menyampaikan aspirasi. “Atas nama pimpinan dan seluruh anggota DPRD Kota Sungai Penuh, kami sangat mengapresiasi terciptanya suasana yang aman dan tertib.

"Tuntutan ini akan kami sampaikan ke otoritas lebih tinggi, dan kami siap mengawal aspirasi ini agar benar-benar mendapat perhatian,” tegas Hutri. 

Aksi damai yang berlangsung lebih dari dua jam itu mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena berjalan tertib. Para mahasiswa memilih jalur dialogis, sementara para wakil rakyat berjanji akan memperjuangkan aspirasi mereka hingga ke tingkat pusat. (*)

Kader Gerindra Perdamean : Kejadian yang Dialami Ketua DPC Murni Salah Paham

 

Merdekapost.com - Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Batang Hari melakukan rapat internal bersama PAC dan sayap partai terkait adanya isu dan kesalahpahaman yang dialami oleh Metua DPC dan warga Perumahan Mitranda Asri 2. 

Salah satu Kader Partai Gerindra Kabupaten Batanghari, Pardamean mengatakan, berdasarkan hasil rapat internal dan menanggapi adanya aksi damai yang dilakukan oleh sejumlah warga sebelumnya di depan Kantor DPC Gerindra Batang Hari. Beberapa pengurus partai pun sudah sepakat bahwa permasalahan yang dialami oleh Ketua DPC telah selesai bersama warga setempat. 

"Karena berdasarkan hasil penelusuran anggota dan kader di lapangan, kejadian yang dialami oleh Ketua DPC murni salah paham. Bahkan sudah ada klarifikasi dari saudara SR itu sendiri," kata dia. 

Sebelumnya, Ketua DPC Gerindra bersama warga perumahan Mitranda Asri sendiri sudah menyelesaikan masalah tersebut secara musyawarah dan mufakat. 

"Jadi jika ada yang mengatakan denda adat, ketua kami bukan dikenakan denda adat. Tapi untuk mempererat silaturahmi dengan mengadakan syukuran atas selesainya masalah itu dengan musyawarah dan mufakat," sambungnya. 

Diberitakan sebelumnya, hal serupa juga disampaikan oleh Sarnubi, bahwa kejadian siang itu murni salah paham. Dan ia sebagai warga setempat memang benar melihat Mawardi mendatangi rumah 'R' (anak buah Mawardi,red).

"Karena R ini perempuan, saya pun mendatangi rumah itu, sebagai warga negara yang baik saya harus memastikan situasi daerah ini tetap tentram dan damai. Jangan sampai hal-hal yang sumbang terjadi di lingkungan sini," kata dia. 

Sebagai orang yang mendatangi keduanya, Sarnubi membantah isu-isu yang beredar belakangan ini. Bahkan ia dengan tegas memastikan bahwa mereka memang sedang berdua di ruang tamu, dan terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan Mawardi. 

"Semua sudah selesai, kami juga sudah saling memaafkan. Saya secara pribadi juga meminta maaf kepada keluarga Besar Partai Gerindra atas hiruk pikuk dan isu simpang siur belakangan ini. Pernyataan dan permintaan maaf itu juga sudah saya tandatangani di atas materai dan kemarin sudah ada video klarifikasi dari saya," pungkasnya. (*)

Pembelian Mobnas Baru DPRD Sungai Penuh Tuai Pro Kontra, Aldi: Rakyat Sedang Sulit

Sungai Penuh, MERDEKAPOST - Kabar pembelian mobil dinas (mobnas) baru untuk tiga unsur pimpinan DPRD Kota Sungai Penuh (Ketua, Wakil Ketua I, dan Wakil Ketua II) menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

Di satu sisi, sebagian kalangan menilai hal tersebut wajar karena telah melalui proses penganggaran pemerintah sebelumnya. Namun, tidak sedikit pula warga yang menilai kebijakan ini melukai hati rakyat, terutama ketika anggaran pelayanan publik di berbagai dinas justru dipangkas hingga 75 persen dan kondisi ekonomi masyarakat sedang terpuruk.

Ketua LSM Semut Merah, Aldi, dengan tegas menyayangkan langkah DPRD membeli mobnas baru tersebut. Menurutnya, di tengah rakyat yang berjuang menghadapi kesulitan ekonomi, keputusan wakil rakyat menggunakan uang rakyat untuk fasilitas mewah justru semakin menambah kekecewaan publik.

“Kalau benar DPRD Sungai Penuh membeli mobil dinas baru untuk tiga unsur pimpinan, kita sangat kecewa. Itu jelas melukai hati rakyat kecil. Bukannya mobnas lama masih layak? Kalau memang sudah dianggarkan sebelumnya, mengapa tidak dialihkan untuk kepentingan masyarakat? Apalagi anggaran pelayanan dipangkas besar-besaran. Ironisnya, setelah dibeli pun, sampai sekarang mobil itu tidak berani dipakai. Ada apa sebenarnya?” tegas Aldi dengan nada kecewa.

BACA JUGA:

Selamat Jalan Wartawan Senior Sukatri, Insan Pers Kerinci-Sungai Penuh Berduka

Badan Wakaf Kerinci Resmi Dikukuhkan, Arzam: Siap Bekerja Keras untuk Umat

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua II DPRD Kota Sungai Penuh, Emrizal, membenarkan bahwa pengadaan mobnas memang dilakukan untuk ketiga pimpinan dewan. Ia menegaskan, pembelian itu bukan keputusan baru, melainkan hasil penganggaran DPRD periode sebelumnya.

“Benar, pengadaan itu sudah dianggarkan oleh DPRD periode lalu. Bahkan, sejak bulan Ramadan kemarin sudah dilakukan serah terima kepada masing-masing pimpinan,” kata Emrizal saat dikonfirmasi Warta Satu.

Kebijakan pembelian mobnas baru ini dipastikan akan terus menjadi sorotan publik. Di satu sisi, DPRD berdalih hanya melaksanakan penganggaran lama, sementara di sisi lain, masyarakat menilai kebijakan tersebut tidak mencerminkan kepekaan sosial di tengah kondisi ekonomi rakyat yang semakin sulit.(*)

Copyright © Merdekapost.com. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs