Viral! Beredar Percakapan Diduga Heri Cipta Kadishub, Sebut "Otak Rencana Pelaksanaan PJU adalah DPR"

Viral! Beredar Percakapan Diduga Heri Cipta Kadishub Kerinci, Sebut "Otak Rencana Pelaksanaan PJU adalah DPR".(ale/mpc)

Kerinci, Merdekapost.com - Beredar luas dan menghebohkan di medsos rekaman percakapan diduga Heri Cipta mantan Kepala Dinas Perhubungan Kerinci yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) Kerinci.

Rekaman percakapan tersebut dipublish oleh akun Facebook Kilas Politik X Cakapcuap

Nama pimpinan DPRD Kabupaten Kerinci periode 2019-2024 terseret dalam keterangan Heri Cipta.

Dia heran kenapa anggaran yang semula hanya setengah Milyar bisa jadi 2 Milyar

Pimpinan DPRD Kerinci diantaranya Edminuddin (Ketua), Boy Edwar (Wakil Ketua) dan Yuldi Herman (Wakil Ketua) disebutnya dengan lantang.

“Jadi intinya tadi itu, otak rencana pelaksanaan PJU Kerinci itu adalah DPR” ungkapnya.

"2,5 M ditentukan oleh dewan, titiknyo paketnyo, dan pihak ketigo langsung berurusan dengan dewan dan tidak melalui kito"

"Bantu kami pak kadis, kami tidak bisa melaksanakan proyek, kalau kami bisa dak mungkin kami mintak bantu dengan OPD, Edminuddin dengan Yuldi nyampaikan itu". Ujarnya

Heri Cipta menyebutkan bahwa dia telah memasukkan mengenai hal tersebut kedalam BAP-nya

Rekaman percakapan yang beredar itu sontak langsung viral di medsos

Netizen sebut jika itu benar maka pihak kejaksaan bisa menjadikan sebagai tambahan alat bukti untuk menetapkan mereka sebagai tersangka

untuk diketahui, kasus PJU Kerinci ini telah menjadikan 10 orang menjadi Tersangka dan saat ini sudah ditahan oleh Kejaksaan negeri Sungai Penuh.

Tujuh orang tersangka PJU Jilid 1. (adz)

Berita Lainnya:

Kapolres Kerinci: 20 Hari Operasi Antik Siginjai, Total 21 Orang Ditangkap Kasus Narkoba

HIMSAK Tegaskan Aksi Murni Mahasiswa, Tuntut Kejati Jambi Ambil Alih Kasus PJU Kerinci

Ternyata Risman Nekad Bunuh Hijrah Pegawai Koperasi Gara-gara ini

Briptu Rizka Melawan Usai Dia Ditetapkan Tersangka Pembunuh Suaminya

Rumah Dua Tersangka Kasus Korupsi PJU Kerinci di Geledah Kejaksaan, Ini Barang Bukti Disita

Kapolres Kerinci: 20 Hari Operasi Antik Siginjai, Total 21 Orang Ditangkap Kasus Narkoba

 

Kapolres Kerinci Arya Tesa Brahmana menyebutkan selama 20 Hari Operasi Antik Siginjai, Total 21 Orang Ditangkap Kasus Narkoba di Kerinci dan SUngai Penuh.(mpc/humas Polres Kerinci)

KERINCI, MERDEKAPOST - Komitmen jajaran Polres Kerinci (Polda Jambi) dalam memberantas peredaran narkotika kembali dibuktikan melalui Operasi Antik Siginjai 2025. Selama 20 hari pelaksanaan, terhitung mulai 25 Agustus hingga 12 September 2025, aparat berhasil mengamankan 21 tersangka jaringan narkoba lintas provinsi serta menyelamatkan setidaknya 687 jiwa dari ancaman penyalahgunaan narkotik

Kapolres Kerinci, AKBP Arya Tesa Brahmana, S.I.K., dalam konferensi pers di Mapolres Kerinci, Selasa (23/09/2025), menyampaikan bahwa dari total 21 tersangka, lima di antaranya merupakan Target Operasi (TO), sedangkan 16 lainnya Non-TO. Mereka ditangkap di dua wilayah hukum, yakni Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.

Baca Juga: Rumah Dua Tersangka Kasus Korupsi PJU Kerinci di Geledah Kejaksaan, Ini Barang Bukti Disita

“Operasi Antik Siginjai digelar untuk menunjukkan komitmen kami menjadikan wilayah hukum Polres Kerinci bersih dari narkoba, sesuai Commander Wish Kapolda Jambi. Kami tidak akan memberi ruang bagi pengedar, bandar, maupun kurir narkoba untuk beraksi,” tegas Kapolres.

Barang Bukti Bernilai Puluhan Juta Rupiah

Dari tangan para tersangka, Satnarkoba Polres Kerinci berhasil menyita sejumlah barang bukti,

Sabu seberat 11,49 gram (setara Rp 17,235 juta)

Ganja 157,16 gram (setara Rp 7,858 juta)

12 unit handphone, 2 unit sepeda motor, timbangan digital, alat isap, dan uang tunai Rp 500 ribu

Jika diuangkan, total nilai barang bukti narkotika yang digagalkan mencapai Rp 25,093 juta.

Baca Juga: Briptu Rizka Melawan Usai Dia Ditetapkan Tersangka Pembunuh Suaminya

Pengungkapan ini juga membuktikan bahwa peredaran narkoba di Kerinci tidak berdiri sendiri. Dari hasil penyelidikan, para tersangka terhubung dengan jaringan narkoba lintas provinsi, yakni Padang (Sumbar), Dumai (Pekanbaru), Bengkulu, dan Jambi.

Kapolres menegaskan, peran para tersangka beragam, mulai dari bandar, distributor, agen, kurir, hingga pengguna. “Dengan pengungkapan ini, setidaknya 687 jiwa berhasil terselamatkan dari jeratan narkoba. Ini bukan akhir, tapi awal dari langkah besar berikutnya dalam pemberantasan narkoba di Kerinci,” ungkapnya

Kasat Narkoba Polres Kerinci, IPTU Yandra Kusuma Putra, SE, menambahkan bahwa para tersangka akan dijerat dengan UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pasal 114 ayat (1) dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal 20 tahun.

Pilihan Redaksi:

Ternyata Risman Nekad Bunuh Hijrah Pegawai Koperasi Gara-gara ini

HIMSAK Tegaskan Aksi Murni Mahasiswa, Tuntut Kejati Jambi Ambil Alih Kasus PJU Kerinci

Lebih lanjut, IPTU Yandra menjelaskan bahwa berdasarkan kalkulasi, dari barang bukti yang disita, diperkirakan 56 orang terselamatkan dari sabu dan 629 orang dari ganja, total 687 jiwa yang terbebas dari ancaman narkoba.

Kapolres Kerinci juga mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh adat, ulama, hingga generasi muda, untuk aktif bersama Polres Kerinci dalam mencegah peredaran narkoba.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan masyarakat sangat penting untuk menyelamatkan generasi muda Kerinci dari bahaya narkoba,” tutup Kapolres.(ale)

Ternyata Risman Nekad Bunuh Hijrah Pegawai Koperasi Gara-gara ini

MERDEKAPOST.COM | Sulbar - Penyebab Risman (33) pelaku pembunuhan Hijrah (19) pegawa koperasi di Pasangkayu, Sulawesi Barat akhirnya terungkap.

Dari hasil penyelidikan polisi, tragedi itu bermula pada Kamis (18/9/2025) saat Hijrah mendatangi rumah nasabah kopeasi tempatnya bekerja.

Nama nasabah itu Nurlina, rumahnya di Dusun Urubanua, Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Ketika itu korban bertemu dengan suami Nurlina, Risman (33) yang kini berstatus tersangka.

Kedatangan Hijrah menagih angsuran, namun Risman mengaku belum punya uang.

Baca Juga: Titik Terang Kasus Pembunuhan Brigadir Esco Usai Istri Ditetapkan Tersangka

Kemudian pada malam harinya, sekitar pukul 21.00 WITA, korban kembali datangi rumah Risman dan mendesak agar pembayaran segera dilakukan.

Kepada polisi Risman mengaku sempat berusaha mencari pinjaman ke tetangga bersama korban, tetapi tidak berhasil.

Dalam perjalanan pulang, terjadi adu mulut antara pelaku dan korban. Korban diduga mengucapkan kalimat yang menyinggung pelaku.

“Kalau tidak bisa bayar hutang, jangan berhutang!” ucapan itu diduga kemudian memicu emosi pelaku hingga terjadi tindak kekerasan.

Korban ditendang hingga terjatuh, kepalanya dibenturkan ke tanah, lalu dicekik menggunakan tangan. 

Tak berhenti di situ, Risman juga menggunakan jilbab korban untuk menjerat lehernya hingga meninggal dunia.

Baca Juga: Lama Menghilang, Ini Penampakan Ahmad Sahroni, Beri Sambutan Acara Motor Via Daring

Setelah memastikan korban tak bernyawa, pelaku melakukan tindakan keji lainnya dengan melepas celana korban. 

Hal itu dilakukan untuk mempermalukan korban bila jasadnya ditemukan orang lain. 

Usai aksinya, Risman menyembunyikan motor korban sekitar 100 meter dari lokasi kejadian, kemudian pulang dengan berjalan kaki seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Keesokan harinya, Sabtu (20/9/2025), jasad korban ditemukan oleh warga bernama Gufran bersama anggota Linmas Hamal di area kebun kelapa, Dusun Tangga-Tangga, Desa Sarjo. 

Penemuan itu sontak menggegerkan warga setempat.

“Korban langsung dievakuasi ke RSUD Ako untuk pemeriksaan luar, dan malam harinya tim forensik RS Bhayangkara Mamuju datang melakukan autopsi,” jelas Kasat Reskrim Polres Pasangkayu, IPTU Rully Marwan.

Sosok Hijrah

Hijrah (19), pegawai jasa keuangan koperasi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditemukan tewas mengenaskan.

Korban ditemukan di kebun kelapa miliki warga di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (20/9/2025) pagi. 

Korban adalah warga Desa Maponu, Kecamatan Sarjo.

Hijrah (19) Pegawai Koperasi PNM yang dihabisi nasabahnya sendiri.(ist)

Ia sempat menghilang usai berpamitan menagih nasabahnya di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, pada Kamis, (18/9/2025) malam.

Kabar kematian Hijrah bukan hanya mengguncang keluarganya.

Rekan-rekan kerja turut kehilangan sosok yang dikenal pendiam, ramah, dan tak pernah keberatan jika dimintai bantuan.

Korban diketahui sudah hampir satu tahun bekerja di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Lalombi, Sulawesi Tengah.

Hijrah selama ini tinggal bersama neneknya di Desa Maponu, tak jauh dari tempat ia bekerja.

Sejak orangtuanya bercerai dan membina rumah tangga baru masing-masing, ia tumbuh dalam asuhan sang nenek yang kini telah renta dan pikun.

Sepupunya, Fini, menyebut Hijrah sebagai cucu yang penuh tanggung jawab.

“Dia itu anak baik. Neneknya sudah sakit-sakitan, dan selama ini dirawat sama Hijrah,” tutur Fini dengan mata berkaca-kaca.

Meski sibuk bekerja, Hijrah tetap menyempatkan diri pulang setiap Minggu dan malam Senin.

Hari-hari lainnya ia habiskan bekerja di lapangan, menagih ke rumah-rumah nasabah koperasi.

"Tapi sejak kerja di PNM, Hijrah hanya bisa pulang hari Minggu dan malam Senin. Sisanya, ia sibuk bekerja untuk menghidupi diri dan membantu neneknya,” tutur Fini dengan suara bergetar.

Semangatnya bukan hanya demi masa depan, tapi juga untuk menghidupi dirinya dan membantu kebutuhan nenek tercinta.

Namun, takdir berkata lain. Nenek yang selama ini menjadi tempat Hijrah kembali, tak mengetahui kepergian cucunya.

Kondisinya yang semakin pikun membuatnya tak menyadari bahwa orang yang selama ini merawatnya telah pergi untuk selamanya.

Suasana duka menyelimuti Desa Maponu. Warga berdatangan untuk melayat, memberikan doa dan penghormatan terakhir kepada Hijrah.(doc.istimewa)

Ibunda Hijrah, yang tinggal di Pantai Timur, Sulawesi Tengah, segera pulang ke Maponu setelah mendengar kabar duka.

Tangisnya pecah saat tiba di rumah, menyaksikan anak kandungnya terbujur kaku dalam kondisi tragis.

Suasana duka menyelimuti Desa Maponu. Warga berdatangan untuk melayat, memberikan doa dan penghormatan terakhir kepada Hijrah, gadis muda yang pergi terlalu cepat, menyisakan cerita hidup yang penuh ketegaran dan pengorbanan.(*)

(Editor: Aldie Prasetya | adz ) 

Pamit Beli Kuota Internet HP, Intan Tak Kunjung Pulang ke Rumah

Foto: Intan Sapitri (19) dilaporkan hilang sejak 17 September 2025. (Dok. Istimewa)

Bengkulu, Merdekapost.com - Seorang wanita bernama Intan Sapitri (19) dilaporkan hilang sejak tiga hari yang lalu. Terakhir, Intan izin mau pergi ke warung untuk membeli kuota internet handphonenya.

Saat itu, Intan hanya mengenakan daster. Adapun Intan izin pergi pada Selasa (17/9/2025) dan belum kembali ke rumah hingga saat ini.

Kasi Humas Polresta Bengkulu, Iptu Endang Sudrajat mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan kehilangan seorang wanita. Dilaporkan korban hilang sejak Selasa (17/9/2025) lalu hingga saat ini.

"Ada orang tua yang melaporkan anaknya hilang telah beberapa hari izin pamit mau beli kuota," kata Endang, Sabtu (20/9/2025).

Baca Juga: Pilu, Kakak Beradik ini Harus Bergantian Pakai Baju Demi Bisa Sekolah

Endang menjelaskan, warga yang hilang tersebut bernama Intan Sapitri (19) tinggal di Jalan Sentot Alibasyah Bajak, Kecamatan Teluk Segara. Saat pergi yang bersangkutan menggunakan pakaian tidur (daster).

"Saat pergi Intan menggunakan daster berwarna biru, tinggi badan 160 centimeter, berat 60 kilogram, memiliki warna kulit sawo matang," jelas Endang.

Baca Juga: Titik Terang Kasus Pembunuhan Brigadir Esco Usai Istri Ditetapkan Tersangka

Endang mengungkapkan, pihak keluarga menduga korban sengaja pergi. Hanya saja, keluarga memastikan tidak ada masalah antara korban dan keluarganya tersebut.

Saat ini, orang tua korban berharap anaknya bisa segera pulang ke rumah kembali. "Bagi ada warga yang mengetahui atau melihat segera melapor ke polisi terdekat," tutup Endang.(adz/detik.com)

Perempat Final Dandim 0417/Kerinci Cup 2025 Selesai, Ini 4 Tim yang Bakal Berlaga di Semi Final

Kerinci - Akhirnya bisa dipastikan 4 klub papan atas Kerinci Sungai Penuh yang bakal berlaga di partai semi final Dandim Cup 2025.

Dilansir dari Informasi yang diterima dari akun instagram @pstk_tanahkampung, diketahui setelah hasil akhir laga perempat final tadi sore Minggu, (21/09) antara Ps Buana Putra (Sebukar) Vs PSKD Kumun Debai. Ps Buana Putra berhasil mengalahkan PSKD Fc dengan skor tipis 1-0.

Dengan demikian Ps Buana Putra berhak melaju ke babak semi final

Untuk diketahui, Sebelumnya, Ps Molten Kemantan sudah lebih dulu melangkah ke babak Semi final setelah berhasil mengalahkan SSB Bintang Tiga Penawar (2-1) Kamis 18/09 lalu. 

kemudian menyusul PS Porsa Sanggaran Agung, setelah berhasil menaklukkan Sigegar Bumi Fc yang mana PS Porsa (Sanggaran Agung) berhasil mengalahkan Sigegar Bumi Fc melalui drama adu penalti dengan skor akhir 4-3. (Jum'at, 19/09). (*sebelumnya untuk skor full time hasil imbang 0-0) dengan demikian PS Porsa mengantongi satu tiket ke semi final.

kemudian menyusul PS Binhar Tebat Ijuk yang berhasil mengalahkan PSB 1961 Bunga Tanjung. pada permainan full time skor imbang 2-2 dan dilanjutkan babak penalti dengan skor 4-5 untuk kemenangan Ps Binhar (Sabtu, 20/09). 

Dengan demikian, Untuk babak semi final pertama, akan bertanding antara PS Molten Kemantan berhadapan dengan PS Binhar Tebat Ijuk.  

Kemudian, Porsa Fc (Sanggaran agung) dibabak semi final kedua bakal berhadapan dengan Ps Buana Putra (Sebukar)

Dari Informasi yang berdar, partai semi final bakal digelar pada Selasa 23 September dan Rabu 24 September.

Jadwal Semi Final :

PS Molten Kemantan Vs Binhar Tebat Ijuk (Selasa, 23 September 2025)

PS  Porsa (Sanggaran AGung) Vs PS Buana Putra (Sebukar), (Rabu, 24 September 2025)

(adz)

Pilu, Kakak Beradik ini Harus Bergantian Pakai Baju Demi Bisa Sekolah

Inilah penampakan kontrakan yang ditinggali kakak adik asal Kabupaten Bogor yang viral lantaran menyentuh hati banyak orang. Kisah kakak adik bernama Haikal dan Haezar itu belakangan disorot lantaran dianggap pilu.(ist)

Merdekapost - Remaja bernama lengkap Muhamad Haikal Alfarizi (18) itu terpaksa bergantian seragam dan sepatu dengan adiknya, Haezar Alzikri (15) demi bisa bersekolah.

Haezar yang duduk di kelas 9 SMP di wilayah Ciseeng, Kabupaten Bogor harus buru-buru pulang ke kontrakan untuk menyerahkan seragam pramuka yang ia pakai ke kakaknya, Haikal.

Dalam video viral yang dari akun Instagram @sahabatlangit.indonesia, terlihat Haikal sudah menunggu di depan kontrakan sembari mengenakan kaos dan celana pendek.

Tiba di dekat kontrakan, Haezar langsung berlari melihat kakaknya yang sudah siap sedia. Sembari melepas bajunya, Haezar mengungkap alasan kenapa ia terlambat pulang. Sementara Haikal buru-buru memakai seragam pramuka bekas adiknya.

"Lama banget Zar," ujar Haikal.

"Tadi naik angkot," kata Haezar.

"Cepetan udah siang," pinta Haikal.

Bukan cuma seragam pramuka, Haikal dan Haezar juga saling bergantian sepatu. Kakak adik beda usia tiga tahun itu memang memiliki tinggi badan dan perawakan mirip. Alhasil sepatu mereka pun satu ukuran sehingga bisa dipakai bergantian.

Kisah Haikal dan Haezar gantian seragam dan sepatu demi bisa sekolah sontak viral se-Indonesia. Ditemui di kontrakannya di Gang Sawo, Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Haikal dan Haezar tampak canggung.

Ditemani tante serta neneknya, kisah pilu Haikal dan Haezar pun terungkap. Ternyata Haikal dan Haezar memiliki satu orang adik bungsu perempuan bernama Calista (9). Tiga kakak adik itu tinggal di kontrakan petakan satu ruangan bernomor 16.

Tak hanya bertiga, Haikal dan Haezar juga tinggal bersama neneknya yang sudah sepuh bernama Sumiati (66).

Mereka juga tinggal bareng sang ibu kandung yang merupakan pengidap ODGJ. Sedangkan ayah Haikal dan Haezar kabarnya telah meninggal dunia lima tahun lalu. Di tahun 2020, ayah kakak adik tersebut wafat. Tinggal berlima di kontrakan sempit, Haikal dan Haezar tak patah semangat untuk bersekolah.

Meski beda tingkat pendidikan, Haikal, Haezar, dan Calista kabarnya tetap berusaha untuk bisa bersekolah. Guna membiayai sekolah dan kehidupan keluarganya, Haikal dan adik-adiknya mengandalkan bantuan keluarga besar.

Tiap bulan keluarga Haikal harus merogoh uang Rp700 ribu untuk biaya kontrakan. Sementara itu, tante Haikal dan Haezar, Dika Yuniasari mengurai respon setelah kisah ponakannya viral. Terungkap penyebab Haikal dan Haezar harus bergantian seragam dan sepatu demi bisa sekolah.

Ternyata gara-gara mereka belum punya uang untuk membeli seragam pramuka dan sepatu sendiri-sendiri.

"Memang seragam pramukanya cuma satu bergantian pakainya. Adiknya dulu baru abangnya gitu dikarenakan seragam cuma satu jadi bergantian pakainya," kata Dika.

Lebih lanjut, Dika Yuniasari mengungkap kecemasannya setelah sang keponakan disorot se-Indonesia.

Rupanya setelah viral, Haikal dan Haezar sempat kena mental. Karenanya keluarga sempat terkejut. Namun kini Dika lega karena justru dengan viral, Haikal dan Haezar banyak mendapatkan bantuan.

Kakak adik itu bahkan mendapat hadiah khusus dari Bupati Bogor Rudy Susmanto.

"Alhamdulillah udah dibantu dari seragam sekolah, sepatu, alat tulis sama biaya sekolah sudah dibantu udah dibayar," pungkas Dika.

Setelah viral, Haikal dan Haezar dibanjiri bantuan dari donatur. Dalam video terbaru di akun yang pertama kali memviralkannya, Haikal dan Haezar semringah diajak membeli seragam sekolah baru. Pun dengan Calista yang ikut diberi hadiah berupa alat tulis untuk sekolah. Kini tiga kakak adik yatim itu ceria setelah dapat banyak atensi dari publik.

(adz/sumber: tribunbogor)

Apakah Kerangka Manusia di Pohon Aren itu adalah Yuda?

KERANGKA MANUSIA DI POHON AREN - Kerangka manusia dalam pohon aren yang heboh di Dusun I, Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara hingga kini masih jadi misteri.(mpc) 

MERDEKAPOST.COM - Keluarga meyakini kerangka manusia yang ditemukan dalam batang pohon aren di Desa Pematang Ganjang, Serdang Bedagai, adalah Muhammad Yuda. 

Terungkap pula kesaksian orang terakhir yang berbicara dengan Yuda sebelum ia menghilang sejak Agustus 2023.

Hingga kini keberadaan Yuda masih belum diketahui. Pasalnya ada kesamaan antara Yuda dengan kerangka manusia tersebut.

Kakak Yuda, Cut Meutia Sari menuliskan bahwa adiknya pergi dari rumah sejak Agustus 2023.

Saat itu Yuda pamit untuk pergi merantau.

"Terakhir menginjakkan kaki di rumah 2023 bulan Agustus. 2thun ga sebntar," tulisnya di Facebook.

Penemuan kerangka manusia didalam pohon aren (enau) yang menghebohkan, bersama kerangka juga ditemukan handphone, gelang, baju, celana dan korek api. (mpc) 

Menurutnya pria berusia 23 tahun tersebut pergi tanpa membawa barang penting yang biasanya selalu dibawa.

"Gak ada org pigi gak di cari in jgn kan yg gada kabar!! Yg pigi dgn kabar aja msih di carii! Apalagi kyk dia ini tanpa jejak!!! Dompet di tinggal, KTP dan kk di tinggal. Benda penting yang setiap kali dia pergi merantau gak prnh di tglnya..." tulisnya.

Ia mengatakan Yuda memang biasa pergi merantau untuk bekerja.

Yuda pernah bekerja di Aceh, Medan, Palembang.

"Dia merantau kerja pernah di palembang di Aceh di medan... Ngelas dan ikut ikut proyek pembuatan PKS," katanya.

Sampai kemudian warga menemukan kerangka manusia dalam batang pohon aren di Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara pada Selasa (9/9/2025).

Amelia (53) meyakini bahwa sosok kerangka manusia itu adalah anaknya, Muhammad Yuda.

"Saya yakin tengkorak itu anak saya," katanya.

Kanit Reskrim Polsek Firdaus Iptu Anggiat Sidabutar mengatakan keluarga yakin karena melihat celana pada kerangka manusia sama dengan milik Yuda.

"Adik korban sempat melihat terduga korban menggunakan celana yang ditemukan di lokasi sebelum menghilang," katanya.

Selain itu lokasi penemuan kerangka manusia ini juga tak jauh dari rumah Yuda.

"Dari rumah ke lokasi kejadian sekitar 20 meter di belakang rumah," katanya.

Rupanya ada seorang saksi yang pernah melihat Yuda.

Ternyata sebelum ada penemuan kerangka manusia ini, Yuda mengantar temannya.

Kesaksian dari orang terakhir yang bersama Yuda, ia berbincang soal mengantar ke dekat rumah.

"Keterangan kawannya dia minta diantarkan ke simpang rumah dia (Yuda)," katanya.

Seorang netizen bernama Fitri juga pernah melihat Yuda pada Maret 2024.

"Aku lahiran aja bln 3-2024 aku masi jumpa adekmu," tulisnya di Facebook.

Namun begitu menurut Meutia, Yuda memang benar-benar tak pernah pulang ke rumah.

"Tapi dia gak pernah mijak rumah dari bulan Agustus 2023," balasnya.

Fitri mengungkap jejak terakhir Muhammad Yuda.

Menurutnya Yuda sempat datang ke rumahnya dan bermain.

Padahal adiknya bukan lah teman main Yuda.

Yuda juga tak biasanya main ke rumah Fitri.

"Terakhir kali kunampak adekmu kali tu maen kerumahku pas malam pas aku lhiran tempat mamakku pas ankku masik bayi dy maen hp sma adekku disamping mudahan adekmu sehat aja aminn," kata Fitri.

Identitas Masih Misteri

Penemuan kerangka manusia di dalam batang pohon aren di Dusun I, Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, pada Selasa 9 September kemarin membuat heboh.

Kapolsek Firdaus, AKP Ahmad Albar mengatakan setelah penemuan, ada warga sekitar bernama Amrita Hamid mengaku kehilangan anaknya sejak 2 tahun lalu atau Agustus tahun 2023.

Adapun identitas anaknya yang hilang bernama Muhammad Yuda Prawira, kelahiran tahun 2002, dan ketika hilang berusia 21 tahun.

Baca Juga: Terkuak! Skandal Baru Dugaan Penjualan Lahan Hutan TNKS

"Kurang lebih 2 tahun, sejak Agustus 2023. Hilang saat umur 21 tahun dan sampai sekarang belum ketemu,"kata Kapolsek Firdaus, AKP Ahmad Albar, Rabu (10/9/2025).

Menurut keterangan warga yang melapor anaknya hilang, pakaian yang ditemukan dalam tulang belulang identik dengan anaknya.

Hal ini lantaran salah satu saudara mereka pernah mencuci pakaiannya.

Meski demikian, Polisi masih menyelidiki dengan memeriksa DNA dan nantinya akan dicocokkan dengan keluarga Muhammad Yuda Perwira.

"Belum bisa disimpulkan pembunuhan atau tidak. Kita menunggu hasil DNA siapa mayat tersebut.

Kronologi Temuan Kerangka Manusia

Sebelumnya, warga Dusun I, Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai geger setelah ditemukan kerangka manusia di dalam batang pohon aren yang sudah mati, Senin (9/9/2025).

Penemuan itu pertama kali diketahui oleh seorang warga bernama Rian Barus. 

Saat hendak mengambil buah sawit, ia melihat batang pohon aren yang tumbang akibat angin puting beliung sepekan lalu tampak retak. 

Dari retakan itu terlihat tulang yang mencurigakan.

"Tadi kami mau ambil buah sawit, terus terpijak pohon ini. Nampak ada retakan dan terlihat tulang. Pas dibuka, ternyata ada kerangka kayak manusia," kata Rian. 

Rian juga menyebutkan bahwa pohon tersebut sudah mati sekitar empat tahun lalu, namun baru tumbang akibat angin kencang pekan lalu. 

Baca Juga: Polisi Tembak Polisi Hingga Tewas di Sumbar Divonis Hukuman Penjara Seumur Hidup

Setelah temuan itu, Rian melapor ke kepala dusun setempat sebelum diteruskan ke pihak kepolisian. 

Tak berselang lama, Tim Polsek Firdaus bersama Tim Inafis Polres Sergai turun langsung ke TKP.

Petugas melakukan identifikasi dengan menyusun bagian kerangka yang ditemukan. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang di sekitar kerangka, di antaranya baju, celana, mancis, gelang, serta sebuah ponsel.(Editor: Aldie Prasetya / *Artikel ini diolah dari berbagai sumber)

Siap-siap! Dana Kopdes Merah Putih Cair Pekan Depan

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) ditemui usai rapat tindak lanjut arahan Presiden terkait manipulasi harga beras dan beras oplosan di Jakarta. (adz/ANTARA)

Jakarta, Merdekapost.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan menyebutkan, percepatan pencairan dana Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/kel) Merah Putih sebesar Rp3 miliar per kopdes paling lambat pekan depan.

"Kalau dua hari dari kemarin Kamis (18/9), dan Jumat (19/9). Jadi hari Senin (22/9). Tapi kita poor lah sampai hari Rabu (24/9)," ungkap Zulkifli usai menghadiri rapat konsolidasi Satgas Nasional, Satgas Provinsi, dan Satgas Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara Percepatan Operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Kantor Gubernur Sumut, Jumat.

Menko menjelaskan, bahwa pemerintah sudah mengalokasikan uang senilai Rp200 triliun melalui lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Kelima bank anggota Himbara tersebut, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI).

"Biasa aja percepatan dana yang Rp3 miliar untuk kopdes maupun koperasi kelurahan. Mudah-mudahan nanti Rabu (24/9), melalui Himbara dana itu sudah bisa dimanfaatkan," ucap Zulkifli.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Utara Naslindo Sirait mengatakan, seluruh kepala daerah se-Sumut akan menjalankan Kopdes/kel Merah Putih.

"Tentu seluruh bupati/wali kota di Sumut siap mengoperasionalkan Koperasi Merah Putih sebagai ketua satgas di kabupaten/kota," katanya.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, lanjut dia, tentunya akan mendorong supaya agar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih berjalan sebagaimana mestinya.

Data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sumut menyebutkan, tercatat sebanyak 6.110 Kopdes/kel Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan se-Sumatera Utara telah terbentuk.

"Sudah, sudah jalan. Sudah ada 202 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Sumut yang aktif. Nanti yang lainnya akan menyusul," jelas Naslindo.

Presiden RI Prabowo Subianto telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih ditandatangani di Jakarta, Kamis, 27 Maret 2025.

"Kalau untuk dananya sedang proses penyusunan juknis (petunjuk teknis) dari Himbara, dan kita sedang mempersiapkan proposal bisnis," tutur Naslindo.

(Sumber : ANTARA/editor: Aldie Prasetya)

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs